PENDAHULUAN
hubungan atau interaksi individu dengan individu yang lain terkadang terjadi
hubungan yang tidak harmonis serta menyebabkan perilaku yang berbeda atau
Amerika) diklasifikasi menjadi tiga garis besar yaitu Disfungsi seksual, Parafilia
dan Gangguan Identitas Gender. Parafilia adalah gangguan seksual yang ditandai
oleh khayalan seksual yang khusus dan desakan serta praktek seksual yang kuat
yang biasanya dilakukan berulang kali dan menakutkan bagi seseorang, yang
dipertahankan secara tradisional, yang secara sosial tidak dapat diterima. 1,3
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
tinggi dan berulang untuk mendapatkan kepuasan seksual kepada orang yang
Gangguan ini umumnya berawal di masa remaja dan berlanjut hingga dewasa.
Ekshibisionisme dapat terjadi pada pria maupun wanita. Pada pria, penderita
taman, perpustakaan, halaman sekolah, bus, depan bioskop, di jalan raya. Setelah
seksual lebih lanjut terhadap korban misalnya memperkosa. Oleh sebab itu,
2
dengan batas-batas tertentu sering dilakukan Ekshibisionisme oleh perempuan.
1,2,3
adalah gangguan seksual yang ditandai oleh khayalan seksual yang khusus dan
desakan serta praktek seksual yang kuat, biasanya berulang kali dan menakutkan.
seksual terhadap obyek yang tidak biasa atau aktifitas seksual yang tidak biasa
(Feray, 1990). Ada beberapa etiologi dan factor yang mempengaruhi kelainan
seksual parafilia:
1. Faktor Psikososial
parafilia lainnya adalah metode yang dipilih oleh seseorang (biasanya laki-
laki) untuk mengatasi kecemasan yang disebabkan oleh: (1) kastrasi oleh
dan agresif yang seharusnya telah disalurkan kedalam perilaku seksual yang
tepat.
penyimpangan dari fase courtship. Normalnya, fase ini akan berujung pada
proses mating pada pria dan wanita. Fase ini dimulai dari masa remaja dan
seksual. 1,3
3
2. Faktor Organik
pada orang asing atau pada orang yang tidak menyangkanya. Kegairahan seksual
menunjukkan penis dan dengan melihat reaksi korban ketakutan, kaget, jijik. 1,2,3
secara seksual, dorongan atau perilaku seksual yang intens dan berulang
b. Orang tersebut telah melakukan dorongan seksual ini, atau dorongan atau
interpersonal.
kelamin kepada asing (biasanya lawan jenis kelamin) atau kepada orang
banyak di tempat umum, tanpa ajakan atau niat utuk berhubungan lebih
akrab.
4
b. Eksibisionisme hampir sama sekali terbatas pada laki-laki heteroseksual
mereka dalam jarak yang aman di tempat umum. Apabila yang menyaksikan
2.4 Terapi
juga berguna.
5
2. Terapi Seks
pasangannya.
3. Terapi Perilaku
yang menakutkan, seperti kejutan listrik atau bau yang menyengat, telah
Stimuli dapat diberikan oleh diri sendiri dan digunakan oleh pasien
impulsnya.
4. Terapi Obat
6
2.5 Prognosis
tindakan, tidak adanya perasaan bersalah atau malu terhadap tindakan tersebut,
dan penyalahgunaan zat. Perjalanan penyakit dan prognosisnya baik jika pasien
memiliki riwayat koitus disamping parafilia, jika pasien memiliki motivasi tinggi
untuk berubah, dan jika pasien datang berobat sendiri, bukannya dikirim oleh
badan hukum.
7
BAB III
KESIMPULAN
memperlihatkan alat kelamin atau bagian tubuh lain kepada lawan jenis atau
terhadap obyek yang tidak biasa atau aktifitas seksual yang tidak biasa.1
Ekshibisionisme dapat berasal dari faktor psikososial dan faktor organik. Kriteria
atau perilaku seksual yang intens dan berulang yang melibatkan menunjukkan
alat kelamin seseorang pada orang asing yang tidak menduganya dan orang
tersebut telah melakukan dorongan seksual ini, atau dorongan atau khayalan
8
DAFTAR PUSTAKA
Gangguan Jiwa di Indonesia (PPDGJ) Edisi III. Dirjen Pelayanan Medis RI.
Jakarta. 1993.