Anda di halaman 1dari 8

LATIHAN SOAL UTS ETIKA HUKUM

1. Pilihan autonomi adalah...


a. Dibuat dari informed consent pasien
b. Dibuat oleh keluarga
c. Dibuat oleh pasien setelah dipaksa
d. Dibuat oleh pasien yang bingung
e. Dibuat oleh kerabat dekat
2. Norma menghargai keputusan yang dipilih oleh seseorang disebut...
a. Autonomi
b. Non maleficence
c. Beneficence
d. Justice
e. Maleficence
3. Seorang wanita yang telah menikah ingin menaikan berat badannya. Dia meminta obat dari
dokternya. Dokter memberinya prednisone tanpa menjelaskan bagaimana cara
mengonsumsinya dan apa saja efek sampingnya, khususnya konsumsi obat dalam jangka
waktu panjang. Manakah pernyataan yang paling mendefinisikan tindakan dokter tersebut?
a. Maleficence
b. Beneficence
c. Justice
d. Non Maleficence
e. Autonommi
4. Seorang gadis memiliki bentuk telinga kelelawar. Dia inin melakukan operasi agar semakin
cantik dan untuk meningkatkan kepercayaan dirinya. Hal tersebut termasuk ke dalam kaidah
etik....
a. Autonomi
b. Beneficence
c. Non maleficence
d. Justice
e. Maleficence
5. Seorang laki-laki 34 tahun datang ke tempat praktek dokter umum dengan istrinya. Pasien
datang dengan keluhan kencing nanah. Pasien meminta istrinya menunggu di luar. Selama
anamnesa pasien mengaku pernah pergi ke lokalisasi. Dari hasil pemeriksaan didapatkan
discharge uretra mukopurulen, hasil pemeriksaan bakteriologis didapatkan bakteri
Diplococcus gram negatif intraseluler. Pasien meminta dokter tidak memberitahu istrinya.
Dokter tidak memberi tahu istri pasien, namun menyarankan agar pasien terbuka dengan
istrinya dan menyarankan agar istri pasien juga diperiksa karena penyakit ini dapat
ditularkan melalui hubungan seksual.

Prinsip bioetika kedokteran yang diterapkan dokter ini adalah...


a. Beneficence

FKUI 2015 SOLID Page 1


b. Non maleficence
c. Justice
d. Autonomy
e. Maleficence
6. Pasien dengan riwayat KLL datang dan didiagnosa dengan COB oleh dokter dan harus segera
operasi. Sang ibu panik, dan tidak bisa memberikan keputusan. Prinsip tindakan yang
dilakukan dokter?

a. Maleficience
b. Beneficence
c. Autonomy
d. Non maleficence
e. Justice

7. Pasien laki-laki 30 th datang dengan keluhan sesak, pada pemeriksaan fisik didapatkan jvp
meningkat, perkusi hipersonor, suara nafas menghilang. Dokter memaksa memasang wsd
walaupun pasien menolak, asas yg dipakai oleh dokter untuk melakukan tindakan tersebut
adalah?
a. Justice
b. Autonomy
c. Beneficence
d. Non maleficence
e. Maleficence

8. Pasien datang ke puskesmas dengan keluhan pusing hebat. Pasien tersebut merupakan
keluarga tenaga medis di puskesmas tersebut. Pasien meminta kepada dokter untuk
didahulukan karena sudah tidak tahan pusingnya. Dokter menolak permintaan tersebut dan
meminta pas menunggu sesuai antrian. Prinsip dasar bioetik yang diterapkan dokter
tersebut adalah?

a. Beneficence
b. Non maleficence
c. Justice
d. Autonomi
e. Maleficence

9. Pasien ke puskesmas dengan keluhan muntah darah. Dari pemeriksaan fisik didapatkan
perut pasien membesar, shifting dullness (+), spider nevy (+). Karena keterbatasan alat
dokter menyarankan untuk merujuk pasien ke rumah sakit. Hal yang dilakukan dokter
berdasarkan prinsip bioetik?

FKUI 2015 SOLID Page 2


a. Beneficence
b. Nonmaleficence
c. Justice
d. Autonomi
e. Maleficence

10. Manakah asas etika berikut yang bermakna bahwa seorang dokter berkewajiban melakukan
perbuatan baik tanpa pamrih?

a. Beneficence
b. non maleficence
c. autonomi
d. keadilan
e. maleficence

11. Seorang dokter diwajibkan untuk tidak membahayakan kehidupan pasiennya, baik disengaja
maupun karena kelalaian. Manakah asas etika berikut yang merupakan dasar pernyataan
tersebut?
a. Autonomy
b. Maleficence
c. Justice
d. Beneficence
e. Nonmaleficence

ESSAY

Wacana

Dokter Bagus bertugas di desa terpencil yang sangat jauh dari kota. Ia bertugas di sebuah
Puskesmas yang hanya ditemani oleh seorang mantri. Dokter Bagus bertugas dari pagi sampai sore
hari tetapi tidak menutup kemungkinan ia harus mengobati pasien dimalam hari. Suatu hari ada 5
orang pasien yang sudah mengantri. Seorang Ibu yang datang dengan keluhan demam 2 hari lalu
disertai batuk dan pilek mendapat giliran pertama untuk diperiksa oleh Dokter Bagus. Setelah
memeriksa pasien tersebut, Dokter Bagus memberikan beberapa macam obat dan vitamin serta
nasehat agar istirahat cukup.

Seorang anak balita tampak lemah digendong oleh ibunya. Ibunya mengatakan bahwa anak
tersebut sudah 2 hari buang air besar. Setelah memeriksa si anak, Dokter Bagus menyarankan agar
anak tersebut di rawat di rumah sakit. Akan tetapi karena masalah biaya, si ibu menolak. Akhirnya
Dokter Bagus memberikan obat dan ORALIT, serta berencana untuk mampir ke rumah si ibu untuk
melihat keadaan anaknya setelah pulang bekerja.

Seorang laki-laki menderita keganasan stadium lanjut. Sebelumnya pasien tersebut pernah
melakukan pembedahan di rumah sakit, namun keluarga pasien menghentikan pengobatan.
Orangtua pasien bukanlah orang kaya sehingga tidak mampu membeli obat-obatan kemoterapeutik
(berkaitan dengan pengobatan dengan obat untuk membunuh sel kanker)yang mahal, tetapi
orangtua pasien ini ingin anaknya mendapatkan pengobatan lebih lanjut. Dokter Bagus menjelaskan
keapada orangtua pasien bahwa kondisi anaknya kurang baik dan kemungkinan untuk sembuh

FKUI 2015 SOLID Page 3


sangat kecil. Dokter Bagus memutuskan untuk memberi obat-obatan penunjang agar anak tersebut
tidak menderita.

Saat mempersilahkan pasien ke empatnya masuk, Dokter Bagus terkejut karena


serombongan orang memaksa masuk sambil menggotong seorang pemuda yang tidak sadarkan diri.
Dokter Bagus meminta kesediaan pasien keempat untuk menunggu di luar karena ia akan lebih dulu
memberi pertolongan pada pemuda tersebut.

Pemuda tersebut telapak tangan sebelah kananya masuk kedalam mesin penggilingan padi
dan setelah 15 menit kemudian telapak tangan pemuda tersebut baru dapat dikeluarkan dari mesin
penggilingan padi. Dokter Bagus mendapati bahwa telapak tangan pemuda tersebut telah hancur
sehingga harus diamputasi. Ia pun meminta ijin kepada salah seorang perempuan yang ada di dekat
si pasien yang merupakan istrinya, dengan terlebih dahulu memberi penjelasan berkaitan denga
keadaan telapak tangan kanan suaminya dan tindakan yang harus dilakukan. Setelah mendapat
persetujuan, Dokter Bagus melaksanakan proses amputasi. Setelah selesai, ia melihat kondisi pasien
yang baik dan stabil, hingga akhirnya si pasien di perbolehkan pulang dengan diberi beberapa
macam obat dan anjuran agar besok datang kembali untuk kontrol.

Seorang bapak berusia 55 tahun mengeluh nyeri pada ulu hati dan terasa berat pada dada
serta punggungnya. Dokter Bagus curiga pasien tersebut menderita penyakit jantung sehingga ia
membuat surat rujukan kerumah sakit yang berada di kota. Setelah menerima penjelasan tentang
kemungkinan penyakit yang dideritanya, pasien pulang dengan membawa surat rujukan tersebut.

Seorang ibu muda yang sangat cerewet begitu masuk langsung mengeluh berbagai macam
keluhan. Dokter Bagus tidak menanggapi keluhan si ibu muda dan segera membuat surat rujukan
untuk ibu tersebut ke LAB KLINIK “Cepat Tepat” langganannya yang berada di kota, jauh dari
puskesmas. Dari Lab ini Dokter Bagus mendapat sejumlah uang yang sejajar dengan jumlah pasien
yang ia kirim ke sana.

Pembahasan Kasus
Paragraf I

Dokter Bagus berugas di desa terpencil yang sangat jauh dari kota. Ia bertugas di
sebuah Puskesmas yang hanya ditemani oleh seorang mantri. Dokter Bagus bertugas dari
pagi sampai sore hari tetapi tidak menutup kemungkinan ia harus mengobati pasien
dimalam hari. Suatu hari ada 5 orang pasien yang sudah mengantri. Seorang Ibu yang
datang dengan keluhan demam 2 hari lalu disertai batuk dan pilek mendapat giliran
pertama untuk diperiksa oleh Dokter Bagus. Setelah memeriksa pasien tersebut, Dokter
Bagus memberikan beberapa macam obat dan vitamin serta nasehat agar istirahat cukup.

(Jawaban)
Prinsip bioetik yang terkandung dalam kasus ini adalah:
1. Beneficence (warna kuning)
Mengutamakan Altruisme (menolong tanpa pamrih) : bersedia bekerja di desa terpecil
dan melayanani masyarakat disana hingga malam hari.
Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan : ia tidak hanya memberikan obat, tapi juga
vitamin dan bahkan memberi nasehat agar si ibu beristirahat dengan cukup.

FKUI 2015 SOLID Page 4


Kewajiban menolong pasien gawat darurat : siap melayani masyarakat yang sakit dari
pagi hingga malam hari.

2. Justice (warna hijau)

Menghargai hak sehat pasien (affordabillity, equality, accesibillity, availabillity,


quality) : melayani si Ibu dengan baik.
Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang sama: melayani
pasien dalam antrean

Paragraf II

Seorang anak balita tampak lemah digendong oleh ibunya. Ibunya mengatakan bahwa
anak tersebut sudah 2 hari buang air besar. Setelah memeriksa si anak, Dokter Bagus
menyarankan agar anak tersebut di rawat di rumah sakit. Akan tetapi karena masalah
biaya, si ibu menolak. Akhirnya Dokter Bagus memberikan obat dan ORALIT, serta
berencana untuk mampir ke rumah si ibu untuk melihat keadaan anaknya setelah pulang
bekerja.

Prinsip bioetik yang terkandung dalam kasus ini:

1. Beneficence (kuning)
Mengusahakan agar kebaikan atau manfaatnya lebih banyak dibanding dengan
keburukannya : memberi rujukan ke Rumah Sakit karena hal itu dirasa lebih perlu.
Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan atau preferensi pasien : tidak hanya memberi
obat dan ORALIT, tapi juga berencana mengontrol anak si ibu setelah pulang
bekerja.
Memberikan obat berkhasiat namun murah : pemberian ORALIT

2. Autonomy (biru)
Menghargai hak menentukan nasih sendiri, menghargai martabat pasien :
menghargai keputusan si ibu yang tidak membawa anaknya ke rumah sakit.
Menghargai rasionalitas pasien : menghargai keputusan si ibu yang tidak membawa
anaknya ke rumah sakit dikarenakan alasan biaya.

Paragraf III

Seorang laki-laki menderita kanker stadium lanjut. Sebelumnya pasien tersebut pernah
melakukan pembedahan di rumah sakit, namun keluarga pasien menghentikan
pengobatan. Orangtua pasien bukanlah orang kaya sehingga tidak mampu membeli obat-
obatan kemoterapeutik (berkaitan dengan pengobatan dengan obat untuk membunuh sel
kanker9)yang mahal, tetapi orangtua pasien ini ingin anaknya mendapatkan pengobatan
lebih lanjut. Dokter Bagus menjelaskan keapada orangtua pasien bahwa kondisi anaknya
kurang baik dan kemungkinan untuk sembuh sangat kecil. Dokter Bagus memutuskan
untuk memberi obat-obatan penunjang agar anak tersebut tidak menderita.

Prinsip bioetik yang terkandung dalam kasus ini:

1. Beneficence (kuning)

FKUI 2015 SOLID Page 5


Minimalisasi Akibat Buruk: memberikan obata-obatan penunjang agar pasien tidak
menderita.
2. Autonomy (biru)
Menghargai hak menentukan nasib sendiri, menghargai martabat pasien : menghargai
keputusan untuk tidak melanjutkan pengobatan dan membeli obat-obatan yang mahal.
Berterus terang : menyampaikan kondisi pasien yang tidak memiliki kemungkinan
untuk sembuh
Tidak berbohong kepada pasien meskipun demi kebaikan pasien

Paragraf IV dan V

Saat mempersilahkan pasien ke empatnya masuk, Dokter Bagus terkejut karena


serombongan orang memaksa masuk sambil menggotong seorang pemuda yang tidak
sadarkan diri. Dokter Bagus meminta kesediaan pasien keempat untuk menunggu di luar
karena ia akan lebih dulu memberi pertolongan pada pemuda tersebut.

Pemuda tersebut telapak tangan sebelah kananya masuk kedalam mesin penggilingan padi
dan setelah 15 menit kemudian telapak tangan pemuda tersebut baru dapat dikeluarkan
dari mesin penggilingan padi. Dokter Bagus mendapati bahwa telapak tangan pemuda
tersebut telah hancur sehingga harus diamputasi. Ia pun meminta ijin kepada salah
seorang perempuan yang ada di dekat si pasien yang merupakan istrinya, dengan terlebih
dahulu memberi penjelasan berkaitan denga keadaan telapak tangan kanan suaminya dan
tindakan yang harus dilakukan. Setelah mendapat persetujuan, Dokter Bagus
melaksanakan proses amputasi. Setelah selesai, ia melihat kondisi pasien yang baik dan
stabil, hingga akhirnya si pasien di perbolehkan pulang dengan diberi beberapa macam
obat dan anjuran agar besok datang kembali untuk kontrol.

Prinsip bioetik yang terkandung dalam kasus ini:

1. Beneficence (kuning)
Mengusahakan agar kebaikan atau manfaatnya lebih banyak dibandingkan dengan
keburukannya : memutuskan untuk melakukan amputasi
Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan pasien : setelah amputasi, ia tetap
memberikan obat dan meminta agar esok hari pasien datang untuk kontrol
Minimalisasi akibat buruk
Kewajiban menolong pasien gawat darurat

2. Non-maleficence (ungu)
Menolong pasien emergensi : Mengutamakan pemuda dalam keadaan gawat darurat
tersebut
Pasien dalam keadaan darurat

3. Autonomy (biru)
Menghargai hak menentukan nasib sendiri, menghargai martabat pasien
Berterus terang >> pemberian penjelasan dan permintaan izin untuk melakukan
amputasi

4. Justice (hijau)
Bijak dalam makroalokasi : mendahulukan si pasien yang darurat dan meminta izin
kepada pasien yang lain untuk mendahulukan pasien gawat darurat tersebut

FKUI 2015 SOLID Page 6


Paragraf VI

Seorang bapak berusia 55 tahun mengeluh nyeri pada ulu hati dan terasa berat pada dada
serta punggungnya. Dokter Bagus curiga pasien tersebut menderita penyakit jantung
sehingga ia membuat surat rujukan kerumah sakit yang berada di kota. Setelah menerima
penjelasan tentang kemungkinan penyakit yang dideritanya, pasien pulang dengan
membawa surat rujukan tersebut.

Prinsip bioetik yang terkandung dalam kasus ini:

1. Beneficence (kuning)
Memandang pasien tidak hanya sejauh menguntungkan dokter : merujuk ke rumah
sakit agar pasien mendapat pengobatan yang lebih baik, walaupun harus kehilangan
pemasukan dari keputusan tersebut.
Mengusahakan agar kebaikan atau manfaatnya lebih banyak dibandingkan dengan
keburukan : merujuk ke rumah sakit
Paternalisme bertanggung jawab atau berkasih sayang
Minimalisasi akibat buruk

Paragraf VII

Seorang ibu muda yang sangat cerewet begitu masuk langsung mengeluh berbagai
macam keluhan. Dokter Bagus tidak menanggapi keluhan si ibu muda dan segera
membuat surat rujukan untuk ibu tersebut ke LAB KLINIK “Cepat Tepat” langganannya
yang berada di kota, jauh dari puskesmas. Dari Lab ini Dokter Bagus mendapat sejumlah
uang yang sejajar dengan jumlah pasien yang ia kirim ke sana.

Dalam kasus ini, Dokter Bagus melanggar seluruh prinsip-prinsip dalam bioetik:

1. Pelanggaran beneficence (kuning)


Tidak mengutamakan altruisme (menolong tanpa pamrih) dan paternalism berkasih-
sayang
Memandang pasien hanya sejauh menguntungkan dokter
Tidak bertanggung jawab >> merujuk pasien ke klinik langganan

2. Pelanggaran non-malefience (ungu)


Memanfaatkan pasien
Melakukan white collar crime yang merugikan pasien : melakukan rujukan agar
mendapat keuntungan

3. Pelanggaran autonomy (biru)


Tidak menjaga hubungan (kontrak) : langsung merujuk begitu saja
Melanggar informed consent : tidak memberi penjelasan terhadap keluhan yang
diberikan

4. Pelanggaran justice (hijau)


Tidak memberikan kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang sama
: bandingkan dengan pasien-pasien sebelumnya
Melakukan penyalahgunaan wewenang

FKUI 2015 SOLID Page 7


Tidak menghargai hak sehat pasien: lab klinik yang dirujuk jauh dari puskesmas
sehingga sulit dicapai oleh pasien

FKUI 2015 SOLID Page 8

Anda mungkin juga menyukai