Pembimbing :
dr. Deksa M. Nurtrifian W., Sp. THT-KL
Penyusun :
Risa Najmi 20210420151
Referat ini telah diperiksa dan disetujui sebagai salah satu tugas dalam
rangka menyelesaikan studi kepaniteraan kami sebagai Dokter Muda di bagian
Ilmu Kedokteran Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher di Rumah Sakit
Umum Daerah dr. Mohamad Soewandhie Surabaya.
Pembimbing
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan berkah yang telah dilimpahkan-Nya kepada kami sehingga dapat
menyelesaikan referat dengan judul “Herpes Zooster Otikus”. Penulisan referat
ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan pada progam
pendidikan profesi dokter pada Fakultas Kedokteran Universitas Hang Tuah
Surabaya yang dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Mohamad
Soewandhie Surabaya, dengan harapan dapat dijadikan sebagai tambahan ilmu
yang bermanfaat bagi pengetahuan penulis maupun pembaca.
Ucapan terima kasih kami haturkan kepada dokter pembimbing referat ini,
dr. Deksa M. Nurtrifian W., Sp. THT-KL dan seluruh dokter di Rumah Sakit
Umum Daerah dr. Mohamad Soewandhie Surabaya yang senantiasa membimbing
kami agar dapat menyelesaikan studi dengan baik, serta semua pihak yang telah
membantu terselesaikannya referat ini.
Referat ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dengan segenap
kerendahan hati, kami sebagai penulis memohon maaf apabila ada yang kurang
berkenan dan kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar dapat
menjadi lebih baik lagi kedepannya. Semoga referat ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB 1
PENDAHULUAN
Herpes Zoster Otikus (HZO) atau juga disebut Ramsay Hunt Syndrome
(SRH) pertama kali dipublikasikan pada tahun 1907 oleh James Ramsay Hunt.
Angka kejadian Herpes zoster oticus per tahunnya dinilai mengalami peningkatan
dan diperkirakan mencapai 1,5 hingga 4 kasus per 1.000 orang.
Selain itu, prevalensi kejadian HZO pada pasien usia lebih dari 60 tahun
mengalami peningkatan yakni 5 kasus per 100.000 orang HZO merupakan bagian
dari kelompok virus varicella zoster (VZV). Secara tidak langsung, HZO
berkaitan dengan manifestasi otologik yang terjadi di liang telinga luar atau
membran timpani, disertai paresis, otot wajah nyeri, adanya gangguan pengecap
pada 2/3 bagian anterior lidah, dan tuli (Uni Nurul Milenia, 2022).
Kelainan tersebut sebagai akibat virus menyerang nervus fasialis dan
nervus auditorius. Gejala lain yang sering terjadi adalah tinnitus, gangguan
pendengaran, vertigo dan nistagmus. Hal ini dapat terjadi pada semua kelompok
usia. Prevalensi pria dan wanita sama. Diagnosis dini dan penatalaksanaan yang
akurat pada pasien dengan Herpes zooster otikus dapat mempercepat pemulihan
dan mencegah komplikasi seperti infeksi sekunder, keterbatasan pergerakan
nervus motorik, paresis pada bagian mata, wajah, diafragma dan kandung kemih
serta neuralgia paska herpetika (Holy Ametati, 2020).
Tujuan terapi untuk mengurangi penyebaran dan lama penyakit,
mengurangi rasa nyeri dan mencegah komplikasi.Terapi HZO menggunakan
antivirus, kortikosteroid, anti inflamasi, analgetik, dan antibiotik bila terjadi
infeksi sekunder. Tujuan penulisan referat ini adalah untuk menegakkan
diagnosis Herpes Zooster Otikus dan penatalaksanaannya, mengingat kasus
Sindrom Ramsay Hunt yang jarang ditemui dan deteksi dini dapat mencegah
komplikasi.
1
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi
Pinna :
2
Pada herpes zoster otikus, lesi terdistribusi di saraf wajah, yaitu concha,
bagian posterior membran tympani dan daerah postauricular (Dhingra, 2017).
Aurikula
• Tersusun dari tulang rawan elastis berbentuk pipih yang dilapisi oleh kulit
tipis dan memiliki beberapa prominensus (tonjolan) dan depresi
(cekungan).
• Satu-satunya bagian yang tidak tersusun oleh tulang rawan adalah lobule
(lobules, lobulus). Lobules terdiri dari jaringan fibrosa, lemak, dan
pembuluh darah (Moore, K. L.; Dalley, A. F.; Agur, 2018).
Gambar
3
Meatus Acusticus Externus
Gambar 2.
• 1/3 lateral: tersusun atas kerangka tulang rawan yang dilapisi kulit
berlanjut dengan kulit auricular
• 2/3 medial: tersusun atas tulang yang dilapisi kulit tipis yang berlanjut
dengan lapisan luar membrana tympani (Moore, K. L.; Dalley, A. F.;
Agur, 2018)
4
• Membrana Tympani berdiameter 1 cm
• Terdiri dari 2 bagian, yakni pars tensa bagian yang keras dan pars flaccida
yang berupa membrane tipis di atas prosesus malleus lateral (Moore,
Dalley II and Agur, 2014).
5
2.1.2 Fisiologi pendengaran
6
Gambar 2. Struktur fisiologi telinga (Soepardi et al., 2017)
2.2.1 Definisi
Herpes zoster oticus (HZO) atau biasa dikenal dengan Ramsay Hunt
Syndrome merupakan penyakit yang terjadi karena reaktivasi varicella zoster
virus (VZV) akut di ganglion genikulatum atau saraf pada wajah. Karena
anatominya yang berhubungan dengan anatomi kranial dan saraf tulang belakang,
dapat menimbulkan gejala-gejala seperti tinnitus, mual dan muntah, vertigo,
nistagmus, otalgia akut disertai timbulnya lesi pada kulit dan parese fasialis yg
bersifat unilateral, ruam vesikular pada telinga atau di mukosa mulut disertai
kelumpuhan saraf wajah perifer akut. Saraf kranial lainnya seperti V, IX, XI, dan
XII sering terlibat (Kunitomo, 2020)
2.2.2 Epidemiologi
2.2.3 Etiologi
Etiologi dari Herpes Zooster Otikus atau biasa dikenal dengan Ramsay
Hunt Syndrome disebabkan oleh reaktivasi virus varicella-zoster laten (VZV).
Selain itu, stres fisik dan stres emosional dapat menjadi faktor pencetus terjadinya
HZO. Adapun penyebab HZO lainnya yakni usia lebih dari 50 tahun, keadaan
imunokompromise, obat-obatan imunosupresif, HIV/AIDS, transplantasi sumsum
tulang, terapi steroid dalam jangka panjang, stress psikologis, trauma dan tindakan
pembedahan (Uni Nurul Milenia, 2022).
2.2.4 Klasifikasi
8
2.2.5 Patofisiologi
9
Gambar 2.1 Patofisiologi Herpes Zooster Otikus
HZO disebabkan oleh reaktivasi virus varicella zoster (VZV) pada ganglion
genikulatum (ganglionitis) yang memberikan efek pada nervus fasialis dan nervus
vestibulokoklear. Ganglionitis menyebabkan nyeri dan vesikel pada sebagian atau
seluruh dermatom akibatnya timbul pembengkakan serabut saraf sensoris yang
terinfeksi (ganglionitis) yang kemudian menimbulkan trias HZO yakni menekan
struktur saraf yang berdekatan yaitu serabut motorik nervus fasialis (bell's palsy),
nyeri telinga dan vesikel. Ruam vesikular eritematosa terjadi pada kanalis
aurikularis eksternal dan pinna. Adanya muncul ruam vesikel disertai pula dengan
nyeri dengan onset jam-hari setelah terinfeksi (Uni Nurul Milenia, 2022).
10
Herpes zoster otikus infeksi virus yang melibatkan ganglion genikulatum
saraf wajah. Itu adalah karakter- ditandai dengan munculnya vesikel pada
membran timpani. bran, meatus dalam, concha, dan sulkus retroauricular. Ini
mungkin melibatkan kranial VII (lebih sering) dan VIII saraf (Dhingra, 2017).
11
Beberapa mengeluh intoleransi kebisingan (kelumpuhan stapedial) atau
kehilangan rasa (keterlibatan chor- da timpani). Kelumpuhan mungkin lengkap
atau tidak lengkap.
2.2.7 Diagnosa
12
Pemeriksaan laboratorium diperlukan yaitu BUN, kreatinin, darah lengkap,
elektrolit, skrining antibodi anti-VZV (IgM dan IgA) (dipertimbangkan pada
pasien immunocompromised). Selain itu, Tes Tzanck (ditemukan adanya infeksi
virus dan muncul sel datia berinti banyak, berukuran besar, mengandung 4–10
inti, badan inklusi intranuklear asidofilik) dan pemeriksaan PCR yang terbukti
efektif untuk mendiagnosis dengan keberhasilan >95% .(Uni Nurul Milenia,
2022)
2.2.8 Tatalaksana
Steroid. Utilitas mereka belum terbukti di luar keraguan dalam studi yang
dikontrol dengan hati-hati. Prednisolon adalah obat pilihan. Jika pasien
melaporkan dalam 1 minggu, dosis dewasa prednisolon dibagi menjadi 1
mg/kg/hari menjadi dosis pagi dan sore hari selama 5 hari. Pasien terlihat pada
hari kelima. Jika kelumpuhan tidak lengkap atau tidak sembuh, dosis diturunkan
secara bertahap selama 5 hari berikutnya. Jika kelumpuhan tetap lengkap, dosis
yang sama terus berlanjut ued selama 10 hari dan setelah itu meruncing
berikutnya 5 hari (total 20 hari). Kontraindikasi penggunaan steroid termasuk
kehamilan, diabetes, hipertensi, ulkus peptikum, tuberkulosis paru, dan glaukoma.
Steroid telah ditemukan berguna untuk mencegah kejadian sinkinesis, air mata
buaya dan untuk mempersingkat pemulihan setiap kali kelumpuhan wajah.
Steroid dapat dikombinasikan dengan asiklovir untuk Herpes zoster oticus atau
Bell palsy. (Dhingra, 2017)
13
• Anak-anak, usia <50 tahun dan ibu hamil diberikan terapi anti-virus bila
disertai NPH, sindrom Ramsay Hunt (HZO), imunokompromais,
diseminata/generalisata, dengan komplikasi
Pilihan antivirus
• Asiklovir oral 5x800 mg/hari selama 7-10 hari.
• Dosis asiklovir anak <12 tahun 30 mg/kgBB/hari selama 7 hari, anak >12
• tahun 60 mg/kgBB/hari selama 7 hari.
• Valasiklovir 3x1000 mg/hari selama 7 hari
• Famsiklovir 3x250 mg/hari selama 7 hari
Simptomatik
• Nyeri ringan: parasetamol 3x500 mg/hari atau NSAID.
• Nyeri sedang-berat: kombinasi dengan tramadol atau opioid ringan.
• Pada pasien dengan kemungkinan terjadinya neuralgia pasca herpes
• zoster selain diberi asiklovir pada fase akut, dapat diberikan:
• Antidepresan trisiklik (amitriptilin dosis awal 10 mg/hari ditingkatkan 20
mg setiap 7 hari hingga 150 mg. Pemberian hingga 3 bulan, diberikan
• setiap malam sebelum tidur
• Gabapentin 300 mg/hari 4-6 minggu3,16
• Pregabalin 2x75 mg/hari 2-4 minggu.
14
2.2.9 Komplikasi
2.2.10 Edukasi
■ Tetap mandi
15
mengalami perbaikan sekitar 75%, 48% and 30%. Quo ad cosmeticam
dubia ad bonam, lesi pada beberapa pasien dengan imunokompromais
dapat meninggalkan skar yang permanen (Holy Ametati, 2020).
Pada penelitian pasien dengan Herpes Zooster Otikus mencapai
tingkat pemuliha fungsi saraf wajah yang tinggi (70,4%). Kombinasi
steroid dan asiklovir mencapai tingkat pemulihan yang lebih baik
dibandingkan steroid dalam monoterapi (Da Costa Monsanto et al., 2016)
16
DAFTAR PUSTAKA
Dhingra, Deeksa (2017) Diseases of Ear, Nose and Throat & Head and Neck
Surgery, Logan Turner’s Diseases of the Nose, Throat and Ear Head and Neck
Surgery: Eleventh Edition. doi: 10.1201/b19780-69.
Uni Nurul Milenia (2022) ‘Manifestasi Otologik dari Penyakit Sistemik Herpes
Zoster Oticus’, JURNAL SYNTAX FUSION, 2(8.5.2017), pp. 2003–2005.
17