Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH HEALTH CARE SYSTEM

“Perbandingan Sistem Pembiayaan Oleh Pemerintah dan Swasta di Jepang"

1. RANIA FADIYAH GASANY 135070301111021


2. MUSHLIKAH PEBTRIANI 135070301111028
3. ANNA FADHILAH K 135070300111037
4. SYUKRI HUSEIN LUBIS 135070300111003
5. ASYFI GANDHES P N 135070300111006
6. SHAFIYYAH MAIMUNAH 135070301111023
7. KARINA SHOFYANA 135070300111040
8. RECHTA BINTANG NAGARI 135070301111004
9. SA’BANIA HARI RAHARJENG 135070300111005
10. DWI RAHMAT PUTRA K 135070301111064

GIZI KESEHATAN 2013


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Negara dengan luas 377,864 km² (145,894 miles²) dan berpenduduk 126.9 juta jiwa
ini merupakan kekuatan ekonomi di Asia yang memiliki perkembangan yang sangat pesat.
Jepang memiliki pendapatan perkapita yang cukup tinggi sebesar US $37,870, dan
perekonomiannya berbasis pada sektor industri yang sangat padat teknologi. Secara
geografis, Jepang merupakan negara kepulauan yang terdiri dari suatu rantai kepulauan. Yang
utama adalah Kyushu, Shikoku, Honshu (tempat Tokyo dan Osaka terletak) dan Hokkaido.
Tanah berbukit-bukit dan gunung berapi, dan hanya 17% dari luas total diolah. Gunung
tertinggi adalah Gunung Fuji (gunung berapi yang tidak aktif) pada 3.776 m1.
Selain itu hal yang menarik dari sistem kesehatan di Jepang ini adalah secara
pengeluaran, Jepang dan Amerika memiliki pengeluaran yang sama. Namun tingkat
kesehatan di Jepang jauh lebih baik daripada tingkat kesehatan di Amerika. Sebenarnya hal
ini disebabkan karena beberapa faktor. Sebagian besar adalah karena gaya hidup di Jepang
yang memang jauh lebih baik di Jepang yang dapat dilihat dari tingkat obesitas di Jepang.
Keterjangkauan pelayanan kesehatan di Jepang juga lebih luas.
Karena sistem kesehatannya yang baik, Jepang menjadi salah satu negara dengan
pertumbuhan ageing populations tercepat di dunia, yang disebabkan tingginya tingkat
harapan hidup dan rendahnya tingkat kelahiran. Akibatnya saat ini populasi di Jepang mulai
berkurang, penduduk usia kerja diperkirakan akan di kontrak lebih lama 20 persen selama 25
tahun ke depan jika tren ini terus berlanjut. Hal ini menyebabkan tantangan yang sudah
sangat familiar terjadi di Negara-negara maju di Eropa, yaitu permasalahan penyediaan
sistem pensiun dan jaminan kesehatan dimasa yang akan datang.
Bagaimana sebenarnya sistem pembiayaan kesehatan di Jepang tersebut? Hal itulah
yang akan dibahas oleh penulis pada makalah berikut.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimanakah sejarah perkembangan sistem kesehatan di Jepang ?
1.2.2 Bagaimanakah sistem pembayaran kesehatan di Jepang ?
1.2.3 Apakah perbedaan sistem pembayaran pemerintah dan sistem pembayaran swasta di
Jepang?

1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui sejarah perkembangan sistem kesehtan di Jepang
1.3.2 Mengetahui sistem pembayaran kesehatan di Jepang
1.3.3 Mengetahui perbedaan sistem pembayran kesehatan swasta dan pemerintah di Jepang
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Sistem Kesehatan Jepang


Sepanjang perkembangan sejarah Jepang, sistem kesehatan Jepang juga mengalami
perubahan secara bertahap. Secara umum perkembangan sistem jaminan kesehatan di Jepang
dibagi menjadi 2 periode, yaitu periode sebelum perang dunia dan periode setelah perang
dunia. Sistem kesehatan jepang pada saat sebelum perang dunia adalah pertama kalinya
Jepang memberlakukan jaminan kesehatan secara formal, yang pada waktu itu merupakan
jaminan bagi pekerja di sektor swasta, yang ditandai dengan pemberlakuan Health Insurance
Law pada tahun 1922. Pada sistem jaminan kesehatan ini hanya sedikit perusahaan yang
memberikan jaminan kesehatan secara penuh kepada para pekerjanya. Sistem jaminan
kesehatan yang diperkenalkan ini hanya memberikan perlindungan secara parsial kepada para
pekerjanya dan benefit yang diterima tidak komprehensif. Ketentuan bagi jaminan kesehatan
hanya berlaku untuk perusahaan dengan jumlah pegawai >10 orang dan dengan pendapatan
minimal dibawah 1,200 yen tidak mendapatkan jaminan, serta hanya diberikan pada pekerja
(tidak untuk tanggungannya).
Pembelakuan sistem jaminan kesehatan pada periode ini mendapat hambatan yang
sangat besar dengan terjadinya Great Depression pada tahun 1929 yang berdampak meluas
keseluruh dunia. Namun akhirnya sejalan dengan perbaikan dalam pertumbuhan
perekonomian paska terjadinya krisis, sistem jaminan kesehatan kembali mengalami
kestabilan dalam pengelolaannya. Sistem jaminan kesehatan telah secara bertahap mengalami
perbaikan dan diperluas sebagai bagian upaya pemerintah untuk memperkuat angkatan kerja
pada perang dunia ke 2. Tahun 1938 dibentuk Kementrian Kesehatan dan Kesehatan, dan
Sistem Jaminan Kesehatan Nasional yang berbasis regional dibentuk pada tahun yang sama.
Setelah peristiwa perang dunia, secara berangsur-angsur sistem jaminan kesehatan
mulai diperkenalkan dan ditingkatkan secara bertahap. Pada tahun 1958 dilakukan revisi
terhadap sistem jaminan kesehatan nasional, dengan memberikan 50% benefit bagi peserta
jaminan kesehatan, dan kemudian pada tahun 1961 sistem jaminan kesehatan di Jepang
mengalami perkembangan yang sangat signifikan dengan diberlakukannya universal
coverage bagi seluruh masyarkat, yang diikuti dengan dibentuknya lembaga jaminan sosial
(Social Insurance Agencies) pada tahun 1962. Pada era 1970-an terjadi peningkatan benefit
yang diterima oleh peserta, dimana bagi peserta jaminan kesehatan bagi pekerja 100%
jaminan bagi peserta dan 50% bagi tanggungannya, sedangkan jaminan kesehatan nasional
memberikan 50% masing-masing untuk peserta dan tanggungannya. Pada tahun 1973
kembali dilakukan revisi terhadap sistem jaminan kesehatan dengan ditingkatkannya benefit
bagi tanggungan peserta menjadi 70% untuk peserta jaminan kesehatan pekerja,
diperkenalkannya batas atas biaya yang ditanggung oleh pasien, dan diberikannya subsidi
10% bagi sistem jaminan kesehatan yang dikelola oleh pemerintah.
Pada tahun 1982 mulai diperkenalkannya jaminan kesehatan bagi penduduk usia
lanjut dengan diterbitkannya Law of Health and Medical Services for The Elderly tetapi
program tersebut mulai efektif diberlakukan pada 1983. Kemudian pada tahun 1984 kembali
dilakukan pembaruan dalam sistem jaminan kesehatan dengan menetapkan 10% cost sharing
dari pasien, serta pengenalan bagi pengobatan dengan menggunakan teknologi modern dan
yang juga sebuah perubahan yang cukup penting adalah diberlakukannya jaminan kesehatan
bagi para pensiunan.

2.2 Sistem Pembayaran di Jepang


Sebagian besar pelayanan kesehatan disediakan melalui sistem asuransi kesehatan
publik yang mencakup seluruh populasi di Jepang. Asuransi kesehatan publik di Jepang
(Fukawa, 2002) pertama kali dikenalkan untuk para pekerja pada sektor swasta dengan dasar
hukum yaitu The Health Insurance Law Tahun 1922. The Health Insurance Law berlaku
untuk perlindungan kepada para pekerja, namun cakupannya hanya sebagian dan manfaatnya
tidak komprehensif. Setelah perang dunia kedua, Jepang memperkenalkan dan meningkatkan
sistem jaminan sosial yang termasuk di dalamnya asuransi kesehatan. Pada tahun 1954,
pemerintah nasional menetapkan secara sepihak sebesar satu milyar yen untuk subsidi
pemerintah pertama kali dalam mengatur asuransi kesehatan. Tujuan dari cakupan universal
asuransi kesehatan publik tercapai pada tahun 1961. Sistem asuransi di Jepang dibiayai dari
kontribusi individu, kontribusi pemberi kerja, dan subsidi pemerintah. Pemerintah Jepang
memiliki tiga kategori (Fukawa, 2002) dari asuransi kesehatan yaitu:
2.2.1 Sistem Asuransi Kesehatan
a) Employer-Based Insurance
Kategori ini meliputi asuransi kesehatan yang diatur oleh lembaga, asuransi kesehatan
yang diatur oleh pemerintah, dan mutual aid association. Pada asuransi yang diatur oleh
lembaga, dana diperoleh dari pembagian antara pemberi kerja dan pekerja. Asuransi
kesehatan yang diatur oleh pemerintah mencakupi para pekerja sektor swasta yang tidak
tertanggung pada asuransi kesehatan yang diatur oleh lembaga, dan preminya persentase tetap
dari daftar gaji dibagi setara antara pemberi kerja dan pekerja. Perbedaan kedua sistem yang
telah dijelaskan sebelumnya yaitu pada asuransi yang diatur oleh lembaga ditawarkan
berbagai manfaat, sedangkan yang pemerintah tawarkan hanya untuk satu paket perawatan.
Terakhir, mutual aid association mencakup pekerja pada sektor publik.

b) National Health Insurance


National Health Insurance adalah asuransi berdasarkan masyarakat yang mencakup
orang-orang yang tidak layak untuk employer-based insurance, seperti pekerja di bidang
agrikultur, wiraswasta, dan pensiunan dan juga tanggungannya. Pelayanan kesehatan yang
tercakup sama secara umum sama dengan employer-based insurance, namun cost sharingnya
lebih tinggi dan manfaat tunai biasanya lebih terbatas. Kontribusi beragam dari satu
masyarakat dengan masyarakat lainnya dan berdasarkan atas penghasilan individu dan aset.
c) Health Insurance for the Elderly
Health Insurance for the Elderly adalah sistem untuk menyebarkan beban dalam
penyediaan perawatan kesehatan untuk penduduk usia lanjut. Kepesertaannya adalah untuk
penduduk usia 70 tahun lebih dan juga penyandang cacat usia 65-69 tahun.

2.2.2 Mekanisme Aturan Pembayaran


Peraturan untuk pembayaran dokter dan rumah sakit sama untuk semua sistem asuransi.
Pembayaran fasilitas berprinsip atas dasar fee-for-service, namun pembayaran paket telah
digunakan secara parsial pada Health Insurance for the Elderly. Harga dari masing-masing
perawatan medis yang tercakup oleh asuransi terdaftar pada fee schedule yang ditentukan
oleh pemerintah berdasarkan atas rekomendasi oleh the Central Social Insurance Medical
Council dan direvisi setiap dua tahun sekali. Standar harga obat-obatan menentukan harga
resep obat yang dapat diklaim oleh fasilitas medis. Tiap bulan, tagihan disampaikan kepada
kantor regional dari dua organisasi pusat pemeriksa dan pembayaran yaitu theSocial
Insurance Medical Fee Payment Fund dan the National Health Insurance Federation.
Organisasi ini bertugas untuk memeriksa tagihan untuk menemukan kesalahan, utilisasi yang
melampaui batas dan kecurangan. Terdapat lampiran reviu utilisasi yang dibuat oleh dokter
untuk kasus-kasus mahal atau yang menggunakan fasilitas yang spesifik. Setelah disetujui,
tagihan dikirim ke dana individu. Pembayaran ke rumah sakit dan dokter diproses lagi
melalui pemeriksaan ini dan organisasi pembayaran.
2.3 Perbedaan Pembayaran Pemerintah dan Swasta

a. Pembiayaan Pemerintah
Dalam sistem yang dibiaya ini, ada keterlibatan pemerintah yang cukup besar dalam
pendanaan pelayanan kesehatan. Ada dua jenis pembiayaan publik: (1) pembiayaan berbasis
pajak; dan (2) pembiayaan jaminan sosial.
Jepang mengikuti sistem pembiayaan jaminan sosial. Skema pembiayaan jaminan sosial
yang didanai oleh premi yang dikumpulkan melalui "dana sakit." Keanggotaan dalam dana
sakit adalah wajib dan premi umumnya berdasarkan persentase dari upah individu. Dana
penyakit dikelola oleh sejumlah mitra sosial (misalnya, pengusaha, kelompok profesional dan
daerah) dan tunduk kepada peraturan pemerintah yang ketat dan pemantauan karena
kemitraan antara pemerintah dan lain-lain.

b. Pembiayaan Swasta
Pada dasarnya, ada dua kategori pembiayaan swasta: (1) asuransi swasta; dan (2) out-of-saku
pembayaran. Kategori yang terakhir termasuk beberapa bentuk pembayaran pribadi.
Di jepang pada pembayaran yang bersifat swasta menggunakan sistem Out-of-saku
pembayaran yang biasa disebut pembayaran pribadi. Pembayaran tersebut diberikan dari
pasien dan hal tersebut berdasarkan biaya yang dikenakan untuk penyediaan layanan
kesehatan. Seperti disebutkan di atas, out-of-saku pembayaran mungkin diperlukan di kedua
skema asuransi swasta dan rencana asuransi perawatan kesehatan masyarakat. Di Jepang,
sistem ini akan dikenakan biaya untuk semua tagihan medis, tagihan dokter, rawat inap,
patologi, farmasi dan sinar-X, meskipun berbagai subsidi pemerintah ada dan biaya akan
disesuaikan berdasarkan pendapatan. Ekstra penagihan tidak umum di negara ini.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Sejarah sistem kesehatan jepang mengalami perubahan secara bertahap. Dimulai


dengan pemberlakuan Health Insurance Law pada tahun 1922. Pada tahun 1954, pemerintah
nasional menetapkan secara sepihak sebesar satu milyar yen untuk subsidi pemerintah
pertama kali dalam mengatur asuransi kesehatan. Tujuan dari cakupan universal asuransi
kesehatan publik tercapai pada tahun 1961. Adapun macam-macam asuransi yang berlaku di
Jepang hingga saat ini adalah , a) Employer-Based Insurance ; b) National Health Insurance
; c) Health Insurance for the Elderly. Peraturan untuk pembayaran dokter dan rumah sakit
sama untuk semua sistem asuransi. Pembayaran fasilitas berprinsip atas dasar fee-for-service,
namun pembayaran paket telah digunakan secara parsial pada Health Insurance for the
Elderly. Sistem pembiyaan di Jepang ada 2 yaitu pemerintah dan swasta. Pada pembiyaan
pemerintah, Jepang lebih menganut pada sistem jaminan sosial dan jika pada pembiyaan
swasta, Jepang menganut sistem out-of- saku pembayaran atau biaya pribadi.
DAFTAR PUSTAKA

Bill Ross, Jen Nixon, Jamie Snasdell-Taylor and Keir Delaney, International Approaches to
Funding Health Care, Volume 2 of Occasional Papers; Health Financing Series,
Commonwealth of Australia, 1999, p. 73

http://publications.gc.ca/Collection-R/LoPBdP/BP/bp438-e.htm diakses pada tanggal 20


Oktober 2014 pada pukul 20.00.

http://www.fco.gov.uk/en/travel-and-living-abroad/travel-advice-by-country/country
profile/asia-oceania/japan?profile=geography diakses pada tanggal 21 Oktober 2014 pada
pukul 13.00.

http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/131369-T%2027640-Analisis%20perencanaan
Metodologi.pdf diakses pada tanggal 20 Oktober 2014 pada pukul 20.02

http://bpjs-kesehatan.go.id/dmdocuments/04-Sistem%20Rujukan%20Berjenjang.pdf diakses
pada tanggal 20 Oktober 2014 pada pukul 21.00.

Anda mungkin juga menyukai