Anda di halaman 1dari 11

TUGAS TERSTRUKTUR

DASAR-DASAR KOMUNIKASI
RESUME FILM PATCH ADAMS

Disusun oleh :

Eneng Safitri Andriyani I1D015010

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT
PROGAM STUDI ILMU GIZI
PURWOKETO
2016
BAB I
PENDAHULUAN

Film Patch Adams yang dirilis oleh Universal Studios pada tanggal
25 Desember 1998 diangkat dari buku Gesundheit Good Health is a Laughing
Matter oleh Adams and Maureen Mylander. Film ini bercerita tentang kisah
nyata Dr. Hunter Doherty PatchAdams, M.D (lahir 28 Mei 1945 di
Washington D.C.). Ia menjadi seorang American Physician yang terkenal,
aktivis sosial, menjadi diplomat dan penulis. (Wayan, 2014).
Patch Adams merupakan sebuah film yang tercipta berdasarkan suatu
pengalaman pribadi seorang tokoh kemanusiaan, yakni Hunter Doherty
"Patch"Adams, M.D. Patch merupakan seorang sosok yang cerdas humoris,
manusiawi dan empati, serta imajinatif dan penuh rasa idealis. Dalam film
berjudul Patch Adams tersebut, dikisahkan Patch merupakan seorang yang
frustasi karena kehilangan seorang ayah yang membuatnya makin terpuruk
Patch mencoba bunuh diri, namun sayangnya gagal. Akhirnya Patch di
masukan ke dalam rumah sakit jiwa.
Dalam kesehariannya di rumah sakit jiwa tersebut, Patch Adam merasa
ia dapat memiliki suatu hubungan dengan pasien-pasien yang ada di sana dan
membuat mereka memiliki komunikasi yang baik dengan dirinya sendiri.
Dengan demikian ia pun dapat membantu mereka dengan masalah kejiwaan
mereka, seperti pada teman sekamarnya Rudy yang takut ke kamar mandi
karena halusinasinya tentang tupai. Dari pengalaman ini Patch pun
memutuskan untuk belajar ilmu kedokteran demi menjadi seorang dokter agar
ia dapat membantu orang lebih banyak lagi. Di sekolah kedokteran Patch
melihat metode pengobatan yang diajarkan sangat kaku karena hanya melihat
sisi kesehatan fisik dan mengabaikan sisi psikologi. Patch menganggap
pengobatan harusnya mencakup dua sisi tersebut. ia juga melihat humor adalah
obat terbaik untuk kesehatan. Tahun pertama Patch di sekolah kedokteran, ia
berkeinginan untuk berinteraksi secara langsung dengan pasien dan menolong
para pasien dengan humor dan tawa. Patch sering datang ke rumah sakit,
walau ia belum sampai pada tingkat tiga. Ia suka menghibur anak-anak
penderita kanker dan pasien lainnya supaya mereka tidak ketakuan dengan
penyakit yang dideritanya. Namun metode yang digunakannya sangat ditentang
dekan fakultas nya. Banyak orang yang menentang sifatnya, terutama teman
sekamarnya Mitch Roman yang menganggap sifat Patch cenderung santai dan
jauh tidak patuh pada aturan. Patch sempat akan dikeluarkan oleh dekannya
karena dianggap melecehkan tamu-tamu yang berkunjung ke fakultas mereka
dengan leluconnya, namun ia tidak jadi dikeluarkan berkat rektornya yang
mengagumi metode yang dilakukan Patch karena telah meningkatkan kualitas
hidup pasien.
Patch mengajak teman-temannya unuk melihat metode yang ia
gunakan. Kemudian ia bersama Trumann dan Karin membangun sebuah klinik
gratis dengan bantuan Arthur Mendelson teman Patch saat di rumah sakit jiwa.
Di klinik tersebut ia membantu orang-orang tanpa pungutan biaya dan asuransi
kesehatan. Kliniknya menetapkan bahwa dokter dan pasien bekerja bersama-
sama, tidak ada jabatan. Ia memandang bahwa dokter dan tenaga kesehatan
lainnya memiliki posisi yang sejajar dengan pasien. Namun, ketika Patch
kehilangan kekasihnya Karin yang meninggal karena dibunuh, ia hampir
menghentikan apa yang telah ia jalankan dan perjuangkan. Trumann yang
merupakan sahabat dekat Patch berusaha untuk menasehatinya dengan
mengingatkan pada para pasien yang sedang mereka rawat dan berharap
banyak kepada kedua dokter tersebut, teman sekamarnya juga turut
menasehatinya dengan kondisi pasien yang yang tidak mau makan karena tidak
ada dr. Patch.
Patch sempat terancam tidak lulus dari kedokeran karena tuduhan
bahwa praktek yang dilakukannya tanpa izin. Namun, berkat dukungan dari
teman dan orang-orang yang pernah di tolongnya ia berhasil lulus dari sekolah
kedokteran. Patch kemudian mendirikan rumah berobat dan merawat lebih
dari 15.000 orang, tanpa dipungut biaya, asuransi malpraktek atau dalam
penggunaan fasilitas. Ia membeli tanah seluas 105 hektar di Virginia Barat dan
sedang membangun Rumah Sakit Ghesundheit. Saat ini ada 1000 lebih
daftar tunggu dokter yang ingin meninggalkan praktek mereka untuk bergabng
dalam rumah sakit milik Patch.

BAB II
ISI

Film Patch Adams ini menunjukan metode komunikasi dalam bidang


kesehatan. Di dalam praktik kesehatan terdapat interaksi antara tenaga
kesehatan dan pasien, interaksi inilah yang disebut dengan komunikasi.
Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua
orang atau lebih dengan cara yang tepat sehingga pesan tersebut dapat
dipahami. Komunikasi dalam dunia kesehatan sangatlah penting. Komunikasi
diperlukan untuk mendapat informasi tentang pasien agar dokter dapat
membuat diagnonis (Claresta,2011).
Metode yang digunakan oleh Patch dalam film ini adalah metode Ideal
Communication Model, penyandian pesan (encoding) digunakan untuk
mengubah pesan ke dalam suatu sandi yang cocok dengan transmitter atau
pengirim sinyal. Dalam komunikasi tatap muka sinyal yang cocok dengan
organ suara adalah kata-kata. Sinyal yang cocok dengan otot tubuh dan indera
adalah anggukan kepala, sentuhan, gerak tubuh, serta kontak mata. Patch
sebagai encoding melakaukan hal terebut kepada pasien yang kemudian
diterima oleh pasien. Penerima (receiver) dalam hal ini adalah organ tubuh
yang sanggup menangkap sinyal, misalnya telinga menerima sandi
pembicaraan, sementara mata menerima sandi gerakan badan, kepala, dan
sinyal lain yang dapat ditangkap mata. Penerima pesan yang telah menerima
sinyal melalui pendengaran, penglihatan, dan sebagainya akan menguraikan
sinyal tersebut dan diinterpretasikan oleh otak. Pasien kemudian memberikan
feedback dengan memberikan pesan balasan bagi Patch. Hal ini dapat dilihat
saat ia berinteraki dengan seorang nenek bernama Aggy, ia menanyakan
mengenai fantasi sang nenek saat masih kecil dengan cara kekanakan ambil
menatapnya, yang kemudian direspon dengan memberi jawaban mengenai
fantasinya. Komunikasi yang dilakukannya merupakan komunikasi dua arah
dimana ia dan pasien saling memberi pesan, dan berperan sebagai encorder
maupun decorder (Tania,2013).
Mennurut Claresta (2011) komunikasi juga dapat membantu kerja sama
dokter serta tenaga kesehatan lainnya dengan pasien dalam proses
penyembuhan atau yang disebut komunikasi terapeutik. Menurut As Hornby
dalam Tri Astuti (2009) terapeutik adalah merupakan kata sifat yang
dihubungkan dengan seni tari dan penyembuhan. Di sini dapat diartikan bahwa
terapeutik adalah segala sesuatu yang memfasilitasi proses penyembuhan.
Mampu terapeutik berarti seseorang mampu melakukan atau
mengkomunikasikan perkataan, perbuatan atau ekspresi yang memfasilitasi
proses penyembuhan.
Di bagian awal film, saat dokter melakukan konseling dengan Patch di
rumah sakit jiwa. Dokter yang memeriksa Patch tidak menerapkan konsep
komunikasi terapeutik. Perilaku dokter tersebut tidak menjadi pendengar yang
aktif, dokter tersebut justru sibuk mengerjakan hal-hal lain pada saat Patch
sedang menceritakan kisah hidupnya. Berbeda halnya dengan yang di tunjukan
Patch pada saat memasuki kamar anak kecil yang sedang sakit. Patch
menghibur mereka dengan berbagai lelucon komunikasi verbal maupun non
verbal. Pada saat adegan menembak balon dengan seorang kakek di rumah
sakit, Patch menanyakan kepada seorang nenek yang bersifat agak kekanak-
kanakan diselah ranjang kakek itu dengan senyuman dan tetap menaruh
perhatian kepada nenek tersebut sehingga nenek tersebut tetap asik
menceritakan fantasinya. Di sini Patch menjadi pendengar yang aktif dan
berempati terhadap Pasien.
Menurut Rossyana Viviningtyas (2016) tahapan komunikasi terapeutik
terdiri dari empat tahap sebagai berikut :
1. Tahap Prainteraksi
Tahap ini dimulai sebelum petugas kesehatan terlebih dahulu menggali
kemampuan yang dimiliki sebelum kontak atau berhubungan dengan klien
termasuk kondisi kecemasan yang menyelimuti diri petugas kesehatan sehingga
terdapat dua unsur. Yang perlu dipersiapkan dan dipelajari pada tahap
prainteraksi yaitu unsur diri sendiri dan unsur dari pasien. Dan dapat
disimpulkan bahwa hal-hal yang dipelajari dari diri sendiri adalah pengetahuan
yang dimiliki terkait dengan penyakit atau masalah klien, kecemasan diri,
analisis kekuatan diri dan waktu pertemuan baik saat pertemuan maupun lama
pertemuan. Hal-hal yang dipelajari dari unsur pasien adalah perilaku pasien,
dalam menghadapi pasien masalahnya adat istiadat dan tingkat pengetahuan
(Nasir 2009 dalam Viviningtyas, 2016). Tahap ini dapat dilihat saat Patch
mencoba menanyakan Mr. Davis penderita kanker pankreas yang sering marah
dan tidak ada yang bisa mendekati Mr. Davis bahkan perawat pun tidak ada
yang bisa mengendalikannya, atau saat seorang pria bernama Larry yang
datang ke kliniknya ia mencoba menanyakan hal-hal sederhana yang berkaitan
dengan Larry untuk dapat menjalin kontak atau hubungan dengannya

2. Tahap Perkenalan atau Orientasi


Pada tahap perkenalan adalah membuat kontrak dengan klien. Kontrak
yang harus disetujui bersama dengan klien antara lain: tempat, waktu
pertemuan dan topik pembicaraan. Pada tahap ini adalah petugas kesehatan
mengali keluhan yang dirasakan oleh klien dan difalidasi dengan tanda serta
gejala lain, maka dari itu petugas kesehatan membenarkan secara aktif untuk
mengumpulkan data tersebut (Suryani 2006 dalam Viviningtyas, 2016). Metode
yang digunakan Patch untuk tahap ini dilihat saat ia membangun klinik, klien
atau paisen datang sendiri ke klinik untuk mendapat pengobatan, dan metode
pengobatan yang dilakukan Patch bukan hanya berpusat pada pengobatan fisik
tapi juga psikis pasien. Ia bersama teman-temannya sebagai petugas kesehatan
mengali keluhan yang dirasakan oleh klien.

3. Tahap Kerja
Tahap yang paling lama diantara tahap lainya. Petugas kesehatan dan klien
bertemu untuk menyelesaikan masalah dan membentuk hubungan yang saling
menguntungkan secara profesional, yaitu mencapai tujuan yang ditetapkan.
Pada fase ini petugas kesehatan memiliki kebutuhan dan mengembangkan
pola-pola adaptif klien, Memberi bantuan yang dibutuhkan klien,
mendiskusikan dengan teknik untuk mencapai tujuan selain sebagi pemberi
pelayanan, peran petugas sebagai pengajar yang diperlukan. Peran ini meliputi
upaya meningkatkan motivasi klien untuk mempelajari dan melakukan aktifitas
peningkatan kesehatan untuk mengikuti program pengobatan dokter dan untuk
mengekspresikan perasaan atau pengalaman yang berhubungan dengan
masalah kesehatan dan kebutuhan keperawatan yang terbentuk (Tansuri 2006
dalam Viviningtyas, 2016). Tahap kerja Patch adalah ketika di klinik ia
memberi bantuan yang dibutuhkan klien, mendiskusikan dengan teknik untuk
mencapai tujuan selain sebagi pemberi pelayanan, peran orang-orang di klinik
sebagai pengajar yang diperlukan. Orang-orang di kliniknya mempunyai peran
yang sama yaittu untuk meningkatan kualitas kesehatan semua orang yang
datang ke klinik.

4. Tahap Terminasi
Tahap terminasi dimulai ketika klien dan petugas kesehatan memutuskan
untuk mengakhiri hubungan dengan klien. Pada tahap ini petugas kesehatan
adalah mengevaluasi pencapaian tujuan dari interaksi yang telah dilaksanakan,
menyepakati tindak lanjut terhadap interaksi yang telah dilakukan dan
membuat pertemuan berikutnya kalau diperlukan (Suryan 2006 dalam
Viviningtyas, 2016)

Menurut buku Silent message (1971) dalam Tania (2013), Albert


Mehrabian menegmukakakn bahwa manusia berkomunikasi secara verbal dan
non verbal. Komunikasi Verbal adalah proses penyampaian pikiran, pesan atau
perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan simbol yang
menggunakan satu kata maupun lebih sebagai medianya. Media yang sering
dipakai yaitu bahasa. Karena, bahasa mampu menerjemahkan pikiran seseorang
kepada orang lain. Sedangkan komunikasi nonverbal adalah kebalikan dari
komunikasi verbal yaitu proses penyampaian pesan kepada orang lain dengan
tidak menggunakan kata-kata. Semua gerakan tubuh manusia mempunyai suatu
makna dan tidak ada gerakan yang kebetulan. Contoh: mengangkat alis diartika
tidak percaya, memukul dahi karena lupa sesuatu, mengetuk-ngetukkan jari
tanda tak sabar (Nurlaela,2015). Patch adams melibatkan penggunaan lambang-
lambang verbal dan nonverbal secara bersama-sama, komunikasi ini saling
melengkapi dalam komunikasi yang dilakukan sehari-hari, seperti saat ia
bersama Davis penderita kanker pankreas yang akan meninggal atau Marjorie
pasien diabetes, Patch berbicara dan memberi dukungan sambil menyentuh
tangan dan menatap untuk menenangkan.

Menurut A. Bancin El-Asro (2015) kata-kata dapat menjadikan individu


menyampaikan ide sacara komprehensip dan tepat. Kata-kata memungkinkan
pengiriman banyak ide-ide melalui melalui gelombang udara kepada orang
banyak. Kata-kata memungkinkan menyatakan perasaan dan pikiran yang
memungkinkan dapat dibaca orang beberapa menit atau beberapa abad
sesudahnya.
Komunikasi verbal dapat dibedakan atas dua macam, yaitu :
a. Komunikasi lisan yaitu suatu proses dimana seorang pembicara berinteraksi
secara lisan terhadap komunikan untuk mempengaruhi tingkah laku
penerima. Komunikasi ini dapat dilakukan dalam bentuk percakapan
interpersonal secara tatap muka, melalui telepon, radio dan lain sebagainya.
Patch melakukan komunikasi secara langsung dengan semua orang secara
tatap muka.
b. Komunikasi tulisan yaitu: suatu keputusan yang disampaikan oleh
komunikan melalui symbol-simbol yang dituliskan pada kertas atau tempat
lain yang bisa dibaca, kemudian disampaikan pada orang dimaksudkan.
Komunikasi tertulis ini bisa melalui surat, memo, buku petunjuk dan lain
sebagainya. Contohnya saat Patch mendapat surat pemecatan dari
dekannya.
Selain mengguakan kata-kata, Patch juga menggunakan komunikasi
nonverbal, seperti menatap dan sentuhan, Sentuhan dan tatapan merupakan
komunikai non verbal yang mempunyai suatu makna memberi dukungan.
Perasaan dan emosi lebih cermat disampaikan lewat pesan non verbal. Selain
itu, komunikai non verbal mempunyai fungsi metakomunikatif memberikan
informasi tambahan.
Menurut Dale G. Leathers (1976) dalam UNIKOM (2011), menyebutkan
enam alasan mengapa pesan nonverbal sangat penting.
1. Faktor-faktor nonverbal sangat menentukan makna dalam komunikasi
interpersonal. Ketika kita mengobrol atau berkomunikasi tatap muka, kita
banyak menyampaikan gagasan dan pikiran kita lewat pesan-pesan
nonverbal. Pada gilirannya orang lain pun lebih banyak membaca
pikiran kita lewat petunjuk-petunjuk nonverbal.
2. Perasaan dan emosi lebih cermat disampaikan lewat pesan nonverbal
ketimbang pesan verbal. Saat tidak menemukan kata-kata yang tepat untuk
menyatakan sesuatu, pesan diungkapkan melalui pesan nonverbal. Seperti
saat Patch berbicara dan memberi dukungan sambil menyentuh tangan dan
menatap untuk menenangkan, perasaan dan emosi dapat lebih
tersampaikan.
3. Pesan nonverbal menyampaikan makna dan maksud yang relatif bebas
dari penipuan, distorsi dan kerancuan. Pesan nonverbal jarang dapat diatur
oleh komunikator secara sadar.
4. Pesan nonverbal mempunyai fungsi metakomunikatif yang sangat
diperlukan untuk mencapai komunikasi yang berkualitas tinggi. Fungsi
metakomunikatif artinya memberikan informasi tambahan yang
memperjelas maksud dan makna pesan.
5. Pesan nonverbal merupakan cara berkomunikasi yang lebih efisien
dibandingkan dengan pesan verbal. Dari segi waktu, pesan verbal sangat
tidak efisien. Diperlukan lebih banyak waktu untuk mengunkapkan pikiran
kita secara verbal daripada secara nonverbal.
6. Pesan nonverbal merupakan sarana sugesti yang paling tepat. Ada situasi
komunikasi yang menuntut kita untuk mengungkapkan gagasan atau emosi
secara tidak langsung. Sugesti disini dimaksudkan menyarankan sesuatu
kepada orang lain secara implisit (tersirat). Sugesti paling efektif
disampaikan melalui pesan nonverbal.

Melalui komunikasi verbal dan noon verbal, Patch bisa lebih mudah
melakukan komunikasi terhadap pasien. Respon pasien akan lebih cepat
muncul karena ketertarikan mereka atas apa yang disampaikan Patch.
Hubungan yang dilakukan dapat berjalan dengan baik karena antara Patch dan
pasien dapat melakukan kmunikasi dua arah yang baik dan dapat saling
dimengerti oleh keduanya.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
1. Metode komunikasi yang digunakan oleh Patch terhadap pasien adalah
metode Ideal Communication Model, dimana ia menyampaikan pesan
pada pasien yang kemudian direpon dengan memberi feedback sebagai
jawaban dari pesan yang disampaikan.
2. Respon pasien lebih cepat muncul karena ketertarikan mereka atas apa
yang disampaikan Patch melalui komunikasi verbal dan non verbal, Patch
bisa lebih mudah melakukan komunikasi terhadap pasien sehingga
feedback dari pasien cepat.
3. Hubungan yang dilakukan dapat berjalan dengan baik karena antara Patch
dan pasien dapat melakukan komunikasi dua arah yang baik dan dapat
saling dimengerti oleh keduanya.
4. Patch Adams mampu melakukan komunikasi terapeutik. Di sini dapat
diartikan bahwa terapeutik adalah segala sesuatu yang memfasilitasi
proses penyembuhan. Mampu terapeutik berarti seseorang mampu
melakukan atau mengkomunikasikan perkataan, perbuatan atau ekspresi
yang memfasilitasi proses penyembuhan.

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Tri, 2009. Pengaruh Pelatihan Komunikasi Terapeutik Terhadap


Pengetahuan, Sikap, Dan Ketrampilan Komunikasi Perawat Di Rsui
Kustati Surakarta. Skripsi. Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

Clarista,Anestsy. 2011. Makalah PBL blok 1 Modul 2 Semester 1analisis Masalah


Komunikasi Dokter Pasien, https://www.scribd.com/document /
75906940 /MAKALAH-PBL-2-Mandiri-Komunikasi-Empati,
diakses 20 November 2016

El-Asro, A. Bancin. 2015. Pesan Komunikasi Verbal dan Nonverbal.


https://www.academia.edu/16347953/Pesan_Komunikasi_Verbal_da
n_Nonverbal, diakses 25 Desember 2016
Nurlela. 2015. Komunikasi Verbal Dan Non Verbal
http://nurlaela.note.fisip.uns.ac.id/2015/09/23/komunikasi-verbal-
dan-non-verbal/, diakses 25 Desember 2016

Tania, 2015. Komunikasi Kesehatan. https://www.scribd.com /doc /122789814


/komunikasi-kesehatan, 20 November 2016

UNIKOM. 2011. Final Project Ilmu Komunikasi. http://dir.unikom.ac.id/s1-final-


project/fakultas-sospol/ilmu-komunikasi/2011/jbptunikompp-gdl-
poncobudir-24571/3-unikom-p-i.pdf/pdf/3-unikom-p-i.pdf diakses
25 Desember 2016

Viviningtyas, Rossyana. 2016. Komunikasi Terapeutik.


https://www.academia.edu/8425510/Komunikasi_Terapeutik, diakses
19 November 2016

Wayan. 2014. Patch Adams. https://www.scribd.com/document/224742212/patch-


adam , diakses 13 November 2016.

Anda mungkin juga menyukai