Anda di halaman 1dari 19

ARITMIA LETHAL

Abdul Rahman.S.Kep.,,MH
Aritmia Lethal

■ Aritmia adalah kondisi dimana jantung menjadi ireguler, terlalu cepat atau terlalu
lambat.
■ Aritmia dapat menjadi kondisi yang dapat mengancam jiwa.

■ Aritmia yang menyebabkan kematian disebut dengan aritmia letal.


Ada 4 aritmia letal yang harus segera
diberikan pertolongan
■ Asistol.

■ Pulseless electrical activity (PEA)

■ Takikardi ventrikel tanpa nadi (pulseless VT - pVT)

■ Fibrilasi ventrikel (VF).


4 jenis aritmia letal yang dibagi dalam 2
kelompok besar
■ aritmia letal dengan irama yang shockable (artinya berespon terhadap tindakan
defibrilasi)
■ aritmia letal yang non-shockable (artinya tidak berespon terhadap tindakan defibrilasi)
Irama yang shockable

■ Fibrilasi ventrikel (VF) adalah aktivitas ventrikel yang kacau dan asinkron yang
menyebabkan tidak adanya curah jantung atau cardiac output .
■ Fibrilasi ventrikel (VF) terjadi ketika ruang ventrikel jantung bergetar (fibrilasi) dan
bukan memompa karena adanya aktivitas listrik yang tidak terorganisir dalam ventrikel
jantung.
■ VF menyebabkan terjadinya henti jantung dengan kehilangan kesadaran dan tidak ada
denyut nadi yang dihasilkan atau teraba.
Irama yang shockable

■ Takikardia ventrikel tanpa nadi (pVT) adalah takikardia reguler kompleks luas yang
terkait dengan tidak ada curah jantung yang terdeteksi secara klinis.
■ Takikardia ventrikel (VT) ini adalah jenis detak jantung yang teratur dan cepat yang
muncul dari aktivitas listrik yang tidak tepat berada di ventrikel jantung.
■ Takikardia ventrikel (VT) dapat menyebabkan henti jantung yang dikenal dengan
takikardia ventrikel tanpa nadi (pulseles VT - pVT) dan dapat berubah menjadi fibrilasi
ventrikel (VF)
Irama yang shockable

■ Kejutan (shock) dengan alat defibrillator harus diberikan segera sesuai dengan
algoritma pada kasus VF dan pVT.
■ Berikan 1 kejutan (shock) dan segera lanjutkan dengan resusitasi jantung paru (RJP)
selama 2 menit setelah pemberian shock
Irama yang non-shockable

■ Asistol ditandai dengan tidak adanya aktivitas listrik jantung.


■ Asistol adalah tidak adanya kontraksi ventrikel jantung.
■ Pada kondisi asistol ini terjadi keadaan penghentian total aktivitas listrik dari jantung,
yang berarti tidak ada kontraksi dari otot jantung dan oleh karena itu tidak ada aliran
darah ke seluruh tubuh.
Irama yang non-shockable

■ Pulseless Electrical Activity (PEA) (kadang-kadang disebut Electromechanical


Dissociation -EMD) adalah kehadiran irama elektrik terkoordinasi dengan tanpa adanya
curah jantung atau cardiac output.
■ Pada kasus PEA ini, elektrokardiogram (EKG) monitor menunjukkan irama jantung
yang seharusnya menghasilkan nadi (pulse), tetapi pada kenyataannya tidak ada nadi
yang teraba (pulseless).
■ Dalam keadaan normal, aktivasi listrik sel otot jantung mendahului proses kontraksi
mekanis jantung (yang dikenal sebagai kopling elektromekanik).
■ Dalam kasus PEA, ada aktivitas listrik tetapi otot jantung tidak berkontraksi sehingga
menyebabkan tidak cukupnya curah jantung untuk menghasilkan nadi dan memasok
Irama yang non-shockable

■ Prognosis dalam kelompok irama non-shockable ini jauh kurang menguntungkan


daripada dengan irama VF / VT.
■ Defibrilasi tidak diindikasikan pada irama yang non-shockable ini dan penekanannya
adalah pada RJP dan intervensi bantuan hidup lanjut lainnya seperti pemasangan akses
intravena, mempertimbangkan pemberian jalan nafas yang definitif, administrasi obat-
obatan dan pacu jantung .
Penanganan Aritmia Letal

1. Cek Pasien
Pastikan lingkungan telah aman untuk penolong dan korban.
Lakukan pengenalan tanda-tanda serangan jantung yang meliputi memeriksa adanya
respon, napas terhenti atau tersengal (misalnya, napas tidak normal) dan tidak adanya
denyut yang teraba dalam 10 detik.
Dalam hal ini, pemeriksaan napas dan denyut dapat dilakukan secara bersamaan kurang dari
10 detik.
Jangan lupa untuk mengaktifkan sistem tanggap darurat atau code blue.
Lakukan RJP segera sampai tersedia defibrilator atau pasang EKG monitor.
Penanganan Aritmia Letal

2. Lihat di EKG monitor apakah ada gambaran aktivitas listrik atau tidak?
■ Jika sudah tersedia defibrilator atau sudah terpasang EKG monitor, lakukan pengkajian
irama awal yaitu melihat apakah ada gambaran aktivitas listrik atau tidak.
■ Ada 2 kemungkinan yaitu ada gambaran aktivitas listrik atau tidak ada gambaran
aktvitas listrik jantung.
a. Jika TIDAK ADA gambaran aliran listrik jantung atau garis datar maka terjadi asistol.
b. Jika ADA gambaran aliran listrik jantung, maka lanjutkan ke langkah analisa selanjutnya.
Penanganan Aritmia Letal

■ 3. Apakah ada gambaran komplek QRS sempit atau tidak? Lalu bagaimana hubungan QRS dengan gelombang P?
■ Jika ADA gambaran gelombang komplek QRS sempit, maka akan ada beberapa kemungkinan irama yaitu sinus,
atrial, junctional atau pulseless electrical activity (PEA). Nah dalam membedakan 4 irama inilah fungsi hubungan
dengan gelombang P menjadi penting.
a. Sinus jika rasio antara gelombang P dan kompleks QRS adalah 1 : 1 ( 1 gelombang P diikuti 1 gelombang QRS).
b. Atrial jika rasio antara gelombang P dan kompleks QRS adalah >1 : 1 ( lebih dari 1 gelombang P diikuti hanya 1
gelombang QRS) dan biasanya ireguler.
c. Junctional jika terdapat gelombang P yang inversi (pada selain lead aVR) atau terdapat gelombang P yang retrograde
atau P-nya hilang
d. Pulseless Electrical Activity (PEA) jika tidak teraba nadi namun ada gambaran aktivitas listrik pada EKG monitor.

■ Jika TIDAK ADA gambaran gelombang QRS sempit, maka lanjutkan ke langkah analisa selanjutnya.
Penanganan Aritmia Letal

4. Jika tidak ada gambaran gelombang QRS sempit, bagaimana gambaran komplek QRS
lebarnya? Teratur atau tidak?
■ Jika EKG monitor menunjukkan gambaran komplek QRS yang LEBAR maka perlu
dilihat bentuk QRS yang lebar tersebut apakah teratur atau tidak.
a. Jika gambaran komplek QRS lebar dan teratur dengan bentuk yang sama maka terjadi
takikardi ventrikel (VT).
b. Jika gambaran komplek QRS lebar dan tidak teratur dengan bentuk yang berbeda maka
terjadi fibrilasi ventrikel (VF).
Penanganan Aritmia Letal

5. Lakukan manajemen bantuan hidup jantung lanjut (ACLS) sesuai dengan algoritma.
■ Jika sudah mampu menganalisa ritme, segera lakukan manajemen bantuan hidup
jantung lanjut (ACLS) sesuai dengan algoritma
Kesimpulan

■ Aritmia letal ada 4 yaitu asistol, pulseless electrical activity (PEA), takikardi ventrikel tanpa nadi (pulseless
VT - pVT) dan fibrilasi ventrikel (VF).
■ Kemampuan tenaga kesehatan dalam mengenali aritmia letal ini menjadi dasar untuk memberikan
pertolongan dalam bantuan hidup jantung lanjut (Advanced Cardiovascular Life Support – ACLS).
■ Mengenali aritmia letal sederhana pada EKG monitor ini dapat dilakukan dengan 3 langkah yaitu
1) melihat apakah ada gambaran aktivitas listrik atau tidak;
2) melihat gambaran gelombang P; dan
3) melihat gambaran komplek QRS.
■ Langkah ini dapat membantu dalam mengenali aritmia letal walau cara ini bukan satu-satunya.
■ Latihan interpretasi EKG monitor secara rutin dan berkelanjutan akan membantu dalam mengenali
kegawatan jantung.

Anda mungkin juga menyukai