Anda di halaman 1dari 3

KAJIAN SURAH AN-NAHL AYAT 78

“Tiga Potensi Bekal Hidup di Dunia”


Prof. Dr. H Saufyan Sauri, M.Pd.

Disusun Oleh : Darmasta Maulana

QS. Taubah Ayat 36


“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui
sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu
bersyukur.”
Asbabun Nuzul (Tafsir Al-Mukhtashar)
Sebab ayat ini turun karena Allah hendak menjelaskan dan menegaskan salah satu bukti
kebesaran kuasa Allah, Allah mengeluarkan manusia dari rahim ibu dalam keadaan masih
bayi yang tidak mengetahui apa pun, dan Allah menciptakan bagi manusia alat-alat untuk
mendapat ilmu berupa pendengaran, penglihatan, dan akal. Hal ini agar manusia bersyukur
kepada Allah atas karunia tersebut dengan perkataan dan perbuatan.
Kandungan Ayat - Tafsir An-Nafahat Al-Makkiyah

 Allah Maha Kuasa dan Maha Mengetahui; tidak ada yang luput dari pengetahuan-Nya.
Dan di antara bukti kekuasaan dan pengetahuan Allah adalah bahwa dia telah
mengeluarkan kamu, wahai manusia, dari perut ibumu. Ketika masanya telah tiba, Allah
lalu mengeluarkanmu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun,
baik tentang dirimu sendiri maupun tentang dunia di sekelilingmu.
 Allah memberi pendengaran agar dapat mendengar bunyi, penglihatan agar dapat melihat
objek, dan hati nurani agar dapat merasa dan memahami. Demikianlah, Allah
menganugerahkan itu semua kepadamu agar kamu bersyukur.

Nilai-nilai Pendidikan

 Mendidik menjadi insan yang besyukur


 Mendidik menjadi insan yang tawadlu’ dan tidak sombong
 Memanfaatkan dengan baik potensi dan anugrah yang diberikan
 Menghormati kedua orang tua dan menyanyanginya

Akal Manusia sebagai Potensi yang Membedakan dengan Makhluk Lainnya


 Berdasarkan tempat atau pusat akal dibagi menjadi dua yaitu akal yang berpusat di kepala
yang disebut dengan alʻaql dan akal yang berpusat di hati (qalb) yang disebut dengan
fuad, dan ini pendapat yang sahih menurut para ulama. Namun demikian meskipun
potensi terkuat manusia adalah akal, kehidupan manusia tidaklah selalu berjalan mulus,
karena bagaimanapun hebatnya akal manusia tetaplah memiliki keterbatasan.
 Akal merupakan potensi fundamental manusia sebagai alat untuk berpikir. Keterbatasan
akal manusia inilah yang memerlukan bimbingan yang berupa wahyu. Secara khusus Al-
Qurʻan telah menyatakan bagaimana peran akal bagi manusia yaitu untuk memikirkan
berbagai ciptaan Allah SWT yang dengan berpikir (tafakur) tentang ciptaan Allah
tersebut akan menambah keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT. (Q.S. Ali
ʻImran [3]: 191).

Potensi Yang Ada Pada Diri Manusia

 Sedangkan potensi atau fitrah yang ada pada diri manusia diantaranya adalah Fitrah
Tauhid (beragama Islam). Fitrah tauhid telah tertanam dalam diri manusia semenjak
manusia berada di alam arwah, yaitu semenjak ruh manusia belum ditupkan ke dalam
jasmaninya. Fitrah tauhid ini juga sering disebut dengan religious instink yaitu dorongan
alamiah manusia untuk beragama.

 Naluri alamiah manusia ini mempunyai dasar baik pada aspek biologis maupun
psikologis. Pada sapek biologis, tinjauan genetis dan neuropsikologis otak manusia
mendukung berkembangnya agama dan munculnya berbagai pengalaman beragama. Hal
ini dapat dilihat antara lain pada belahan otak manusia. Belahan otak kiri berkaitan
dengan kemampuan manusia berpikir secara rasional dan analitis, sedangkan otak kanan
berkaitan dengan hal-hal yang bersifat intuitif emosional, bahkan cenderung irasional. Hal
ini telah dijelaskan Allah SWT dalam firmannya Q.S. Al-Aʻraf [7]: 172.

Bahaya Melalaikan Potensi Yang Allah Anugerahkan

Menjelaskan tentang bahaya bagi orang-orang yang tidak yang tidak mempergunakan potensi
yang dimilikinya (pendengaran, penglihatan dan hati/pikiran) baik di dunia maupu di akhirat.

Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan
manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat
Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-
tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya
untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka
lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. (QS. Al-A’raf : 179)

Mensyukuri Potensi yang Allah Berikan

Ayat ini menjelaskan tentang perintah untuk mensyukuri potensi yang diberikan
(pendengaran, penglihatan, dan hati/pikiran).

Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia
menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali
bersyukur. (QS. As-Sajdah : 9)

Peringatan dari Allah SWT agar kita mempergunakan hati, mata, dan telinga sesuai
kehendak-Nya.
"Dan sungguh, akan Kami isi neraka jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia.
Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan
mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan
Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan
(ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah
orang-orang yang lengah." (QS al-A'raf [7]: 179).
Cara Bersyukur atas Potensi yang Allah Anugerahkan

 Bersyukur dengan lisan, ucapan dan perbuatan


 Beriman dan Berdzikir kepada Allah SWT
 Berkata yang baik atau diam
 Tidak Mengikuti Sesuatu yang Tidak Mempunyai Pengetahuan Tentangnya.

Anda mungkin juga menyukai