Anda di halaman 1dari 6

Script Tugas Video

Judul : Genetika & kelainan pada genetika (Albino dan Buta Warna)

Durasi : ±20 menit

Anggota : Akyunina Eka Fitria

Alvinka Adriani R. K.

Arserly Nuril Zahra

Sava Aulia Rizki S.

Lokasi : Cangkrep Kidul, Purworejo

Properti : Poster, karpet

No Topik Narasi Adegan Durasi

1. Pembukaan - Tanpa narasi Berdiri 1 menit


mengucapkan
- Judul "Genetika & kelainan pada genetika salam
(Albino dan buta warna)"

2. Pendahuluan - pembicara : “ -pembicara 5 menit


1. Hereditas menjelaskan
Hereditas adalah pewarisan sifat sifat fisik, tentang
biomkia dan perilaku dari suatu mahkluk
materi yang
hidup kepada keturunannya. Sifat-sifat
menurun ini kemudian dikendalikan oleh akan dibahas
substansi genetika yang disebut DNA, yang mengenai
terdapat dalam gen. hereditas

2. Genetika - ditampilkan
Genetika adalah cabang biologi yang power point
berhubungan dengan pewarisan sifat dan
ekspresi sifat-sifat menurun.
Gentika adalah bagian dari biologi. Sehingga
dalam genetika ditemukan kerangka berpikir
yang menjelaskan keanekaragaman
kehidupan maupun proses-prosesnya.

3. Pemaparan Pembicara :” Albinisme atau albino adalah -pembicara 5 menit


materi kondisi kelainan sejak lahir yang memeparkan
mengenai menyebabkan pengidapnya mengalami materi
kekurangan melanin atau bahkan sama sekali
albino mengenai
tidak memiliki pigmen tersebut. Oleh sebab
itu, warna kulit, rambut dan mata pada albino
pengidap kondisi ini berwarna pucat dan
-ditampilkan
cenderung berwarna putih. Albino
merupakan kondisi yang diderita sejak lahir. melalui
Seorang anak lebih berisiko terlahir dengan power point
albinisme jika orang tuanya juga menderita
kondisi serupa, atau jika orang tua tersebut
membawa mutasi gen yang menyebabkan
albinisme.Tanda yang paling mencolok pada
penderita albinisme adalah warna rambut dan
kulitnya. Orang dengan albinisme dari
keturunan Afrika atau Asia bisa memiliki
rambut berwarna kuning, kemerahan, atau
cokelat. Warna rambut juga bisa terlihat
sangat putih, tetapi dapat berubah menjadi
lebih gelap seiring usia bertambah.
Perubahan tersebut dapat disebabkan oleh
produksi melanin yang meningkat, atau
paparan mineral tertentu yang ada di
lingkungan.Semua tipe albinisme
menyebabkan gangguan di mata.
Beberapa tanda dan gejalanya adalah:
1. Penurunan fungsi penglihatan akibat
kelainan pada perkembangan retina
2. Gerakan mata tidak terkendali atau
nistagmus
3. Mata sensitif terhadap cahaya atau
fotofobia
4. Mata juling atau strabismus
5. Rabun dekat atau hipermetropi
6. Mata silinder atau astigmatisme
7. Rabun jauh atau miopi
8. Kebutaan
Genotipe Albino:

1. AA untuk normal

2. Aa untuk normal karier

3. aa untuk albino

Foto persilangan albino

Penyebab utama albinisme adalah mutasi


pada gen yang memberikan instruksi untuk
memproduksi protein yang terlibat dalam
produksi dan distribusi pigmen melanin ke
seluruh tubuh. Berdasarkan penyebab yang
mendasarinya, albinisme dapat
diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok,
yaitu oculocutaneous albinism (OCA), ocular
albinism (OA), dan albinisme terkait dengan
penyakit herediter yang langka.

1. Oculocutaneous Albinism (OCA)

Oculocutaneous albinism (OCA) merupakan


jenis albinisme yang paling umum terjadi di
mana seseorang mewarisi dua salinan gen
yang sudah bermutasi dari masing-masing
orang tua. Kondisi ini disebabkan oleh
mutasi pada salah satu dari delapan genetik
(OCA1-OCA8).

2. Ocular Albinism (OA)

Ocular albinism (OA) adalah albinisme yang


terjadi pada bagian mata sehingga sering kali
menyebabkan gangguan penglihatan.
Kondisi ini disebabkan oleh mutasi genetik
pada kromosom X yang diturunkan dari ibu,
yang membawa satu mutasi gen kromosom
X kepada anak laki-lakinya.

Seseorang dengan ocular albinism biasanya


memiliki warna rambut dan kulit yang
normal, namun tidak memiliki warna atau
pigmentasi pada iris dan retina matanya
sehingga mengganggu fungsi penglihatan.

3. Albinisme Terkait dengan Penyakit


Herediter yang Langka

Jenis albinisme ini dipicu oleh penyakit


herediter atau kelainan genetik yang sangat
jarang terjadi, seperti Hermansky-Pudlak
syndrome, Chediak-Higashi syndrome, dan
Griscelli syndrome.

3. Penerapan Pembicara:” Buta warna merupakan suatu -pembicara 5 menit


materi menjelaskan
kelainan penglihatan, baik secara parsial
mengenai tentang
buta warna maupun penuh dimana penderitanya tidak materi yang
akan dibahas
mampu membedakan warna-warna (gradasi mengenai
merah-hijau dan gradasi biru-kuning) dengan buta warna

baik.

Buta warna ini lebih sering dialami dialami

oleh laki-laki karena buta warna merupakan

kelainan yang diturunkan dan terpaut

kromosom X resesif. Kondisi ketika wanita

sebagai carrier gen buta warna, wanita

tersebut secara fisik tidak mengalami buta


warna, namun memiliki kemungkinan besar

untuk menurunkan sifat buta warna pada

anak laki-lakinya. Hal ini terjadi karena,

laki-laki hanya memiliki satu kromosom X

sehingga sifat buta warna sangat mungkin

untuk terekspresi.

Buta warna ini berkaitan dengan kondisi

pada retina. Retina memiliki dua sel yang

sensitif terhadap cahaya, yaitu sel batang dan

sel kerucut. Sel kerucut berguna untuk

mendeteksi warna. Sel kerucut ini terbagi

menjadi tiga berdasarkan sensitivitas panjang

gelombang cahaya. Kondisi ini

menyebabkan setiap sel mampu mendeteksi

warna biru, hijau dan merah. Namun, pada

penderita buta warna, hanya terdapat satu

atau dua tipe sel kerucut, sehingga hanya

mampu mendeteksi satu atau dua warna saja

dengan jelas. Contohnya, jika seseorang

yang mengalami buta warna tidak memiliki jenis


sel kerucut yang berguna untuk

mendeteksi warna hijau, maka orang tersebut

tidak dapat melihat warna hijau dengan baik

namun dapat melihat warna merah dan biru

dengan baik. Keadaan dimana seseorang

tidak dapat mendeteksi warna hijau disebut

deuteranopia. Keadaan seseorang tidak dapat

mendeteksi warna merah disebut protanopia.

Tritanopia merupakan keadaan seseorang

yang tidak dapat mendeteksi warna biru.

Diketahui jumlah penderita tritanopia lebih

sedikit dibandingkan dengan protanopia


maupun deuteranopia.

Keadaan dimana seseorang tidak dapat

mendeteksi salah satu warna yaitu merah,

hijau, atau biru disebut buta warna parsial.

Sedangkan, buta warna penuh atau total

adalah kegagalan dua sel kerucut untuk

mendeteksi warna sehingga proses

pembandingan dua warna oleh otak tidak

berjalan. Hal ini menyebabkan dunia terlihat


berwarna hitam-putih dan abu-abu.

Buta warna adalah kondisi ketika seseorang


tidak mampu membedakan warna tertentu.
Kondisi ini sering kali membuat
penderitanya kesulitan melihat warna merah,
hijau, biru, atau campuran dari warna-warna
tersebut secara jelas.

Buta warna adalah gangguan penglihatan


yang memengaruhi fungsi retina pada kedua
mata dan berlangsung seumur hidup atau
dengan kata lain tidak dapat disembuhkan.
Meski begitu, penderitanya dapat melakukan
latihan identifikasi warna, sehingga bisa
membantu mereka hidup lebih mudah.

Di dalam retina, terdapat sel batang dan sel


kerucut yang berguna untuk mendeteksi
cahaya. Sel batang hanya mendeteksi cahaya
terang dan gelap serta sensitif terhadap
cahaya rendah. Sedangkan, sel kerucut
mendeteksi warna.

Normalnya, terdapat tiga warna yang dapat


dideteksi oleh sel kerucut, yaitu merah, hijau,
dan biru. Otak akan menggunakan input dari
sel kerucut untuk menentukan persepsi
warna dengan tepat. Pada penderita buta
warna, salah satu atau lebih sel kerucut
tersebut rusak atau tidak berfungsi.

Berdasarkan kemampuannya dalam melihat


warna, buta warna dibedakan menjadi tiga
jenis.
1. Buta warna merah-hijau

Terjadi ketika sel kerucut merah atau hijau


tidak dapat berfungsi dengan baik.

2. Buta warna biru-kuning

Terjadi ketika sel kerucut biru hilang atau


tidak berfungsi.

3. Buta warna total

Penderita buta warna total tidak dapat


melihat warna sama sekali karena hanya bisa
melihat warna putih atau hitam.

Hari/Tanggal : Sabtu, 18 November 2023

Tempat : karang taruna dan masyarakat


sekitar rumah mia

Alamat : cangkep lor

Waktu: 09.00-10.00

Sasaran : para anak remaja karang taruna dan


para ibu-ibu sekitar rumah

Rundown 1. Salam dan pembukaan


Acara
2. Perkenalan pembicara

3. Penyampaian materi

4. Penutup

Properti Poster

4. Penutup -Sayonara dan Penutupan Berdiri dan 2 menit


mengucapkan
salam
penutup

Anda mungkin juga menyukai