Anda di halaman 1dari 52

KONSEP SEHAT

SAKIT

Setiana Andarwulan, SST.,M.Kes


DEFINISI SEHAT
President’s Communision
World Health Organization
On Health Need Of Nation
Mengacu pada Undang- (WHO)
Stated ( 1953 )
Undang Kesehatan No 23 merumuskan dalam cakupan
tahun 1992 Sehat  bukan merupakan
yang sangat luas, yaitu
suatu kondisi, tetapi
sehat adalah keadaan “keadaan yang sempurna
merupakan penyesuaian,
sejahtera dari badan, jiwa baik fisik, mental maupun
bukan merupakan suatu
dan sosial yang sosial, tidak hanya terbebas
keadaan tapi merupakan
memungkinkan seseorang dari penyakit atau
suatu proses. Proses
dapat hidup secara sosial kelemahan/cacat”. Dalam
adaptasi individu yang tidak
dan ekonomis. konsep definisi ini, sehat bukan
hanya terhadap fisik mereka,
“sehat”, sekedar terbebas dari
tetapi terhadap lingkungan
penyakit atau cacat.
sosialnya
DEFINISI SEHAT
Pender (1982)
Pepkin's
Sehat adalah perwujudan Zaidin Ali
individu yang diperoleh Suatu keadaan
Kondisi keseimbangan
melalui kepuasan dalam keseimbangan yang
berhubungan dengan orang dinamis antara bentuk antara status
lain (aktualisasi). Perilaku kesehatan biologis,
dan fungsi tubuh yang
yang sesuai dengan tujuan, psikologis, sosial dan
perawatan diri yang dapat mengadakan
spiritual yang
kompeten sedangkan penyesuaian sehingga
memungkinkan orang
penyesuaian diperlukan tubuh dapat
untuk mempertahankan tersebut hidup secara
mengatasi gangguan
stabilitas dan integritas mandiri dan produktif
struktural.
dari luar.
Untuk meningkatkan sumber daya alam
(SDM)sebagai sebagian dari upaya mewujudkan
kualitas hidup yang lebih baik,salah satu unsur yang
harus mendapat perhatian adalah faktor
kesehatan.hal ini disebabkan beberapa
pertimbangan seperti:
a. Kesehatan merupakan unsur vital dalam upaya
mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
b. Usaha perbaikan tidak akan terlaksana jika
kesehatan individu dan masyarakat tidak terjamin.
DEFINISI SAKIT
Baursams ( 1965 )
Seseorang menggunakan
Zaidin Ali tiga kriteria untuk
menentukan apakah
Keadaan yang mengganggu Menurut Parsors ( 1972 ) mereka sakit :
Istilah penyakit (disease) keseimbangan status
Sakit adalah Gangguan -  Adanya gejala : naiknya
dan keadaan sakit (illness) kesehatan biologis,
dalam fungsi normal temperatur, nyeri
sering tertukar dalam psikologis, sosial dan
individu sebagai totalitas,
penggunaannya sehari-hari spiritual yang -  Persepsi tentang
termasuk keadaan
padahal keduanya memiliki mengakibatkan gangguan organisme sebagai sistem
bagaimana mereka
arti yang berbeda. fungsi tubuh, produktivitas mersakan baik, buruk, sakit
biologis dan penyesuaian
dan kemandirian indivisu -  Kemampuan untuk
sosialnya
baik secara keseluruhan melaksanakan aktivitas
maupun sebagian. sehari-hari, bekerja atupun
sekolah
DEFINISI SAKIT
Pepkin's
Suatu kedaan yang
tidak Oxford English
menyenangkan Dictionary Kleinman Parson
yang menimpa Sakit sebagai suatu Gangguan fungsi Ketidakseimbangan
seseorang sehingga keadaan dari badan atau adaptasi fungsi normal tubuh
menimbulkan atau sebagian dari dari proses manusia termasuk
gangguan dalam organ badan biologi dan sejumlah sistem
aktivitas sehari-hari dimana fungsinya psikofisiologis biologis dan kondisi
baik aktivitas terganggu atau pada seseorang penyesuaian
jasmani, maupun menyimpang.
rohani maupun
sosial
Definisi Sakit

• Penyakit adalah istilah medis yang digambarkansebagai


gangguan dalam fungsi tubuh yang menghasilkan
berkurangnya kapasitas. Penyakit terjadi ketika
keseimbangan dalam tubuh tidak dapat dipertahankan.
Keadaan sakit terjadi pada saat  seseorang tidak lagi
berada dalam kondisi sehat yang normal.
• Contohnya pada penderita penyakit asma, ketika
tubuhnya mampu beradaptasi dengan penyakitnya maka
orang tersebut tidak berada dalam keadaan sakit.
• Unsur penting dalam konsep penyakit adalah
pengukuran bahwa penyakit tidak melibatkan
bentuk perkembangan bentuk kehidupan baru
secara lengkap melainkan perluasan dari
proses-proses kehidupan normal pada
individu. Dapat dikatakan bahwa penyakit
merupakan sejumlah proses fisiologi yang
sudah diubah.
Definisi Penyakit

• Istilah medis yang digambarkan sebgai gangguan dalam


fungsi tubuh yang menghasilkan berkurangnya kapasitas

Hubungan antara sehat, sakit dan penyakit


• Pada dasarnya merupakan keadaan sehat dan sakit
a. Hasil intraksi sesorang dengan lingkungan.
b. Sebagai manifestasi keberhasilan/kegagalan dalam
berdaptasi dengan lingkungan.
c. Gangguan kesehatan : ketidakseimbangan antara
factor : Host-Agent-Environment.
HUBUNGAN ANTARA SEHAT, SAKIT DAN
PENYAKIT

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku


sehat. Sehat sakit berada pada sesuatu dimana
setiap orang bergerak sepanjang kehidupannya.
a. Suatu skala ukur secara relatif dalam mengukur
ke dalam sehat / kesehatan seseorang.
b. Kedudukannya : dinamis, dan bersifat individual.
c. Jarak dalam skala ukur : keadaan sehat secara
optimal pada satu titik dan kemauan pada titik
yang lain.
PERILAKU PERAN SAKIT
 
• Perilaku peran-sakit yaitu aktivitas yang dilakukan
untuk tujuan mendapatkan kesejahteraan oleh
individu yang mempertimbangkan diri mereka sendiri
sakit, hal ini mencakup mendapatkan pengobatan
dari ahli terapi yang tepat.
• Kadang-kadang orang bisa menghindari kewajiban
mereka terhadap kelompok sosialnya, di sisi lain
kelompok sosialnya sering mempunyai kewajiban
untuk merawat si sakit. Kadang diagnosa medis
diperlukan untuk mencapai konsensus tersebut.
Perilaku ini mencakup:
1. Tindakan untuk memperoleh kesembuhan
2. Mengenal/mengetahui fasilitas atau sasaran
pelayanan penyembuhan penyakit yang layak.
3. Mengetahui hak (misalnya: hak memperoleh
perawatan, dan pelayanan kesehatan).
Adapun reaksi individu terhadap gejala sakit yakni :

• Tahap pengenalan gejala.


• Tahap asumsi peranan sakit.
• Tahap kontak dengan pelayanan kesehatan.
• Tahap ketergantungan si sakit.
• Tahap penyembuhan atau rehabilitasi.
DAMPAK SAKIT DAN DAMPAK DIRAWAT
Dampak Sakit
a. Terhadap Perilaku dan Emosi Klien
• Setiap orang memiliki reaksi yang berbeda-beda tergantung pada
asal penyakit, reaksi orang lain terhadap penyakit yang
dideritanya, dan lain-lain. Penyakit dengan jangka waktu yang
singkat dan tidak mengancam kehidupannya akan menimbulkan
sedikit perubahan perilaku dalam fungsi klien dan keluarga

• Misalnya seorang Ayah yang mengalami demam, mungkin akan


mengalami penurunan tenaga atau kesabaran untuk
menghabiskan waktunya dalam kegiatan keluarga dan mungkin
akan menjadi mudah marah, dan lebih memilih menyendiri.
• Sedangkan penyakit berat, apalagi jika
mengancam kehidupannya.dapat
menimbulkan perubahan emosi dan perilaku
yang lebih luas, seperti ansietas, syok,
penolakan, marah, dan menarikd diri. Bidan
berperan dalam mengembangkan koping klien
dan keluarga terhadap stress, karena stressor
sendiri tidak bisa dihilangkan.
b. Terhadap Peran Keluarga
• Setiap orang memiliki peran dalam kehidupannya, seperti pencari
nafkah, pengambil keputusan, seorang profesional, atau sebagai orang
tua. Saat mengalami penyakit, peran-peran klien tersebut dapat
mengalami perubahan.
• Perubahan tersebut mungkin tidak terlihat dan berlangsung singkat
atau terlihat secara drastis dan berlangsung lama. Individu / keluarga
lebih mudah beradaftasi dengan perubahan yang berlangsung singkat
dan tidak terlihat.
• Perubahan jangka pendek  klien tidak mengalami tahap
penyesuaian yang berkepanjangan. Akan tetapi pada perubahan
jangka penjang  klien memerlukan proses penyesuaian yang sama
dengan ’Tahap Berduka’
c. Terhadap Citra Tubuh
• Citra tubuh merupakan konsep subjektif
seseorang terhadap penampilan fisiknya.
Beberapa penyakit dapat menimbulkan
perubahan dalam penampilan fisiknya, dan
klien/keluarga akan bereaksi dengan cara yang
berbeda-beda terhadap perubahan tersebut.
• Reaksi klien/keluarga terhadap perubahan
gambaran tubuh itu tergantung pada:
♣   Jenis Perubahan
♣   Kapasitas adaptasi
♣   Kecepatan perubahan
♣   Dukungan yang tersedia.
d. Terhadap Konsep Diri
• Konsep Diri adalah citra mental seseorang terhadap dirinya
sendiri, mencakup bagaimana mereka melihat kekuatan dan
kelemahannya pada seluruh aspek kepribadiannya. Konsep diri
tidak hanya bergantung pada gambaran tubuh dan peran yang
dimilikinya tetapi juga bergantung pada aspek psikologis dan
spiritual diri.
• Perubahan konsep diri akibat sakit mungkin bersifat kompleks
dan kurang bisa terobservasi dibandingkan perubahan peran.
Konsep diri berperan penting dalam hubungan seseorang
dengan anggota keluarganya yang lain. Klien yang mengalami
perubahan konsep diri karena sakitnya mungkin tidak mampu
lagi memenuhi harapan keluarganya, yang akhirnya
menimbulkan ketegangan dan konflik. Akibatnya anggiota
keluarga akan merubah interaksi mereka dengan klien.
• Misal: Klien tidak lagi terlibat dalam proses
pengambilan keputusan dikeluarga atau tidak akan
merasa mampu memberi dukungan emosi pada
anggota keluarganya yang lain atau kepada teman-
temannya  klien akan merasa kehilangan fungsi
sosialnya. Bidan seharusnya mampu mengobservasi
perubahan konsep diri klien, dengan
mengembangkan rencana kebidanan yang
membantu mereka menyesuaikan diri dengan
akibat dan kondisi yang dialami klien.
e. Terhadap Dinamika Keluarga
• Dinamika Keluarga meruapakan proses dimana keluarga
melakukan fungsi, mengambil keputusan, memberi dukungan
kepada anggota keluarganya, dan melakukan koping terhadap
perubahan dan tantangan hidup sehari-hari. Misal: jika salah satu
orang tua sakit maka kegiatan dan pengambilan keputusan akan
tertunda sampai mereka sembuh. Jika penyakitnya
berkepanjangan, seringkali keluarga harus membuat pola fungsi
yang baru sehingga bisa menimbulkan stress emosional.
• Misal: anak kecil akan mengalami rasa kehilangan yang besar jika
salah satu orang tuanya tidak mampu memberikan kasih sayang
dan rasa aman pada mereka. Atau jika anaknya sudah dewasa
maka seringkali ia harus menggantikan peran mereka sebagai
mereka termasuk kalau perlu sebagai pencari nafkah.
Dampak Dirawat
Privasi
• Privasi dapat diartikan sebagai refleksi perasaan
nyaman pada diri seseorang dan bersifat
pribadi. Bisa dikatakan, privasi adalah suatu hal
yang sifatnya pribadi. Sewaktu dirawat di rumah
sakit, klien kehilangan sebagai privasinya.
Kondisi ini disebabkan oleh beberpa hal :

• -     

Selama dirawat di rumah sakit, klien berulang kali
  

diperiksa oleh petugas kesehatan. Bagian tubuh yang


biasanya dijaga agar tidak dilihat, tiba-tiba dilihat
fdan disentuh oleh orang lain. Hal ini tentu akan
membuat klien merasa tidak nyaman.
• - Klien adalah orang yang berada dalam keadaan
      

lemah dan bergantung pada orang lain. Kondisi ini


cendurung membuat klien “pasrah” dan menerima
apapun tindakan petugas kesehatan kepada dirinya
asal ia cepat sembuh.
Gaya Hidup
• Klien yang dirawat di rumah sakit sering kali mengalami
perubahan pola gaya hidup. Hal ini disebabkan oleh perubahan
kondisi antara rumah sakit dengan rumah tempat tinggal klien,
juga oleh perubahan kondisi keehatan klien. Aktivitas hidup
yang klien jalani sewaktu sehat tentu berbeda dengan aktivitas
yang dialaminya selama di rumah sakit. Perubahan gaya hidup
akibat hospitalisasi inilah yang harus menjadi perhatian setiap
perawat. Asuhan kebidanan yang diberikan harus diupayakan
sedemikian rupa agar dapat menghilangkan atau setidaknya
meminimalkan perubahan yang terjadi.
• Otonomi
• Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa individu
yang sakit da dirawat di rumah sakit berada dalam posisi
ketergantungan. Artinya, ia akan pasrah terhadap tindakan
apapun yang dilakukan oleh petugas kesehatan demi
mencapai keadaan sehat. Ini meniunjukkan bahwa klien
yang dirawat di rumah sakit akan mengalami perubahan
otonomi. Untuk mengatasi perubahan ini, bidan harus
selalu memberitahu klien sebelum melakukan intervensi
apapun dan melibatkan klien dalam intervensi, baik secara
aktif maupun pasif.
• Peran
• Peran dapat diartikan sebagai seperangkat perilaku yang
diharapkan individu sesuai dengan status sosialnya Jika ia
seorang perawat, peran yang diharapkan adalah peran sebagi
perawat bukan sebagai dokter.Selain itu, peran yang dijalani
seseorang adalah sesuai dengan status kesehatannya. Peran
yang dijalani sewaktu sehat tentu berbeda dengan peran yang
dijalani saat sakit.Tidak mengherankan jika klien yang dirawat
di rumah sakit mengalami perubahan peran. Perubahan yang
terjadi tidak hanya pada diri pasien, tetapi juga pada keluarga.
Perubahan tersebut antara lain :
• Perubahan peran. Jika salah seorang anggota
keluarga sakit, akan terjadi perubahan pera
dalam keluarga. Sebagai contoh, jiak ayah sakit
maka peran jepala keluarga akan digantikan
oleh ibu. Tentunya perubahan peran ini
mengharuskan dilaksanakannya tugas tertentu
sesuai dengan peran tersebut.
• Masalah keuangan.
Keuangan keluarga akan terpengaruh oleh
hospitalisasi. Keuangan yang sedianya ditujukan
untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga
akhirnya digunakan untukj keperluan klien yang
dirawat. Akibatnya, keuangan ini sangat riskan,
terutama pada keluarga yang miskin. Dengan
semakin mahalnya biaya kesehatan, beban
keuangan keluarga semakin bertambah.
• Kesepian.
Suasana rumah akan berubah jika ada seorang
anggota keluarga yang dirawat. Keseharian
keluarga yang biasanya dihiasi kegembiraan,
keceriaan, dan senda-gurau anggotaanya tiba-
iba diliputi oleh kesedihan. Suasana keluarga
pun menjadi sepi karena perhatian keluarga
terpusat pada penanganan anggota
keluarganya yang sedang dirawat.
• Perubahan kebiasan sosial.
Keluarga merupakan unit terkecil dari
masyarakat. Karenanya, keluarga pun
mempunyai kebiasaan dalam lingkungan
sosialnya. Sewaktu seha, keluarga mampu
berperan serta dalam kegiata sosial. Akan
tetapi, saat salah seorang anggota keluarga
sakit, keterlibatan keluarga dalam aktivitas
sosial di masyarakatpun mengalami perubahan.
Cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi dampak
dirawat adalah sebagai berikut :
a. Upaya meminimalkan stresor :
• Upaya meminimalkan stresor dapat dilakukan dengan cara mencegah atau
mengurangi dampak perpisahan, mencegah perasaan kehilangan kontrol
dan mengurangi/ meminimalkan rasa takut terhadap pelukaan tubuh dan
rasa nyeri
b. Untuk mencegah/meminimalkan dampak perpisahan dapat dilakukan
dengan cara:
• -       Melibatkan keluarga berperan aktif dalam merawat pasien dengan
cara membolehkan mereka tinggal bersama pasien selama 24 jam
(rooming in).
• -       Jika tidak mungkin untuk rooming in, beri kesempatan keluarga untuk
melihat pasien setiap saat dengan maksud mempertahankan kontak antar
mereka.
• -        Modifikasi ruangan perawatan dengan cara membuat situasi ruangan
rawat perawatan seperti di rumah dengan cara membuat dekorasi
ruangan.
Tahapan Sakit
• Tahapan sakit menurut Suchman terbagi menjadi 5 tahap
yaitu :

a. Tahap Transisi :
• Individu percaya ada kelainan dalam tubuhnya, merasa
dirinya tidak sehat, merasa
• timbulnya berbagai gejala, merasa ada bahaya.
•  Mempunyai tiga asapek :
• Secara Fisik : Nyeri, panas tinggi,
• Kognitif : Interpretasi terhadap gejala
• Respon emosi : Cemas
b. Tahap asumsi terhadap peran sakit ( Sick Role )
• - Penerimaan terhadap sakit
• Individu mencari kepastian sakitnya dari keluarga atau teman :
menghasilkan peran sakit
• Mencari pertolongan dari profesi kesehatan yang lain,
mengobati sendiri, mengikuti
• nasehat teman/keluarga.
• Akhir dari tahap ini ditemukan bahwa gejala telah berubah dan
merasa lebih baik.
• Individu masih mencari penegasan dari keluarga tentang
sakitnya.
• Rencana pengobatan dipenuhi/dipengaruhi oleh pengetahuan
dan pengalaman
• selanjutnya
c. Tahap kontak dengan pelayanan kesehatan
• - Individu yang sakit : meminta nasehat dari
profesi kesehatan atas inisiatif sendiri
• - Tiga type informasi : Validasi keadaan sakit
• Penjelasan tentang gejala yang tidak dimengerti
• Keyakinan bahwa mereka akan sembuh/lebih
baik
• - Jika tidak ada gejala : Individu
mempresepsikan dirinya telah sembuh, jika ada
• gejala kembali pada profesi kesehata
d. Tahap ketergantungan
• Jika profesi kesehatan memvalidasi (memantapkan) bahwa
seseorang sakit, orang akan
• menjadi pasien yang tergantung untuk memperoleh bantuan
• Setiap orang mempunyai tingkat ketergantungan yang
berbeda sesuai dengan kebutuhan

Bidan mempunyai tugas :


•  Mengkaji kebutuhan ketergantungan pasien dikaitkan
dengan tahap perkembangan
•  Support terhadap perilaku yang mengarah pada
kemandirian
e. Tahap penyembuhan
• - Pasien belajar untuk melepaskan peran sakit dan
kembali pada peran sehat dan
• fungsi sebelum sakit
• - Kesiapan untuk fungsi sosial
• - Bidan mempunyai tugas :
• a. Membantu pasien untuk berfungsi dengan
meningkatkan kemandirian
• b. Memberi harapan dan suppor
• Model sehat sakit
1. Kontinum sehat sakit atau rentang sehat sakit
Neuman (1990) “sehat dalam suatu rentang
adalah tingkat sejahtera klien pada waktu
tertentu, yang terdapat dalam rentang dari
kondisi sejahtera yang optimal, dengn energy
yang paling maksimum, sampai kondisi kematian,
yang menandakan habisnya energy total”
Menurut model kontinum sehat sakit
• , sehat adalah sebuah keadaan yang dinamis yang
berubah secara terus menerus sesuai dengan
adaptasi individu terhadap perubahan lingkungan
internal dan eksternal untuk mempertahankan
keadaan fisik, emosional, intelektual, sosial,
perkembangan dan spiritual yang sehat.
• Sakit adalah sebuah proses dimana fungsi individu
mengalami perubahan atau penurunan bila
dibandingkan dengan kondisi individu sebelumnya.
• Karena sehat dan sakit merupakan kualitas
yang relative, yang mempunyai beberapa
tingkat, maka akan lebih akurat bila
ditentukan sesui dengan titik tertentu pada
skala kontimum sehat sakit:
Rentang sehat Renatang sakit
• Keterangan gambar:
Rentang sakit dapat digambarkan mulai
setengah sakit, sakit, sakit kronis dan berakhir
dengan kematian, sedangkan rentang sehat
dapat digambarkan mulai dari sehat normal,
sehat sekali dan
• kronis dan berakhir dengan kematian, sedangkan rentang
sehat dapat digambarkan mulai dari sehat normal, sehat
sekali dan sejahtera sebagai status sehat yang paling
tinggi.
Berdasarkan rentang sehat sakit tersebut, maka
paradigma keperwatan dalam konsep sehat sakit,
memandang bahwa bentuk pelayanan keperawatan yang
akan biberikan selama rentang sehat sakit, akan melihat
terlebih dahulu status kesehatan dalam rentang sehat
sakit tersebut, apakah statusnya dalam keadaan sakit
atau sakit kronis sehingga dapat diketahui tingkatan
asuhan keperawatan yang akan diberikan serta tujuan
yang ingin dicapai untuk meningkatkan status kesehatannya.
• Model kesejahteraan tingkat tinggi
Model kesejahteraan tingkat tinggi berorientasi pada cara
memaksimalkan potensi sehat pada setiap individu utuk
mampu mempertahankan rentang keseimbangan dan
arah yang memiliki tujuan tertentu dalam lingkungan.
• Model ini mencakup kemajuan tingkat fungsi ke arah yang
lebih tinggi, yang menjadi suatu tantangan yang luas
dimana individu mampu hidup dengan potensi yang
paling maksimal, merupakan suatu proses yang dinamis,
bukan suatu keadaan yang statis dan pasif.
• Model agen-penjamu-lingkungan
Menurut pendekatan ini, tingkat sehat sakit individu atau kelompok ditentukan
oleh hubungan yang dinamis antara ketiga variable agen, pejamu dan lingkungan.
• Agen: factor internal atau eksternal yang dapat mengakibatkan terjadinya penyakit
Ex: seseorang terkena penyakit typoid, dimana agen adalah bakteri

• Pejamu: seseorang atau sekelompok orang yang rentan terhadap penyakit atau
sakit tertentu.ex: riwayat keluarga, usia, gaya hidup
Lingkungan: seluruh factor yang ada diluar pejamu. Lingkungan fisik antara lain
tingkat ekonomi, iklim, kondisi tempat tinggal.

• Lingkungan soaial terdiri dari interaksi seseorang dengan orang lain, termasuk
stress, konflik dengan orang lain, kesulitan ekonomi, krisis hidup, kematian
pasangan.
• Model keyakinan kesehatan
Menyatakan hubungan antara keyakinan seseorang dengan perilaku yang
ditampilkannya.
• komponen pertama adalah persepsi individu tentang kerentangan dirinya terhadap
suatu penyakit, ex: klien perlu mengenal adany penyakit diabetes militus melalui
riwayat keluarganya, terutama jika dalam empat decade ada keluarga yang meninggal
karena penyakit tersebut, maka klien munngkin akan merasakan risiko mengalami
penyakit diabetes militus. Komponen kedua adalah persepsi indiividu terhadap
keseriusan penyakit tertentu, dipengaruhi oleh variable demaografi dan
sosiopsikologis, perasaan terancam oleh penyakit dan tanda-tanda untuk bertindak,
komponen ketiga dimana seseorang akan mengambil tindakan preventif, missal
mengubah gaya hidup.
Model keyakinan kesehatan menbantu perawat memahami berbagai factor yang
dapat mempengaruhi persepsi, keyakinan, perilaku klien serta membantu perawat
membuat rencana paling efektif untuk membantu klien memelihara atau
memperoleh kembali status kesehatannya dan mencegah terjadinya penyakit.
• Model peningkatan kesejahteraan
“Peningkatan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan tingkat kesehatan klien”
(Pender 1993, 1996). Model tersebut mengidentifikasi beberapa factor
(demografi dan sosial) yang dapat meningkatkan atau menurunkan partisipasi
untuk meningkatkan kesehatan. Model tersebut juga mengatur berbagai tanda
kedalam sebuah pola untuk menjelaskan kemungkinan munculnya partisipasi
klien dalam perilaku peningkatan kesehatan (Pender, 1993, 1996)
II. 3 Peningkatan Kesehatan Dan Pencegahan Penyakit
Preventif:
a. Primer
Pencegahan yang sebenarnya, pencegahan ini dilakukan sebelum terjadi
penyakit dan gangguan fungsi, dan diberikan kepada klien yang sehat secara fisik
dan mental, tidak menggunakan tindakan terapetik dan tidak menggunakan
identifikasi gejala penyakit (Edelman dan Mandle, 1994). Contoh, program
pendidikan kesehatan, imunisasi, penyediaan nutrisi yang baik, kesegaran fisik
• Sekunder
Pencegahan sekunder berfokus pada individu
yang mengalami masalah kesehatan atau
penyakit. Dan individu yang beresiko mengalami
komplikasi atau penyakit yang labih buruk.
Dengan cara pembuatan diagnose dan pemberian
intervensi yang tepat untuk menghindari kondisi
yang lebih parah dan memungkinkan klien
kembali pada kondisi kesehatan yang normal
(Pender, 1993; Edelman dan Mandle, 1994).
Sebagian besar dilakukan dirumah, rumah sakit
atau fasilitas yang memadai. Pencegahan
sekunder terdiri dari teknik screening dan
pengobatan penyakit pada tahap dini untuk
membatasi kecacatan.
• c. Tersier
Pencegahan tersier dilakukan ketika terjadi kecacatan atau
ketidakmampuan yang permanaen dan tidak dapat
disembuhkan. Pencegahan tersier terdiri dari cara
meminimalkan akibat penyakit atau ketidakmampuan melalui
intervensi yang bertujuan untuk mencegah komplikasi dan
penurunan kondisi kesehatan (Edelman dan Mandle, 1994).
Tingkat perawatan ini disebut perawatan preventif karena
didalamnya mencakup tindakan pencegahan terjadinya
ketidakmampuan atau penurunan fungsi yang lebih jauh.
Contoh, pemberian perawatan tersier pada klien yang telah
mengalami kebutaan, tidak hanya membantu klien untuk
beradaptasi dengan kecacatannya, tapi juga ditujukan untuk
mencegah timbulnya masalah dimasa yang akan dating (ex:
terjadinya kecelakaan dirumah, dalam pengasuhan anaknya)
• Faktor Yang Mempengaruhi Status Kesehatan Masyarakat
Status kesehatan merupakan suatu keadaan kesehatan seseorang
dalam batas rentang sehat-sakit yang bersifat dinamis dan dipengaruhi:
• 1. Perkembangan
Status kesehatan dapat dipengaruhi oleh faktor perkembangan yang
mempunyai arti bahwa perubahan status kesehatan dapat ditentukan
oleh faktor usia dalam hal ini adalah pertumbuhan dan perkembangan,
mengingat proses perkembangan itu dimulai dari usia bayi sampai usia
lanjut yang memiliki pemahaman dan respon terhadap perubahan
kesehatan yang berbeda-beda.
• 2. Nutrisi
Perilaku terhadap makanan (nutrition behaviors), yakni respons
seseorang terhadap makanan sebagai kebutuhan vital bagi kehidupan.
Perilaku ini meliputi pengetahuan, persepsi, sikap, dan praktek
masyarakat terhadap makanan serta unsur-unsur yang terkandung di
dalamnya (zat gizi), pengelolaan makanan, dan sebagainya sehubungan
kebutuhan tubuh manusia.
• 3. Sosial dan Kultural
Sosial dan kultural dapat juga mempengaruhi proses
perubahan status kesehatan seseorang karena akan
mempengaruhi pemikiran atau keyakinan sehingga dapat
menimbulkan perubahan dalam perilaku kesehatan.
• 4. Pengalaman masa lalu.
Pengalaman masa lalu dapat mempengaruhi perubahan
status kesehatan. Jika ada pengalaman yang tidak
diinginkan atau pengalaman kesehatan yang buruk
sehingga berdampak besar pada status kesehatan.
• Harapan seseorang tentang dirinya.
Harapan merupakan salah satu bagian yang penting dalam meningkatkan perubahan
status kesehatan ke arah yang optimal
6. Keturunan
Keturunan juga memberikan pengaruh terhadap status keehatan seseorang mengingat
potensi perubahan status kesehatan telah dimiliki melalui faktor genetik, walaupun tidak
terlalu besar tetapi akan mempengaruhi respons terhadap berbagai pnyakit.
7. Lingkungan.
Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan fisik seperti sanitasi lingkungan, kebersihan
diri, tempat pembuangan air limbah atau kotoran serta rumah yang kurang memenuhi
persyaratan kesehatan sehingga dapat mempengaruhi perilaku hidup sehat yang dapat
merubah status kesehatan.
• 8. Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan dapat berupa tempat pelayanan atau sistem pelayanan yang dapat
mempengaruhi status kesehatan. Hal ini dapat dijumpai apabila tempat pelayanan
kesehatan terlalu jauh atau kualitas dalam memberikan pelayanan kurang baik, maka
dapat mempengaruhi seseorang dalam berperilaku hidup sehat.
• Beberapa kategori yang diidentifikasikan sebagai
faktor penentu yang penting dalam status
kesehatan seseorang (Edelman dan Mandle,
1994) antara lain: Merokok, nutrisi, penggunaan
alkohol, kebiasaan penggunaan obat-obatan,
mengendarai kendaraan bermotor, olahraga,
seksualitas dan penggunaan alat kontrasepsi
atau alat pencegah lainnya, hubungan keluarga,
modifikasi faktor risiko, koping dan adaptasi.

Anda mungkin juga menyukai