NIM: 1761050045
Albinisme
Secara etimologi albino berasal dari kata albus dalam bahasa Latin yang
artinya putih. Albinisme atau albino merupakan suatu kelainan yang terjadi saat lahir
yang penderitanya tidak memiliki pigmen melanin sama sekali pada tubuhnya.
Kondisi ini membuat rambut, kulit, rambut dan mata terlihat berwarna pucat atau
putih.
Menurut Kamus Kedokteran Dorland’s, Albinism atau albinisme adalah
kelompok abnormalitas genetic terhadap sintesis melanin yang disebabkan karena
berkurangnya atau tidak adanya melanin di mata dan kulit. Dapat menyebabkan
kelainan di mata saja (albinisme ocular) atau kelainan di mata, rambut, dan kulit
(albinisme okulokutaneus). Menurut Kamus Kedokteran Dorland’s, Albino adalah
seseorang yang menderita penyakit albino. Jadi perbedaan antara albino dan
albinisme adalah albino merupakan orang yang terserang atau menderita penyakit
albinisme. Sedangkan nama penyakitnya adalah albinisme.
Albinisme juga sering disebut dengan istilah akromia, akromasia atau
akromatosis yang berarti a = tidak dan chroma = warna yang artinya tidak berwarna
Adapun ciri-ciri albino adalah tidak lain dan tidak banyak yaitu:
Albinisme Okulokutaneus
Albinisme okulokutaneus ini dibagi menjadi 3 tipe, yaitu:
1. Albinisme Okulokutaneus 1 (OCA 1)
Merupakan gangguan dari hasil mutasi gen tironase yang ditemukan
pada kromosom 11. Mutasi dapat menyebabkan tidak aktifnya atau
tirosin yang diproduksi kurang dari normal. Kebanyakan individu
dengan OCA 1 memiliki rambut putih, kulit putih susu dan iris biru
pada saat lahir. Pada iris mata bisa berwarna sangat biru, sehingga
seluruh iris muncul merah muda atau merah dalam cahaya terang.
Namun, dengan usia, iris biasanya menjadi biru gelap dan mungkin
tetap bening atau berpigmen ringan, dengan tembus berkurang.
A a
A AA Aa
(normal) (normal
Carrier)
a Aa aa
(normal (albinisme)
Carrier)
Jadi dari perkawinan pasangan suami istri normal heterozigot yang carrier dapat
disimpulkan peluang untuk mendapatkan anak yang menderita albinisme adalah 3:1
dengan 1:1 untuk mendapat anak dengan jenis kelamin yang berbeda (laki-laki atau
perempuan).
Patofisiologi
Albinisme disebabkan oleh defisiensi enzim tyrosinase, diturunkan secara genetik dan
dapat juga disebabkan oleh perkawinan silang antara mahkluk hidup yang
menghasilkan gen homozigot resesif. Defisiensi enzim tyrosinase dapat
menyebabkan tidak terbentuknya pigmen pada mahkluk hidup. Kelainan bawaan
pada pigmentasi biasanya dihasilkan dari mutasi gen dalam perkembangan melanosit
selama embryogenesis. Gangguan ini dapat terjadi akibat masalah sistemik karena
kebutuhan yang dibutuhkan tidak terpenuhi dengan baik.
Penjelasan yang lebih dalam gangguan ini yaitu bahwa hal ini berasal dari gangguan
genetik yaitu gangguan diferensiasi melanosit dan bawaan atau gangguan
perkembangan melanosit. Hal ini menunjukkan suatu fakta bahwa antara albinisme
dan sindrom pigmentasi perkembangan, umumnya bersifat diwarisi tetapi dengan
mekanisme terjadi yang berbeda. Meskipun kelainan pigmen terkait dengan jenis
albinisme, semua jenis albinisme memiliki gejala kekurangan dari ketajaman visual
dan nistagmus mata, akibat kesalahan dari optik saraf pada kiasma optik dan
hipoplasia foveal.
Melanin sendiri adalah sebuah pigmentasi yang bersifat photoprotective pada kulit
yang berguna untuk menyerap sinar UV pada matahari yang bertugas untuk
mencegah kerusakan kulit. Dengan adanya sinar matahari, kulit normal dapat
menghitam karena meningkatnya pigmen melanin di kulit. Penderita albino sensitif
terhadap cahaya matahari karena kurangnya melanin pada kulit mereka.
Tahap Eumelanogenesis
Eumelanin pada dasarnya memberikan warna coklat atau hitam. Pada jalur
eumelanogenesis, senyawa dopakuinon mengalamai oksidasi lagi menjadi
siklodopa (leuko-dopakrom) yang secara cepat berubah menjadi dopakrom.
Dopakrom mengalami perubahan dan pada tahap akhir, terbentuklah pigmen
eumelanin yang menghasilkan pigmen berwarna hitam
Tahap Feomelanogenesis
Feomelanin memberikan warna yang cerah, yaitu kuning hingga coklat
kemerahan. Pada senyawa dopakuinon, akan menyebabkan reaksi non
enzimatis sehingga terbentuk senyawa sisteinildopa. Kemudian senyawa ini
akan mengalami oksidasi menjadi benzotizinilalanin sampai nanti akan
terbentuk feomelanin
Kesimpulan
Albinisme merupakan kelainan bawaan yang pada umumnya disebabkan oleh alel
resesif autosomal, sehingga tidak dapat dibedakan antara individu normal dan
individu carrier. Albinisme juga merupakan suatu kelainan pigmentasi kulit bawaan
yang disebabkan kurang atau tidak adanya pigmen melanin di kulit. Keadaan tersebut
bersifat genetic atau diwariskan. Albinisme tidak dapat diobati, tetapi ada beberapa
hal kecil yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kualitas hidup, yaitu memperbaiki
daya lihat, melindungi mata dari sinar terang. Penderita albino diharuskan
menggunakan tabir surya ketika terkena cahaya matahari untuk melindungi kulit dari
kanker kulit dan baju pelindung kulit dari cahaya matahrari yang berlebih.
DAFTAR PUSTAKA
Rahayu V. 2013. Pengaruh Pigmen Melanin dan Mutasi Gen pada Penderita Albino.
Jakarta.
Mamoto NFE, Kalangi SJR, Karundeng R. 2009. Peran Melanokortin pada
Melanosit. Bagian Anatomi-Histologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam
Ratulangi Manado
Susanto AH. 2015. Albinisme pada manusia. Fakultas Biologi Unsoed
Odiesta MR. 2015. Albinisme. Palembang. Fakultas Kedokteran Universitas
Sriwijaya
Kamus Saku Kedokteran Dorland edisi 29
https://www.optikmelawai.com/kesehatan-mata/masalah-penglihatan-pada-penderita-
albinisme.html?lang=en