Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MATA KULIAH KEPERAWATAN

GAWAT DARURAT PANTAI


RESUME EKG ABNORMAL DAN MENGHITUNG URINE

OLEH :

NAMA : Rara Sinta Lotu


NIM : P07120317040

POLITEKHNIK KESEHATAN KEMENKES PALU


JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI DIV KEPERAWATAN PALUTAHUN 2020
1. Ventrikel Takikardi

 Penatalaksanaan
Prioritas utama dalam penatalaksanaan Takikardi ventrikular (Ventricular
Tachycardia/VT) adalah menilai status hemodinamik dan melakukan
pemeriksaan EKG 12 sadapan kecuali pasien sudah tidak sadarkan diri. Tingkat
kesadaran adalah indikator yang penting dalam terjadinya ketidakstabilan
hemodinamik. Bila hemodinamik dan perfusi ke otak baik, maka kesadaran
pasien pasti baik.
 Kardioversi dan Defibrilasi Elektrik
Kardioversi elektrik direct current (DC) tersinkronisasi merupakan terapi
yang paling efektif dalam menterminasi Takikardi ventrikular (Ventricular
Tachycardia/VT). Terminasi VT dengan DC tersinkronisasi juga tidak
berhubungan dengan terjadinya depresi hemodinamik atau aritmia yang sering
muncul dengan pemberian obat antiaritmia.
2. Ventrikel Fibrilasi
 Penatalaksanaan
Komponen penatalaksanaan fibrilasi ventrikel (ventricular fibrillation/VF)
terbagi atas penatalaksanaan akut dengan defibrilasi dan antiaritmia, serta
penatalaksanaan penyebab yang mendasari terjadinya VF.
 Penggunaan Defibrilator
Terapi defibrilator dapat diberikan dengan cara transvena, subkutan, dan
eksternal. Alat tersebut memantau irama jantung terus-menerus dan
memberikan terapi sebagai respons terhadap takikardia yang bersesuaian
dengan ambang deteksi durasi dan irama jantung yang telah diprogram.
Defibrilator kardioverter tanam (ICD) transvena ditanam di area subklavikula
dengan dipandu fluoroskopi. ICD subkutan biasanya ditanam di sisi kiri dada di
atas iga 6 antara linea midaksilaris kiri dan aksilaris anterior kiri.
3. Aritmia
Aritmia adalah abnormalitas irama jantung. Abnormalitas pada proses
pembentukan dan konduksi impuls akan menimbulkan aritmia. Pada kondisi normal,
kontraksi jantung timbul akibat aliran impuls yang berasal dari nodus sinoatrial (SA).
Penjalaran impuls melalui konduksi antar sel dimulai dari nodus SA lalu menjalar ke
seluruh serabut otot atrium. Selanjutnya impuls mencapai nodus atrioventrikular
(AV) yang terletak di bagian belakang katup trikuspid tepatnya di dinding infero
posterior septum interatrial. Impuls lalu menyebar di sepanjang berkas AV lalu
menyebar ke ventrikel kanan dan kiri melalui serabut purkinje.[1,2]. Holter monitor.
Sumber: anonim, Openi, 2013.
 Fisiologi
Kontraksi otot jantung timbul akibat aliran impuls yang diinisiasi oleh
perubahan kelistrikan. Potensial membran istirahat dan potensial aksi
menentukan aktivitas listrik tersebut. Potensial membran istirahat ditentukan oleh
konsentrasi ion positif dan negatif yang melewati membran sel, permeabilitas
membran sel, serta pompa ion. Sedangkan potensial aksi timbul ketika potensial
membran mengalami depolarisasi diikuti repolarisasi untuk kembali ke kondisi
istirahat.
 Etiologi
Aritmia meliputi infark miokard akut (yang tersering), penyakit jantung
struktural, abnormalitas elektrolit, dan akibat obat. Kelainan struktural misalnya:
a. Fibrosis - penyakit jantung rematik
b. Penyakit jantung kongenital
c. Gagal jantung
 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan aritmia tergantung pada penyebab dan tingkat
keparahan. Pada aritmia dengan kondisi klinis tidak stabil diperlukan
penatalaksanaan segera untuk terminasi aritmia. Pilihannya meliputi kardioversi
elektrik, penggunaan alat pacu jantung, ablasi, serta obat-obatan.
Pencegahan rekurensi aritmia tergantung penyebab. Koreksi faktor-faktor
yang dapat memicu pembentukan maupun konduksi impuls abnormal. Serta,
harus dilakukan penilaian dan penatalaksanaan kemungkinan komplikasi, seperti
timbulnya tromboemboli atrium yang memerlukan antikoagulasi.
 Contoh gambaran ekg kasus aritmia:

Gambar 1. Sinus bradikardia 42 x/mnt. Sumber: Openi. 2015.


Gambar 2. Sindrom bradikardia-takikardia dengan sinus pause pada monitoring holter
24 jam. Sumber: Openi, 2009.

Gambar 3. Ventricular escape rhythm. Sumber: Openi, 2013

Gambar 4. First degree AV block. Sumber: Openi, 2005


Gambar 5. Second degree AV block tipe II (panah tipis), kompleks junctional
escape (panah besar), second degree AV block tipe I (gambar B),
dan sinus arrest (gambar C). Sumber: Openi, 2015

Gambar 6. Sinus takikardia. Sumber: Openi, 2009

Gambar 7. Supraventrikular takikardia proksismal. Sumber: Openi, 2009

Gambar 8. Atrial flutter dengan pola gigi gergaji (classic saw tooth pattern).
Sumber: Openi, 2009
Gambar 9. Fibrilasi atrial. Sumber: Openi, 2009

Gambar 10. Supraventrikular takikardia pada Sindrom Wolf-Parkinson-White,


gelombang delta (upsloping QRS complex). Sumber: Openi, 2014

Gambar 11. Kompleks ventricular premature-ventrikular fibrilasi.


Sumber: Openi, 2011.

4. PEA
Sebelum mengetahui gambaran EKG pada Pulseless Electrical Activity (PEA)
ini terlebih dahulu kita pahami dulu apa itu Pulseless Electrical Activity (PEA). Jadi
diagnosis Pulseless Electrical Activity (PEA) sering ditemukan adanya penurunan
kesadaran tiba-tiba, henti nafas, dan tidak ada denyut nadi. Dimana biasanya pada
penderita Pulseless Electrical Activity (PEA) ini ada aktifitas listrik jantung tapi tidak
terdeteksi pada saat pemeriksaan arteri (nadi tidak teraba).
Adapun gambaran EKG pada Pulseless Electrical Activity (PEA) adalah:
adanya gambaran peningkatan gelombang P, adanya blok jantung yang komplit,
ventrikuler escape rythm atau adanya gambaran infark miokard akut.

5. Asistol
Asystole adalah keadaan dimana tidak ada aktivitas listrik dan aktivitas
mekanik dari jantung, paling sering ditemukan pada kasus henti jantung. Sering
timbul seteleh Ventrikel Fibrasi (VF) dan Pulseless Electrical Activity (PEA).

Gambaran EKG pada Asystole menunjukkan keadaan dimana tidak ada


aktifitas listrik dan aktifitas ventrikel. Gelombang R tidak dapat ditetapkan, terkadang
terlihat gelombang P (terlihat hanya berupa garis datar).
Pengambilan data : 16 Oktober 2020

Tugas :

Hitunglah jumlah input dan output retensi cairan tubuh selama 24 jam !!!.....

Jawaban :

Dik :

● BB : 60kg
● Cairan masuk
- Minum : 3400cc
- Makan : 400cc
- Air Metabolisme : 5cc X 60/24=
12,5, rumus AM (5cc/kgBB/Hari)
● Cairan keluar
- BAB : 100cc
- BAK : 2000cc
- IWL : 15cc X 60 / 24 = 37,5 cc
rumus (IWL=15cc/kgBB/hari)

Dit :

Balance Cairan :

Jawab :

Maka, Balance cairan Nn.I dalam 24 jam :

Cariran masuk(CM)-Cairan Keluar(CK)

3.812cc – 2.137cc = 1.675cc

Anda mungkin juga menyukai