Anda di halaman 1dari 5

Paradigma Sehat

Matthew Nathaniel Rudy

102020031

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No. 6, Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, 11510

Email: matthew.102020031@civitas.ukrida.ac.id

Abstrak

Kesehatan adalah salah satu aspek yang mempunyai peran penting dalam menjaga kesejahteraan
bangsa. Pola pikir masyarakat yang sering salah mengerti pentingnya kesehatan, menurunkan
kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan paradigma sehat untuk menciptakan pola pikir
baru, yang mempunyai tujuan untuk peningkatan pemeliharaan dan perlindungan kesehatan
masyarakat, namun juga mengupayakan yang sakit agar kembali sehat.
Kata Kunci: Kesehatan, Paradigma Sehat

Abstract
Health is one of the elements that also plays a role in the welfare of the nation.The mindset of
society that is often wrong in seeing the importance of health,reduce the level of public health.
Therefore, a healthy paradigm is needed as a new mindset, which aims to increase maintenance
and protection their health towards the population to stay healthy, but also trying to get the sick
back to health.
Keyword: health, healthy paradigm
Pendahuluan

Kesehatan merupakan keadaan fisik dan mental seseorang. Masing-masing orang memiliki tanggung
jawab atas kesehatannya. Bagi banyak orang, saat mereka masih merasa nyaman , mereka
beranggapan bahwa kesehatan mereka tidak terlalu dianggap penting. Pandangan tersebut harus
diubah, karena pandangan ini salah mengenai pentingnya kesehatan, dan karena hal tersebut tingkat
kesehatan masyarakat menurun. Selain itu kesehatan masyarakat menurun karena masyarakat sering
mengabaikan kebersihan lingkungan , dan hal ini mendorong terjadinya penyebaran penyakit. Sebagai
upaya dalam merubah pandangan tersebut, diperlukan paradigma sehat sebagai pola pikir baru.

Paradigma Sehat
Paradigma sehat adalah cara pandang atau pola pikiran mengenai kesehatan yang bersifat holistik,
proaktif, antisipatif, dengan melihat masalah kesehatan sebagai masalah yang dipengaruhi oleh banyak
faktor dalam suatu wilayah yang memiliki tujuan untuk meningkatkan dan menjaga Kesehatan
lingkungannya.1

Visi Indonesia Sehat


Visi Indonesia sehat adalah sebuah gambaran untuk masa depan dimana penduduk Indonesia hidup
dalam lingkungan yang sehat dan juga perilaku yang sehat yang dirumuskan sebagai “Indonesia Sehat
2010”. Visi ini dinilai dari masyarakat yang mendapatkan pelayanan kesehatan yang adil, merata,
bermutu, dan juga memiliki level pelayanan kesehatan tertinggi. 2

Kesehatan Lingkungan
Partisipasi dari seluruh masyarakat diperlukan untuk mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat.
Namun, kebanyakan dari masyarakat tidak dapat bergerak dengan sendirinya, karena mereka memiliki
informasi yang minim tentang kesehatan. Oleh karena itu, promosi kesehatan sangat dibutuhkan dan
dilakukan secara rutin. Promosi kesehatan merupakan proses pemberdayaan atau memandirikan
masyarakat agar dapat memelihara dan meningkatkan kesehatannya (Ottawa Charter, 1986). 3 Promosi
kesehatan biasanya diberikan kepada orang yang sehat untuk mencegah mereka terkena penyakit.
Promosi kesehatan ini bertujuan untuk merubah kelakuan buruk yang dilakukan oleh masyarakat agar
masyarakat bisa menghindari hal-hal buruk di masa depan. Promosi kesehatan ini biasanya dilakukan
dengan cara penyuluhan. Penyuluhan ini tidak hanya dilakukan oleh puskesmas, tetapi masyarakat juga
dapat melakukan kegiatan ini jika sudah mendapat pelatihan dari pihak yang mengerti. 4

Konsep Sehat-sakit
Dalam UU kes No 23 tahun 1992, sehat adalah keadaan sejahtera dari jasmani, jiwa dan sosial yang
membuat setiap orang bisa hidup dengan produktif.5 Sedangkan menurut Perkins, sakit adalah suatu
keadaan tidak menyenangkan yang menimpa seseorang sehingga timbul gangguan dalam aktifitas sehari-
hari baik dalam hal jasmani, rohani ataupun sosial. 5 Penyebaran penyakit dipengaruhi oleh tiga faktor,
yaitu faktor pejamu (host), bibit penyakit (agent), dan faktor lingkungan (environment). Faktor pejamu
biasanya dipengaruhi oleh keturunan, jenis kelamin, ras, kebiasaan hidup, dan status gizi. Salah satu
contoh adalah penyakit diabetes, penyakit tersebut biasanya diturunkan dari orang tua kepada anaknya.
Faktor kedua yaitu bibit penyakit, faktor ini dibagi menjadi dua tipe yaitu benda biotis dan abiotis.
Contoh benda biotis adalah bakteri, virus, protozoa, jamur, penyakit yang biasanya dihasilkan oleh benda
biotis adalah penyakit yang bersifat menular. Sedangkan contoh benda abiotis yang biasanya
menyebabkan penyakit metabolisme atau tumor. Benda abiotis menyebabkan penyakit yang terjadi
karena reaksi bahan kimia, fisik, mekanikal, dan nutrisi. 6 Yang ketiga, faktor lingkungan, faktor ini bisa
dibagi menjadi tiga, lingkungan fisik, biologis, dan sosial. Lingkungan fisik adalah keadaan musim, cuaca
dan geografik. Lingkungan biologis adalah flora dan fauna. Bencana alam, pekerjaan dan urbanisasi
termasuk kedalam faktor sosial.6
Promotif dan Preventif
Puskesmas memiliki tugas untuk mencegah terjadinya penyakit, atau penularan yang semakin meluas.
Pelayanan promotif atau peningkatan kesehatan adalah salah satu cara pemeliharaan kesehatan dan
peningkatan gizi dengan promosi kesehatan atau penyuluhan. 7 Pelayanan preventif atau juga dikenal
sebagai pencegahan penyakit adalah usaha pemberian imunisasi dan pemeriksaan kesehatan berkala untuk
mencegah terjadinya penyakit.7 Jadi, upaya promotif merupakan bagaian dari pelayanan preventif tingkat
pertama yang dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit.
Keluarga Berencana

Keluarga berencana adalah upaya untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas melalui promosi,
perlindungan, dan bantuan dalam mewujudkan hak-hak reproduksi serta penyelenggaraan pelayanan,
pengaturan dan dukungan yang diperlukan untuk membentuk keluarga dengan usia kawin yang ideal,
mengatur jumlah, jarak, dan usia ideal melahirkan anak, mengatur kehamilan. 9 Keluarga berencana adalah
upaya untuk memberikan jaminan kesehatan, untuk sang anak maupun ibu, jaminan pendidikan
merupakan bekal yang sangat berharga untuk kehidupan sang anak, untuk memenuhi kesejahteraan dan
kemakmuran keluarga.10

Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk
mendapatkan objek tertentu, yaitu: menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran
yang diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, menentukan jumlah anak dalam keluarga. 11
Keluarga berencana merupakan suatu program masyarakat yang menghimpun dan mengajak segenap
potensi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam melembagakan dan membudayakan Norma Keluarga
Kecil Bahagia dan Sejahtera dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya manusia melalui
pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan
kesejahteraan keluarga kecil bahagia dan sejahtera. 9

Cakupan Gizi untuk Bayi

Peranan gizi dalam siklus hidup manusia sangat diperlukan . Gangguan pertumbuhan dan perkembangan
dapat terjadi jika gizi dimasa bayi dan anak tidak terpenuhi. 12 Bayi (usia 0-11 bulan) merupakan masa
pertumbuhan dan perkembangan yang pesat yang mencapai puncaknya pada usia 24 bulan, sehingga
diistilahkan sebagai periode emas sekaligus periode yang kritis. Periode emas dapat diwujudkan apabila
pada masa ini bayi memperoleh asupan gizi yang sesuai. Sebaliknya apabila bayi pada masa ini tidak
memperoleh makanan sesuai kebutuhan gizinya, maka periode emas akan berubah menjadi periode kritis
yang akan mengganggu tumbuh kembang bayi dan anak. Untuk mencapai tumbuh kembang optimal, di
dalam Global Strategy for Infant and Young Child Feeding, WHO/UNICEF merekomendasikan empat
hal penting yang harus dilakukan yaitu; pertama memberikan air susu ibu kepada bayi segera dalam
waktu 30 menit setelah bayi lahir, kedua memberikan hanya air susu ibu (ASI) saja atau pemberian ASI
secara eksklusif sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan, ketiga memberikan makanan pendamping air
susu ibu (MP-ASI) sejak bayi berusia 6 bulan sampai 24 bulan, dan keempat meneruskan pemberian ASI
sampai anak berusia 24 bulan atau lebih (WHO, 2003). 12
Posyandu
Pos Pelayanan Keluarga Berencana - Kesehatan Terpadu adalah kegiatan kesehatan dasar yang
diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan. Posyandu
merupakan salah satu Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat.

Pembahasan
Skenario
Seorang anak laki-laki umur 20 bulan setelah ditimbang beratnya 8,1kg. Status imunisasi yang
didapatkan BCG, dpt2, polio2, Hb2. Ia sering sakit-sakitan makanya imunisasinya tidak lengkap.
Ia merupakan anak ke 3, ibunya berumur 38 tahun.

Rumusan Masalah
Anak laki-laki berumur 20 bulan dengan berat badan 8,1 kg sering sakit-sakitan karena cakupan
gizinya yang kurang.

Hipotesis
Anak laki-laki 20 bulan sakit-sakitan

Analisis kasus
Dalam skenario ini, terdapat seorang bayi laki-laki yang sakit-sakitan makanya imunisasinya
tidak lengkap. Di dalam skenario ini anak laki-laki ini adalah anak ke 3 dari ibu yang berumur 38
tahun dan ia juga mempunyai berat badan yang bisa dibilang tidak sesuai dengan umurnya yaitu
8,1 kg. Dikarenakan berat badan yang tidak ideal ia sering sakit-sakitan dan tidak bisa menerima
imunisasi. Berat badan ini bisa dikaitkan dengan asuhan keperawatan bumil yang mungkin di
saat si ibu mengandung iya tidak menerima asupan gizi yang cukup untuk proses pembentukan
janin dan juga ini bisa dikaitkan dengan keluarga berencana karena di umur 38 tahun sudah
cukup tua untuk melahirkan atau bisa dibilang tidak ideal. Linkungan juga berpengaruh dalam
perkembangan anak.

Kesimpulan
Dalam masyarakat penerapan paradigma sehat sangat penting. Sama pentingnya dengan
kesehatan lingkungan yang berkaitan dengan kehidupan kita sehari-hari. Dengan adanya
program keluarga berencana diharapkan masyarakat dapat melahirkan di umur yang ideal dan
pada saat mereka menginginkan untuk mempunyai seorang anak. Dengan diadakannya
penyuluhan dan promosi kesehatan, diharapkan masyarakat dapat membuka pikiran mereka
untuk berpartisipasi dalam mewujudkan Indonesia yang lebih sehat.

Daftar Pustaka
1. Endra F. Paradigmas sehat. Saintika medika 2010;6(1):60-71.
2. Visi dan Misi Indonesia Sehat 2010 [Internet]. Dokumen.
3. Maulana HDJ. Promosi kesehatan. 1 st ed. EGC. Jakarta: 2009;12.
4. Amanah S. Makna penyuluhan dan transformasi perilaku manusia. Jurnal penyuluhan
2007;23(10):10-5.
5. Asmadi. Konsep dasar keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC; 2008.
6. Ryadi ALS. Ilmu kesehatan masyarakat. Yogyakarta: Andi; 2016.
7. Implementasi pelayanan promotif dan preventif untuk penyakit ISPA di puskesmas
8. Sukaramai kecamatan Medan area tahun 2017. Universitas Sumatera Utara; 2017.
9. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga
10. Mukti Al. Agama Keluarga Berencana dan Kependudukan. Jakarta: BKKBN; 2000 
11. Hanafi, H .Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Mandiri; 2004

Anda mungkin juga menyukai