100%(1)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
46 tayangan2 halaman
Artikel ini membahas sejarah dan perkembangan ilmu pemetaan di Indonesia. Penulis menjelaskan bahwa kemajuan teknologi pemetaan memungkinkan pemetaan dilakukan dengan cepat dan murah menggunakan satelit. Satelit telah memungkinkan pemetaan skala besar dengan biaya rendah.
Artikel ini membahas sejarah dan perkembangan ilmu pemetaan di Indonesia. Penulis menjelaskan bahwa kemajuan teknologi pemetaan memungkinkan pemetaan dilakukan dengan cepat dan murah menggunakan satelit. Satelit telah memungkinkan pemetaan skala besar dengan biaya rendah.
Artikel ini membahas sejarah dan perkembangan ilmu pemetaan di Indonesia. Penulis menjelaskan bahwa kemajuan teknologi pemetaan memungkinkan pemetaan dilakukan dengan cepat dan murah menggunakan satelit. Satelit telah memungkinkan pemetaan skala besar dengan biaya rendah.
Jurnal Jurnal Enggano Vol. & Hal. Vol. 1, No. 2, Halaman 80-82 Tahun 2016 Penulis Wiwik Ambarwati dan Yar Johan Tanggal September 2016 Reviewer Sefpri Trio Aguswantoro ( 2022201001 ) Prodi Teknik Sipil
Wiwik Ambarwati dan Yar Johan (2016) mengemukakan bahwa Kebutuhan
masyarakat menuntut kemujuan ilmu pengetahuan di dalam segala bidang, terutama di bidang kelautan dan perikanan. Hal ini sesuai dengan kebutuhan Abstrak manusia akan sumberdaya alam yang terkandung di laut. Kebutuhan manusia ini dapat dipermudah dengan menggunakan pemetaan. Oleh karena itu, Wiwik Ambarwati dan Yar Johan (2016) menyimpulkan bahwa perlunya kemajuan teknologi pemetaan. Ambarwati dan Yar Johan (2016) menjelaskan bahwa saat ini Kemajuan ilmu pengetahuan akan terus berkembang seiring dengan kebutuhan masyarakat. Kebutuhan masyarakat akan penentuan atau pencarian letak suatu tempat yang mereka butuhkan. Sehingga masyarakat sekarang cenderung mengerti Pendahuluan atau mengetahui suatu lokasi berdasarkan dengan apa yang pernah mereka lihat di peta. Hal tersebut dikarenakan wilayah yang berada pada remote area dan akses yang sulit. Oleh karena itu, pemanfaatan citra satelit pengindraan jauh sebagai alternatifnya Ambarwati dan Yar Johan (2016) dalam penelitiannya menjelaskan deskripsi mengenai sejarah dan pemetaan Pemetaan adalah ilmu yang mempelajari kenampakan muka bumi yang Latar menggunakan suatu alat dan menghasilkan informasi yang akurat. Dengan Belakang kata lain, pemetaan dan ilmu geografi itu sama karena sama-sama membahas sesuatu yang berada di dalam atau di atas bumi selama hal tersebut mempengaruhi permukaan bumi. Penelitian yang dilaksanakan oleh Ambarwati dan Yar Johan (2016) termasuk kategori deskriptif karena menganalisis kondisi eksisting, masalah dan fenomena yang sekarang ini dalam pemetaan di Indonesia. Selanjutnya jika ditinjau dari jenisnya termasuk penelitian kualitatif karena metode yang Metode digunakan tertuju pada kondisi obyek yang alamiah. Data yang digunakan penelitian adalah data sekunder dan primer dalam rangka memperoleh hasil analisis yang utuh. Data sekunder diperoleh dari sumber yang relevan seperti (1) Rachman, (2004). (2) Siregar (2010) (3) Restuning dan handayani (2007) (4) Usman dkk (2005) (5) Simbolon (2010) 1 Ambarwati dan Yar Johan (2016) dalam penelitiannya mengenai sejarah dan perkembangan ilmu pemetaan berhasil menemukan data : (1) Teknologi pemetaan untuk sekarang ini sudah menggunakan jasa satelit. (2) Hasil data citra Modis dapat di download langsung melalui situs penelitian http://oceancolor.gsfc.nasa.gov (3) Data citra gempa bumi yang dapat diambil dari katalog gempa bumi milik United States Geological Survey (USGS) (4) Pemetaan juga dikenal dengan istilah Sistem informasi Geografis (SIG) Ambarwati dan Yar Johan (2016) memaparkan bahwa bahwa kemajuan teknologi pemetaan telah berkembang dengan sangat pesat. Hal ini ditandai dengan meluncurnya Lansat pada tahun 1972 dan luncur juga satelit Ikonos Kesimpulan pada tahun 1995 dan disusul oleh satelit beresolusi tinggi yaitu QuickBird pada tahun 2001. Dengan dibantunya satelit, maka pemetaan di Indonesia dapat dilakukan dengan waktu yang singkat dan biaya yang murah.
1. Penulis mampu memaparkan dengan baik setiap komponen dalam
pembahasan. 2. Penulis memberikan sejarah yang jelas dengan sumber data yang relevan di Indonesia Kelebihan 3. Setiap data dan informasi dipaparkan secara sistematis dan informatif sehingga sangat membantu pembaca dalam memahami isi dan tujuan penulisan jurnal.
1. Terdapat bagian dimana penulis melakukan kesalahan penulisan
seperti (1) “…Contoh satelit yang sering digunakan adalah satelit Lansat Kekurangan dan QuickBird. Di dalam pemetaan sering dikenal juga istilah pengindraan jauh, dan sistem informasi geografis (SIG).…”. Abstrak, seharusnya pada kata QuickBird menggunakan kata miring karena berbahasa asing.