PENDAHUUAN
1.1 Latar Belakang
Masa reproduksi merupakan masa terpenting bagi wanita dan berlangsung kira-kira
33 tahun. Haid pada masa ini paling teratur dan siklus pada alat genital bermakna untuk
memungkinkan kehamilan. Pada masa ini terjadi ovulasi kurang lebih 450 kali, dan selama
ini wanita berdarah selama 1800 hari. Biarpun pada usia 40 tahun ke atas wanita masih
memecahkan dan meningkatkan kesehatan. Dalam makalah ini dibahas mengenai masalah
dan kebutuhan yang diperlukan WUS (Wanita Usia Subur) dan PUS (Pasangan Usia Subur).
Yang merupakan masalah dari WUS yaitu mengenai keadaan organ kelamin, untuk
itu diberikan promosi kesehatan mengenai alat kelamin dan penyakit yang sering
mengganggu akibat infeksi. Selain itu, WUS juga harus diberi penyuluhan mengenai penyakit
menular seksual (PMS) agar WUS tidak melakukan tindakan atau perbuatan berganti-ganti
pasangan dalam usianya yang subur. PUS juga memerlukan penyuluhan/promosi kesehatan
dalam kehidupannya. Dalam hal ini petugas kesehatan harus mempromosikan KB (Keluarga
Berencana) bagi pasangan ini. Tujuannya untuk membatasi kelahiran anak karena mereka
ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil yang berbahagia sejahtera melalui
perpanjangan harapan hidup, menurunnya tingkat kematian bayi serta menurunnya kematian
Kota Metro,2016).
Upaya menekan jumlah warga yang hidup dibawah garis kemiskinan dan mencegah
terjadinya kelaparan, mustahil ditempuh tanpa mengendalikan secara ketat tingkat kelahiran.
sumber daya manusia dan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dan pembangunan kualitas
sumber daya manusia sulit terlaksana jika jumlah penduduk tidak terkendali. Jumlah
penduduk Indonesia mencapai 220 juta jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk 1,49%
pertahun artinya setiap tahun jumlah penduduk Indonesia bertambah 3 – 3,5 juta jiwa dan ini
tahun 2025 penduduk Indonesia akan berjumlah 273,6 juta jiwa. Jika Keluarga Berencana
tidak ditangani dengan serius jumlah penduduk akan lebih besar dari jumlah tersebut. Berarti
beban pemerintah pusat, propinsi, dan kabupaten/kota akan sangat berat dalam penyediaan
Di Indonesia terdapat 66% PUS yang mengikuti Keluarga Berencana, hal ini berarti ada
sekitar 34% PUS di Indonesia yang tidak mengikuti Keluarga Berencana. Kondisi tersebut
bila tidak diintervensi, dikhawatirkan dalam beberapa tahun kedepan Indonesia akan
KB) Kota Metro pada bulan Desember tahun 2016 jumlah peserta PUS diwilayah Kota Metro
sebesar 24.331 pasangan, dengan jumlah peserta Keluarga Berencana aktif sebanyak 17.741
pasangan dan PUS yang tidak mengikuti Keluarga Berencana diwilayah Kota Metro
sebanyak 6585 pasangan dengan persentase 27,08% (BKCS-KB Kota Metro, 2016).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep PUS
Pasangan usia subur berkisar antara usia 20-45 tahun dimana pasangan (laki-laki dan
perempuan) sudah cukup matang dalam segala hal terlebih organ reproduksinya sudah
berfungsi dengan baik. Ini dibedakan dengan perempuan usia subur yang berstatus janda atau
cerai. Pada masa ini pasangan usia subur harus dapat menjaga dan memanfaatkan
reprduksinya yaitu menekan angka kelahiran dengan metode keluarga berencana sehingga
jumlah dan interval kehamilan dapat diperhitungkan untuk meningkatkan kualitas reproduksi
Pelayanan kesehatan yang dapat diberikan kepada pasangan usia subur yaitu:
Pemeriksaan kesehatan kedua catin, agar salah satu/kedua catin tersebut menderita
Apabila ternyata sakit agar segera berobat,sehingga pada saat pernikahan kedua catin
kehamilan, persalinan, masa nifas dan KB. Misalnya anemia pada waktu hamil yang
Pemberiaan imunisasi TT pada catin perempuan untuk mencegah tetanus pada bayi
Memberikan pengetahuan bagaimana sikap seorang PUS ini harus sesuai dengan
kodratnya, tidak sama dengan sebelum dia menikah, atau masih gadis. Dia harus
mampu melayani suaminya, bukan kebutuhan bathiniah saja tapi rohaniah dan yang
laennya juga.
Apabila seorang wanita datang untuk memakai KB maka bidannya harus menanyakan
apakah suaminya setuju dengan ia memakai KB. Bila perlu si wanita tadi datang
bersama suaminya, jadi suaminya juga ikut dalam menentukan kontrasepsi yang baik
kontrasepsi yang cocok, yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan keinginan dan kondisi.
Memberi pertolongan bila terjadi efek samping maupun komplikasi diri dari
Memberi alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti tidak
memuaskan.
Kontrasepsi berawal dari kata control berarti mencegah atau melawan sedangkan
kontasepsi adalah pertemuan antra sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria)
yang mengakibatkan kehamilan .jadi kontasepsi adalah menghindari atau mencerah terjadi
kehamilan sebagai akibat pertemuan antar sel yang matang dengan sel sperma. Sebagai
komponen kesehatan reproduksi, pelayanan keluarga berencana (KB) diarahkan untuk
menjarangkan, atau membatasi kehamilan bila jumlah anak sudah cukup. Kehamilan yang
diinginkan dan berlangsung pada keadaan dan saat yang tepat, akan lebih menjamin
keselamatan ibu dan bayi yang dikandungnya. Dengan demikian pelayanan KB sangat
berguna dalam pengaturan kehamilan dan pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan atau
istrinya mempunyai keadaan “4 terlalu” yaitu : terlalu muda(< dari 20 thn), terlalu
banyak anak (lebih dari 3 orang), terlalu dekat jarak kehamilan( dari 35 thn).
antara suami dan istri. Sayangnya pada saat ini hanya 1,1% suami yang beradaptasi
aktif dalam ber –KB, padahal tersedia juga alat/metode kontrasepsi untuk pria.
cocok sesuai dengan hasil pemeriksaan fisik sebelum pelayanan KB diberikan kepada
Klien juga harus diberi informasi tentang kontraindikasi pemakaian berbagai metode
melalui pemeriksaan fisik terhadap klien untuk memastikan bahwa tidak terdapat
kontra indikasi dalam pemakaian metode yang akan dipilih. Khusus untuk tindakan
2.4 Konseling KB
mereka terhadap kehidupan dan membantu mencapai tujuan penentuan diri mereka melalui
pilihan yang telah diinformasikan dengan baik serta bermakna bagi mereka dan melalui
Konseling adalah semua bentuk hubungan antara dua orang, dimana seseorang yaitu
klien dibantu untuk lebih mampu menyesuaikan diri secara efektif terhadap dirinya sendiri
Bimbingan dan Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui
wawancara konseling (face to face) oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang
sedang mengalami sesuatu masalah (disebut konseli) yang bermuara pada teratasinya masalah
yang dihadapi konseling serta dapat memanfaatkan berbagai potensi yang dimiliki dan sarana
yang ada, sehingga individu atau kelompok individu itu dapat memahami dirinya sendiri
untuk mencapai perkembangan yang optimal, mandiri serta dapat merencanakan masa depan
menghadapi berbagai masalah dalam dirinya karena kurang mampunya menghadapi realitas.
Proses konseling dapat membantu seseorang untuk memperoleh suatu pengalam yang
sedemikian rupa sehingga mereka memiliki suatu pemahaman yang lebih baik tentang
realitas dan mampu menghadapinya secara efektif. Agar Mampu memecahkan masalah
secara wajar dan objektif. bimbingan secara keseluruhan yang berkenaan dengan
Pasangan Infertil adalah suatu kesatuan hasil interaksi biologis yang tidak mampu
Infertilitas Primer adalah jika istri belum berhasil hamil walaupun bersenggama
Infertilitas Sekunder adalah jika istri pernah hamil akan tetapi tidak berhasil hamil
Gangguan ovulasi dan hormonal yang lain, termasuk gangguan pada tingkat reseptor
hormon reproduksi.
Gangguan peritoneum
Gangguan imunologik.
d) Gangguan ovulasi
Ovarium memiliki dua peran utama, yaitu : sebagai penghasil gamet, sebagai organ
Kegagalan ovulasi dapat berasal primer dari ovarium, misalnya penyakit ovarium
polikistik atau kegagalan yang bersifat sekunder akibat kelainan pada poros
hipotalamus hipofisis dan kelainan pada pusat opionid dan reseptor steroid di
Sekitar 1 dari 5 pasangan akan hamil dalam 1 tahun pertama pernikahan dengan
Uji psikis
Biopsi Endometrium
Laparaskopi.
Biopsi Endometrium
Biopsi endometrium merupakan sebuah tes untuk memeriksa cacat fase luteal. Sebuah
prosedur dimana sampel dari lapisan rahim dikumpulkan untuk analisis miskrokopis.
Hydrotubasi
bertujuan untuk memasukkan obat langsung ke rongga rahim dan saluran telur yang
Hidrotubasi adalah pemeriksaan untuk menganalisa kelancaran saluran telur, dengan cara
memasukkan cairan dengan alat hidrotubator melalui vagina, mulut rahim, saluran leher
rahim (kanalis servikalis), rongga rahim (kavum uterus), dan menuju ke saluran telur.
Landasan pemeriksaannya yaitu cairan dapat melewati kedua saluran telur dengan baik
cairan akan meningkat tetapi masih dapat masuk, sedangkan jika terdapat sumbatan total
(oklusi) maka tekanan cairan akan menjadi maksimal (berat) sehingga cairan terhalang masuk
dan akan tumpah (membalik kembali). Pemeriksaan ini dilakukan di bagian radiologi seperti
saat Anda melakukan foto Rontgen. Setelah mengganti baju dengan baju pemeriksaan dan
melepaskan perhiasaan, Anda diminta berbaring dengan kedua paha terbuka (posisi litotomi),
seperti pemeriksaan pap smear. Dokter radiologi akan memasukkan spekulum ke vagina
sehingga mulut rahim terlihat, lalu kateter dimasukkan ke rongga rahim melalui mulut rahim.
Cairan kontras disuntikkan ke dalam rahim melalui kateter dan spekulum dikeluarkan.
Beberapa foto rontgen akan diambil ketika cairan memenuhi rahim, masuk ke dalam saluran
telur hingga –bila tidak ada sumbatan– tumpah ke dalam rongga perut. Biasanya, prosedur ini
berlangsung selama 30 menit. Setelah selesai, kateter dilepas dan Anda diminta tetap
berbaring selama beberapa menit, lalu dipersilakan bangun dan mengganti pakaian. Anda
bisa makan dan minum seperti biasa sebelum dan sesudah pemeriksaan, serta diminta buang
Hidrosalpingogram
pemeriksaan untuk menilai ciri, bentuk, dan besarnya sel selaput lendir rahim (endometrium).
Mikrokuretase dilakukan dengan mengambil percontoh sel endometrium memakai kuret kecil
khusus yang dimasukkan melalui saluran leher rahim (kanalis servikalis) ke dalam rongga
rahim.
Gambaran dari sel endometrium tersebut dapat mencerminkan apakah ovulasi sudah
terjadi, karena perubahan hormon estrogen dan progesteron secara siklik mempengaruhi
tampilan perubahan sel endometrium sesuai dengan fasenya. Selain itu, juga untuk
endometrium yang tidak memadai (defek fase luteal), atau pertumbuhan endometrium yang
beberapa abnormal hasil pap test menemukan penyebab pendarahan rahim berat,
berkepanjangan, atau tidak teratur. Hal ini sering dilakukan untuk mengetahui penyebab
melihat apakah dinding rahim ( endometrium ) akan melalui perubahan siklus haid normal.
Ada sejumlah indikasi untuk memperoleh biopsi endometrium dalam wanita non-hamil:
Pada wanita dengan kelainan pendarahan vagina, biopsi dapat menunjukkan adanya
Pada pasien dengan dicurigai kanker rahim, biopsi dapat menemukan adanya sel
Pada wanita infertilitas penilaian lapisan dapat menentukan, jika benar waktunya,
bahwa pasien ovulasi, Namun, informasi yang sama dapat diperoleh dengan tes darah
progesterone level.
Pasien tidak dalam keadaan demam tinggi, atau sakit berbahaya di alat kelamin (misal
diberikan obat penenang, dan setelah tindakan diberikan obat pereda nyeri
Setelah tindakan dan bilamana telah sadar dari pengaruh obat penenang, pasien boleh
Pasien mungkin akan mengalami kram ringan satu jam setelah tindakan (setelah
khasiat obat penenang hilang), dan juga mengalami bercak darah (spotting).
Perdarahan ringan dan spotting dapat menetap hingga siklus haid berikutnya (sekitar 7
hari lagi).
menggunakan:
Perangkat lunak strawlike (pipelle) untuk mengambil contoh kecil dari lapisan di
Sebuah alat yang tajam bermata disebut kuret. Dokter akan mengikis sampel kecil dan
mengambilnya dengan jarum suntik atau hisap. Ini disebut dilatasi dan kuretase (D &
Suatu alat elektronik hisap (Vabra aspirasi). Metode ini menyebabkan tidak nyaman.
Sebuah semprotan cair (irigasi jet) untuk mencuci dari beberapa jaringan yang
melapisi rahim. Sebuah sikat dapat digunakan untuk menghapus beberapa lapisan
Pasien terletak di meja periksa dalam posisi yang sama dengan yang digunakan untuk
tabung melalui leher rahim ke dalam rahim untuk menghapus sepotong kecil dari
Resiko utama adalah rasa sakit atau kram, tetapi ini biasanya mereda cepat mengikuti
prosedur.
Risiko lainnya kurang umum seperti pingsan atau pusing, infeksi mungkin,
Histeroskopi
Histeroskopi adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan alat optik ke dalam ruangan
rahim untuk melihat berbagai kelainan atau penyakit Bersamaam dengan pemeriksaan
tepat.
pengecatan bakteria.
Dengan histeroskopi dapat pula dilakukan operasi untuk melepaskan perlekatan dalam
ruangan rahim. Dapat dilakukan pengambilan AKDR (alai kontrasepsi dalam rahim)
dengan tepat.
Laparaskopi
Laroskop adalah instrumen ramping yang pada dasarnya merupakan sebuah teleskop
mini dengan sistem serat optik yang dapat menerangi bagian-bagian di dalam perut. Tabung
penglihat ini memiliki kamera kecil sebagai mata. Hal ini memungkinkan dokter untuk
memeriksa organ-organ perut dan panggul pada layar monitor yang terhubung dengan
tabung. Sayatan kecil lainnya dapat dibuat untuk memasukkan instrumen untuk melakukan
prosedur.
bukan alat canggih lagi, karena secara rutin sudah dimiliki dan dilakukan pemeriksaannya
oleh ahli kebidanan dan penyakit kandungan. Dalam beberapa hal malah masyarakat meminta
hal-hal tersebut mengingat masalah hubungan seks pranikah dengan partner yang diajak
fisik, dan pemeriksaan laboratorium. Semua bertujuan untuk mengetahui tingkat kesehatan
sebelum kawin dan bila mungkin melakukan pengobatan sehingga keluarga dapat
secara rutin dapat dilakukan mengingat kini tidak terlalu sulit mencari tempat untuk ICU.
Dengan dianjurkan untuk mendapatkan vaksin tetanus toksoid (justru kini untuk mencari
Surat nikah), atau diharuskan untuk mendapatkan suntikan vaksin tersebut, sehingga
kehamilannya terlindung dari kemungkinan infeksi tetanus dan terutama janin, menerima
kekebalan ibunya terhadap infeksi tetanus yang mematikan itu. Dianjurkan untuk datang
Sekitar 50% pasangan infertil dapat berhasil hamil. Hal ini memberikan rasa optimis
bagi kebanyakan dokter yang mencoba menangani pasangan infertil. Selama kurun waktu
pemeriksaan pengobatan, baik oleh dokter umum maupun klinik infertilitas, umumnya pasien
tetap peka terhadap perubahan emosional akibat kegagalannya untuk hamil. Oleh karena itu
kontak yang teratur dengan mereka senantiasa dibutuhkan, untuk memberikan kesempatan
Pemeriksaan vaginal dan sondase uterus, misalnya dapat menaikkan laju konsepsi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pasangan usia subur berkisar antara usia 20-45 tahun dimana pasangan (laki-laki dan
perempuan) sudah cukup matang dalam segala hal terlebih organ reproduksinya sudah
berfungsi dengan baik. Ini dibedakan dengan perempuan usia subur yang berstatus janda atau
cerai. Pada masa ini pasangan usia subur harus dapat menjaga dan memanfaatkan
reprduksinya yaitu menekan angka kelahiran dengan metode keluarga berencana sehingga
jumlah dan interval kehamilan dapat diperhitungkan untuk meningkatkan kualitas reproduksi
3.2. Saran
Hendaknya sebagai seorang bidan bisa memberikan pelayanan kesehatan reproduksi
pada PUS secara optimal. Dengan demikian perlu diberikan pelayanan kesehatan reproduksi
Sumber : https://www.katapena.info/2017/02/makalah-masalah-pasangan-usia-subur.html