*Hakikat manusia menurut Asy-Syam (91):8 ialah manusia diberikan kekuatan untuk
membedakan mana jalan yang baik dan mana jalan yang buruk dengan merujuk pada
ajaran agamanya.
4. *Sosiologi merupakan ilmu yang mengkaji tentang perilaku sosial manusia dan pola
interaksi dan pengaruh timbal balik antara individu dan kelompok dalam struktur
sosial, serta perubahan sosial.
Berdasarkan tinjauan sosiologis, status dan peran manusia yakni manusia sebagai
seorang individu selain merupakan hasil bentukan dari dirinya sendiri adalah juga
merupakan hasil bentukan dari lingkungan dan masyarakat tempatnya berada.
Terbentuknya sikap terbuka individu tidak hanya mempengaruhi sikap dan juga
perilakunya individunya sendiri tetapi juga dapat mempengaruhi sikap dan perilaku
oran lain. Selain sebagai makhluk individu, manusia juga merupakan makhluk sosial
yang tidak dapat hidup sendiri dan selalu membutuhkan manusia lainnya.
*Psikologi merupakan sutu imu yang mengkaji aspek-aspek kejiwaan seperti aspek
mental, emosional, dan karakteristik perilaku individu ataupun kelompok.
Berdasarkan tinjauan psikologis, Status dan peran manusia dapat yakni mengacu pada
perilaku manusia merupakan perwujudan dari dorongan dalam diri manusia. Perilaku
manusia yang muncul baik untuk individunya sendiri maupun terhadap kelompok
merupakan cerminan kebutuhan manusia itu sendiri.
5. *Dalam Islam, akal mempunyai peranan yang penting. Salah satunya adalah untuk
menjaga kehormatan manusia, sebagaimana hadis dari Abu Hurairah bahwasanya Nabi
Muhammad Saw bersabda: “Kemuliaan seorang laki-laki pada agamanya, kehormatannya
pada akalnya, dan kesempurnaannya pada akhlaqnya.”
Kata al-‘aql dalam al-Qur’an disebutkan sebanyak 49 kali.Hal tersebut agaknya
mengisyaratkan betapa pentingnya akal dalam kehidupan manusia.
Pertama, untuk Memahami. Salah satu fungsi akal yang pertama adalah untuk memahami
ayat al-Qur’an. Seperti ayat-ayat kauniyah, sebagaimana firman-Nya:
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang,
bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang
Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi
sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan
pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh
(terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.”
(Q.S al-Baqarah: 164).
Menurut Sayyid Qutb, ayat tersebut merupakan metode yang sempurna bagi penalaran
karena mengarahkan akal manusia kepada fungsi pertama yaitu mempelajari ayat-ayat
Al-Qur’an yang tersaji dalam alam semesta ini. Di samping itu, dengan adanya akal
manusia dapat membuka cakrawala dan pengetahuan yang diungkapkan oleh Allah Swt
dalam Al-Qur’an.
Kedua, untuk Mengambil Hikmah dan Pelajaran. Fungsi akal yang kedua adalah untuk
mengambil sebuah pelajaran dari suatu kejadian yang terdapat dalam al-Qur’an.
Seperti mengambil pelajaran dari para penghuni neraka, sebagaimana firman-Nya:
“Dan mereka berkata: “Sekiranya Kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu)
niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala”. (Q.S
al-Mulk: 10)
Menurut Wahbah az-Zuhaili, para penghuni neraka mencerca dan menyalahkan dirinya
masing-masing, dengan berkata: “Seandainya kami di dunia mendengar sungguh-sungguh
kepada siapa yang membawa kebenaran dan menginginkan jawaban, atau menyadari dan
berpikir atas apa yang ia (Rasulullah Saw) seru kepada kami, dari hidayah dan
petunjuk, maka tidaklah kami tertimpa api nereka yang menyala-nyala.”
Ketiga, untuk Menjaga Diri dan Mencegah dari Perbuatan Tercela. Fungsi akal yang
ketiga adalah untuk menjaga diri serta mencegah dari perbuatan tercela. Seperti
menjaga diri dari sesuatu yang haram , sebagaimana firman-Nya :
“Katakanlah: “Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu Yaitu:
janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua
orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan,
Kami akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati
perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang
tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya)
melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar”. demikian itu yang diperintahkan
kepadamu supaya kamu memahami(nya).” (Q.S al-An’am: 151).
Menurut Quraish Shihab, ayat tersebut menjelaskan aneka hal yang haram dengan tanpa
menyebutkan sesuatu yang berkaitan dengan makanan. Hal ini tentunya mengisyaratkan
bahwa akal berfungsi sebagai penghindar dari kejahatan moral terhadap Allah SWT dan
manusia. Oleh karenanya, adanya penutup ayat dengan redaksi La’alakum Ta’qilun akan
menjadikan sentakan bagi manusia agar dapat memahami atas apa yang disampaikan
Allah Swt serta agar terjauh dari kejahatan moral.
Refrensi : - MKDU4221
- https://islami.com