Anda di halaman 1dari 5

Pendahuluan

Pada film ini, kami memilih 2 tokoh utama yang dapat dianalisa gaya kepemimpinannya.
Orang pertama adalah si Patch Adams sendiri. Hunter “Patch” Adams awalnya memiliki
gangguan mental karena mencoba untuk bunuh diri sehingga Ia dirawat di suatu rumah sakit
jiwa. Saat dirawat di rumah sakit tersebut, Patch bertemu dengan seseorang bernama Arthur
Mendelson yang mengajarkan dia untuk berani tampil beda dari orang lain. Juga, Patch
membantu teman sekamarnya dalam mengatasi masalah kejiwaannya dengan cara membuatnya
tertawa. Sejak kejadian tersebut, Patch bertekad untuk masuk kuliah kedokteran agar bisa
membantu banyak orang. Ia mendaftar di Medical College of Virginia, yang sekarang dikenal
sebagai VCU School of Medicine. Oleh karena tekadnya yang besar untuk membantu orang lain,
Patch berhasil menjadi dokter yang disukai banyak orang karena hatinya yang baik dan tulus dan
berhasil membuka klinik praktik non-profit yang bernama Gesundheit! Institute walaupun dalam
perjalanannya, banyak rintangan-rintangan berat yang harus Ia hadapi.

Orang kedua adalah Dean Walcott. Dean Walcott merupakan dekan di universitas tempat
Patch belajar. Menurut Dean Walcott, Patch Adams adalah mahasiswa yang tidak bisa menaati
peraturan walaupun tujuan dan hasil dari apa yang dilakukannya itu baik. Dean Walcott adalah
seorang yang tegas akan peraturan dan sangat disiplin, tetapi terkadang bersifat “kaku” karena
tidak bisa melihat dari sisi pandang yang lain. Juga, Ia terkadang merasa sombong karena merasa
dirinya dokter yang artinya Ia merasa harus dihormati hanya karena memiliki jabatan yang
paling tinggi. Dean Walcott adalah satu-satunya orang yang berpendapat bahwa Patch Adams
tidak layak untuk menjadi dokter karena kelakuannya.

Analisa

1. Hunter “Patch” Adams

-Trait Approach:

 Intelligence: Kepintaran Patch Adams sudah terlihat dari awal film ketika Ia dapat
menjawab pertanyaan Arthur Mendelson. Arthur Mendelson mengeluarkan angka
4 menggunakan jarinya dan menanyakan kepada semua orang berapa angka yang
dilihat. Orang normal lainnya menjawab 4, tetapi Patch menjawab 8 karena Ia
merupakan orang yang “berbeda”. Selain itu, kepintaran Patch juga dapat dilihat
ketika Ia membantu teman sekamarnya, Mitch Roman, dalam mengatasi masalah
kejiwaannya. Mitch berhalusinasi kalau kamar mereka terdapat tupai dan tupai
tersebut berbahaya. Lalu, Patch membantu Mitch dalam mengatasi masalah tupai
tersebut dengan cara berpura-pura menembak dan berperang dengan tupai-tupai
yang berada di kamar mereka agar Mitch dapat pergi ke kamar mandi dengan
tenang. Karena kejadian itu lah Patch bertekad untuk menjadi dokter agar bisa
membantu orang banyak seperti misalnya membuat pasien-pasien di rumah sakit
tertawa karena tingkahnya yang lucu seperti badut. Selama pembelajaran di
universitas, Patch tidak hanya baik dalam berinteraksi dengan orang-orang,
melainkan Ia merupakan seorang yang pintar dan mendapat nilai tertinggi dari
seangkatan. Juga, Patch pintar dalam berkomunikasi atau menyampaikan sesuatu
menurut sudut pandangnya. Ia bisa memotivasi orang lain karena perilaku dan tata
bahasanya yang bagus.
 Self Confidence: Patch memiliki kepercayaan diri yang tinggi pada dirinya. Ia
yakin dengan dirinya sendiri bahwa Ia bisa menjadi dokter yang baik kepada
pasien, bukan hanya pintar dalam teori. Dapat dilihat ketika Ia terus mencoba
untuk ‘membahagiakan’ atau membantu pasien yang berada di kamar 305. Pasien
pada kamar 305 sudah menyerah dengan hidupnya sehingga Ia bersikap kasar,
secara fisik maupun perkataan, kepada tenaga medis di rumah sakit tersebut. Oleh
karena itu, Patch terpicu untuk membantu pasien tersebut untuk merasakan
kebahagian lebih agar kehidupannya di rumah sakit dapat menjadi lebih berwarna.
Awalnya, Patch gagal, tetapi hal tersebut tidak membuatnya menyerah untuk
membantu pasien tersebut. Pada akhirnya, pasien di kamar 305 pun menerima
perlakuan Patch dan menjalani hari-harinya di rumah sakit dengan lebih baik.
Juga, Patch merupakan orang yang tidak mudah menyerah walaupun masalah-
masalah atau rintangan-rintangan yang berat bagi kehidupan sebagai mahasiswa
kedokterannya terus berdatangan. Seperti ketika Ia disidang karena dianggap
melakukan kesalahan-kesalahan yang melanggar peraturan. Patch tetap berjuang
untuk meyakinkan petinggi-petinggi universitas bahwa memang benar apa yang
dia lakukan salah, tetapi hal tersebut dilakukan for a better cause.
 Determination: Ketekadan atau keinginan Patch dapat dilihat dari sikap self
confidence yang dimilikinya. Segala hal yang ingin dicapai oleh Patch, Ia
melakukannya dengan sungguh-sungguh dan pantang menyerah. Seperti hal
simple yaitu mendekati Carin yang awalnya menolak dengan jelas tidak ingin
memikirkan tentang laki-laki atau pacar karena Ia ingin fokus dengan
pembelajarannya hingga pada akhirnya Carin pun luluh dengan perlakuan Patch
kepadanya.
 Sociability: Sifat sosial Patch dapat dilihat ketika Ia membantu orang-orang atau
pasien yang berada di rumah sakit untuk mental support. Ia tidak membantu
secara medis karena masih merupakan mahasiswa. Patch lebih membantu
kehidupan sehari-hari sang pasien karena Ia percaya jika pasien tidak memikirkan
penyakitnya dan lebih sering tertawa, hidup pasien tersebut mungkin dapat
menjadi lebih panjang dan lebih baik. Juga, jiwa social Patch juga dapat dilihat
ketika Ia membuka kliniknya sendiri untuk membantu orang-orang yang seek
help.

-Skill Approach: Patch Adams memiliki pendekatan skill dalam poin Human Skill dan
juga Conceptual Skill. Human Skill menjelaskan tentang bagaimana seseorang
melakukan pendekatan kepada orang lain. Dari film, dapat terlihat jelas bahwa Patch
dapat bersosialisasi kepada orang lain dengan mudah karena Ia mengerti apa yang orang
lain inginkan atau butuhkan. Conceptual Skill menjelaskan tentang menuangkan dan
menyampaikan isi pikirannya. Skill ini dapat dilihat ketika Patch memberitahukan kepada
teman-temannya tentang keinginan dia untuk membangun klinik sendiri agar dapat
membantu banyak orang secara mandiri dan itu berhasil. Juga, dapat dilihat ketika Patch
disidang dan bagaimana cara Ia berbicara kepada semua mahasiswa di ruangan tersebut
untuk memotivasi mereka bahwa hubungan dokter dengan pasiennya tidak hanya sekedar
dokter pasien, tetapi seorang dokter harus melakukan pendekatan yang lebih agar dapat
menjadi “teman”nya yang mengerti akan kebutuhan pasien.
-Situational Approach: Patch Adams memiliki gaya kepemimpinan yaitu supporting
yang artinya low directive, high supportive. Hal ini terlihat dalam adegan dimana Patch
Adam memberikan semangat atau mental support dan juga kebahagiaan terhadap pasien
yang sedang sakit di rumah sakit. Patch juga dapat membedakan cara-cara dalam
menangani pasien yang berbeda umur seperti misalnya anak-anak atau lansia, dll. Ia
dapat merubah sikapnya sesuai dengan kebutuhan atau keinginan si pasien agar mendapat
kebahagiaan.

-Namun, Patch memiliki kekurangan dari gaya kepemimpinannya. Hal tersebut dapat
dilihat ketika Patch mengambil obat-obatan dari rumah sakit tanpa mendapat izin dari
pihak rumah sakit. Sifat tersebut merupakan sifat yang tidak jujur bagi seorang
pemimpin.

2. Dean Walcott

-Skill Approach : Dean Walcott memiliki gaya kepemimpinan skill approach dimana
dalam kepribadian nya terlihat bahwa dean walcot seorang pemimpin yang menggunakan
pengetahuan dan kompetensi yang ada dalam dirinya untuk mencapai seperangkat tujuan,
karena sikap nya yang disiplin dan terpelajar.

-Situational Approach: Dean Walcott memiliki gaya kepemimpinan yaitu directing


yang artinya high directive, low supportive yang artinya Ia tipe pemimpin yang
cenderung untuk mengatur secara detail tanpa memberikan kata-kata yang dapat
menyemangati atau memotivasi. Dari film, kita bisa lihat bahwa sifat dari Dean Walcott
memang sangat disiplin dan taat dengan peraturan yang ada. Ia merasa jika semua
berjalan sesuai dengan keinginannya, maka segala hal akan berjalan dengan baik.

-Namun, terdapat kelemahan dalam gaya kepemimpinan dari Dean Walcott. Ia cenderung
untuk memaksakan orang lain untuk mengikuti kehendaknya sendiri tanpa
mempertimbangkan satu dan lain hal. Seperti misalnya pada film, Dean Walcott selalu
memarahi Patch karena tidak menaati peraturan-peraturannya tanpa melihat tujuan dan
niat baik dari Patch. Juga, Ia memaksa Patch untuk menurut kepadanya tanpa
memberikan alasan yang jelas sehingga Ia bersikap egois.
Kesimpulan

Pada setiap tipe kepemimpinan atau setiap sifat orang, pastinya ada beberapa kelebihan
dan kekurangan. Kelebihan pada gaya kepemimpinan yang dimiliki Patch Adams adalah Ia dapat
mengerti perasaan orang lain, mengetahui dengan pasti bagaimana cara berinteraksi kepada
orang-orang yang berbeda, dan Ia sangat bertekad dan yakin akan tujuannya yaitu untuk
membantu orang lain tanpa mempedulikan atau memikirkan imbalan yang akan Ia dapatkan.
Namun, kelemahan dari gaya kepemimpinan Patch Adams adalah sifat melawannya. Sifat
melawannya disini lebih ke arah ketika Patch sedang belajar dan menjadi mahasiswa kedokteran.
Ia selalu melanggar peraturan-peraturan yang sudah dibuat oleh universitasnya walaupun
tujuannya baik. Juga, terkadang Patch dapat terpancing dengan emosi sehingga Ia melakukan
suatu tindakan atau mengambil sebuah keputusan tanpa berpikir panjang terlebih dahulu seperti
misalnya pada scene ketika orang yang dicintainya, Carin, meninggal dunia. Patch merasa sangat
sedih dan marah karena Ia menyalahkan dirinya sendiri sehingga Ia ingin menutup klinik yang Ia
buka tanpa berpikir panjang atau memikirkan nasib pasien-pasiennya yang membutuhkan
pertolongannya.

Lalu, tentunya pada gaya kepemimpinan Dean Walcott juga ada kelebihan dan
kekurangannya. Kelebihannya adalah Ia memiliki jiwa kepemimpinan yang tegas dan disiplin
akan peraturan yang ada. Ia menganggap bahwa setiap peraturan yang sudah ada memiliki tujuan
yang baik sehingga harus ditaati secara menyeluruh tanpa terkecuali. Kelemahan dari gaya
kepemimpinan Dean Walcott adalah Ia tidak bersifat fleksibel yang artinya Ia tidak bisa melihat
suatu tujuan dari sisi lain karena cara tersebut melanggar peraturan. Ia tidak memikirkan apakah
cara tersebut dapat berdampak lebih baik atau tidak sehingga terkadang Dean Walcott bersifat
egois dan memaksakan kehendaknya pada mahasiswa-mahasiswa yang sedang belajar di
universitas tersebut.

Anda mungkin juga menyukai