Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH NURSING SIMULATION PROGRAME

DENGAN KASUS ALBINISME

Dosen : Darmasta Maulana,S.Kp.

OLeh:

Nama : Ika Mardiyati


NIM : 04.06.1314
Kelas : A/KP/IV

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


SURYA GLOBAL
YOGYAKARTA
2008
KATA PENNGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang maha ESA. Yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul
“ALBINISME”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Nursing Simulation Program,tidak
lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Para pembimbing Nursing Simulation Program atas bimbingannya.
2. Teman-teman yang sudah memberikan dukungan dan bantuannya.
Penulis berharap semoga dengan adanya makalah ini, dapat bermanfaa bagi semuanya.Tidak
lupa penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnmya membangun agar kedepannya
penulis bias membuat makalah yang lebih baik.

i
DAFTAR ISI

Kata pengantar i
Daftar isi ii

BAB I Landasan Teori


A. Definisi 1
B. Etiologi 2
C. Manifestasi Klinis 3
D. Patofisiologi 4
E. Penatalaksanaan 5
F. Pemeriksaan Penunjang 6
BAB II
A. Pengkajian 7
B. Diagnosa Keperawatan
C. Intervensi
BAB III Penutup
Kesimpulan

ii
BAB I
LANDASAN TEORI

A.DEFINISI
Albinisme merupakan suatu penyakit keturunan yang jarang ditemukan dimana tubuh
tidak dapat membentuk melanin.Kelainan ini adalah kelainan warisan pada pola autosomal
recessive dimana terdapat pengurangan pigmen pada kulit,mata dan rambut.Ini terjadi akibat
tubuh tidak mampu menghasilkan atau menyebarluaskan melanin karena beberapa sebab.
Ada beberapa gen mutan yang mengungkapkan hasil dalam bentuk berbeda dari
albinisme ,dua bentuk yang paling umum adalah dibedakan dengan ada atau tidaknya enzim
tyrosinase yang berfungsi penting untuk memproduksi pigmen melanin.
Tipe – tipe dari albinisme ini dikenal dengan:
1. Albino tyrosinase negative
Disebut juga albinisme komplit
- Terjadi jika sama sekali tidak ditemukan pigmen pada rambut,mata,dan kulit
sehingga rambut berwarna putih,mata berwarna pink dan kulit berwarna merah
muda,pucat,iris mata putih.Iridasi mereka benar – benar terlihat transparan pada saat
pencahayaan Nystogmus mereka parah dan ketajaman penglihatannya 20/200 (0,1)
atau kurang.
- Tipe inimerupakan jnis albinisme yang paling berat, penderita mengalami
fotofobia (takut sinar matahari) dan mudah mengalami luka bakar karena
matahari.Serta bias menderita kanker kulit karena tidak mampu atau tidak memiliki
melanin yang berfungsi melindungi kulit terhadap sinar matahari.
2. Albinisme Okul;er (albino tyrosinase positif)
Albinisme ini hanya menyerang maa kulit normal dan warnanya mata juga masih
dalam batas normal, tetapi pemeriksaan retina menunjukan bahwa retina tidak memiliki
pigmen.Iridasi mereka tidak semuanya terlihat pada saa pencahayaan,nystagmus mereka
tidak terlalu parah dan ketajaman penglihatan mereka agak rusak.

Albinisme sering kali membuat penderita tidak percaya diri dan stress karena berusaha
menyamakan dirinya dengan orang yang penglihatannya baik aau berusaha mengingkari bahwa
dirinya albino.
1

B.ETIOLOGI
Dalam keadaan normal,suatu asam amino yang disebut tirosin oleh tubuh diubah menjadi
pigmen (zat warna)melanin.
Albinisme terjadi jika tubuh tidak mampu menghasilkan atau menyebarluaskan melanin
karena beberapa penyebab,secara khusus,kelainan metabolism tirosin menyebabkan kegagalan
pembentukan melanin sehingga terjadi albinisme.Albinisme dapat diturunkan melalui beberapa
pola yaitu resesif autosom dominan autosom aau x-linked.
Penyakit lainnya yang berhubungan dengan albinisme parsial atau albinisme terlokalisir
(hilangnya pigmen pada daerah tertentu) :
- Sindroma waardenberg
( rambut didahi berwarna putih atau salah satu maupun kedua iris tidak memiliki pigmen)
- Sindroma chediak-Higashi
( Pigmentasi kuli berkurang secara difusi tetapi tidak total )
- Sklerosis
( terdapat bintik putih yang kecil dan terlokalisasi )
- Sindroma Hermansky-pudlak
- ( albinisme menyeluruh disertai kelainan perdarahan )
2
C.MANIFESTASI KLINIS
Orang yang menderita albinisme biasanya memiliki tanda dan gejala sebagai berikut:
- Low vision
( tajam penglihatan sekitar 20/50 dan 20/800 )
- Sanga mata bergerak-gerak secara ritmik ( nystagmus )
- Kekurangan atau tidak ada pigmen pada kulit mata dan snsitif terbakar sinar
matahari (cahaya ultraviolet) yang mempunyai peranan pening terjadinya kanker kulit
atau katarak pada masa yang akan datang.
- Keterlambatan dalam melihat pada waktu bayi.
- Mempunyai kelainan rabun jauh,rabun dekat dan seringkali diikuti dengan adanya
kelainan astigmat
- Tidak berkembangnya pusa reina (foveal hypoplasia)
- Kekurangan pigmen diretina (pada saat fundus terlihat berwarna bule/blonde)
- Ketidakmampuan mata untuk bekerjasama (tidak memiliki prnglihatan stero )
- Iris mata berwarna lavender kecoklat-coklatan (hazel) dan sebagian besar biru
- Terdapa adanya setabismus/juling/jereng/kero dngan kedua penyimpangan yaitu
penyimpangan horizontal dan vertical.
3
D.PATOFISIOLOGI
Albinism terjadi akibat kelainan warisan pada pola autosomai recessive yang
menyebabkan menyebabkan pengurangan pigmen pada kuli,mata,dan rambut,penurunan
biasanya terjadi melalui orang tua yang berwarna normal dimana masing- masing memiliki
satu gen untuk albino yang ditambahkan pada gen untuk berwarna normal.
Ketika 2 carrier (pembawa gen) bertemu ada kemungkinan dari 4 (25%) dimana tiap
kehamilan mereka akan mempunyai anak yang brwarna normal dan tidak memebawa gen
albino,ada 2 kemungkinan dari 4 (50%) mreka akan memiliki anak dengan warna normal
dianggap sebagai pembawa resiko 25% bahwa anak mereka berikutnya akan menderita
albino juga,mereka berharap bahwa ketiga anak berikutnya akan bebas penyaki
tersebut.Dalam keluarga dengan 4 anak yang dilahirkan dari orang tua carrier 1 dari 16 akan
memiliki anak albino.
Ada beberapa tipe dari albino,masing-masing diturunkan melalui gen mutan yang tidak
sama/berbeda.Jika 2 orang tua albino tidak membawa gen mutan yang sama anak mereka
akan memiliki warna normal,tetapi akan membawa gen albino yang tersembunyi jika 2
orang tua albino mempunyai gen yang sama untuk albino,semua anak mereka albino.
4
E.PENATALAKSANAAN
-Tidak ada obat yang dapat mengobati kekurangan pigmen pada kulit,rambut dan mata.
-Penggunaan pelindung maahari dan pakaian yang baik unuk mencegah ultraviolet dan
mengurangi dampak kerusakan pada kulit.
-Gangguan penglihatan dapat ditingkatkan dengan menggunakan lensa koreksi dan pemberian
lensa lamda 400.
-Mengadakan pembicaraan terbuka dan memberikan dukungan dirumah untuk anak dengan
kasus albino.

5
E.PEMERIKSAAN PENUNJANG
Untuk memperkuat diagnosis bias dilakukan dengan :
1) Pemeriksaan retina oleh dokter mata aau ahli mata
2) Elektrortinogram
Suau pemriksaan yang dilakukan untuk menentukan gelombang otak yang dihasilkan
oleh cahaya didalam mata dan bisa menunjukan adanya kelainan pada system penglihatan
dari penderita albinisme okuler.
6
BAB II
TINJAUAN UMUM

A.Pengkajian
Tanggal masuk : 20 mei 2008
Jam : 10.50 WIB
DX Medis : Albinisme
a. Identitas Pasien
Nama :
Umur :
Agama :
Jenis kelamin :
Alamat :
Suku/Bangsa :
Pekerjaan :
Pendidikan :
Status :
Identitas Penanggung jawab
Nama :
Umur :
Agama :
Status :
Alamat :
7
2.RIWAYAT KESEHATAN
A. Keluhan utama
Klien mengeluh mengalami fotofobia
B. Riwayat kesehatan sekarang
Pada pasien yang mengalami albinisme mempunyai tanda dan gejala seperti:
- Low vision (tajam penglihaan 20/50 dan 20/200)
- Nys tagmus
- Kekurangan atau tidak adanya pigmn pada kulit,mata dan sensitf
terbakar
- Sinar matahari atau cahaya ultraviolet mempunyai peranan pening
terjadinya kanker kulit atau katarak pada masa yan akan dating.
- Penglihatan
- Foveal hypoplasia
- Kekurangan pigmen di retina
- Tidak mempunyai penglihatan streo
- Iris mata berwarna lavender,kecoklat-coklatan dan sebagian besar
menjadi biru.
-
- Terdapat adanya strabismus juling,jereng,kero dengan kedua
penyimpangan yaitu penyimpangan horizontal dan vertical
C. Riwayat kesehatan dahulu
Albinisme disebabkan karena tubuh tidak mampu menghasilkan atau
mnyebarluaskan melaminakibat kurangnya enzim tyrosinase ataukelainan warisan
pada pola autosomal recessiue.
D. Riwayat kesehatan keluarga
Kakek buyut klien menderita penyakit yang sama dengan klien dan keluarga
klien idak menderita penyakit menular
E. Genogram
8

Keterangan:
1) : Laki-Laki

2) : Perempuan

3) : Klien

F. Riwayat alergi
Klien tidak mengalami alergi makanan dan minuman atau obat,klien sering
menghindari sinar matahari karena kuli klin mudah terkena luka bakar.
9
3.PENGKAJIAN POLA FUNGSIONAL (GORDON)
1) Pola persepsi pemeliharaan keshatan
Selama ini pasien sering berkonsultasi dengan dokter spesialis kulit.
2) Pola aktivitas latihan
Kemampuan pasien dalam menata dirinya selama dirawat
Aktifitas 0 1 2 3 4
Mandi √
Makan √
Berpakaian √
Toileting √
Tingkat mobilitas ditempat tidur √
Keterangan:
0: Mandiri
1: Menggunakan alat Bantu
2: Dibantu orang lain
3: Dibantu orang dan peralatan
4: Ketergantungan atau tidak mampu
3) Pola istirahat-tidur
Pola istirahat klien normal yaitu7-8 jam
4) Pola nutrisi dan metabolism
Pola nutrisi da metabolic pada pasien albinisme mengalami gangguan akibat setres yang
dialami klien.
5) Pola eliminasi
- BAK dan BAB klien normal
- BAK warna kuning jernih dan
- BAB warna kuning.
6) Pola kognitif perceptual
Klien mampu melakukan aktiviasnya sehari-hari sehingga klien tidak perlu dibantu orang
lain.

10
7) Pola konsep diri
a) Gambaran diri
Klien menganggap dirinya sanga tidak berarti akibat penyakit yang dideritanya.
b) Ideal diri
Klien berperilaku sangat baik,sopan santun,terhadap keluarga dan masyarakat.
c) Harga diri
Klien menganggap dirinya sangat tidak berarti akibat penyakit yang dideritanya.
d) Penampilan dan peran
Klien adalah seorang yang ramah di masyarakat dan sering menjadi pusat
perhatian akibat penyakit ini
e) Identitas personal
Klien sering merasa merasa masyarakat menolaknya karena penyakitnya yang
dirderita.
8) Pola hubungan dan peran
Hubungan dengan anggota keluarga dan masyarakat sekitarnya baik.
9) Pola seksual dan reproduksi
Pola seksual dan reproduksi klien normal tidak ada lesi dan bau yang menyengat.
10) Pola nilai dan kepercayaan
Klien beragama islam dan taat dalam melaksanakan ibadahnya setiap hari.
11) Pola koping
Klin memenuhi segala kebutuhannya sendiri.

11
4.PEMERIKSAAN FISIK
a) Pemeriksaan umum
Keadaan klien compasmentis (sadar penuh)
b) Pemeriksaan tanda vital (TTV)
Nadi : 100x/menit
Tekanan darah : Sistol = >100x/menit
Diastole = >80x/menit
Pernafasan : 24x/menit (normal)
Suhu tubuh : 36,5°37,5°c (normal)
Tinggi badan : 165cm
Berat badan : 50Kg
c) Pmeriksaan secara head to toe
(Pemeriksaan dari kepala sampai kaki)
1) Kepala
- Inspeksi:Wajah simetris,tidak ada pigmen mlamin pada
rambut .
- Palpasi : Palpasi idak terdapat tonjolan.
2) Telinga
- Inspeksi:Bentuk simetris kanan dan kiri ,tidak ada pigmen
melanin pada telinga.
- Palpasi : Tidak terjadi/terdapat benjolan
3) Mata
- Inspeksi : Pergerakan mata sangat cepat dan iris berwarna
putih mata tampak pink.
4) Mulut
- Inspeksi : Tidak terdapat stomatitis dan tidak ada caries gigi
5) Hidung
- Inspeksi : Bentuk simetris terdapat cairan yang berbau
fungsional
- Palpasi : Tidak ada polip
6) Leher
- Inspeksi : Tidak terdapat adanya pembengkaan
- Palpasi : Tidak ada pembesaran teorit
7) Dada
- Inspeksi : Bentuk simetris tidak ada/tidak terdapat pigmen
menanin,kuli dada berwarna pink pucat.
- Palpasi : Tidak terdapat benjolan

12
8) Abdomen

- Inspeksi : Tidak terdapat luka bekas operasi,warna kuli


abdomen berwarna pink pucat.
- Palpasi:Tidak terdapat benjolan
- Auskultasi : Peristaltik normal
9) Genitalia
- Inspeksi : Gelitalial normal tidak ada lesi.
10)Ekstremitas
- Atas:Anggota gerak lengkap tidak ada tremor dibagian
tangan,gerakan bebas namun lemah tidak terdapat luka atau lesi.
- Bawah :Anggota gerak lengkap,gerakan bebas namun
lemah,tidak erdapat luka atau lesi.

13

2. Analisa data

SYMPTOM ETIOLOGI PROBLEM


DS: Stres Ansietas
DO:
 Wajah tampak tegang dan banyak pikiran
 Resah
 Kesedihan yang mendalam
 Bingung
 Berbicara sendiri
 Pasien sering melamun

DS Gangguan Harga diri


DO : gambaran diri rendah kronis
 Pasien malu bertemu orang.
 Mengungkapkan diri negatif dan selalu
berpikir negatif
 Tidak ada kontak mata
 Penglihatan terganggu
 Mata juling
 Nistagmus
 Buta
 Bimbang, perilaku non asertif
 Mengekspresikan tidak berdaya dan tidak
berguna

DS Persepsi negatif Gangguan citra


DO tentang dirinya tubuh
 Pasien mengingkari bahwa dirinya albino
 Pasien tidak mau dan sering histeris
melihat tubuhnya
 Mata juling
 Nistagmus
 Buta
 Perubahan dalam keterlibatan sosial
 Pasien tidak siap menerima
kekurangannya
 Pasien berfikir negatif tentang dirinya
dan merasa itu adalah kutukan tuhan
DS Percaya diri tidak Koping
DO adekuat dalam individu tidak
 Penurunan dukungan sosial kemampuan efektif
 Konsentrasi buruk koping
 Pemecahan masalah tidak adekuat
 Perilaku merusak diri dan histeris
 Pasien sangat pesimis dan sering
linglung
 Pasien menganggap dirinya negatir dan
rendah
Depresi
DS Gangguan pola
DO tidur
 Pasien susah tidur dan sering insomnia
 Pasien sering terbangun
 Pasien gelisah
 Pasien tampak letih dan lesu
 Pasien mengeluh waktu tidur kuang dan
tidak puas
 Emosi pasien tidak terkontrol

Prioritas masalah
1. Gangguan pola tidur b/d depresi
2. Ansietas b/d stres
3. Harga diri rendah kronis b/d Gangguan gambaran diri
4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan persepsi negatif tentang dirinya
5. Koping individu tidak efektif b/d Percaya diri tidak adekuat dalam kemampuan
koping
NO DX TUJUAN INTERVENSI
1 Setelah dilakukan tindakan keperawatan Sleep enchanment(1850)
selam …x24 jam, diharapkan kualitas tidur  Monitor / laporkan pola tdur
pasien membaik dengan criteria hasil : pasien dan jumlah waktu tidur.
 Berikan kenyamanan seperti
Sleep (0004) pijatan, pergantian posisi dan
 (000401)Pasien tidur 7-8 jam sehari sentuhan afektif
 (000406)Pasien dapat tidur dengan  Atur kenyamanan
nyenyak(tidak terbangun saat tidur) lingkungan agar pasien bisa
 (000408)Pasien merasa lebih segar tidur.
 (000401)Pasien tidur teratur  Pantau pola tidur pasien dan
 (000410)Pasien bangun tidur pada
catat tanda fisik adanya
waktunya
ketidak nyamanan atau
 (000414)Tanda-tanda vital dalam
tanda gangguan psikologi
rentang normal
yang menggangu tidur.
Skala:
 Bantu pasien keluar dari
I. Sangat baik
II. Baik situasi yang rumit atau

III. Sedang tertekan sebelum tidur


IV. Ringan  Instruksikan pasien untuk
V. Tidak baik menghindari makan dan
minum sebelun tidur yang
dapat mengganggu
 Atur jadwal pengobatan
untuk mendukung tidur
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
pasien
selama …x 24 jam diharapkan pola koping
pasien efektif dengan kreteria hasil:
Anxiety reduction(5820)
Coping(1302)
 Gunakan ketenangan untuk
 (130203)Sensasi verbal pasien
mendekati pasien
menampakkan nyeri berkurang
 Lengkapi informasi
 (130206)Pasien mampu mencari
informasi sehubungan dengan denganharapan –harapan yang
penyakit dan pengobatan realistis sesuai yang dilakukan
 (130207)Pasien mampu merubah pasien
gaya hidupnya sesuai kebutuhannya  Bantu pasien mengantisipasi
saat ini. perubahan yang terjadi
 (130208)Pasien mampu beradaptasi  Bantu pasien untuk
dengan perubahan perkembangannya menentukan bagaimana
 (130209)Pasien mampu menyelesaikan masalah
menggunakan dukungan sosial yang  Instruksikan pasien untuk
tersedia penggunaan teknik relaksasi.
 (130216)Pasien melaporkan  Bantu pasien mengidentifikasi
berkurangnya tanda fisik stress situasi yang menimbulkan
 (130218)Pasien melaporkan kecemasan.
peningkatan kenyamanan psikologis  Temani pasien untuk
meningkatkan keamanan dan
Skala : mengurangi ketakutan.
1. Tidak pernah
ditunjukkan
2. Jarang ditunjukkan
3. Kadang-kadang
ditunjukkan
4. Sering ditunjukkan
5. Selalu ditunjukkan Self –Esteem Enhancement (5400)
Setelah dilakukan askep selama ....X24  Pantau pernyatan pasien
3 jam harga diri meningkat dengan criteria tentang harga dirinya
hasil :  Beri pasien semangat untuk
Self- Esteem (1205) mengkaji kekuatannya
 (129502) pasien mampu  Pertahankan kontak mata
menerima keterbatasan dirinya saat berkomunikasi

 (020504) pasien mampu  Bantu pasien

mempertahankan kontak mata mengidentifikasi respons

 (120507) pasien mampu positif dari orang lain

berkomunikasi secara terbuka  Bantu pasien untuk


 (120511) tingkat kepercayaan diri menerima
baik ketergantungannya terhadap
 (120513) pasien mampu orang lain
merespons orang lain  Pertahankan peningkatan
 (120519) pasien mampu tanggung jawab pada diri
menghargai dirinya sendiri pasien
 Fasilitasi lingkungan dan
Skala: aktivitas pasien yang akan
meningkatkan harga dirinya
1. Tidak pernah ditunjukkan
2. Jarang diunjukkan
3. kadang-kadang ditunjukkan
4. Sering ditunjukkan
5. Selalu ditunjukkan Body Image Enhancement 5220
 Tentukan harapan pasien
tentang harapan dirinya
Setelah dilakukan tindakan sesuai tingkat
keperawatan ....X24 jam pasien mampu perkembangannya
menerima keterbatasan pada dirinya  Gunakan pedoman
dengan kriteria hasil : antisipasi untuk
Body Image (1200) mempersiapkan pasien dari

 (120001) pasien mampu perubahan gambaran dirinya

menerima gambaran dirinya yang sudah diprediksi

 (120005) pasien puas akan  Bantu pasien mendiskusikan

bentuk dan (120006) funhsi perubahan-perubahan yang

tubuhnya disebabkan oleh penyakit

 (120007)Pasien mampu mengatur  Kaji lebih dalam

perubahan penampilan fisiknya budaya,agama,gender,dan


umur pasien untuk
 (120008) pasien mampu
gambaran dirinya
mengatur perubahan fungsi
 Pantau frekwensi
tubuhnya
 (120009) pasien mampu pernyataan kritikan dirinya
mengatur perubahan status  Kaji persepsi pasien dan
kesehatan keluarga tentang gangguan
 (120010) pasien mau ganbaran dirinya terhadap
menggunakan strategi untuk realita
meningkatkan penampilan dan  kaji strategi koping yang
fungsi tubuhnya digunakan orang tua untuk
merespon perubahan pasien
Skala:  Fasilitasi pasien untuk
kontak dengan pasien lain
1. Tidak pernah ditunjukkan dengan perubahan gambaran
2. Jarang diunjukkan diri yang sama dengan
3. kadang-kadang ditunjukkan pasien
4. Sering ditunjukkan
5. Selalu ditunjukkan
Coping enhancement 5230
 Beri semangat pasien untuk
mengkaji gambaran nyata
terhadap perubahan
hidupnya
 Gunakan ketenangan dalan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan menghadapi pasien
selama .....x 24 jam diharapkan tindakan  Evaluasi kemampuan pasien
pasien terkontrol dengan kreteria hasil: membuat keputusan
Aggression control (1401)  Pahami harapan pasien pada
 (140101)Pasien mampu menahan situasi yang tertekan
diri berkata keras/kasar  Halangi pasien membuat
 (140106)Pasien mampu menahan keputusan saat pasien dalam
diri menghancurkan barang- keadaan stress berat
barang  Beri semangat pasien untuk
 (140107)Pasien mau bergaul
memberitahukan kebutuhan-  Beri semangat pasien untuk
kebutuhannya dan mengikuti kegiatan sosial
(140108)perasaannya. dan masyarakat
 (140110)Pasien tau dirinya saat  Beri semangat pesien untuk
marah menerima kekurangannya
 (140111)Pasien tau dirinya saat  Perkenalkan pasien terhadap
frustasi pasien lain yang berhasil
 (140119)Pasien mampu bangkit kembali dalam
menentukkan kontrol diri tanpa masalah yang sama
pengawasan  Beri semangat untuk
berbicara tentang
perasaan,persepsi dan
1. Tidak pernah ditunjukkan ketakutannya
2. Jarang diunjukkan  Bantu pesien menyelesaikan
3. kadang-kadang masalah dengan cara yang
ditunjukkan konstruktif
4. Sering ditunjukkan  Anjurkan pasien untuk
5. Selalu ditunjukkan menggunakan tekhnik
relaksasi

BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
Dari pengkajian diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Albinisme adalah suatu penyakit yang jarang ditemukan,dimana tubuh tidak dapat
membentuk melamin.Orang yang menderita albinisme disebut dengan albino.Ada
dua jenis albinisme yaitu albinisme komplit dan albinisme okuler.
2. - Penyebab albinisme komplit yaitu tidak ditemukan sama sekali pigmen pada
rambut,mata,dan kulit disebut juga (albinisme okulokutaneus tanpa tirosin)
sehingga rambutnya putih,mata pink dan kulitnya pucat.
- Penyebab albinisme okuler yaitu jenis albinisme yang hanya menyerang mata,warna
kulit,biasanya normal dan warna mata masih dalam batas normal.
3. Tanda atau Gejala
Berikut ini beberapa gejala albinisme:
- Pergerakan mata yang sangat cepat (nistagmus)
- Strabismus (juling)
- Penurunan ketajaman penglihatan
- Kebutaan fungsional

DAFTAR PUSTAKA

 Santosa, Budi.2006.”Panduan Dignosa Keperawatan Nanda 2005-


2006”.Prima Medika.Jakarta
 McCloskey, Joanne C, PhD,RN,FAAN dkk. 1996. Nursing
Intervention Classification (NIC).Mosby
 Johnson, Marion PhD, RN, dkk. 1997. “ Nursing Outcomes
Classification (NOC)”. Mosby
 Priharjo, Robert. 1994. “Pengkajian Fisik Keperawatan”.EGC.
Jakarta
 Http//umusalma.Wodpress.com/2007/01/24/Irritable-bowel-
sindrome
 www.En.artclsgratuits.com
 www.Hindonesia.com/article.asp
 Sudoyo, ari W, dkk.2006.”Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid I
edisi IV”.FKUI .Jakarta

Anda mungkin juga menyukai