Anda di halaman 1dari 11

MARTABAT

MANUSIA
Dalam pandangan orang yang beriman, manusia itu makhluk yang mulia dan terhormat disisi Tuhan yang
diciptakan dalam bentuk yang amat baik. Sesudah tiupan Ruh ke dalam tubuhnya, para malaikat disuruh
sujud (memberi hormat) kepadanya. Allah memberi manusia ilmu pengetahuan dan kemauan, dijadikan
khalifah (penguasa) di bumi, serta menjadi pusat pelaku kegiatan di alam ini. Segala apa yang di langit dan
di bumi bekerja untuk kepentingan manusia dan kepadanya diberikan hikmah lahir dan batin .
Kesimpulannya, apa yang ada di alam ini adalah berhikmah kepada manusia dan diciptakan manusia untuk
berhikmah kepada Allah. Allah SWT. Menjelaskan dalam Q.S. Al-Baqarah (2): 29:

Artinya: Dialah Allah yang telah menciptakan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak
(menciptakan) langit lalu disempurnakan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.

Q.S. Adz- Dzaariyaat (51): 56:


Artinya: Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.

Untuk menambah pemahaman yang lebih luas dan mendalam pembahasan selanjutnya kita mencoba melihat
manusia dari berbagai aspek:
1.Manusia makhluk berakal

Dalam diri manusia terdapat sesuatu yang tidak ternilai harganya sebagai anugerah Tuhan yang tidak di
berikan kepada makhluk lainnya, yaitu akal. Sekiranya manusia tidak di berikan akal, niscaya keadaan dan
perbuatannya akan sama saja dengan hewan.
Dengan adanya akal, manusia berarti dan berharga. Akal itu akan di gunakan untuk berpikir serta
memperhatikan benda dan barang yang ada di alam ini, sehingga benda-benda dan barang- barang yang
halus serta tersembunyi dapat di pikiran manfaatnya. Tidak ada benda atau barang- barang di dunia ini
yang sia- sia bagi manusia. Melalui pemberian akal terhadap manusia, Allah telah berfirman dalam surah
An-Nahl (16), ayat 78:
Artinya: Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun,
dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamubersyukur.
2.Timbulnya ilmu pengetahuan
Lahirnya ilmu pengetahuan disebabkan kebutuhan –kebutuhan manusia yang berkemauan hidup
bahagia. Dalam mencapai dan memenuhi kebutuhan hidupnya itu,manusia menggunakan akal
pikirannya. Mereka menengadah ke langit, memandang alam sekitarnya dan melihat dirinya sendiri.
Dalam hal ini memang telah menjadi Qudrat dan Iradah Tuhan, bahwa manusia dapat memikirkan
sesuatu kebutuhan hidup untuk mempertahankan dan mengembangkan generasinya.
Adapun ayat-ayat Al-Qur’an yang menyuruh berpikir antara lain
Q.S. Yunus (10):101:

Artinya: “Katakanlah:”Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfaat
tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang -orang yang beriman”.

Q.S. Ar-Ruum (30): 8 :

Artinya: Dan tidaklah mereka memikirkan tentang diri mereka? Allah tidak menjadikan langit dan
bumi dan apa-apa di antara keduanya melainkan dengan sebenarnya dan waktu tertentu. Dan
sesungguhnya kebanyakan manusia ingkar terhadap pertemuan dengan Tuhannya.
Dari hasil pemikiran manusia itu, makal lahirlah beberapa ilmu pengetahuan antara lain : Ilmu Pertanian,
Perikanan, Humaniora, kesehatan, Hukum, Sosial, Bahasa, Matematika, Alam, Teknologi.
Ilmu pengetahuan itu bukan musuh atau lawan dari iman, melainkan jalan yang membimbing ke arah
keimanan. Sebagimana diketahui, bahwa banyak para ahli berpikir mendalam. Mereka yakin bahwa dibalik
alam yang nyata ini ada kekuatan yang lebih tinggi, yang mengatur dan menyusunya, serta memelihara
segala sesuatu dengan ukuran dan perhitungan.
Namun Ilmu pengetahuan yang dilimpahkan Allah kepada manusia adalah sangat sedikit, tetapi
kebanyakan manusia menghanggap ilmu yang di milikinya sangat banyak sehingga mereka menjadi
sombong. Q.S. Al-Isra’ (17): 85; mengingatkan:

Artinya: “Dan kamu tidak di ber ilmu melainkan sedikit”.


3. Hak dan kewajiban manusia

Hak adalah impian dari kewajiban –kewajinan yang telah di tunaikan. Yang di maksud dengan
kewajiban disini ialah kewajiban seseorang untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang di dalamnya
terdapat hak orang lain.
Hukum Islam memberi 4 empat macam hak terhadap manusia yaitu:
◦ Hak Tuhan;
◦ Hak diri sendiri;
◦ Hak orang lain;
◦ Hak atas harta.
1. Hak Tuhan
◦ Pertama, yang penting ialah mengimanji dan tidak menyekutukan –Nya
◦ Kedua, Kita harus menerima petunjuk-Nya
◦ Ketiga, kita harus menaati- Nya yang dinyatakan dengan ketundukkan pada hukum-Nya.
◦ Keempat, kita harus menyembah –Nya sebagaimana di jelaskan dalam Al-Qur’an surat Adz-Dzaariaat
(15) : 56:

Artinya: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.

2. Hak terhadap diri sendiri


Hak terhadap diri di sendiri ialah hak pribadi yang meliputi hak jasmani dan rohani.
Hak jasmani ialah suatu kebutuhan dari jasmani, seperti makan dan minum.Islam mengajarkan,bahwa
dalam makan dan minum hendaklah yang halal dan baik. Oleh karena itu Islam melarang kita makan dan
minum yang haram,kotor serta yang merusak kesehatan seperti minuman yang memabukkan, memakan
daging babi, barang beracun, binatang yang kotor dan bangkai, karena semua benda-benda tersebut
mempengaruhi manusia dari hal-hal yang merusak kesehatan, moral, pikiran dan rohani.
Hak rohani merupakan suatu kebutuhan rohani seperti perasaan aman, dan ketenangan batin. Islam
mengajarkan untuk memperoleh ketenangan (batin) dengan cara beriman dan bertaqwa serta berserah diri
kepada Allah. Pada kondisi tertentu barangkali dapat terjadi tidak seimbang antara pemenuhan kebutuhan
rohani dan jasmani. Dalam hal ini Islam melarang untuk melakukan jalan pintas seperti mencuri dan bunuh
diri.

3. Hak orang lain


Hak orang lain adalah hal untuk memenuhi kebutuhan pribadi tanpa mengganggu hak orang lain. Hak
terhadap orang lain dapat terlihat dalam bentuk adanya larangan mencuri, merampas, menyogok, menipu,
khianat, mengijon dan riba, karena rezeki yang diperoleh dengan jalan tersebut akan merugikan orang lain.
Bergunjing, memfitnah, menyebabkan berita bohong, juga dilarang. Selain itu berjudi, spekulasi dan semua
permainan yang berdasarkan untung-untungan, tidak diperbolehkan dengan alasan dapat merugikan hak orang
lain.
4. Hak atas harta
Hak atas harta adalah hak untuk memelihara dan memanfaatkan harta yang diberikan Allah sesuai dengan
ketentuan –Nya.
4. Manusia sebagai Khalifah di dunia

Tidak ada keraguan bahwa Allah menjadikan manusia sebagai khalifah dibumi dengan maksud agar
mereka manjadi penguasa untuk mengatur dan mengendalikan bumi beserta segala isinya dengan
mengindahkan semua ketentuan yang sudah di tetapkan –Nya.
Maka di tangan manusialah terletak kemakmuran bumi dan ketentuannya. Sebagai pedoman hidup
mereka dalam mengelola dan melaksanakan tugas kekhalifahan itu, Allah menurunkan agama. Dengan
petunjuk agama manusia dapat menjalankan tugasnya, sebab agama menjelaskan dua jalan, yaitu jalan
yang bahagia dan jalan yang akan membahayakan. Jalan yang membahagiakan diperintahkan untuk
dilaksanakan, sedang jalan yang membahayakan diperintahkan untuk menjauhinya. Mengenai manusia
dijadikan sebagai khalifah di bumi, dinyatakan dalam Al-Qur’an, surah Al-Baqarah (2): 30:
Artinya: Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “ Mengapa Engkau hendak menjadikan
(khalifah) di muka bumi itu orang yang akan membuat kerusakan dan menumpahkan darah padanya,
padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji dan mensucikan Engkau”? Tuhan berfirman,
“Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui “.

Kemudian dijelaskan pula dalam: Q.S. Al-An’aam (6) : 165; berbunyi:

Yang artinya: Dan Dialah menjadikan kamu pemimpin –pemimpin di bumi dan Dia meninggikan sebagiqn
kamu atas sebagian kamu atas sebagian beberapa derajat untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya
kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu engkau amat cepat memberikan siksaan, dan sesungguhnya Dia Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.
KONTRAK KULIA SEMESTER LIMA
Nama: Saskiya Yunsur
Prodi : PAI Tiga
MK. : Pengembangan Media Pembelajaran PAI

Anda mungkin juga menyukai