Anda di halaman 1dari 2

Skenario Kasus Bioetik

Skenario 1 :
Dokter A menerima seorang pasien perempuan berusia 40 tahun, tampak kurus, berjalan tertatih-tatih dan
batuk terus menerus. Pasien ditemani oleh anak laki-lakinya yang kurus. Dokter A enggan melakukan
anamnesa dan langsung memeriksa si pasien. Ketika si anak bertanya tentang penyakit ayahnya, dokter A
hanya menyarankan meminum obat secara teratur, dan memberikan resep. Anak pasien tersebut bertanya
tentang cara minum obat, tapi dokter A menyarankan bertanya kepada petugas apotek.

Skenario 2
Pasien perempuan, usia 46 tahun datang ke dokter dengan hasilnya pasien positif menderita TB paru.
Dokter menyarankan untuk dilakukan pengobatan rutin dengan meminum obat secara teratur dan kontrol
setiap sebulan sekali. Selain itu dokter juga menyarankan untuk menjaga kebersihan tempat tinggalnya
serta mencegah penularan pada orang-orang di sekitarnya dengan cara menggunakan penutup mulut
(masker). Dan diupayakan agar tempat tinggalnya mendapat cukup sinar Matahari.

Skenario 3
Dokter B telah lama bertugas di suatu desa terpencil yang sangat jauh dari kota. Sehari-harinya ia
bertugas di sebuah puskesmas yang hanya ditemani oleh seorang mantri, hal ini merupakan pekerjaan
yang cukup melelahkan karena setiap harinya banyak warga desa yang datang berobat karena puskesmas
tersebut merupakan satu-satunya sarana kesehatan yang ada. Dokter B bertugas dari pagi hari sampai sore
hari tetapi tidak menutup kemungkinan ia harus mengobati pasien dimalam hari bila ada warga desa yang
membutuhkan pertolongannya.

Skenario 4
Seorang pemuda 21 tahun, telapak tangan sebelah kanannya masuk kedalam mesin penggilingan padi dan
setelah 15 menit kemudian telapak tangan pemuda tersebut baru dapat dikeluarkan dari mesin
penggilingan padi. Pada pemeriksaan, dokter B mendapatkan telapak tangan pemuda tersebut hancur.
Dokter B bertanya kepada orang-orang yang mengantar pemuda tadi apakah diantara mereka ada keluarga
dari pemuda tersebut. Dari serombongan orang tadi keluar seorang perempuan, ia mengatakan bahwa ia
adalah istri dari pemuda tersebut. Dokter B menjelaskan keadaan telapak tangan kanan suaminya dan
tindakan yang harus dilakukan adalah amputasi.

Skenario 5
Seorang anak laki-laki berusia 9 tahun, mengalami demam tinggi setelah dilakukan sirkumsisi.
Peristiwanya terjadi 27 dokter yang baru lulus dari Universitas C, mengadakan aksi sosial. Seminggu
mereka buka praktek circumsisi cuma-cuma di Balai Desa dengan iming-iming diberikan alat-alat tulis.
Termasuk anak yang terpikat melakukan circumsisi adalah anak tersebut. Atas inisiatifnya sendiri, hari itu
anak tersebut datang tidak bersama orangtuanya. Sesudah itu, tidak ada peristiwa luar biasa. Dua hari
setelah circumsisi, munculah keluhan demam tinggi. Lalu N dibawa berobat ke RS. Kata dokter yang
merawat di RS, N mengalami infeksi akibat circumsisi. Perawatan sampai 3 minggu.
Skenario 6
Seorang pasien laki-laki 25 tahun, dibawa ke IGD karena mencoba untuk bunuh diri. Dia berusaha untuk
meminum racun serangga. Setelah meminum sebanyak ½ gelas racun serangga, percobaan bunuh dirinya
diketahui oleh tetangganya dan kemudian membawanya ke IGD. Saat akan ditangani oleh dokter A,
pasien ini menolak untuk ditangani. Pasien meronta-ronta dan berteriak-teriak agar dokter tidak menolong
dia. Dokter A bersama perawat kemudian mengikat pasien pada ranjang, dan tetap melakukan usaha
pertolongan pada pasien tersebut.

Skenario 7
Seorang pasien laki-laki 30 tahun, datang berobat ke dokter A, setelah selesai diperiksa, dokter A
memberikan resep berisi 6 jenis obat. Setelah 3 hari, ternyata pasien masih belum sembuh, kemudian
pasien tersebut pindah ke dokter B. Oleh dokter B, pasien diberikan resep berisi 3 jenis obat. Oleh dokter
B diberitahukan bahwa beberapa obat yang diberikan oleh dokter A adalah obat yang tidak penting.

Pembagian Skenario
AB : skenario 1, 2, 4, 6
CD : skenario 3, 5, 6, 7

Anda mungkin juga menyukai