Disusun Oleh :
4. Hubungan manajemen aktif kala III dengan kejadian retensio plasenta pada
ibu bersalin
Hal ini menunjukkan bahwa dampak yang mungkin terjadi jika
manajemen aktif tidak dilakukan adalah kala III persalinan lebih panjang,
jumlah kehilangan darah lebih banyak, kejadian retensio plasenta mungkin
lebih cenderung terjadi. Manajemen aktif kala III persalinan mempercepat
kelahiran plasenta dan dapat mencegah atau mengurangi perdarahan
postpartum terutama retensio plasenta. Menurut Saifudin (2009) waktu yang
paling kritis untuk mencegah perdarahan postpartum yang disebabkan oleh
retensio plasenta adalah ketika plasenta lahir dan segera setelah itu. Ketika
plasenta terlepas atau sepenuhnya terlepas tetapi tidak keluar, maka
perdarahan terjadi di belakang plasenta sehingga uterus tidak dapat
sepenuhnya berkontraksi karena plasenta masih di dalam.
WHO telah merekomendasikan agar dokter dan bidan melaksanakan
Manajemen Aktif Kala III dalam Asuhan Persalinan Normal, karena dengan
Manajemen Aktif Kala III banyaknya darah yang hilang dapat berkurang
sehingga dapat mengurangi angka kematian dan angka kesakitan yang .
5. Hubungan antara retensio plasenta dengan kejadian perdarahan post partum
primer
Terdapat hasil analisi dalam sebuah jurnal mengenai hubungan
antara retensio plasenta dengan kejadian perdarahan post partum primer.
Sesuai dengan teori bahwa kejadian retensio plasenta lebih tinggi pada
grandemultipara. Hal ini di hubungkan dengan kontraksi dari rahim yang
kurang bagus karena dinding uterus yang sangat teregang dan banyak
parutan bekas implantasi plasenta pada persalinan sebelumnya (Farid,
2013).
Retensio seluruh atau sebagian plasenta dalam rahim akan
mengganggu kontraksi dan retraksi, menyebabkan sinus-sinus darah tetap
terbuka dan menimbulkan perdarahan post partum. Begitu bagian plasenta
terlepas dari dinding uterus perdarahan terjadi di daerah tersebut. Sedangkan
bagian plasenta yang masih melekat merintangi retraksi miometrium dan
perdarahan berlangsung terus sampai sisa organ tersebut dan terlepas dan
dikeluarkan. Tindakan segera yang harus dilakukan apabila terjadi retensio
plasenta dan menimbulkan perdarahan adalah melakukan pengeluaran
plasenta secara manual/ manual plasenta (Harry Oxorn, 2010).
1. Mencegah Hipovolemik
Syok hipovolemik terjadi akibat pendarahan akut yang terus keluar segera
setelah plasenta lepas dari dinding rahim. Maka dari
itu pemberian infus cepat diberikan agar tekanan darah, nadi,
dan oksigen selau ada dalam angka stabil.
E. Kesimpulan
Riyanto. 2016. Faktor Risiko Kejadian Retensio Plasenta Pada Ibu Bersalin Di
RSUD DR. H. Bob Bazar, SKM Kalianda: Politeknik Kesehatan
Tanjungkarang, Indonesia. Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume VIII
No. 1 Edisi Juni 2015 ISSN: 19779-469X.
file:///C:/Users/acer/Downloads/168-510-1-SM.pdf. Diakses pada tanggal
14 Desember 2019.