Anda di halaman 1dari 15

GRANULA DAN

SPORA

Inda Lifta Luvi (161 340 8005)


Yusril Achmadilla B.W. (161 340 8006)

STIKES KARYA PUTRA BANGSA


PROGRAM D3 ANALIS KESEHATAN
Pengertian Pewarnaan
Spora dan Granula
 Spora bakteri adalah bentuk bakteri yang sedang dalam usaha mengamankan
diri terhadap pengaruh buruk dari luar. Spora bakteri mempunya fungsi yang
sama seperti kista amoeba, sebab bakteri dalam bentuk spora dan aomeba dalam
bentuk kista merupakan suatu fase dimana kedua mikroorganisme itu berubah
bentuk untuk melindungi diri terhadap faktor luar yang tidak menguntungkan
(Dwidjoseputro,1989).

 Granula dapat ditemukan granula metakhromatik yang terdiri


atas volutin, ganula glikogen serta granula lemak . Granula
methakromatik sering ditemukan pada jenis-jenis kuman
patogen tertentu dan berbentuk khas untuk kuman
tersebut. Didalam sitoplasma dapat ditemukan granula
methakromatik yang tersebut didala sediaan mikroskopik.
Prinsip Pewarnaan Spora
1. Pewarnaan Spora
Pewarnaan khusus digunakan untuk mewarnai dan mengisolasi baian spesifik
dari mikroorganisme, misalnya endospora, kapsul dan flagela(Pratiwi,2008)
2. Teknik Aseptis
Cara kerja yang menjaga sterilitas ketika mengenai pengkulturan mikroorganisme
untuk mencegah kontominasi terhadap kultur mikroorganisme yang diinginkan.
(Siswaya,2014)
3. Impermeabilitas dinding sel bakteri tahan asam
Bakteri tahan asam memiliki kandungan senyawa dari peptidoglikan dan lipid
kompleks (wax-D) yang disebut asam mycolat yang membangun struktur
dinding selnya, sehingga menjadi impermeabel terhadap macam-macam prosedur
pewarnaan termasuk perwarnaan gram (Lay,1994)
4. Penetrasi zat warna
Difusi zat warna dari lapisan permukaan ke pusat. Agar penetrasi zat-zat warna
baik dan tahan cuci, maka gaya ikat antara zat warna dan sampel harus lebih besar
dari pada gaya ayang bekerja antara zat warna dan air (Etsa,2013)
Prinsip Pewarnaan Granula
Pengecatan dengan Neisser A&B menyebabkan granula Babes Ernst

(poolkarel)Berwarna violet hitam, cat tadi oleh granula bakteri dipegang

kuat terhadap air.

Sehingga dengan cat Neisser C tidak berubah (luntur), badan bakteri yang

terlunturkan oleh air yang terdapat pada Neisser C sehingga mengambil

warna kuning atau coklat dari Neisser C.


Prosedur Kerja Pewarnaan Spora
Dibuat suspensi bakteri yang terdiri dari biakan bakteri dan NaCl fisiologis
di tabung reaksi. Ditambahkan karbol fuksin sebanyak 1: 1 kedalam
suspensi tersebut. Campuran tersebut dipanaskan dalam pemanas air
atau waterbath bersuhu 80 C selama 10 menit.
Kaca objek di sterilisasi dengan cara dicuci, lalu dimasukkan kedalam larutan
desinfektan, Kemudian dimsukkan kedalam larutan alkohol 70%.

Setelah kaca objek disterilisasi, di lap menggunakan kapas sampai


mengeluarkan suara berdecit. Lingkari bagian bawah kaca objek dengan
spidol sebagai area untuk pengolesan sampel bakteri. Ose difikasi dengan
cara dibakar dengan pembakar spirtus. Dibuat olesan dari campuran suspensi,
olesan tersebut digenangi dengan asam sulfat (H2SO4) 1% selama 2 detik,
lalu dicuci atau dibilas dengan aquades. Kemudian olesan tersebut
digenangi dengan pewarna tandinan biru metilen selama 5 menit,
zat warna yang berlebih dibuang, dibilas dengan air suling, lalu
dikeringkan dengan kertas saring.
Prosedur Kerja Pewarnaan Granula
1. Diambil suspensi pada suapan amandel dirongga mulut.
2. Dioleskan pada objek gelas dan keringkan.
3. Untuk pewarnaan pertama, diwarnai dengan campuran Neizzer
A dan B (2:1) selama 1 menit.
4. Setelah itu zat warna dibuang dan dikeringkan dengan kertas
saring tanpa dibilas.
5. Kemudian diwarnai dengan Neizzer C selama 1 menit.
6. Zat warna dibuang dan dikeringkan dengan kerts saringtanpa
dibilas
7. Diamati dengan perbesaran 100x

Keterangan :
• Badan bakteri hijau kebiruan.
• Granula bakteri biru kehitaman.
Langkah-langkah utama di dalam proses
pembentukan spora sebagai berikut :

1. Penjajaran kembali bahan DNA menjadi filamen


dan invaginasi membransel di dekatsatu ujung sel
untuk membentuk suatu struktur yang
disebut bakal spora.

2. Pembentukan sederet lapisan yang menutupi


bakal spora, yaitu korteksspora diikuti dengan
selubung spora berlapis banyak.

3.Pelepasan spora bebas seraya sel induk mengalami


lisis (Pelczar, 1986).
Faktor yang Mempengaruhi Pengecatan Spora :

1. Fiksasi
2. Smear terlalu tebal
3. Waktu pengecatan tidak tepat
4. Konsentrasi reagen
5. Umur bakteri
6. Nutrisi
Dua Jenis Bakteri yang dapat Membentuk Spora

1. Clostridium adalah bakteri yang bersifat anaerob ,


Clotridium Botullinum sporanya subterminal, Clostridium tetani
sporanya terminal

2. Bacillus adalah bakteri yang bersifat aerob, struktur endospora


berbeda-beda
untuk setiap spesies, Bacillus anthracis sporanya central endospora
bakteri
merupakan struktur yang paling tahan terhadap lingkungan yang
ekstrim.
 Granula umumnya bakteri
memiliki fungsi sebagai tempat
cadangan makanan atau
senyawa-senyawa lain yang
dihasilkannya, misalnya
Thiospirillum yang
menghasilkan butir-butir
belerang
Gambar pengecatan Spora
KESIMPULAN :

Berdasarkan pembahasan materi diatas dapat disimpulkan bahwa :


1. Bakteri adalah mikroorganisme yang sangat sederhana
yang tidak bernukleus dan sifatnya berbeda dengan organisme
yang mempunyai inti sel.
2. Pewarnaan bakteri pada umumnya bertujuan
untuk mempermudah dalam pengamatan morfologi bakteri
dengan bantuan mikroskop.
SARAN :

Dalam pewarnaan ini harus berhati-hati karena


terkadang kala zat warna yang diberikan pada
bakteri tida terwarnai dengan bak. Dan juga hsrud
memperhatikan dengan teliti bentuk, letak
granula dan spora dari bakteri tersebut.
Gambar Pengecatan Granula

Anda mungkin juga menyukai