Anda di halaman 1dari 11

TUGAS UTS

ILMU KESEHATAN ANAK

OLEH :

ANGGIA MURNI (2115302204)

KELAS 22B PJJ

PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN


UNIVERSITAS FORT DE KOCK BUKITTINGGI
2022
Analisis Keadaan Kesehatan Bayi dan Balita di Indonesia

Pada Profil Kesehatan Ibu dan anak tahun 2020 dapat kita lihat bahwa dari tahun 2018 hingga
tahun 2020 angka kelahiran yang dilahirkan difasilitas Kesehatan mengalami peningkatan dari
93,63% mejadi 95,16%, Angka Kematian Bayi mengalami penurunan dri 13 % menjadi 11,37
% , sedangkan untuk presentase ibu yang melahirkan anak lahir hidup dalam 2 tahunterakhir dan
anak lahir hidup yang terakhir dilahirkan dilakukan inisiasi menyusui dini yaitu 60,70% menjadi
63,05%. Sedangkan persentase anak yang mempunyai keluhan Kesehatan dalam sebulan terakhir
dan mengakibatkan terganggunya kegiatan sehari-hari, dari tahun 2018-2020 mengalami ngrafik
naik turun, yaitu pada tahun 2018 15,89%, sedangkan pada tahun 2019 mengalami peningkatan
menjadi 18,92%, kemudian pada tahun 2020 menjadi 17,59%.

Persentase anak yang mempunyai keluhan Kesehatan dalam sebulan terakhir dan pernah
mengobati sendiri dari tahun 2018-2020 yaitu dari 64,1% menjadi 65,53%. Kemudian persentase
anak yang mempunyai keluhan Kesehatan dan rawat jalan tahun2018-2020. Ditahun 2018
53,93%, tahun 2019 56,54%, dan pada tahun 2020 51,83% . kemudian persentase anak yang
mempunyai keluhan Kesehatan dan pernah rawat jalan menurut tempat rawat jalan dan tipe
daerah, pada tahun 2020 pada praktek dokter/bidan memiliki angka paling tinggi yaitu 42,26%,
kemudian puskesmas 32,71% klinik praktek dokter 16,99%, rumah sakit swasta 5,07%, rumah
sakit pemerintah 3,47%, UKBM 2,97%, praktek pengobatan tradisional/ alternatif 0,61%, dan
lainnya 0,58%. Persentase anak yang pernah rawat inap dari tahun 2018-2020 dari 3,49%
menjadi 3,94%.

Persentase anak yang memiliki jaminan Kesehatan di tahun tersebut, yaitu dari 57,97% menjadi
62,43% . sedangkan persentase anak yang menggunakan jaminan Kesehatan untuk rawat jalan
pada tahun 2018-2020, yaitu dari 33,19% menjadi 37,59%. Dan persentase anak yang
menggunakan jaminan Kesehatan untuk rawat inap pada tahun tersebut yaitu dari 55,81%
menjadi 65,42%.

Persentase anak umur 12-23bulan yang menerima imunisasi dasar lengkap yaitu, di tahun 2018
58,42%, tahun 2019 55,33%, dan tahun 2020 57,17%. Sedangkan persentase bayi umur 0-5
bulan yang mendapat ASI ekslusif dari tahun 2018-2020 adalah, tahun2018 44,36%, tahun 2019
66,69&, dan tahun 2020 69,62%. Persentase ini menunjukkan pemberian ASI ekslusifcenderung
meningkat.
• Faktor ekomi keluarga, penyakit atau infeksi
berkali-kali.
•Kondisi lingkungan
•Masalah non Kesehatan

Penyebab stunting
Gejala stunting

1. Anak berbadanlebih pendek


untuk anak seusianya
2. Proporsi tubuh cenderung
Akibat stunting :
normal tetapi anak tampak
1. Terganggunya pertumbuhan lebih muda/ kecil untuk
fisik (bertubuh pendek/kerdil seusianya
saja) 3. Berat rendah untuk anak
seusianya, dan pertumbuhan
tulang tertunda

Pencegahan stunting:

1. Pemenuhan nutrisi pada 1000 hari pertama kehidupan


2. Pola hidup sehat
3. Stunting juga dipengaruhi aspek perilaku , terutama pada
pola asuh yang kurang baik, dalam praktek pemberian
makanan bagi bayi dan balita
4. Edukasi tentang kesehatan reproduksi dan gizi bagi
remaja, edukasi tentang persalinan dan pentingnya
melakukan inisiasi menyusiu dini
5. Akses terhadap sanitasi dan air bersih yang mudah
6. Biasakan cucitangan pakai sabun di air mengalir serta
tidal buang air besar sembarangan
7. Imunisasi
Tujuan IKPS: Indeks khusus penanganan stunting:

1. Sebagai fraksi untuk Adalah instrument khusus yang


mengevaluasi program digunakan sebagai fraksi untuk
penanganan stunting mengukur sejauh mana cakupan
2. Sebagai instrument untuk interfensi-interfensi terhadap rumag
memenuhi disbursement tangga sasaran

Manfaat IKPS:

1. Sebagai instrument evaluasi berbagai program penanganan


stunting sesuai rancangan amanat presiden
2. Sebagai alat monitoring dan evaluasi dari program
penanganan stunting
3. Sebagai indeks yang dapat dipantau secara regular untuk
melihat implementasi dan berbagai program yang terkait
dengan penangana stunting
4. Tidak hanya bermanfaat untuk pemerintahan pusat, namun
juga dapat digunakan dalam rangka memantau kinerja
pemerintah daerah
ANALISIS UNDAG-UNDANG KESEHATAN PADA ANAK SESUAI WEWENANG

UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN ANAK


(NO 23 TAHUN 2002-NO.17TAHN 2016)

STANDAR PELAYANA MINIMAL


1. STANDAR ANTOPRAMETRI NO. 2 TAHUN 2020
2. STANDAR TEKNIS PELAYANAN DASAR BIDANG KESEHATAN

PERMENKES UPAYA KESEHATAN ANAK


(NO. 25 TAHUN 2014 )

UNDANG -UNDANG KEBIDANAN


(NO. 4 YAHUN 2019)_

PERMENKES
IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTEK BIDAN
NO.28 TAHUN 2017
ANALISIS BAYI DENGAN JEJAS PERSALINAN DAN PENATALAKSANAANNYA
SESUAI WEWENANG

1. CAPUT SUCCADANEUM
PENUMPUKAN CAIRAN SEROSANGUINEUS, SUBKUTAN DAN EKSTRAPERIOSTEAL DENGAN BATAS YANG
TIDAK JELAS BIASANYA PADA PRESENTASI KEPALA YANG MENGALAMI OEDEMA SEBAGAI AKIBAT
PENGELUARAN SERUM DARI PEMBULUDARAH

PENYEBAB : TEKANAN BAGIAN TERBAWAH JANIN SAAT MELAWAN DILATASI SERVIKS, MENYEBAR
MELEWATI GARIS TENGAH DAN SUTURA SERTA BERHUBUNGN DENGAN MOULDING TULANG KEPALA,
BIASANYA TIDAK MEIMBULKAN KOMPLIKASI DAN AKAN MENGHILANG DALAM BEBERAPA HARI SETELAH
KELAHIRAN

ETIOLOGI > TEKANAN PADA JALAN LAHIR > PATRUS LAMA> PERSALINAN DENGAN VAKUM EKSTRAKSI

GEJALA > OEDEM DI KEPALA>TERASA LEMBUT DAN LUNAK PADA PERABAAN> BENJOLAN BERISI SERUM DAN KADANG
BERCAMPUS DENGAN DARAH > OEDEM MELAM TULANG TENGKORAK > BATAS YANG TIDAK JELAS > PERMUKAAN KULIT
PADA BENJOLAN BERWARNA UNGU ATAU KEMERAHAN > BENJOLAN AKAN MENGHILANG SELAMA 2-3MINGGU

Akumulasi darah dibawah kulit Presentasi Klinis


kepala, dimana selama proses
1. Perdarahan terbatas
kelahiran pembuluh darah
pada garis trauma
pecah akibat trauma ringan
2. Kulit kepala diatasnya
tidak mengalami
diekolorasi
Gejala 3. Pembengkakan mungkin
timbul beberapa jam
Benjolan Difusi, Berfluktasi, atau hari setelah lahir
Muncul 12 jam pasca salin 4. Hilang setelah 2 minggu
sampai 3 bulan

Penatalaksanaan

1. ASI adekuat dengfan ibu dalam posisi tidur


2. Bayi jangan terlalu sering diangkat
3. Bila Kulit kepala terbuka berikan antibiotok dan drainase
4. Perawatan seperti bayi normal
FRAKTUR KARTIKULA

Terjadi apabila kesulitan mengeluarkan bahu pada persalinan yang dapat


timbul pada kelahiran presentasi puncak kepala dan pada lengan yang
terlentang pada kelahiran sungsang

Gejala :

1. Kelemahan pada lengan pada sisi yang terkena


2. Krepitasi
3. Ketidak teraturan tulang yang mungkin dapat diraba
4. Perbahan warna kulit pada bagian atas yang terkena fraktur
5. Menghilangnya refleks

Diagnosis : Palpasi dan foto rontgent

Penyembuhan :

Setelah 7-10 hari dengan imobilisasi, posisi abdukasi 60 derajat dan fleksi
90 derajat dari siku yang kena.

FRAKTUR HUMERUS

Adalah Kelainan terjadi pada kesalahan Teknik dalam melahirkan lengan


pada presentasi puncak kepala atau letak sungsang dengan lengan
Tata Laksana

1. Vit. K → harus diberikan jika sudah diidentifikasi adanya


kegagalan koagulasi
2. Berikan pengembangan volume perlahan - lahan ( Albimin ,
plasma dan darah )
3. Rawat kejang dan hyperbilirubinemia
4. Hindari manipulasi yang tidak perlu

Atresia Esophagus :Perkembangan embrionik yang abnormal pada


esophagus yang menghasilkan pembentukan kantong (blind pouch) atau
lumen yang berkurang sehingga tidak dapat mencegah perjalan makanan atau
sekresi dari faring keperut.

Penatalaksanaan medis : operasi


Penatalaksanaan keperawatan : pre-operasi
Pendekatan post operasi :di ruang

Hirshprung/ Megacolon Konginetal Atau Ganglionik Megacolon:

tidak ada saraf simpatis dan parasimpatis pada tunica muscularis usus,
terutama di kolon, yang paling sering adalah di rectosigmoid .

Tanda dan Gejala : Muntah terus menerus, Pemeriksaan abdomen


terdapat pelebaran usus besar, Colon semakin membesar dan perut
tampak buncit, Defekasi dibantu dengan pencahar, Terjadi konstipasi
sejak lahir

Penatalaksanaan : Non bedah : dekompresi (rectal tube dan NGT bila


muntah, dilakukan colok dubur untuk mengurangi distensi abdomen dan
rujuk ke RS
Atresia Ani : Tidak adanya anus
Tanda gejala :
1. Tidak ada anus
2. Perut kembung tidak dapat defekasi
3. Ileus obstruksi
4. Muntah
Penatalaksanaan
Penanganan secara preventif : berhati-hati dalam mengkonsumsi obat pada
saat usia kehamilan tiga bulan
-Pemeriksaan segera setelah bayi lahir

Labioschisis : Celah konginetal pada lateral bibir atas .

Labioschisis dibagi menjadi :


 Incomplete (hanya kena bibir)
 Complit (bibir, lantai hidung dan prosesus alveolaris)

Tanda dan gejala :


 Adanya celah pada bibir
 Gangguan gizi (susah menyusu)
 Gigi tumbuh tidak normal(menonjol)
 Sering disertai infeksi mulut

penatalaksanaan Labioschisis : Dibutuhkan bimbingan psikolog,


Pemberian nutrisi dengan menggunakan media
sendok, pipet , Perawatan dokter gigi, Tindakan operasi platoplasty dan
sphincteroplasty

Hipospadia :Keadaan dimana lubang uretra terdapat pada bagian bawah penis,
bukan pada ujung penis
Tanda :
1. Hipospadia, yaitu: testis tidak turun
2. Ditemukan hernia inguinalis
3. Lubang uretra terletak tidak diujung
4. Penis melengkung kebawah
5. Penis seperti berkerudung
6. Pada saat berkemih anak harus duduk

Penatalaksanaan : Pembedahan untuk membuat penis lurus, Perlu dilakukan


pemeriksaan radiologis untuk memastikan adanya kelainan bawaan
lainnya.
Obstruks Biliaris : Kondisi dimana tidak ada saluran empedu di luar hati
(ekstrahepatik), yang berfungsi untuk mengeluarkan empedu yang diproduksi
dihati menuju ke usus

Tanda dan gejalanya:


1. Adanya pembesaran hati atau saluran empedu yang teraba
membesar dan mengeras
2. Limpa juga teraba membesar dan mengeras

Penatalkasanaa : Operasi kasai ,Transplantasi hati

Congenital diaphragmetig hernia :Menonjolnya organ yang


berada di dalam perut ke dalam rongga dada melalui lubang
pada diafragma
Diafragma :
sekat yang membatasi rongga bagian dada dan rongga
perut
Penatalaksanaan :
dengan pembedahan darurat untuk memasukkan organ perut ke
dalam rongga perut dan lubang pada bagian diafragma
diperbaiki
Tanda dan Gejala :
Lambung, usus, hati dan limpa menonjol melalui hernia, Setelah
lahir bayi akan menangis dan bernapas sehingga usus terisi
udara, Takikardi (denyut jantung yang cepat, Bentuk dada kanan
dan kiri tidak rata, Sianosis (warna kulit kebiruan akibat
kekurangan O2), Gangguan pernapasan

Hidrosefalus : Keadaan dimana terdapat timbunan liquoa serebrospinalis yang


berlebihan di dalam ventrikel dan ruang sub-arakhnoid dengan tekanan intrakranial
Tanda :
Ukuran kepala yang lebih besar dibandingkan tubuh, UUB membesar dan tidak
menutup pada waktunya serta teraba tegang dan menonjol, Perkembangan anak
terlambat, mudah menangis, nafsu makan turundan tonus otot
kurang baik

duodenal atresia : Kondisi dimana duodenum tidak berkembang dengan baik


sehingga saluran terbuka dari lambung yang tidak memungkinkan perjalanan
makanan dari lambung ke usus
Tanda-tanda : Ditemukan pembengkakan abdomen bagian atas, Muntah segera
setelah lahir yang berwarna kehijauan akibat empedu (biliosa, Muntah terus-
menerus padahal bayi sudah dipuasakan,
Penatalaksanaan: Tuba orogastrik dipasang untuk dekompresi lambung,
Memberikan cairan elektrolit melalui intravena, Lakukan evaluasi kelainan
konginetal lain, Pembedahan, namun tidak darurat
Labiopalatoschisis : Celah kongenital pada langit-langit(palatum durum dan mole)

Tanda dan gejala :


Celah pada langit, gangguan menghisap, otitis media purulenta atau Infeksi saluran
pernapasan akut, Tuli, suara sengau, dan pertumbuhan gigi terganggu

Penatalaksanaan Labioschisis
 Dilakukan tindakan operasi labioplasty
 Mempertahankan jalan napas agar terbuka
 Perawatan ke dokter gigi
 Memberikan dukungan emosional kepada orangtua dan keluarga

Meningokel dan Ensefalokel : Kelainan tabung syaraf yang ditandai


adanya penojolan meningens/ selaput otak dan otak berbentuk seperti
kantong melalui suatu lubang

Tanda adan gejala :Hidrosefalus, Adanya kelumpuhan keempat


anggota gerak, Gangguan perkembangan, Mikrosefalus, Gangguan
penglihatan,Keterbelakangan mental dan pertumbuhaN, Ataksia,
Kejang, Beberapa anak memiliki kecerdasan yang normal

Penatalaksanaan : Dilakukan pembedahan untuk mengembalikan


jaringan otak yang menonjol ke dalam lubang tengkorak, membuat
kantong dan memperbaiki kelainan kraniofasial yang terjadi

Gastroschisis : Kelainan berupa protusi isi rongga perut yang


keluar ke dinding perut disekitar umbilicus, yang berupa
benjolan dan terbungkus dalam satu kantong

Tanda dan gejala : Protusi dari kantong yang berisi usus dan
visera abdomen, Tampak kantong yang terisi usus dengan atau
tanpa hepar di garis Tengah pada BBL, Pada omfalokel yang
besar, bisa terjadi distosia dan dapat menyebabkan luka pada
hepar

Penatalakaksanaan :Memasang nasogastric, Kantong omfalokel


segera ditutup setelah bayi lahir menggunakan kasa steril,
Pemberian antibiotic spektrum luas.perawatan di ruang intensif,
konsultasi dengan dokter

Anda mungkin juga menyukai