Anda di halaman 1dari 45

ASUHAN KEPERAWATAN SEMINAR JIWA PADA Ny.

W DENGAN DIAGNOSA
KEPERAWATAN HALUSINASI DIRUANGAN
MANGGIS RSD MADANI PALU

DISUSU OLEH :
KELOMPOK IV

1. Ulvia Kurniawati 8. Putri Ulul Azmi


2. Raarasinta Lotu 9. Rahayu
3. Ririn Frahana 10. Salsabillah Bajamal
4. Syahrul Ramdhan 11. Siti Rahma
5. Yunita S.Ali 12. Rini Hardianti
6. Fatmawati 13. Rizki
7. Moh. Satya Riswandi 14. Yeni Oktafianti

CI KLINIK CI INSTITUSI

POLTEKKES KEMENKES PALU JURUSAN KEPERAWATAN


PRODI DIVKEPERAWATAN
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa telah memberikan
rahmatnya sehingga mahasiswa Poltekkes Palu Jurusan Keperawatan Prodi D-IV
keperawatan dapay meyelesaikan penyusunan tugas seminar dengan judul “ASUHAN
KEPERAWATAN PADA Ny.W DENGAN MASALAH KEPERAWATAN
GANGGUAN PERSEPSI SENSORI: HALUSINASI PENDENGARAN DIRUANGAN
MANGGIS RSD MADANI PALU” sebagai salah satu syarat untuk memenuhi praktek
stase Keperawatan Jiwa Progam Studi DI Keperawatan Poltekkes Palu.
Dalam penyusunan ini, kami tidak lepas dari banyuan, arahan dan bimbingan dari
berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kami menyadari bahwa
dalam penyusunan tugas seminar ini sangat jauh dari kesempurnaan, baik pengetahuan
maupun pengalaman, tentunya penulisan tugas seminar ini sangat banyak kekurangan.
Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun, sangatlah diharapkan guna menyempurnakan tugas seminar ini. Akhirnya
kami berharap semoga tugas seminar ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Palu, 21 April 2021

Penulis

DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gangguan jiwa adalah penyakit non fisik, kedudukannya setara dengan
penyakit yang lain. Meskipun gangguan jiwa tersebut tidak dianggap sebagai
gangguan yang menyebabkan kematian secara langsung, namun beratnya
gangguan tersebut dalam arti ketidakmampuan serta inferensi baik secara individu
maupun kelompok akan menghambat pembangunan, karena tidak produktifnya dan
efisien (Keliat,2004). Salah satu bentuk gangguan jiwa yang sering dijumpai
adalah halusinasi. Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa yang dimana
klien mengalami perubahan persepsi sensori palsu berupa suara, penglihatan,
pengecapan atau penghidungan.
Halusinasi jika tidak ditangani secara dini akan berdampak pada diri
sendiri, orang lain dan lingkungan. Salah satu dari dampak itu adalah resiko tinggi
mencederai diri, orang lain dan lingkungan.
Gangguan jiwa dapat disembuhkan apabila segera ditangani dengan cepat
dan tepat. Oleh karena itu dperlukan pengetahuan yang cukup untuk mengenali
tanda dan gejalsa gangguan jiwa secara dini dan perlu adanya pengetahuan yang
tepat tentang cara merawat (perawatan terapeutik) kepada pasien, sehingga
gangguan jiwa dapat teratasi.
B. Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah mahasiswa/i mampu
mengetahui asuhan keperawatan dengan masalah utama halusinasi.
Tujuan khusus :
1. Melakukan pengkajian
2. Menegakan diagnosa keperawatan
3. Melakukan perencanaan
4. Melakukan implementasi
5. Melakukan evaluasi

C. Manfaat
Manfaat dari penyusunan makalah ini adalah :
1. Bagi mahasiswa
Penyusunan makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa
tentang konsep dasar halusinasi dan skizofrenia, serta mengasah kemampuan
mahasiswa dalam memberikan asuhan keperawatan yang tepat pada pasien,
khusunya pada pasien dengan masalah halusinasi.
2. Bagi Rumah sakit
Bagi RSD Madani Palu. Penyusunan asuhan keperawatan yang telah
diaplikasikan kepada pasien yang telah tercatat dalam rangka makalah ini
diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi dalam pemberian asuhan
keperawatan kepada pasien jiwa yang ada di RSD Madani Palu.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Masalah Utama Keperawatan

Halusinasi

B. Proses terjadinya masalah

1. Pengertian

Halusinasi adalah gangguan atau perubahan persepsi dimana pasien

mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan panca

indra tanpa ada rangsangan dari luar, suatu penghayatan yang dialami suatu

persepsi melalui panca indra tanpa stimulus ekstren atau persepsi palsu

(Prabowo, 2014).

Halusinasi adalah persepsi klien terhadap lingkungan tanpa stimulus yang

nyata, sehingga klien menginterpretasikan sesuatu yang tidak nyata tanpa

stimulus atau rangsangan dari luar (Stuart dalam Azizah, 2016).

Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana pasien

mengalami perubahan sensori persepsi: merasakan sensori palsu berupa suara,


penglihatan, pengecapan, perabaan atau penciuman tanpa stimulus yang nyata.

Jika masalah ini tidak segera dilakukan penanganan maka akan menimbulkan

masalah–masalahyang lebih serius. Pasien dengan halusinasi memerlukan

perawatan yang baik dan efektif (Zelika, 2015).

2. Psikodinamika

Menurut Stuart dan Laraia dalam Pardede (2021) factor - faktor yang

menyebabkan klien gangguan jiwa mengalami halusinasi adalah sebagai

berikut :

a. Faktor Predisposisi

1) Factor genetis

Secara genetis, skizofrenia diturunkan melalui kromosom - kromosom

tertentu. Namun demikian, kromosom ke berapa yang menjadi

faktor penentu gangguan ini sampai sekarangmasih dalam tahap

penelitian. Anak kembar identik memiliki kemungkinan mengalami

skizofrenia sebesar 50% jika salah satunya mengalami skizofrenia,

sementara jika dizigote, peluangnya sebesar 15%. Seorang anak yang

salah satu orang tuanya mengalami skizofrenia berpeluang 15%

mengalami skizofrenia, sementara bila kedua orang tuanya

skizofrenia maka peluangnya menjadi 35%

2) Factor Neurobiologis

Klien skizofrenia mengalami penurunan volume dan fungsi otak

yang abnormal. Neurotransmitter juga ditemukan tidak normal,

khususnya dopamin, serotonin, dan glutamat.

a) Studi Neurotransmitter
Skizofrenia diduga juga disebabkan oleh adanya

ketidakseimbangan neurotransmitter. Dopamin berlebihan, tidak

seimbang dengan kadar serotonin.

b) Teori Virus

Paparan virus influenza pada trimester ketiga kehamilan dapat

menjadi faktor predisposisi skizofrenia.

c) Psikologis

Beberapa kondisi psikologis yang menjadi faktor predisposisi

skizofrenia antara lain anak yang diperlakukan oleh ibu yang

pencemas, terlalu melindungi, dingin, dan tak berperasaan,

sementara ayah yang mengambil jarak dengan anaknya

b. Factor Presipitasi

1) Berlebihannya proses informasi pada system saraf yang menerima dan

memproses informasi di thalamus dan frontal otak.

2) Mekanisme penghantaraan listrik di syaraf terganggu

3) Kondisi kesehatan meliputi : nutrisi kurang, kurang tidur,

ketidakseimbangan irama sirkadian, kelelahan, infeksi, obat – obat

system syaraf pusat, kurangnya latihan, hambatan untuk menjangkau

pelyanan kesehatan.

4) Lingkungan meliputi : lingkungan yang memusuhi, krisis masalah di

rumah tangga, kehilangan kebebasan hidup, perubahan kebiasaan hidup

pola aktivitas sehari – hari, kesukaran dalam hubungan dengan orang

lain, isolasi sosial, kurangnya dukungan sosial, tekanan kerja, kurang

keterampilan dalam bekerja, stigmatisasi, kemiskinan, ketidakmampuan

mendapatkan pekerjaan.
5) Sikap/perilaku, meliputi : merasa tidak mampu, harga diri rendah, putus

asa, tidak percaya diri, merasa gagal, kehilangan kendali diri, merasa

punya kekuatan berlebihan, merasa malang, bertindak tidak seperti orang

lain dari segi usia maupun kebudayaan, rendahnya kemampuan

sosialisasi, perilaku agresif, ketidakadekuatan pengobatan,

ketidakadekuatan penanganan gejala.

3. Tanda dan gejala

Menurut (Azizah, 2016) tanda dan gejala perlu diketahui agar dapat menetapkan

masalah halusinasi, antara lain :

a. Berbicara, tertawa, dan tersenyum sendiri

b. Bersikap seperti mendengarkan sesuatu

c. Berhenti berbicara sesaat ditengah-tengah kalimat untuk mendengarkan

sesuatu

d. Disorientasi

e. Tidak mampu atau kurang konsentrasi

f. Cepat berubah pikiran

g. Alur pikiran kacau

h. Respon yang tidak sesuai

i. Menarik diri

j. Sering melamun

4. Rentang respon

Rentang respon neurobiologis yang paling adaptif yaitu adanya pikiran

logis, persepsi akurat, emosi yang konsisten dengan dan bayangan yang

menakutkan.pengalaman, perilaku cocok, dan terciptanya hubungan sosial yang

harmonis. Sedangkan,respon maladaptive yang meliputi waham, halusinasi,


kesukaran proses emosi, perilaku tidak teroganisasi, dan isolasi sosial. Rentang

Neurobiologis halusinasi di gambaran sebagai berikut (Stuart, 2013)

Respon Adaptif Respon Maladaptif


• Pikiran logis • Distorsi pikiran • Gangguan isi
• Persepsi akurat • Ilusi pikir
• Emosi konsisten • Reaksi emosi • Sulit merespon
dengan pengalaman berlebihan atau emosi
• Perilaku sesuai kurang • Perilaku
• Hubungan sosial • Berlaku aneh/tidak disorganisasi
harmonis biasa
• Isolasi sosial

Gambar 1. Rentang Respon Neurobiologis Halusinasi

5. Jenis Halusinasi

a. Halusinasi Pendengaran (audotorik)

Gangguan stimulus dimana pasien mendengar suara-suara terutama suara

orang. Biasanya mendengar suara orang yang sedang membicarakan apa

yang sedang dipikirkannya dan memerintahkan untuk melakukan sesuatu.

b. Halusinasi Penglihatan (visual)

Stimulus visual dalam bentuk beragam seperti bentuk pancaran cahaya,

gambaran geometric, gambar kartun, panorama yang luas dan bayangan

yang menakutkan Halusinasi penghidu (Olfaktori).

Gangguan stimulus pada penghidu, yang ditandai dengan adanya bau

busuk, amis, dan bau menjijikan, tapi kadang terhidu bau harum.

c. Halusinasi Peraba (taktil)

Gangguan stimulusyang ditandai dengan adanya rasa sakit atau tidak enak

tanpa ada stimulus yang terlihat, seperti merasakan sensasi listrik datang

dari tanah, benda mati atau orang lain.


d. Halusinasi Pengecap (gustatorik)

Gangguan stimulus yang ditandai dengan merasaan sesuatuyang busuk,

amis, dan menjijikan

e. Halusinasi sinestetik

Gangguan stimulus yang ditandai dengan merasakan fungsi tubuh seperti

darah mengalir melalui vena atau arteri, makanan dicerna atau pembentuan

urine.

C. Data yang Perlu di Kaji

Pengkajian adalah langkah awal dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.

Pengkajian dapat dilakukan dengan cara observasi dan wawancara pada klien dan

keluarga pasien (O’brien, 2014). Pengkajian awal mencakup :

1. Keluhan atau masalah utama

2. Status kesehatan fisik, mental, dan emosional

3. Riwayat pribadi dan keluarga

4. Sistem dukungan dalam keluarga, kelompok sosial, atau komunitas

5. Kegiatan sehari-hari

6. Kebiasaan dan keyakinan kesehatan

7. Pemakaian obat yang diresepkan

8. Pola koping

9. Keyakinan dan nilai spiritual

Dalam proses pengakajian dapat dilakukan secara observasional dan wawancara.

Data pengakajian memerlukan data yang dapat dinilai secara observasional.

Menurut Videbeck dalam Yosep (2014) data pengkajian terhadap klien halusinasi

yaitu:

Data Subjektif :
1. Mendengar suara menyuruh

2. Mendengar suara mengajak bercakap-cakap

3. Melihat bayangan, hantu, atau sesuatu yang menakutkan

4. Mencium bau darah, feses, masakan dan parfum yang menyenangkan

5. Merasakan sesuatu dipermukaan kulit, merasakan sangat panas atau dingin

Data Objektif

1. Mengarahkan telinga pada sumber suara

2. Bicara atau tertawa sendiri

3. Marah-marah tanpa sebab

4. Tatapan mata pada tempat tertentu

5. Menunjuk-nujuk arah tertentu

6. Mengusap atau meraba-raba permukaan kulit tertentu.

Selanjutnya dalam pengkajian memerlukan data berkaitan dengan pengkajian

wawancara menurut (Yosep, 2014) yaitu

a) Jenis Halusinasi

Data yang dikaji ini didapatkan melalui wawancara dengan tujuan untuk

mengetahui jenis dari halusinasi yang diderita oleh klien.

b) Isi Halusinasi

Data yang didapatkan dari wawacara ditujukan untuk mengetahui halusinasi

yang dialami klien.

c) Waktu Halusinasi

Data yang dikaji ini didapatkan melalui wawancara dengan tujuan untuk

mengetahui kapan saja halusinasi itu mncul

d) Frekuensi Halusinasi

Data yang dikaji ini didapatkan melalui wawancara dengan tujuan untuk

mengetahui berapasering halusinasi itu muncul pada klien.


e) Situasi Munculnya Halusinasi

Data yang dikaji ini didapatkan melalui wawancara dengan tujuan untuk

mengetahui klien ketika munculnya halusinasi itu.

f) Respon terhadap Halusinasi

Data yang didapatan melalui wawancara ini ditujukan untuk mengetahui respon

halusinasi dari klien dan dampa dari halusinasi itu.

D. Pohon Masalah

Dalam proses keperawatan tindakan selanjutnya yaitu menentukan diagnosa

keperawatan. Adapun pohon masalah untk mengetahui penyebab, masalah utama

dan dampak yang ditimbulkan. Menurut (Yosep, 2014) yaitu :

Resiko Perilaku
Kekerasan Effect

Perubahan Sensori
Persepsi : Core Problem
Halusinasi

Isolasi Sosial :
Causa
Menarik Diri

Gambar 2. Pohon Masalah Perubahan Persepsi Sensori


E. Diagnosa Halusinasi keperawatan

Yang muncul pada klien dengan gangguan halusinasi menurut (Yosep, 2014) yaitu:

1. Resiko Perilaku Kekerasan

2. Perubahan persepsi sensori halusinasi

3. Isolasi Sosial

Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis tentang respon aktual atau potensial

dari individu, keluarga atau masyarakat terhadap masalah kesehatan/proses

kehidupan. Rumusan diagnosis yaitu permasalahan (P) berhubungan dengan

Etologi (E) dan keduanya ada hubungan sebab akibat secara ilmiah (Carpenito

dalam Yusuf, dkk, 2015).

F. Intervensi Keperawatan

Intervensi keperawatan menurut Dermawan (2012) adalah suatu proses

didalam pemecahan suatu masalah yang merupakan keputusan awal tentang sesuatu

apa yang akan dilakukan, bagaimana dilakukan, kapan dilakukan dan siapa yang

melakukan dari semua tindakan keperawatan. Intervensi keperawatan merupakan

suatu petunjuk tertulis yang menggambarkan secara tepat rencana tindakan

keperawatan yang dilakukan terhadap klien sesuai dengan kebutuhannya

berdasarkan dengan diagnosa keperawatan. Tahap perencanaan ini memberikan

kesempatan kepada perawat, pasien, keluarga pasien dan orang terdekat pasien

untuk merumuskan rencana tindakan keperawatan guna mengatasi masalah yang

dialami oleh pasien (Asmadi, 2008).

Untuk membuat rencana tindakan pada pasien gangguan jiwa, mahasiswa

perawat disarakan membuat Laporan Pendahuluan dan Strategi Pelaksanaan

(LPSP) yang berisi tentang prosses keperawatan dan strategi pelaksanaan tindakan

yang direncanakan (Yusuf, dkk, 2015).


G. Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan adalah tahap ketika perawat mengaplikasikan

rencana asuhan keperawatan guna membantu pasien mencapai tujuan yang telah

ditetapkan (Carpenito dalam Yusuf, dkk, 2015).

Sebelum tindakan keperawatan diimplementasikan, perawat perlu

memvalidasi apakah rencana tindakan yang ditetapkan masih sesuai dengan kondisi

pasien saat ini atau tidak (Yusuf, dkk, 2015).

Dalam asuhan keperawatan jiwa, untuk mempermudah melakukan tindakan

keperawatan, perawat perlu membuat strategi pelaksanaan tindakan keperawatan

yang meliputi SP pasien (Trimeilia, 2011). Sp dibuat dengan menggunakan

komunkasi terapeutik yang terdri dari fase orientasi, fase kerja, dan terminasi

(Yusuf, dkk, 2015).

Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar

dan memiliki tujuan serta kegiatannya dipusatkan untuk membantu kesembuhan

pasien (Farida dan Yudi, 2010).

Komunikasi terapeutik memiliki 3 fase, dimana fase pertama adalah fase

orientasi, yang menggambarkann situasi pelaksanaan yang akan dilakukan, kontrak

waktu dan tujuan pertemuan yang diharapkan. Fase kedua yaitu fase kerja berisi

tentang beberapa pertanyaan yang akan diajukan 22 untuk pengkajian lebih laanjut,

pengkajian tambahan, penemuan masalah bersama dan/atau penyelesaian tindakan.

Fase terminasi merupakan saat untuk mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan,

menilai keberhasilan atau kegagalan dan merencanakan untuk kontrak waktu

pertemuan selajutnya (Yusuf, dkk, 2015).

H. Tindakan Keperawatan Pada Pasien

1. Tujuan
Tujuan tindakan keperawatan untuk pasien meliputi: Pasien dapat

mengenali halusinasi yang dialaminya, pasien dapat megontrol halusinasinya

dan pasien mengikuti program pengobatan secara optiamal (Keliat, 2014).

2. Tindakan Keperawatan

SP 1 Pasien Halusinasi: Bantu pasien mengenali halusinasinya dengan

cara diskusi dengan pasien tentang halusinasinya, waktu terjadi halusinasi

muncul, frekuesi terjadinya halusinasi, situasi yang menyebabkan halusinasi

muncul, respon pasien saat halusinasi muncul dan ajarkan pasien untuk

mengontrol halusinasinya dengan cara pertama yaitu dengan menghardik

halusinasinya. Pasien dilatih untuk mengatakan tidak terhadap halusinasi yang

muncul atau tidak memperdulikan halusinasinya.

SP 2 Pasien Halusinasi: Ajarkan pasien untuk mengontrol halusinasinya

dengan cara kedua yaitu dengan bercakap-cakap dengan orang lain. Ketika

pasien bercakap-cakap deengan orang lain, maka akan terjadi pengalihan

perhatian, focus perhatian pasien akan teralih dari halusinasi ke percakapan

yang dilakukan dengan orang lain.

SP 3 Pasien Halusinasi: Ajarkan pasien untuk mengontrol halusinasinya

dengan aktivitas terjadwal. Dengan melakukan aktivitas secara terjadwal,

pasien tidak akan mengalami banyak waktu luang sendiri yang sering kali

mencetuskan halusinasi.

SP 4 Pasien Halusinasi: Berikan pasien pendidikan kesehatan tentang

penggunaan obat secara teratur. Untuk mengontrol halusinasi, pasien harus

dilatih untuk menggunakan obat secara teratur sesuai dengan program.

I. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan, dimana kegiatan ini

dilakukan terus menerus untuk menentukan apakah rencana efektif dan bagaimana
rencana keperawatan dilanjutkan (Manurung, 2011). Evaluasi meliputi respon

perilaku dan emosi lebih terkendali yang sudah tidak mengamuk lagi, bicara dan

tertawa sendiri, sikap curiga, perasaan cemas dan berat, serta pasien mempercayai

perawatnya, pasien menyadari bahwa yang dialaminya tidak ada objeknya, pasien

dapat mengontrol halusinasi. Sehingga, persepsi pasien mulai membaik, pasien

dapat menjelaskan hal yang nyata dan tidak nyata. Pada keluarga mampu

menjelaskan masalah halusinasi yang nyata dan tidak nyata. Pada keluarga mampu

menjelaskan masalah halusinasi yang dialami oleh pasien, mampu menjelaskan

cara merawat pasien, mampu memperagakan cara bersikap terhadap pasien (Yusuf,

dkk, 2015).

BAB III
TINJAUAN KASUS

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


SP 1 BINA HUBUNGAN SALING PERCAYA

Tanggal :
Pertemuan : I (pertama)
A. Proses keperawatan
1. Kondisi pasien
DS : -

DO :
1) Wajah tampak tenang
2) Kontak mata baik
3) Klien nampak bicara sendiri
4) Klien tampak ketakutan saat mendengar suara bisikan
2. Diangnosa keperawatan : -
3. Tujuan
Klien mampu membina hubungan saling percaya
4. Tindakan keperawatan
1) Mengucapkan salam terapeutik
2) Memperkenalkan diri
3) Menjelaskan tujuan interaksi
4) Menciptakan suasana yang tenang
5) Membuat kontrak yang jelas
6) Meyakinkan bahwa kerahasian pasien senantiasa terjaga
7) Menanyakan harapan terhadapat pertemuan
8) Menepati waktu
B. Strategi pelaksanaan
1. Fase orientasi
“Selamat pagi perkenalkan nama saya Yunita S.ali saya senang dipanggil Nita.
Nama ibu siapa? Senang dipanggil siapa? Bagaimana perasaan Ibu hari ini?
Pagi ini saya ingin berkenalan dengan ibu, Ibu mau dimana? Maunya berapa
lama? Bagaimana kalau 10 Menit? Oh iya ibu jangan khawatir tentang
informasi yang ibu berikan saya jamin kerahasiaannya, saya tidak akan bilang
sama orang lain tanpa seizin ibu”

2. kerja
“Apa yang ibu harapkan setelah selesai kita berkenalan nanti ?”

3. Terminasi
“bagaimana perasaan ibu setelah kita berkenalan tadi? Bisa ibu ceritakan
kembali pertemuan kita tadi! Besok kita akan berbincang-bincang tentang apa
yang ibu rasakan dan keluhannya ibu yaa. Juga besok kita berbincang-bincang
kembali tentang pertemuan kita tadi! Tempatnya ibu maunya dimana? Berapa
lama ibu mau? Kalau 15 menit bagaimana? Baik . sanpai jumpa besok yah.”
EVALUASI KEPERAWATAN
Hari / tanggal :
Jam :

S:
1. Klien mengatakan selamat pagi
2. Klien mengatakan namanya ibu wabah
3. Klien mengatakan nama panggilannya wabah
4. Klien mengatakan perasaannya hari ini gelisah
5. Klien mengatakan berbicara ditempat ini saja
6. Klien mengatakan iya 10 menit bisa
7. Klien mengatakan mau bercerita

O:
1. Klien menatap perawat dan tersenyum baik
2. Klien tampak tenang
3. Kontak mata baik
4. Klien tampak kooperatif
5. Klien nampak bicara sendiri

A: SP 1 BHSP berhasil dengan kriteria


1. Klien mampu membina hubungan saling percaya

P:
Perawat :
1. Evaluasi SP 1 BHSP
2. Lanjutkan SP 2 BHSP Pengkajian
Pasien :
1. Anjurkan klien untuk mengingat pertemuan pertama

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN


SP 2 BINA HUBUNGAN SALING PERCAYA

Nama : Ny.W
Pertemuan : II (kedua)
Tanggal :
A. Proses keperawatan
1. Kondisi keperawatan
DS:
1) Klien mengatakan namanya ibu wabah
2) Klien mengatakan mau bercakap-cakap
DO:
1) Klien menatap perawat dan tersenyum baik
2) Klien tampak tenang
3) Kontak mata baik
4) Klien tampak kooperatif
5) Klien nampak bicara sendiri
2. Diangnosa keperawatan
3. Tujuan
Pasien mampu mengungkapkan perasaannya dan keluhannya, dan pasien
mampu membina hubungan saling percaya
4. Tindakan keperawatan :
a. Mengevaluasi SP 1
b. Mendorong klien dan memberi kesempatan untuk mengungkapkan
perasaanya
c. Mendengarkan ungkapan klien
d. Melakukan pengkajian data
e. Mengorientasikan kegiatan sehari-hari
f. Mengidentifikasi masalah klien
B. Strategi pelaksanaan
1. Orientasi
“selamat pagi ibu, masih ingat dengan saya? Nama saya siapa? Sesuai janji
saya kemarin saat ini kita akan berbincang-bincang tentang apa yang ibu
rasakan. Ibu maunya bicara dimana?”
2. Kerja
“Bagaimana perasaan ibu hari ini? Apa yang ibu rasakan sekrang? Coba ibu
ceritakan sama saya!”
“Apa yang menyebabkan ibu datang kerumah sakit ini? Apakah dirumah ibu
pernah dipukuli? Apakah ibu pernah diikat?”
“Ibu dirumah berperan sebagai apa? Apa harapan ibu yang ingin sekali ibu
lakukan? Apakah ibu merasa dijauhi? Apakah ibu pernah diejek oleh teman-
teman? Orang tua ibu masih lengkap?”
“Saat dirumah ibu ada mengikuti kegiatan kelompok? Apa yang menyebabkan
tidak mengikuti kegiatan kelompok?”
“Apakah ibu mendengar suara tanpa ada wujudnya? Apa yang dikatakan suara
itu? Apakah terus-menerus terdengar atau sewaktu-waktu? Berapa kali sehari
ibu alami? Pada keadaan apa suara terdengar? Apakah pada waktu sendiri?apa
yang ibu lakukan saat mendengar suara itu? Apakah dengan cara itu suara itu
hilang?”
“berapa kali ibu mandi dalam sehari? Kalau mandi biasanya ibu pakai sabun
atau tidak? Ganti pakaian berapa kali dalam sehari?”
3. Terminasi
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang-bincang tadi? Bagaimana
kalau besok kita berdiskusi tentang hal positif yang dapat ibu lakukan dan
melakukan kegiatan yang masih dapat ibu lakukan ditempat ini bagaiamna
kalau kita bertemu besok? Bagaimana kalau ditempat ini saja?”
EVALUASI KEPERAWATAN
Hari / tanggal :
Jam :
S:

1. Klien mengatakan masih mengingat nama perawatnya


2. Klien mengatakan berbicara disini saja
3. Klien mengatakan perasaannya gelisa
4. Klien mengatakan kehadirannya tidak diharapkan keluarga
5. Klien mengatakan bahwa dirinya sangat malu dengan lingkungannya
6. Klien mengatakan saat sakit tidak perna lagi mengikuti kegiatan sosial
7. Klien mengatakan sering mendengar bisikan dari anak perempuannya
8. Klien mengatakan terkadang klien marah ketika mendengar bisikan tersebut
9. Klien mengatakan mendengar suara bisikan yang mengatakan bahwa keluarganya
sudah tidak membutuhkannya
10. Klien mengatakan mandi 2 kali sehari , memakai sabun dan menyikat gigi
O:
1. Klien menatap perawat dan tersenyum baik
2. Klien tampak tenang
3. Kontak mata baik
4. Klien tampak kooperatif
5. Klien tampak bicara sendiri
6. Cara berpakaian seperti biasa
7. Saat bicara klien kadang tidak jelas
8. Saat berinteraksi sama perawat suara klien rendah
9. Klien tampak mengulang kata-kata yang sama

A: SP 2 BHSP berhasil dengan kriteria

1. Klien mampu mengungkapkan perasaan dan keluhannya


2. Klien mampu membina hunbungan saling percaya
P: Perawat
1. Evaluasi SP 1 dan SP 2 BHSP
2. Lanjutkan SP 1 halusinasi

Pasien
1. Anjurkan klien mengingat pertemuan I dan II
2. Anjurkan untuk mengungkapkan perasaan dan keluhannya

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

Ruangan Rawat : Ruang Manggis


Tanggal Dirawat : 09 April 2021
I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Ny. W / Perempuan
Umur : 51 tahun
Pendidikan : SMP
Informan : Pasien dan anak klien
Tgl Pengkajian : 09 April 2021
No. RM : 001820

II. ALASAN MASUK


Klien sering mendengar suara bisikan dari anak perempuan nya. Terkadang pasien
marah ketika mendengar bisikan tersebut, sehingga sulit diatur.

Keluhan Saat di Kaji :


Klien mengatakan mendengar bisikan dari anak perempuannya untuk mengajak dia
pergi ke Merauke

III. FAKTOR PREDISPOSISI


A. Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu :
Anak klien mengatakan “iya”
B. Pengobatan Sebelumnya : Kurang berhasil
Anak klien mengatakan klien minum obat kadang teratur kadang tidak sehingga
terkadang gangguan jiwa nya kambuh lagi

C. Penganiyayaan :
Penganiyayaan Pelaku / Usia Korban / Usia Saksi / Usia

Aniaya Fisik Saudara Klien / Klien / 51 tahun Saudara klien / 39


45

Aniaya Seksual - - -

Penolakan - - -

Kekerasan - - -

Kriminalisasi - - -
Penjelasan : Klien pernah mengalami aniaya fisik dari saudara kandung laki laki
klien saat dirumah.
Masalah Keperawatan : Halusinasi Pendengaran
D. Anggota Keluarga yang mengalami gangguan jiwa : Iya.
Terdapat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa yaitu Adik Klien.
Tetapi sudah sembuh “kata anak klien”
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
E. Pengalaman Masa Lalu yang tidak menyenangkan
Klien mengatakan keluarganya sudah tidak peduli dengan dia, meninggalkan
dirinya sendiri. Klien mendengarkan suara yang mengatakan bahwa keluarganya
sudah tidak membutuhkan dirinya
Masalah Keperawatan : Halusinasi Pendengaran

IV. FISIK
A. Tanda Vital :
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi : 80x / menit
Suhu : 36,60 C
Pernapasan : 20 x / menit
B. Antropometri : BB : 55 kg TB : 147 cm
C. Keluhan Fisik
Jelaskan : tidak ada keluhan fisik
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

V. PSIKOSOSIAL
A. Genogram
Keterangan :

: Laki – Laki

: Perempuan

: Meninggal

: Pasien

B. Konsep Diri
1. Gambaran diri
Pasien mengatakan tubuhnya sudah tidak sekuat dulu karna sudah tua. Kulit
sudah keriput, rambut sudah putih tetapi klien bersyukur karna tubuhnya sehat
2. Identitas diri
Pasien dapat menyebutkan identitas dirinya (nama, alamat, hobi). Pasien
mengatakan setiap harinya memasak dan membersihkan rumah
3. Peran
Sebelum sakit, dirumah pasien mempuyai tanggung jawab sebagai ibu rumah
tangga untuk keluarga.
4. Ideal diri
Pasien juga mengatakan ingin segera sembuh dan tidak ingin lagi mendengar
suatu suara atau bisikan-bisikan yang jahat.
5. Harga diri
Klien mengatakan bahwa dirinya merasa sangat malu dengan lingkunganya.
Klien merasa dirinya tidak dihargai sejak dirinya dikatakan Gila
Masalah keperawatan: Harga diri rendah.

C. Hubungan Sosial
1. Orang yang berarti
Pasien mengatakan orang terdekatnya adalah anak perempuannya
2. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat
Sebelum sakit klien adalah orang yang sangat giat bekerja, beberapa kali ikut
acara keagamaan dan klien adalah orang yang ramah dengan tetangga. Setelah
suami meninggal klien menjadi orang yang sangat tertutup dan tidak
berkomunikasi lagi dengan orang di lingkunganya. Setelah masuk RSJ klien
beberapa kali mengikuti kegiata TAK agar dirinya merasa lebih senang.
3. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien mengatakan sekarang kondisinya sudah lebih baik, sudah memulai untuk
berkomunikasi dengan teman seruangannya
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

D. Spiritual
Klien mengatakan sebelum dan sesudah sakit klien tetap berdoa hanya saja setelah
di RSJ hanya berdoa di ruangannya saja, terkadang sholat dan puasa.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan dalam spritual

VI. STATUS MENTAL


A. Penampilan
Cara berpakaian seperti biasanya,
Penampilan klien rapi dan bersih, klien mandi 2x sehari menggunakan sabun dan
menyikat giginya.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

B. Pembicaraan
Bicara cepat, kadang jelas terkadang tidak
Saat berinteraksi dengan perawat nada suara klien rendah, bicara klien lambat dan
klien merespon pertanyaan dengan baik
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

C. Aktivitas Motorik
Merasa Gelisah
Jelaskan : Aktivitas keseharian klien merasa gelisah ketika mendengar suara-suara
yang selalu memarahinya.
Masalah Keperawatan : Halusinasi pendengaran

D. Alam Perasaan
Sedih
Jelaskan : klien mengatakan sedih karena rindu dengan keluarga yang tak kunjung
datang menjenguknya.
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah

E. Afek
Datar
Jelaskan : afek klien datat, klien menjawab pertanyaan dari perawat
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

F. Interaksi selama Wawancara


Kontak mata baik
Jelaskan : selama komunikasi dengan perawat terjadinya kontak mata dan terlihat
klien percaya dengan perwata.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

G. Persepsi
Halusinasi pendengaran
Jelaskan : klien mengatakan mendengar suara-suara yang mengganggu
Masalah Keperawatan : Gangguan Persepsi sensori (halusinasi pendengaran)

H. Arus Pikir
Pengulangan pembicaraan
Jelaskan : saat diajak berinteraksi, klien tanpak mengulang kata-kata yang sama
dan klien banyak bingung
Masalah Keperawatan :Gangguan Persepsi sensori (halusinasi pendengaran)

I. Isi Pikir
Jelaskan : klien tidak memiliki kelainan isi fikir dan waham
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

J. Tingkat Kesadaran
Jelaskan : klien sadar bahwa sedang berada di RSJ dan sedang menglami
pengobatan
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

K. Memori
Jelaskan : daya ingat klien baik
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

L. Tingkat Konsentrasi dan berhitung


Jelaskan : klien mampu berhitung dan berkonsentrasi cukup baik
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

M. Kemampuan Penilaian
Jelaskan : klien mampu menilai mana yang lebih diutamakan dalam mengambil
keputusan
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

N. Daya tilik diri


Jelaskan : klien merasa bahwa suara yang ia dengar itu nyata walaupun tidak bisa
melihatnya.
Masalah Keperawatan : Halusinasi Pendengaran

VII.KEBUTUHAN PERENCANAAN PULANG


A. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan
1. Makanan : Mandiri
2. Keamanan : Mandiri
3. Perawatan Kesehatan : dibantu perawat
4. Pakaian : Mandiri
5. Transportasi : Keluarga
6. Tempat tinggal : Keluarga
Jelaskan : Hampir semua kebutuhan klien dapat dilakukan secara mandiri

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

B. Kegiatan hidup sehari – hari


1. Perawatan diri
a. Mandi : bantuan minimal
b. Kebersihan : bantuan minimal
c. Makanan : bantuan minimal
d. BAK / BAB : bantuan minimal
e. Ganti pakaian : bantuan minimal
Jelaskan : klien dapat memenuhi kegiatan sehari harinya dengan bantuan
minimal dari perawat
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

2. Nutrisi
Jelaskan : klien puas dengan makanan yang disajikan, dank lien dapat berbaur
dengan teman ketika makan, frekuensi makan 3 kali sehari, napsu makan
meningkat.
Masalah Keperawatan : tidak masalah keperawatan

3. Tidur
Jelaskan : klien mengatakan tidak ada masalah ketika tidur, dan merasa segar
setelah bangun tidur, dan klien punya kebiasaan tidur siang dengan durasi 1
jam perhari.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

C. Kemampuan klien
Jelaskan : klien dapat mengantisipasi kebutuhannya sendiri seperti BAB / BAK,
mandi dsb. Dapat membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri tetapi
terkadang butuh bantuan keluarga dan juga meminum obat
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
D. Klien memiliki system pendukung
Jelaskan : pendukung klien hanya terapis dan keluarga
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

E. Kegiatan produktif ata Hoby


Jelaskan : klien senang jika sering dijenguk oleh anaknya
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

F. Pemeliharaan Kesehatan
Perawatan Lanjutan
G. Kegiatan di dalam rumah
Mempersipkan masakan, mencuci pakaian, memasak
H. Kegiatan diluar rumah
Tidak memiliki kegiatan diluar rumah
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

VIII. MEKANISME KOPING


Adaptif Ket Maladaptive Ket

Bicara dengan orang lain Ya Minum Alkohol

Mampu menyelesaikan Reaksi lambat / berlebih


masalah

Tehnik relaksasi Bekerja berlebihan

Aktivitas konstruktif Ya Menghindar

Olahraga Mencederai diri / orang

Lainnya Lainnya ya

Jelaskan : Mal Adaptif : klien merespon halusinasi dengan berbicara sendiri


Masalah Keperawatan : halusinasi pendengaran
IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
Ket Masalah Psikososial dan Lingkungan

Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik : klien mengatakan tidak


perna berhubungan dengan kelompok - kelompok tertentu

Masalah berhubungan dengan lingkungan, Fisik : klien mengatakan tidak


ada masalah berhubungan dengan lingkungan

Masalah dengan pendidikan, spesifik : klien mengatakan janya lulusan SMA


tidak ada masalah yang berhubungan dengan pendidikan

Masalah dengan pekerjaan, spesifik : klien mengatakan pernah gagal dalam


pekerjaannya

Masalah dengan perumahan, spesifik : klien mengatkaan tidak ada masalah


dengan perumahan

Masalah ekonomi, spesifik : klien lahir ditengah keluarga dengan ekonomi


menengah

Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik : tidak masalah dengan


pelayanan kesehatan

Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan

X. ASPEK MEDIK
A. Diagnose medic
Skizofrenia ( Halusinasi )
B. Terapi Medik
Diazepam 2 mg 0 – 0 – 1
Betamethasone
Ketoconazole Scalp

XI. MASALAH KEPERAWATAN


A. Halusinasi
B. Harga diri rendah

XII.DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS


A. Gangguan persepsi sensori : Halusinasi
B. Gangguan Konsep diri : Harga diri rendah
Pengumpulan Data

 Klien mengatakan mendengar bisikan dari anak perempuannya untuk mengajak dia
pergi ke Merauke
 Klien mengatakan dirinya merasa sangat malu dengan lingkungannya
 Klien mengatakan dirinya merasa tidak di hargai sejak klien di katakan gila
 Klien mengatakan sangat sedih dengan keluarga yang tak kunjung datang
menjenguknya
 Klien mengatakan merasa gelisah ketika mendengar suara-suara yang selalu
memarahinya
 Klien nampak kooperatif
 Saat berinteraksi dengan perawat nampak nada suara klien renda bicara klien lambat
dan klien merespon pertanyaan dengan baik
 Klien mengatakan mendengar suara-suara yang mengganggu
 Saat di tanya klien kadang tampak bingung
 Klien mengatakan bahwa suara yang di dengar itu nyata walaupun klien tidak bisa
melihatnya
 Klien mengatakan pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu
 Klien mengatakan keluarganya sudah tidak membutuhkan dirinya
 Klien mengatakan keluarganya sudah tidak peduli dengan dia dan meninggalkan
dirinya sendiri
 Klien mengatakan mendengar suara yang mengatakan bahwa keluarganya tidak
membutuhkan dirinya
 Ekspresi wajah datar
 Selama komunikasi dengan perawat tampak terjadinya kontak mata dan terlihat klien
percaya dengan perawat
ANALISA DATA

NO DATA MASALAH

1 DS: Gangguan Konsep Diri :


 Klien mengatakan dirinya merasa sangat malu Harga Diri Rendah
dengan lingkungannya
 Klien mengatakan dirinya merasa tidak di
hargai sejak klien di katakan gila
 Klien mengatakan sangat sedih dengan
keluarga yang tak kunjung datang
menjenguknya
 Saat berinteraksi dengan perawat nampak
nada suara klien renda bicara klien lambat dan
klien merespon pertanyaan dengan baik
 Klien mengatakan keluarganya sudah tidak
membutuhkan dirinya
 Klien mengatakan keluarganya sudah tidak
peduli dengan dia dan meninggalkan dirinya
sendiri
 Klien mengatakan mendengar suara yang
mengatakan bahwa keluarganya tidak
membutuhkan dirinya

DO:
 Saat berinteraksi dengan perawat nampak
nada suara klien renda bicara klien lambat dan
klien merespon pertanyaan dengan baik.
2 Gangguan Presepsi :
Halusinasi pendengaran

DS:
 Klien mengatakan mendengar bisikan dari
anak perempuannya untuk mengajak dia pergi
ke Merauke
 Klien mengatakan mendengar suara yang
mengatakan bahwa keluarganya tidak
membutuhkan dirinya
 Klien mengatakan mendengar suara-suara
yang mengganggu
 Klien mengatakan merasa gelisah ketika
mendengar suara-suara yang selalu
memarahinya
 Klien mengatakan bahwa suara yang di
dengar itu nyata walaupun klien tidak bisa
melihatnya

DO:
 Saat di tanya klien kadang tampak bingung
 Ekspresi wajah datar
 Selama komunikasi dengan perawat tampak
terjadinya kontak mata dan terlihat klien
percaya dengan perawat
POHON MASALAH

Resiko perlaku kekerasan

Gangguan persepsi sensori : halusinasi

Isolasi sosial Gangguan

harga diri rendah

Koping individu inefektif


3.1 Diagnosa Medis
Skizoprenia Paranoid
3.2 Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan persepsi sensori : Halusinasi
b. Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
c. Koping individu in-efektif

3.3 Prioritas Masalah


Gangguan persepsi sensori : Halusinasi
3.4 Intervensi Keperawatan

DIAGNOSA RENCANA TINDAKAN


NO TINDAKAN KEPRAWATAN
KEPERAWATAN TUJUAN KRITERIA EVALUASI

Gangguan persepsi Klien mampu mengontrol 1. Klien mampu Sp 1 :


sensori : halusinasi halusinasinya. mengenal halusinasinya
 Mengidentifikasi isi,
pendengaran 2. Klien mampu Mengontrol
frekuensi, waktu terjadi,
halusinasi dengan cara
situasi pencetus, perasaan
menghardik
dan respon halusinasi.
3. Klien mampu mengontrol
 Mengontrol halusinasi
halusinasi dengan makan
dengan cara menghardik
obat teratur
4. Klien mampu mengontrol Sp 2 : mengontrol halusinasi
halusinasi dengan dengan makan obat teratur
bercakap-cakap dengan
orang lain Sp 3 : mengontrol halusinasi
5. Klien mampu mengontrol dengan bercakap-cakap dengan
halusinasi dengan orang lain
melakukan kegiatan
Sp 4 : mengontrol halusinasi
terjadwal.
dengan melakukan kegiatan
terjadwal.

32
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN INTERVENSI KEPERAWATAN

2. Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah Sp 1 :

Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki


pasien

Sp 2 :

1. Menilai kemampuan yang dapat digunakan


2. Menetapkan/memilih kegiatan sesuai kemampuan
3. Melatih kegiatan sesuai kemampuan yang dipilih 1

Sp 3 :

Melatih kegiatan sesuai kemampuan yang dipilih 1

Sp 4 :

Melatih kegiatan sesuai kemampuan yang dipilih 1


3.16 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

HARI/TGL IMPLEMENTASI KEPERAWATAN EVALUASI (SOAP

Data S: klien mengatakan merasa senang

Tanda dan gejala : O:

1. Mendengar suara asing  Klien mampu mengenal halusinasinya


2. Marah-marah sendiri
3. Bicara sendiri
4. Suara tersebut muncul 6x/hari A: Perubahan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran
disaat klien melamun (+)
Kemampuan :-
P:
DX Keperawatan : Halusinasi pendengaran
 Melatih mengontrol halusinasi dengan menghardik
Tindakan : Sp 1 :Mengidentifikasi 3x1.

isi,
frekuensi, waktu
terjadi, situasi pencetus,
perasaan dan respon
halusinasi.
RTL : Sp 1 : mengontrol halusinasi
dengan menghardik
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

HARI/TGL IMPLEMENTASI KEPERAWATAN EVALUASI (SOAP

Data S: klien mengatakan merasa senang

Tanda dan gejala : O:

1. Mendengar suara halusinasi  Klien mampu mengontrol halusinasi dengan cara


2. Marah-marah sendiri menghardik dengan motivasi perawat
3. Bicara sendiri
4. Suara tersebut muncul 6x/hari
disaat klien melamun A: Perubahan persepsi sensori : Halusinasi
pendengaran (+)
Kemampuan :-
P:
DX Keperawatan : Halusinasi pendengaran
 Melatih mengontrol halusinasi dengan
Tindakan : Sp 1 : menghardik saat halusinasi 3x1.
 Makan obat teratur 2x1.
Mengontrol halusinasi
dengan cara menghardik

RTL : Sp 2 : mengontrol halusinasi


dengan makan obat teratur
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

HARI/TGL IMPLEMENTASI KEPERAWATAN EVALUASI (SOAP

Data S: klien mengatakan merasa senang dan lebih tenang

Tanda dan gejala : O:

1. Mendengar suara asing  Klien mampu menghardik halusinasinya dengan


2. Marah-marah sendiri menutup telinga
3. Bicara sendiri  Menyebutkan minum obat 2 kali sehari
4. Suara tersebut muncul 5x/hari
disaat klien melamun A: Halusinasi pendengaran (+)

Kemampuan : Mengontrol halusinasi dengan P:


menghardik
 Melatih mengontrol halusinasi dengan menghardik
DX Keperawatan : Halusinasi pendengaran 3x1
 Makan obat teratur 2x1
Tindakan : Sp 2 : mengontrol halusinasi dengan
makan obat

RTL : Sp 3 : mengontrol halusinasi dengan


bercakap- cakap dengan orang
lain.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

HARI/TGL IMPLEMENTASI TINDAKAN KEPERAWATAN EVALUASI (SOAP

Data S: klien mengatakan merasa senang dan


lebih tenang
Tanda dan gejala :
O:
1. Mendengar suara halusinasi
2. Berbicara sendiri, mulut komat kamit  Klien mampu mengontrol
3. Suara tersebut muncul 4x/hari halusinasinya dengan menghardik
 Klien mengkonsumsi obatnya tepat
Kemampuan : mengontrol halusinasi dengan waktu dan teratur
 Klien bercakap-cakap dengan orang
menghardik lain.

mengontrol halusinasi dengan makan obat teratur A: Perubahan persepsi sensori : Halusinasi
pendengaran (+).
DX Keperawatan : Halusinasi pendengaran
P:
Tindakan : Sp 3 : mengontrol halusinasi dengan bercakap-
cakap dengan orang lain.  Melatih mengontrol halusinasi dengan
menghardik saat halusinasi terdengar.
RTL : Sp 4 : mengontrol halusinasi dengan  Makan obat teratur 2x1
melakukan kegiatan terjadwal  Bercakap-cakap dengan orang lain 4x1.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

HARI/TGL IMPLEMENTASI TINDAKAN KEPERAWATAN EVALUASI (SOAP

Data S: klien mengatakan merasa senang dan lebih tenang

Tanda dan gejala : O:

1. Mendengar suara halusinasi  Klien mampu mengontrol halusinasinya dengan


2. Berbicara sendiri menghardik
Kemampuan : - Mengontrol halusinasi dengan  Klien mengkonsumsi obatnya tepat waktu dan teratur
menghardik  Klien bercakap-cakap dengan teman seruangan.
- Mengontrol halusinasi dengan  Klien mau dan mampu membersihkan tempat tidurnya
membersihkan meja setelah makan dan menyapu lantai.
makan obat teratur
- Mengontrol halusinasi dengan A: Halusinasi pendengaran (+)
bercakap-cakap dengan orang
lain P:
DX Keperawatan : Halusinasi pendengaran
 Melatih mengontrol halusinasi dengan menghardik saat
Tindakan : Sp 4 : mengontrol halusinasi halusinasi terdengar.
dengan melakukan kegiatan  Makan obat teratur 2x1
 Bercakap-cakap dengan orang lain 4x1
terjadwal
 Latihan melakukan kegiatan terjadwal 3 kali sehari..
RTL : Follow up dan Evaluasi SP 1 – SP
4 Perubahan persepsi sensori :
Halusinasi pendengaran

Anda mungkin juga menyukai