Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Albinisme adalah suatu kelainan pigmentasi kulit bawaan, kelainan ini

disebabkan karena kurang atau tidak adanya pigmen melanin di dalam kulit.

Keadaan tersebut bersifat genetik atau diwariskan. Albino adalah murni penyakit

kelainan genetik, bukan penyakit infeksi dan tidak dapat ditularkan memalui

kontak fisik ataupun melalui transfusi darah.1 Sebenarnya albino adalah panyakit

perpaduan gen resesif pada orang tua dan menjadi gen dominan pada anak mareka.

Gen resesif sendiri adalah gen yang tidak muncul pada diri kita sedangkan gen

dominan adalah gen yang muncul pada diri kita dan menjadi sifat fisik dari kita.

Ketika kedua orang tua membawa gen dan tidak satu pun dari mereka memiliki

albinisme (operator), maka ada kemungkinan 25% bahwa bayi akan lahir dengan

albinisme.1 Jenis warisan disebut warisan resesif autosomal.1 Di sisi lain dua orang

dengan albinisme tidak akan secara otomatis menghasilkan seorang anak albino

meskipun risiko beberapa kali lebih tinggi.1

Oculocutaneous Albinism (OCA) adalah kelompok kelainan bawaan dalam

biosintesis melanin yang ditandai dengan penurunan pigmentasi rambut, kulit, dan

mata secara keseluruhan.3 Ocular albinism adalah albino yang hanya kehilangan

pigmen pada mata sedangkan pada rambut dan kulit normal.2

Oculocutaneous Albinism (OCA) adalah kelompok kelainan kongenital


heterogen dari biosisntesis melanin dalam membentuk melanosit.2 Setidaknya ada
4 gen yang berhubungan dengan variasi OCA (OCA1-4).2

1
BAB II
PEMBAHASAN

1. Definisi

Okulokutaneus Albinisme (OCA) adalah salah satu dari empat kelompok


kelainan autosomal resesif yang disebabkan oleh ketiadaan atau sedikitnya
biosintesis melanin dari melanosit yang menyebabkan terjadinya hipopigmentasi
rambut, kulit, dan mata.4 Reduksi melanin pada mata menyebabkan penurunan
visus karena hipoplasi fovea dan kelainan pada serabut saraf optikus.4

2. Etiologi

OCA adalah kelompok kelainan kongenital heterogen dari biosisntesis


melanin dalam membentuk melanosit.4 Setidaknya ada 4 gen yang berhubungan
dengan variasi OCA (OCA1-4).4 Kebanyakan kelainan ini bersifat heterozigot.4
1. OCA1 (MIM 203100) diakibatkan oleh mutasi pada gen tyrosinase (TYR,
MIM 606933) pada kromosom 11q13.3.4 Gen ini mengandung 5 ekson yang
didalamnya memutar sekitar 65kb genom DNA dan mengkode protein
sebanyak 529 asam amino.4 TYR (EV 1.14.18.1) adalah enzim yang
berperan pada tahap pertama (dari 2 tahap) katalisasi biosintesis melanin,
merubah tirosin menjadi L-dihdroxy-phenialanine (DOPA) dan selanjutnya
menjadi DOPAquinon.4 Mutasi komplit terhadap aktivitas tirosinase
bermanifestasi sebagai OCA1, sedangkan mutasi sebagian enzim ini
bermanifestasi sebagai OCA1B yang diikuti dengan beberapa akumulasi
pigmen melanin sepanjang waktu.4 Hampir 200 mutasi TYR telah diketahui.
Dengan keseluruhan kelainan resesif, tingkat keparahan mutasi menentukan
fenotipnya.4 Ini menunjukkan bahwa mutasi gen Tyr pada tikus
menyebabkan protein Tyr tertahan di retikulum endoplasma yang
selanjutnya akan mengalami degradasi prematur.4
2. Mutasi pada gen OCA2 (sebelumnya dikenal dengan gen P) (MIM 203200)
menyebabkan fenotip OCA2 (MIM 203200).4 Gen ini tersusun atas 24 ekson
(23 coding) memutar hampir 345kb DNA genom di regio 15q11.2-q12 dan

2
menyandi protein sebanyak 838 asam amino.4 Protein OCA2 adalah integral
110 kDa protein melanosom dengan 12 daerah terprediksi transmembran.
Protein OCA2 penting untuk biogenesis melanosom yang normal dan untuk
memproses serta mengangkut protein melanososm seperti TYR dan TYRP1.
TYR yang selalu muncul dalam sel manusia ditahan di kompartemen
perinuklear, dimana mislokasi ini dapat kembali jika ekspesi OCA2 diulang.
Hal ini memperlihatkan bahwa OCA2 menunjukkan kelainannya dengan
mekanisme pengaturan pH asam di melanosom.4 Di Human Gene Mutaton
Database (HGMD), 72 mutasi pada OCA2 telah tercatat mengakibatkan
OCA.4
3. OCA3 (MIM203290) disebabkan oleh mutasi tirosinase-protein 1 (TYRP1,
MIM 115501, 9p23).4 TYRP1 memutar hampr 17kb DNA genom dan
tersusun atas 8 ekson yang mengkode protein sebanyak 536 asam ammino.
TYRP1 adalah enzim pada jalur biosintesis melanin yang mengkatalisis
oksidasi 5,6-dihydrocyndole-2-carboxylc acid (DHICA) monomer menjadi
melanin.4 Penelitian pada melanosit tikus menunjukkan bahwa TYRP1
berfungsi untuk menstabilkan Tyr dan mutasi pada TYRP1 menyebabkan
premautiras dan degradasi dini Tyr.4 Hingga saat ini, OCA3 diketahui hanya
menurun pada ras Afrika, meskipun demikian dewasa ini mutasi TYRP1
telah juga diidentifikasi pada keluarga pakistan dan pasien ras kaukasia.4
4. Mutasi pada pembawa gen protein tertaut membran (MATP, atau dikenal
juga dengan SLCA2, MIM 606202) menyebabkan OCA4 (MIM 606574).
MATP terdiri atas 7 ekson memutar kira-kira 40kb DNA genom yang
terdapat pada kromosom 5p13.3.4 Protein MATP dengan 530 asam amino
terdiri 12 suspek daerah transmembran dan menunjukkan rangkaian dan
struktural mirip dengan transporter sukrosa yang diperlihatkan pada barisan
sel melanosom.4 Fungsi dari MATP masih belum diketahui tetapi penelitian
pada ikan Medakan menunjukkan bahwa protein MATP memiliki peranan
penting dalam pigmentasi dan dicurigai memiliki peran sebagai transporter
membran melanosom.4 Mutasi pada MATP pertama kali ditemukan pada
pasien OCA ras turki dan telah ditemukan juga pada pasien OCA di jerman,
jepang, dan korea.4

3
Gambar 1. Jalur biosintetis melanin.4

3. Epidemiologi

Albinisme dapat menyerang semua etnis dan telah secara ekstensif


dipelajari.4 Ada sebanyak 1 dari 17.000 orang menderita albinisme.4 Ini artinya
bahwa terdapat 1 dari 70 orang sebagai karier gen OCA.4 Prevalensi perbedaan
jenis dan variasi albinisme di dunia dijelaskan sebagai perbedaan pokok mutasi di
gen yang berbeda dan fakta bahwa sangat sulit membedakan diantara subtipe
albinisme dari kebanyakan tipe albinisme.4

4. Patofisiologi

Cacat dalam sintesis melanin telah terbukti dari tidak adanya aktivitas
enzim tyrosinase. Tyrosinase merupakan enzim yang mengandung tembaga yang
mengkatalisis oksidasi tirosin untuk dopa dan kenversi berikutnya dopa untuk
dopa-kuinon. Kloning baru-baru tyrosinase pengkodean DNA komplemeter telah
memungkinkan untuk langsung mencirikan mutasi pada gen tirosinase

4
bertanggung jawab untuk aktivitas tyrosinase yang kurang pada beberapa jenis
albinisme.2

5. Manifestasi Klinis

Seluruh tipe OCA dan okular albinisme (OA) memiliki persamaan kelainan
mata yang mirip, termasuk berbagai derajat nistagmus kongenital, hipopigmentasi
iris yang menyebabkan translusensi, pengurangan pigmen epitel retina, hipoplasi
fovea, penurunan visus pada rentang 2/60 hingga 2/400 dan kelainan media
refrakta, serta terkadang penurunan kemampuan membedakan warna. Fotofobia
mungkin menonjol. Translusensi iris dapat dilihat dengan uji lampu slit.
Karakteristik yang ditemukan adalah kesalahan penjalaran nervus optikus dimana
kelainannya terletak pada persilangan serabut saraf di kiasma optikum sehingga
menyebabkan strabismus dan penurunan lapang pandang. Kelainan penyilangan
ini dapat dilihat dari tes penglihatan mononuklear. Ketiadaan kelainan ini
menjadikan diagnosis albinisme gugur.4
Derajat hipopigmentasi kulit dan rambut berbeda tergantung tipe albinisme
yang diderita.4
1. Pada OCA1A, rambut, alis, bulu mata, dan kulit berwarna putih. Iris
berwarna biru terang sampai pink dan translusen. Pigmen tidak terbentuk
dan mungkin terdapat amelanotic nevi. Kelainan ini tidak dipengaruhi oleh
umur dan ras. Penurunan visus hingga 1/10 atau kurang dan fotofobia berat.4
2. Pada OCA1B, rambut dan kulit mungkin memiliki sedikit pigmen setelah
usia 1-3 tahun, dan iris berwarna biru mungkin dapat berubah menjadi hijau
atau coklat. Tipe yang sensitivitas terhadap suhu akan memperlihatkan
adanya dan pigmentasi bulu tangan dan kaki pada temperatur yang rendah.
Tajam penglihatannya 2/10. Fenotip ini telah dikenal sebagai albinisme
kuning.4
3. Pada OCA2, jumlah pigmen kulit sangat beragam dan bayi baru lahir selalu
memiliki rambut yang berpigmen. Tidak terlihat adanya variasi warna iris
dan mata berwarna pink seperti pada OCA1. Kemampuan melihat biasanya
lebih baik dibandingkan OCA1 dan dapat mencapai 3/10. Pada orang Afrika,

5
OCA tipe coklat menunjukkan gambaran rambut dan kulit coklat muda dan
iris abu-abu.4
4. OCA3 dikenal sebagai OCA tipe merah di Afrika dimana memiliki rambut
merah dan kuit merah kecoklatan (xanthisme). Anomali visual tidak selalu
ada yang mungkin dikarenakan oleh hipopigmentasi yang tidak terlalu
parah.4
5. Manifestasi klinis OCA4 tidak dapat dibedakan dengan OCA2.4

Gambar 2. Fundus pada pasien albinism (a) dan mata normal (b)

Gambar 3. Mata pasien OCA1A, iris berwarna pink dan translusen penuh

6. Pemeriksa penunjang
 Cahaya mikroskop
Melanosit yang hadir dalam kulit dan pola rambut di semua jenis albinisme.
Reaksi dopa yang nyata berkurang atau tidak ada dalam melanosit pada kulit
dan rambut, tergantung pada jenis albinieme (tyroinase-negatif atau
tyrosinase-positif)

6
 Elektron Mikroskop
Melanosomes yang hadir dalam melanosit di semua jenis albinisme, tetapi
tergantung pada jenis albinisme, ada pengurangan melanisasi dari
melanosomes, dengan melanosomes banyak yang benar-benar unmelanized
di tyrosinase-negatif albinisme. Melanosemes dalam melanosit albumin di
transfer dengan cara yang normal terhadap keratinosit.

7. Diagnosa Diferensial

Telah jelas bahwa okulokutaneus albinisme jenisnya beragam dan


beberapa karakteristik kelaian OCA yang berhunbungan dengan gejala lain telah
diidentifikasi. Sebaliknya, pada Ocular Albinisme (OA) hipopigmentasi terbatas
pada mata mengakibatkan Iris yang biru coklat, nistagmus, strabismus,
hipoplasia fovea, persilangan abnormal serat optik dan mengurangi ketajaman
penglihatan. Gen OA1 terlokalisasi pada kromosom X dan hanya mempengaruhi
anak laki-laki. Anak laki-laki muda dengan kulit terang, misalnya pada ras
Skandinavia, tidak jarang akan sedikit sulit dalam menentukan diagnosis banding
OCA dan OA. 4
Ada beberapa kelainan dimana albino terdapat di dalamnya, diantaranya
adalah sindrom Hermansky-Pudlak (HPS), sindrom Chediak-Higashi (CHS),
Griscelli Syndrome, dan Waardenburg Syndrome tipe II (WS2). Semua, kecuali
WS2, diwariskan secara autosomal resesif dan dapat dibedakan berdasarkan
kriteria klinis dan biokimia. Beberapa subtipe ada dalam diagnosa yang berbeda.
Selanjutnya, sebuah asosiasi hipopigmentasi pada sindrom Prader Willi dan
penyakit Angelman dengan penghapusan pada 15q11 telah ditemukan, yang
kemungkinan disebabkan oleh mutasi pada OCA2.4
 Sindrom Hermansky-Pudlak ditandai dengan hipopigmentasi dan akumulasi
bahan yang disebut ceroid dalam jaringan seluruh tubuh. Selanjutnya, pasien
menunjukkan defisiensi imun yang parah dengan neutropenia dan
kekurangan trombosit. HPS sangat jarang, kecuali di Puerto Rico di mana
hal terjadi pada sekitar 1 dari 1.800 orang. Masalah medis yang paling
penting dalam HPS terkait dengan fibrosis paru interstitial, kolitis

7
granulomatosa dan masalah perdarahan ringan karena kekurangan butiran di
trombosit.
 Sindrom Chediak-Higashi adalah kondisi langka yang termasuk peningkatan
kerentanan terhadap infeksi bakteri, hipopigmentasi, waktu perdarahan
berkepanjangan, dan neuropati perifer. Pigmen kulit, rambut, dan mata
berkurang atau sama sekali tidak ada pada CHS.
 Sindrom Griscelli adalah gangguan langka dengan penurunan imunitas dan
defisit neurologis serta hipopigmentasi kulit dan rambut, dan adanya
gumpalan besar pigmen pada pangkal rambut.
 Sindrom tuli sensorik dan albinisme parsial adalah disebut sebagai sindrom
albinisme-tuli atau Waardenburg sindrom.
8. Tatalaksana

A. Non Farmakolog

a. Kelainan pada Mata

Penurunan tajam penglihatan dapat ditolong melalui berbagai cara.

Dokter spesialis mata akan sangat membantu dalam kasus ini. Kacamata

bifokal sering membantu penglihatan menjadi normal. Fotofobia dapat

dibantu dengan menggunakan kacamata gelap atau lensa fotokromik

yang akan menjadi lebih gelap saat terapapar cahaya terang. Nistagmus

dapat ditolong dengan lensa kontak atau operasi otot mata. Strabismus

mungkin bisa menutup salah satu mata (mata yang sehat) untuk melatih

mata yang lain. Anak-anak harus diberikan perhatian lebih di sekolah,

dengan materi tulisan yang berkontras, buku teks dengan ukuran huruf

yang besar, komputer, tv, dll.4

b. Kulit

Kebanyakan orang dengan OCA yang berat kulitnya tidak menghitam

dan lebih mudah terbakar sinar matahari. Demikian pula pada tipe yang

8
memiliki pertambahan pigmen seiring dengan usia. Direkomendasikan

menggunakan tabir surya dengan faktor perlindungan 15. Sinar

ultraviolet dapat menembus pakaian saat dipakai jika basah. Saat ini

telah dikembangkan pakaian yang tidak dapat ditembus oleh sinar UV

meskipun dipakai dalam kondisi basah/berkeringat. Insiden kanker kulit

meningkat pada penderita OCA. Dengan tingginya prevalensi OCA2 di

ras afrika akan menyebabkan permasalahan kesehatan yang cukup

besar.4

9. Prognosis

Usia pasien dengan OCA tidak terbatas, dan permasalahan kesehatan


secara umum tidak meningkat dibandingkan mereka yang berada pada populasi
umum. Seperti disebutkan, kanker kulit mungkin terjadi dan pemeriksaan kulit
rutin harus ditawarkan. Pengembangan dan kecerdasan normal. Penyandang OCA
memiliki kesuburan normal.4

BAB III
KESIMPULAN

Albinisme adalah suatu kelainan pigmentasi kulit bawaan, kelainan ini


disebabkan karena kurang atau tidak adanya pigmen melanin di dalam kulit.1
Oculocutaneous Albinism (OCA) adalah kelompok kelainan bawaan dalam
biosintesis melanin yang ditandai dengan penurunan pigmentasi rambut, kulit, dan

9
mata secara keseluruhan.3 Ocular albinism adalah albino yang hanya kehilangan
pigmen pada mata sedangkan pada rambut dan kulit normal.2 Sindrom
Hermansky-Pudlak adalah kelainan albinisme langka yang disebabkan oleh mutasi
pada salah satu dari delapan gen yang berbeda. Sindrom Chediak-Higashi adalah
albinisme langka yang terkait dengan mutasi pada gen LYST.2 Manifestasi klinik
kelainan ini mencakup nistagmus dengan berbagai tingkat keparahan,
hipopigmentasi dan translusensi iris, pengurangan jumlah pigmen epitel retina,
hipoplasi fovea, penurunan visus, kerusakan media refrakta, buta warna, dan
fotofobia. Kerusakan pada jalur nervus optikus menyebabkan strabismus dan
penurunan lapang pandang. Deteksi karier dan diagnosis prenatal dimungkinkan
ketika penyakit yang menyebabkan mutasi dapat diidentifikasi dalam
keluarganya.4

10

Anda mungkin juga menyukai