Anda di halaman 1dari 29

KONSEP DIRI

SETIANA ANDARWULAN, SST., M.Kes


KONSEP DIRI
Merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap
pembicaraan tentang kepribadian manusia.
merupakan sifat yang unik pada manusia, sehingga dapat
digunakan untuk membedakan manusia dari makhluk hidup
lainnya.

Para ahli psikologi kepribadian berusaha menjelaskan sifat


dan fungsi dari konsep diri, sehingga terdapat beberapa
pengertian
• Dinyatakan melalui sikap dirinya yang
merupakan aktualisasi orang tersebut.
Manusia sebagai organisme yang memiliki
dorongan untuk berkembang yang pada
akhirnya menyebabkan ia sadar akan
keberadaan dirinya.
• Perkembangan yang berlangsung tersebut
kemudian membantu pembentukan
konsep diri individu yang bersangkutan.
DEFINISI KONSEP DIRI
(Centi, 1993)
mengemukakan konsep diri
(self-concept) tidak lain tidak
Hurlock (1990)
Burns (1993) bukan adalah gagasan tentang
merupakan gabungan dari diri sendiri, konsep diri terdiri
keyakinan yang dimiliki individu konsep diri adalah suatu
tentang mereka sendiri yang gambaran campuran dari apa dari bagaimana kita melihat diri
meliputi karakteristik fisik, yang kita pikirkan orang-orang sendiri sebagai pribadi,
psikologis, sosial, emosional, lain berpendapat, mengenai bagaimana kita merasa tentang
aspirasi dan prestasi. diri kita, dan seperti apa diri diri sendiri, dan bagaimana kita
kita yang kita inginkan. menginginkan diri sendiri
menjadi manusia sebagaimana
kita harapkan.
DEFINISI KONSEP DIRI
(Mulyana, 2000). (Rini, 2002) CONCLUTION:
pandangan individu keyakinan, pandangan cara pandang secara
mengenai siapa diri atau penilaian menyeluruh tentang
individu, dan itu bisa seseorang, perasaan dirinya, yang meliputi
diperoleh lewat dan pemikiran kemampuan yang
informasi yang individu terhadap dimiliki, perasaan
diberikan lewat dirinya yang meliputi yang dialami, kondisi
informasi yang kemampuan, karakter, fisik dirinya maupun
diberikan orang lain maupun sikap yang lingkungan
pada diri individu dimiliki individu terdekatnya.
Teori Johari Window
Open self

Pada wilayah terbuka ini, seseorang


Open self atau wilayah terbuka akan terbuka mengenai sifat,
merupakan suatu keadaan dimana perasaan, kesadaran, perilaku, dan
seseorang saling terbuka terhadap motivasi. Open self dalam ilmu
dirinya sendiri maupun orang lain. psikologi digambarkan dengan sifat
extrovert pada diri seseorang.

Orang yang berada pada wilayah terbuka lebih mudah menjalin komunikasi
dengan siapapun. Hal ini berpengaruh terhadap interaksi antara individu atau
kelompok untuk menciptakan komunikasi yang efektif. Seseorang yang berada
dalam wilayah terbuka ini seperti ketika baru mengenal seseorang, ia lebih
cenderung melemparkan senyum, menyapa lebih awal, menjabat tangan, dan
lebih banyak bercerita mengenai dirinya sendiri
Blind self

• Blind self  atau wilayah buta merupakan kondisi dimana orang lain
dapat memahami sifat, perasaan, pikiran, dan motivasi seseorang,
tetapi orang tersebut tidak dapat memahami dirinya sendiri.
Wilayah buta ini sering terjadi dalam interaksi manusia yang dapat
menimbulkan kesalahpahaman atau permasalahan lainnya.
• Seseorang yang berada dalam blind self cenderung tidak dapat
menciptakan komunikasi efektif, sehingga timbul berbagai
permasalahan. Misalnya, orang yang biasanya bersikap ‘sok’ asik
ketika bertemu dengan orang baru, padahal dirinya sendiri
merupakan seorang yang pendiam. Ia tidak dapat menilai dirinya
sendiri sebagaimana sifat, perilaku, dan pikiran yang ia miliki, tetapi
orang lain dapat menilainya.
Hidden self

• Hidden self atau wilayah tersembunyi/ rahasia adalah keadaan dimana seseorang
memiliki kemampuan untuk menyembunyikan atau merahasiakan sebagian hal
yang dianggap tidak perlu untuk dipublikasikan kepada orang lain. Hal-hal yang
dimaksud bisa berupa sifat, perilaku, motivasi, atau pemikiran. Misalnya,
seseorang yang sudah bersahabat lama belum tentu dapat terbuka sepenuhnya
ketika menceritakan kisah hidupnya seperti masalah keluarga dan masalah cinta
karena ada beberapa orang yang merasa malu, takut, atau kecewa apabila
menceritakan hal-hal tersebut kepada orang lain. Konsep ini terbagi menjadi
dua, yaitu:
• Over disclosed, yaitu seseorang terlalu banyak menceritakan rahasianya,
sehingga kemungkinan hidden self lebih kecil. Hal ini membuat seseorang berada
di wilayah terbuka.
• Under disclosed, yaitu seseorang sedikit menceritakan rahasianya, tetapi hanya
pada bagian-bagian tertentu, sehingga seseorang cenderung berada di wilayah
rahasia. 
Unknown self

Unknown self atau wilayah tak dikenal Wilayah ini merupakan wilayah yang
merupakan kondisi seseorang yang tidak dapat menciptakan interkasi dan
tidak dapat memahami dirinya sendiri komunikasi yang efektif karena
bahkan orang lain pun tidak pat keduanya sama-sama merasa tidak
mengenalinya. ada pemahaman.

Unknown self  disebut juga sebagai


konsep diri tertutup atau introvert,
dimana seseorang tidak mau
menerima masukan atau feedback
dari orang lain
KOMPONEN KONSEP DIRI
• PERAN
• IDEAL DIRI
• HARGA DIRI
• GAMBARAN DIRI
• IDENTITAS DIRI
Penampilan peran (role performance)

Setiap orang mempunyai


peran lebih dari satu. Untuk
Penampilan peran adalah dapat berfungsi efektif sesuai
seperangkat perilaku yang dengan perannya, seseorang
diharapkan oleh lingkungan harus tahu perilaku dan nilai-
sosial berhubungan dengan nilai yang diharapkan, harus
fungsi individu di berbagai berkeinginan untuk
kelompok sosial yang berbeda menyesuaikan diri dan harus
(Stuart dan Laraia, 2005). mampu mencukupi peran
yang dikehendaki (Potter dan
Perry, 1997)
• Faktor-faktor yang menyebabkan seseorang
menyesuaikan diri dengan peran yang diterimanya
adalah pengetahuan tentang peran yang
diharapkan, respon yang konsisten dari orang lain
terhadap peran, kecocokan dan kelengkapan
berbagai peran, kesesuaian antara norma budaya
dan harapan terhadap perilaku peran dan
pemisahan situasi yang akan membuat perilaku
peran yang bertentangan (Stuart dan Laraia, 2005)
Perilaku tersebut Posisi dibutuhkan
Peran

Peran
diharapkan dapat oleh individu sebagai
diterima oleh aktualisasi diri. Posisi
keluarga, masyarakat di masyarakat dapat
dan budaya. Peran merupakan stressor
yang ditetapkan terhadap peran
adalah peran dimana karena struktur sosial
seseorang tidak punya yang menimbulkan
pilihan. Peran yang kesukaran, tuntutan,
diterima adalah peran posisi yang tidak
yang terpilih dan mungkin dilaksanakan
dipilih oleh individu. (Keliat, 1992).
Ideal diri (self-ideal)

• Ideal diri adalah persepsi seseorang tentang


bagaimana dia harus berperilaku sesuai dengan
suatu standar tertentu (Stuart dan Laraia, 2005).
Standar dapat berhubungan dengan tipe orang
yang diinginkannya atau sejumlah aspirasi,
tujuan atau nilai-nilai yang ingin dicapai. Ideal
diri akan mewujudkan cita-cita dan harapan
pribadi berdasarkan norma sosial, dimana
seseorang berusaha untuk mewujudkannya
Pembentukan ideal diri dimulai sejak masa kanak-kanak
dan sangat dipengaruhi oleh orang-orang disekitarnya yang
memberikan keuntungan dan harapan-harapan tertentu.

Pada masa remaja, ideal diri mulai terbentuk melalui


proses identifikasi dari orang tua, guru dan teman.

Pada usia lanjut, dibutuhkan beberapa penyesuaian,


tergantung pada kekuatan fisik dan perubahan peran serta
tanggunga jawab.
Banyak faktor yang mempengaruhi ideal diri seseorang,
masih menurut Stuart dan Laraia (2005), yang
mempengaruhi ideal diri seseorang diantaranya adalah

a) Seseorang cenderung menetapkan ideal diri sesuai dalam batas
kemampuannya. Seseorang tidak akan mungkin menetapkan suatu ideal
atau tujuan jika sekiranya dirinya tidak mempu mengupayakan diri untuk
mencapai tujuan tersebut atau berada diluar batas kemampuannya.

b) Ideal diri juga dipengaruhi oleh faktor budaya, dimana seseorang akan
membandingkan standar dirinya dengan teman sebayanya.

c) Ambisi dan keingunan untuk lebih unggul dan sukses, kebutuhan yang
realistis, keinginan untuk menghindari kegagalan dan perasan cemas serta
rendah diri. Individu mampu berfungsi dan mendemonstrasikan
kecocokan antara persepsi diri dan ideal diri, sehingga ia akan menyerupai
apa yang diinginkan. Ideal diri hendaknya ditetapkan tidak terlalu tinggi,
tetapi masih lebih tinggi dari kemampuan agar tetap menjadi pendorong
dan masih dapat dicapai (Keliat, 1992).
Harga diri (self-esteem)

• Harga diri adalah perasaan tentang nilai, harga atau manfaat


dari diri sendiri yang berasal dari kepercayaan positif atau
negatif seorang individu tentang kemampuannya dan
menjadi berharga (Fortinash et al, 1999).
• Menurut Stuart dan Laraia (2005), harga diri adalah
penilaian pribadi terhadap hasil yang ingin dicapai dengan
menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri.
Frekuensi pencapaian tujuan akan menghasilkan harga diri
yang rendah atau harga diri yang tinggi. Jika individu selalu
sukses maka cenderung harga diri tinggi.
• Jika individu sering gagal maka cenderung harga diri
rendah (Keliat, 1992). Seseorang dengan harga diri tinggi
dapat menerima orang lain, berekspresi tanpa
cemas/takut dan berfungsi efektif di lingkungan sosial.
Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain. Aspek
utama adalah dicinta dan menerima penghargaan dari
orang lain.
• Harga diri akan rendah jika kehilangan cinta dan seseorang
kehilangan penghargaan dari orang lain (Stuart dan Laraia,
2005). Harga diri yang rendah dapat berupa : mengkritik
diri sendiri, perasaan tidak mampu, rasa bersalah, mudah
tersinggung, pesimis, gangguan berhubungan
(isolasi/menarik diri) dan merusak diri (Kelliat, 1992).
• Keluarga dan masyarakat merupakan
seperangkat standar yang biasa digunakan
oleh seseorang yang akan mengevaluasi
dirinya sendiri (Potter dan Perry, 1997).
Keluarga sebagai sistem pendukung utama
untuk membantu seseorang meningkatkan
harga dirinya.
• Menurut Braid, dkk seperti yang dikutip Keliat (1992), keluarga
dan sistem pendukung sosial dapat membantu meningkatkan
harga diri seseorang dengan cara :

a)      Memberi kesempatan untuk mengungkapkan perasaan.


b)      Menegaskan pentingnya klien.
c)      Menolong membuka perasaan negatif.
d)     Memberi umpan balik perilaku.
e)      Memberi rasa percaya dan keyakinan.
f)       Memberi informasi yang dibutuhkan.
g)      Berperan sebagai pembela.
h)      Memberi dukungan yang bervariasi : uang, bantuan fisik,
material dan tanggunga jawab.
i)        Menghargai penilaian personal yang cocok terhadap
kejadian.
• Seseorang yang mempunyai perasaan identitas
diri yang kuat akan memandang dirinya berbeda
dengan orang lain, unik dan tidak ada duanya.
Kemandirian timbul dari perasaan berharga,
kemampuan dan penguasaan diri. Seseorang yang
mandiri dapat mengatur dan menerima dirinya
(Keliat, 1992).
• Salah satu dasar persepsi seseorang terhadap
kecukupan peran yang diterimanya adalah ego
yang menyertai peran, berkembang sesuai dengan
harga diri. Harga diri yang tinggi adalah hasil dari
pemenuhan kebutuhan peran dan sejalan dengan
ideal diri seseorang (Stuart dan Laraia, 2005).
Identitas diri (self-identity)

• Identitas diri adalah kesadaran akan diri sendiri yang


bersumber dari observasi dan penilaian, yang
merupakan sintesa dari semua aspek konsep diri
sebagai suatu kesatuan yang utuh (Stuart dan
Sundeen, 1991).
• Identitas diri adalah komponen dari konsep diri yang
memungkinkan individu untuk memelihara
pendirian yang konsisten dan karenanya
memungkinkan seseorang untuk menempati posisi
yang stabil di lingkungannya (Rawlins et al, 1993).
Gambaran diri/Citra tubuh (body image)

• Citra tubuh adalah sikap, persepsi, keyakinan dan


pengetahuan individu secara sadar atau tidak sadar
terhadap tubuhnya, terdiri dari ukuran, bentuk, struktur,
fungsi, keterbatasan, makna, obyek yang kontak secara
terus menerus (anting, make up, lensa kontak, pakaian,
kursi roda) baik masa lalu atau masa sekarang.
• Citra tubuh adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya
secara sadar dan tidak sadar (Stuart dan Sundeen, 1991).
Sikap ini mencakup persepsi dan perasan tentang ukuran
dan bentuk, fungsi, penampilan dan potensi tubuh saat ini
dan masa lalu.
• Menurut Potter dan Perry (1997) citra tubuh
adalah persepsi seseorang tentang tubuhnya , baik
secara internal maupun eksternal. Citra tubuh
dipengaruhi oleh pandangan seseorang tentang
sifat-sifat fisik dan kemampuan yang dimiliki dan
oleh persepsi orang lain terhadap dirinya.
• Citra tubuh dipengaruhi juga oleh perkembangan
kognitif dan pertumbuhan fisik (Potter dan Perry,
1997). Ukuran, bentuk, massa, struktur, fungsi dan
arti penting tubuh beserta bagian-bagiannya
bersifat dinamis dan sangat mungkin untuk
berubah.
• Citra tubuh mungkin berubah seiring perubahan
yang terjadi pada anatomi tubuh dan kepribadian
seseorang (Rawlins et al, 1993). Perkembangan dan
perubahan normal yang terjadi seiring usia akan
mempengaruhi gambaran diri seseorang. Citra
tubuh saat usia sekolah akan berbeda dengan citra
tubuh saat usia tua. Selain itu, budaya, sikap
masyarakat dan nilai atau norma dalam masyarakat
juga berpengaruh terhadap seseorang (Potter dan
Perry, 1997).
• Hal ini meliputi nilai-nilai kecantikan, kepercayaan
ataupun kebiasaan yang dilakukan secara turun temurun.
Citra tubuh berhubungan erat dengan kepribadian. Cara
individu memandang diri mempunyai dampak yang
penting pada aspek psikologisnya. Pandangan yang
realistis terhadap diri, menerima dan menyukai bagian
tubuh akan mengurangi rasa cemas dan meningkatkan
harga diri. Individu yang stabil, realistis dan konsisten
terhadap realisasi yang akan memacu sukses didalam
kehidupan individu dapat mengubah citra tubuh secara
dinamis (Keliat, 1992).
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai