Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHUUAN
1.1 Latar Belakang

Masa reproduksi merupakan masa terpenting bagi wanita dan berlangsung kira-kira

33 tahun. Haid pada masa ini paling teratur dan siklus pada alat genital bermakna untuk

memungkinkan kehamilan. Pada masa ini terjadi ovulasi kurang lebih 450 kali, dan selama

ini wanita berdarah selama 1800 hari. Biarpun pada usia 40 tahun ke atas wanita masih

mampu hamil, tetapi fertilitas menurun cepat sesudah usia tersebut.

Promosi kesehatan adalah upaya pemberdayaan masyarakat yang mampu

memecahkan dan meningkatkan kesehatan. Dalam makalah ini dibahas mengenai masalah

dan kebutuhan yang diperlukan WUS (Wanita Usia Subur) dan PUS (Pasangan Usia Subur).

Yang merupakan masalah dari WUS yaitu mengenai keadaan organ kelamin, untuk

itu diberikan promosi kesehatan mengenai alat kelamin dan penyakit yang sering

mengganggu akibat infeksi. Selain itu, WUS juga harus diberi penyuluhan mengenai penyakit

menular seksual (PMS) agar WUS tidak melakukan tindakan atau perbuatan berganti-ganti

pasangan dalam usianya yang subur. PUS juga memerlukan penyuluhan/promosi kesehatan

dalam kehidupannya. Dalam hal ini petugas kesehatan harus mempromosikan KB (Keluarga

Berencana) bagi pasangan ini. Tujuannya untuk membatasi kelahiran anak karena mereka

subur, tidak memiliki kelainan sehingga mudah memperoleh anak/keturunan.

Program Keluarga Berencana nasional bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan

ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil yang berbahagia sejahtera melalui

pengendalian kelahiran dan pertumbuhan penduduk, dan membantu usaha peningkatan

perpanjangan harapan hidup, menurunnya tingkat kematian bayi serta menurunnya kematian

ibu karena kehamilan dan persalinan (Hartanto,2012). Keluarga Berencana Nasional

mempunyai arti penting dalam pelaksanaan pembangunan dibidang kependudukan dan


keluarga kecil berkualitas sehingga harus dilaksanakan secara berkesinambungan (BKCS-KB

Kota Metro,2016).

Upaya menekan jumlah warga yang hidup dibawah garis kemiskinan dan mencegah

terjadinya kelaparan, mustahil ditempuh tanpa mengendalikan secara ketat tingkat kelahiran.

Pengendalian pertumbuhan dan jumlah penduduk memiliki implikasi terhadap peningkatan

sumber daya manusia dan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dan pembangunan kualitas

sumber daya manusia sulit terlaksana jika jumlah penduduk tidak terkendali. Jumlah

penduduk Indonesia mencapai 220 juta jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk 1,49%

pertahun artinya setiap tahun jumlah penduduk Indonesia bertambah 3 – 3,5 juta jiwa dan ini

hampir sama dengan jumlah penduduk Singapura.

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) memproyeksikan pada

tahun 2025 penduduk Indonesia akan berjumlah 273,6 juta jiwa. Jika Keluarga Berencana

tidak ditangani dengan serius jumlah penduduk akan lebih besar dari jumlah tersebut. Berarti

beban pemerintah pusat, propinsi, dan kabupaten/kota akan sangat berat dalam penyediaan

fasilitas pelayanan kesehatan, pendidikan, lapangan kerja dan lain-lain.

Di Indonesia terdapat 66% PUS yang mengikuti Keluarga Berencana, hal ini berarti ada

sekitar 34% PUS di Indonesia yang tidak mengikuti Keluarga Berencana. Kondisi tersebut

bila tidak diintervensi, dikhawatirkan dalam beberapa tahun kedepan Indonesia akan

mengalami ledakan jumlah penduduk.

Berdasarkan data Badan Kesejahteraan Catatan Sipil Keluarga Berencana (BKCS-

KB) Kota Metro pada bulan Desember tahun 2016 jumlah peserta PUS diwilayah Kota Metro

sebesar 24.331 pasangan, dengan jumlah peserta Keluarga Berencana aktif sebanyak 17.741

pasangan dan PUS yang tidak mengikuti Keluarga Berencana diwilayah Kota Metro

sebanyak 6585 pasangan dengan persentase 27,08% (BKCS-KB Kota Metro, 2016).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep PUS

Pasangan usia subur berkisar antara usia 20-45 tahun dimana pasangan (laki-laki dan

perempuan) sudah cukup matang dalam segala hal terlebih organ reproduksinya sudah

berfungsi dengan baik. Ini dibedakan dengan perempuan usia subur yang berstatus janda atau

cerai. Pada masa ini pasangan usia subur harus dapat menjaga dan memanfaatkan

reprduksinya yaitu menekan angka kelahiran dengan metode keluarga berencana sehingga

jumlah dan interval kehamilan dapat diperhitungkan untuk meningkatkan kualitas reproduksi

dan kualitas generasi yang akan datang.

Pelayanan kesehatan yang dapat diberikan kepada pasangan usia subur yaitu:

1. Pelayanan Kesehatan pada Catin

Pelayanan yang diberikan yaitu:

 Pemeriksaan kesehatan kedua catin, agar salah satu/kedua catin tersebut menderita

penyakit dapat diketahui sebelumnya.

 Apabila ternyata sakit agar segera berobat,sehingga pada saat pernikahan kedua catin

benar-benar dalam keadaan sehat.

 Penjelasan tentang kesehatan dalam perkawinan, terutama yang berkaitan dengan

kehamilan, persalinan, masa nifas dan KB. Misalnya anemia pada waktu hamil yang

berdampak pada ibu dan bayinya.

 Pemberiaan imunisasi TT pada catin perempuan untuk mencegah tetanus pada bayi

yang akan dilahirkannya.

 Memberikan pengetahuan bagaimana sikap seorang PUS ini harus sesuai dengan

kodratnya, tidak sama dengan sebelum dia menikah, atau masih gadis. Dia harus
mampu melayani suaminya, bukan kebutuhan bathiniah saja tapi rohaniah dan yang

laennya juga.

 Apabila seorang wanita datang untuk memakai KB maka bidannya harus menanyakan

apakah suaminya setuju dengan ia memakai KB. Bila perlu si wanita tadi datang

bersama suaminya, jadi suaminya juga ikut dalam menentukan kontrasepsi yang baik

dan aman untuk istrinya.

2.2 Pelayanan pada PUS

Pelayanan pada usia subur mengenai kontrasepsi meliputi:

 Menjelaskan macam-macam alat kontrasepsi, serta mengarahkan mengenai

kontrasepsi yang cocok, yaitu kontrasepsi yang sesuai dengan keinginan dan kondisi.

 Membantu dalam menggunakan kontrasepsi secara benar.

 Memberi pertolongan bila terjadi efek samping maupun komplikasi diri dari

pemakaian alat kontrasepsi.

 Mengadakan fasilitas pelayanan kesehatan untuk kontrol atau rujukan.

 Memberi alternatif lain bila kontrasepsi yang digunakan saat ini terbukti tidak

memuaskan.

 Mengajarkan menghitung wktu subur, apabila menggunakan metode pantang berkala.

2.3 Konsep Kontrasepi

Kontrasepsi berawal dari kata control berarti mencegah atau melawan sedangkan

kontasepsi adalah pertemuan antra sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria)

yang mengakibatkan kehamilan .jadi kontasepsi adalah menghindari atau mencerah terjadi

kehamilan sebagai akibat pertemuan antar sel yang matang dengan sel sperma. Sebagai
komponen kesehatan reproduksi, pelayanan keluarga berencana (KB) diarahkan untuk

menunjang tercapainya kesehatan ibu dan bayi. Pelayanan KB bertujuan menunda,

menjarangkan, atau membatasi kehamilan bila jumlah anak sudah cukup. Kehamilan yang

diinginkan dan berlangsung pada keadaan dan saat yang tepat, akan lebih menjamin

keselamatan ibu dan bayi yang dikandungnya. Dengan demikian pelayanan KB sangat

berguna dalam pengaturan kehamilan dan pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan atau

tidak tepat waktu.

Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan sebagai berikut;

 Prioritaskan pelayanan KB diberikan terutama kepada pasangan usia subur yang

istrinya mempunyai keadaan “4 terlalu” yaitu : terlalu muda(< dari 20 thn), terlalu

banyak anak (lebih dari 3 orang), terlalu dekat jarak kehamilan( dari 35 thn).

 Tanggung jawab dalam kesetaraan ber-KB merupakan tanggung jawab bersama

antara suami dan istri. Sayangnya pada saat ini hanya 1,1% suami yang beradaptasi

aktif dalam ber –KB, padahal tersedia juga alat/metode kontrasepsi untuk pria.

 Setiap Metode kontrasepsi mempunyai keuntungan dan kelemahan masing-

masing.setiap klien berhak untuk mendapatkan informasi mengenai hal ini,sehingga

dapat mempertrimbangkan metode yang paling cocok bagi dirinya.

 Pelaksana pelayanan KB wajib memberikan nasehat tentang metode yang paling

cocok sesuai dengan hasil pemeriksaan fisik sebelum pelayanan KB diberikan kepada

klien akan lebih mudah menentukan pilihan.

 Klien juga harus diberi informasi tentang kontraindikasi pemakaian berbagai metode

kontrasepsi. Pelaksana pelayanan KB perlu melakukan skrining atau penyaringan

melalui pemeriksaan fisik terhadap klien untuk memastikan bahwa tidak terdapat
kontra indikasi dalam pemakaian metode yang akan dipilih. Khusus untuk tindakan

operatif diperlukan surat pernyataan setuju (Informed concent) dari klien.

2.4 Konseling KB

Konseling didesain untuk menolong klien memahami dan menjelaskan pandangan

mereka terhadap kehidupan dan membantu mencapai tujuan penentuan diri mereka melalui

pilihan yang telah diinformasikan dengan baik serta bermakna bagi mereka dan melalui

pemecahan masalah emosional atau karakter interpersonal.

Konseling adalah semua bentuk hubungan antara dua orang, dimana seseorang yaitu

klien dibantu untuk lebih mampu menyesuaikan diri secara efektif terhadap dirinya sendiri

dan lingkungannya, hubungan konseling menggunakan wawancara untuk memperoleh dan

memberikan berbagai informasi, melatih atau mengajar, meningkatkan kematangan,

memberikan bantuan melalui pengambilan keputusan.

Bimbingan dan Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui

wawancara konseling (face to face) oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang

sedang mengalami sesuatu masalah (disebut konseli) yang bermuara pada teratasinya masalah

yang dihadapi konseling serta dapat memanfaatkan berbagai potensi yang dimiliki dan sarana

yang ada, sehingga individu atau kelompok individu itu dapat memahami dirinya sendiri

untuk mencapai perkembangan yang optimal, mandiri serta dapat merencanakan masa depan

yang lebih baik untuk mencapai kesejahteraan hidup.

Tujuan diberikannya layanan bimbingan dan konseling adalah anyak orang

menghadapi berbagai masalah dalam dirinya karena kurang mampunya menghadapi realitas.

Proses konseling dapat membantu seseorang untuk memperoleh suatu pengalam yang
sedemikian rupa sehingga mereka memiliki suatu pemahaman yang lebih baik tentang

realitas dan mampu menghadapinya secara efektif. Agar Mampu memecahkan masalah

secara wajar dan objektif. bimbingan secara keseluruhan yang berkenaan dengan

pengentasan masalah dan fasilitasi perkembangan individu.

2.5. Masalah Gangguan Kesehatan Reproduksi pada PUS dan Upaya


Penanggulangannya
a. Definisi dan pengertian dasar
 Fertilitas adalah kemampuan seorang istri untuk menjadi hamil dan melahirkan bayi

hidup dari suami yang mampu menghamilinya

 Pasangan Infertil adalah suatu kesatuan hasil interaksi biologis yang tidak mampu

menghasilkan kehamilan dan kelahiran bayi hidup.

 Infertilitas Primer adalah jika istri belum berhasil hamil walaupun bersenggama

teratur dan dihadapkan pada kemungkinan kehamilan selama 12 bulan berturut-turut.

 Infertilitas Sekunder adalah jika istri pernah hamil akan tetapi tidak berhasil hamil

lagi walaupun bersenggama teratur dan dihadapkan pada kemungkinan kehamilan

selama 12 bulan berturut-turut.

b. Etiologi Fertilitas Secara Umum

Infertilitas dapat disebabkan oleh :

 Gangguan pada hubungan seksual

 Jumlah sperma dan transportasinya yang abnormal

 Gangguan ovulasi dan hormonal yang lain, termasuk gangguan pada tingkat reseptor

hormon reproduksi.

 Kelainan tempat implantasi (endometrium) dan uterus


 Kelainan jalur transportasi (tuba fallopi)

 Gangguan peritoneum

 Gangguan imunologik.

c) Gangguan hubungan seksual yang dapat menyebabkan infertilitas

 Kesalahan teknik senggama : penetrasi tidak sempurna ke vagina

 Gangguan psikososial : impotensi ejakulasi prekoks, vaginismus

 Ejakulasi abnormal : kegagalan ejakulasi akibat pengaruh obat, ejakulasi retrogard ke

dalam vesika urinaria pasca prostatektomi

 Kelainan anatomi : hipospadia, epispadia, penyakit pyeroni.

d) Gangguan ovulasi

 Ovarium memiliki dua peran utama, yaitu : sebagai penghasil gamet, sebagai organ

endokrin karena menghasilkan hormon seks (estrogen dan progesteron).

 Kegagalan ovulasi dapat berasal primer dari ovarium, misalnya penyakit ovarium

polikistik atau kegagalan yang bersifat sekunder akibat kelainan pada poros

hipotalamus hipofisis dan kelainan pada pusat opionid dan reseptor steroid di

hipotalamus, atau tumor hipofisis serta hipofungsi hipofisis.

e) Pemeriksaan pasangan infertil

Sekitar 1 dari 5 pasangan akan hamil dalam 1 tahun pertama pernikahan dengan

senggama yang normal dan teratur.

 Riwayat penyakit dan pemeriksaan


 Analisis sperma

 Uji pasca senggama (UPS)

 Pembasahan dan Pemantauan Ovulasi

 Uji psikis

 Suhu Basal Badan (SBB)

 Sitologi vagina atau endoserviks

 Biopsi Endometrium

 Laparaskopi.

f) Pemeriksaan uterus dan tuba fallopi

Biopsi Endometrium

Biopsi endometrium merupakan sebuah tes untuk memeriksa cacat fase luteal. Sebuah

prosedur dimana sampel dari lapisan rahim dikumpulkan untuk analisis miskrokopis.

Hydrotubasi

Hidrotubasi merupakan suatu tindakan medis menggunakan alat khusus yang

bertujuan untuk memasukkan obat langsung ke rongga rahim dan saluran telur yang

diperkirakan mengalami gangguan akibat infeksi/peradangan; dengan tindakan tersebut

diharapkan gangguan pada saluran telur dapat teratasi.

Hidrotubasi adalah pemeriksaan untuk menganalisa kelancaran saluran telur, dengan cara

memasukkan cairan dengan alat hidrotubator melalui vagina, mulut rahim, saluran leher

rahim (kanalis servikalis), rongga rahim (kavum uterus), dan menuju ke saluran telur.

Landasan pemeriksaannya yaitu cairan dapat melewati kedua saluran telur dengan baik

bilamana tidak ada sumbatan di saluran telur.


Jika terdapat penciutan (spasme) atau sumbatan parsial (sebagian) maka tekanan

cairan akan meningkat tetapi masih dapat masuk, sedangkan jika terdapat sumbatan total

(oklusi) maka tekanan cairan akan menjadi maksimal (berat) sehingga cairan terhalang masuk

dan akan tumpah (membalik kembali). Pemeriksaan ini dilakukan di bagian radiologi seperti

saat Anda melakukan foto Rontgen. Setelah mengganti baju dengan baju pemeriksaan dan

melepaskan perhiasaan, Anda diminta berbaring dengan kedua paha terbuka (posisi litotomi),

seperti pemeriksaan pap smear. Dokter radiologi akan memasukkan spekulum ke vagina

sehingga mulut rahim terlihat, lalu kateter dimasukkan ke rongga rahim melalui mulut rahim.

Cairan kontras disuntikkan ke dalam rahim melalui kateter dan spekulum dikeluarkan.

Beberapa foto rontgen akan diambil ketika cairan memenuhi rahim, masuk ke dalam saluran

telur hingga –bila tidak ada sumbatan– tumpah ke dalam rongga perut. Biasanya, prosedur ini

berlangsung selama 30 menit. Setelah selesai, kateter dilepas dan Anda diminta tetap

berbaring selama beberapa menit, lalu dipersilakan bangun dan mengganti pakaian. Anda

bisa makan dan minum seperti biasa sebelum dan sesudah pemeriksaan, serta diminta buang

air kecil untuk mengosongkan kandung kemih.

Hidrosalpingogram

a). Pengertian biopsy endometrium/mikrokuretase

Mikrokuretase atau juga dikenal dengan istilah biopsi endometrium adalah

pemeriksaan untuk menilai ciri, bentuk, dan besarnya sel selaput lendir rahim (endometrium).

Mikrokuretase dilakukan dengan mengambil percontoh sel endometrium memakai kuret kecil

khusus yang dimasukkan melalui saluran leher rahim (kanalis servikalis) ke dalam rongga

rahim.

Gambaran dari sel endometrium tersebut dapat mencerminkan apakah ovulasi sudah

terjadi, karena perubahan hormon estrogen dan progesteron secara siklik mempengaruhi
tampilan perubahan sel endometrium sesuai dengan fasenya. Selain itu, juga untuk

pemeriksaan histologis misalnya untuk biakan terhadap tuberkulosis, pertumbuhan

endometrium yang tidak memadai (defek fase luteal), atau pertumbuhan endometrium yang

berlebihan (hiperplasia endometrium).

b). Kegunaan Biopsi

Biopsi endometrium dapat dilakukan untuk membantu menentukan penyebab dari

beberapa abnormal hasil pap test menemukan penyebab pendarahan rahim berat,

berkepanjangan, atau tidak teratur. Hal ini sering dilakukan untuk mengetahui penyebab

perdarahan uterus pada wanita yang telah melalui menopause.

melihat apakah dinding rahim ( endometrium ) akan melalui perubahan siklus haid normal.

Ada sejumlah indikasi untuk memperoleh biopsi endometrium dalam wanita non-hamil:

 Wanita dengan anovulasi kronis seperti polycystic ovary syndrome akan

meningkatkan risiko untuk masalah endometrium dan biopsi endometrium mungkin

berguna untuk menilai mereka lapisan khusus untuk menyingkirkan hiperplasia

endometrium atau kanker.

 Pada wanita dengan kelainan pendarahan vagina, biopsi dapat menunjukkan adanya

lapisan abnormal seperti hiperplasia endometrium atau kanker

 Pada pasien dengan dicurigai kanker rahim, biopsi dapat menemukan adanya sel

kanker di endometrium atau leher rahim.

 Pada wanita infertilitas penilaian lapisan dapat menentukan, jika benar waktunya,

bahwa pasien ovulasi, Namun, informasi yang sama dapat diperoleh dengan tes darah

progesterone level.

c). Cara kerja biopsy endometrium

Aturan persiapan untuk pasien:


 Mikrokuretase biasanya dilakukan pada hari ke 21-22 siklus haid normal.

 Mikrokuretase dilakukan jika uji kehamilan menunjukkan hasil negatif karena

terdapat risiko bahwa tindakan ini dapat meng-gangu kehamilan dini.

 Pasien tidak dalam keadaan demam tinggi, atau sakit berbahaya di alat kelamin (misal

infeksi atau perdarahan vagina).

 Pasien diharuskan puasa sekurang-kurangnya 6 jam sebelum tindakan.

 Pasien harus mengosongkan kandung kemih sebelum tindakan.

 Untuk menghindari kecemasan, biasanya sebelum dilakukan tindakan pasien

diberikan obat penenang, dan setelah tindakan diberikan obat pereda nyeri

 Setelah tindakan dan bilamana telah sadar dari pengaruh obat penenang, pasien boleh

pulang dan periksa kembali ke dokter 2 minggu kemudian.

 Pasien mungkin akan mengalami kram ringan satu jam setelah tindakan (setelah

khasiat obat penenang hilang), dan juga mengalami bercak darah (spotting).

Perdarahan ringan dan spotting dapat menetap hingga siklus haid berikutnya (sekitar 7

hari lagi).

Ada beberapa cara untuk melakukan biopsi endometrium. Dokter mungkin

menggunakan:

 Perangkat lunak strawlike (pipelle) untuk mengambil contoh kecil dari lapisan di

rahim. Metode ini cepat dan tidak menyakitkan.

 Sebuah alat yang tajam bermata disebut kuret. Dokter akan mengikis sampel kecil dan

mengambilnya dengan jarum suntik atau hisap. Ini disebut dilatasi dan kuretase (D &

C). A & P dapat dilakukan untuk mengendalikan perdarahan uterus berat


(perdarahan) atau untuk membantu menemukan penyebab pendarahan. Hal ini

dilakukan dengan anestesi umum atau regional.

 Suatu alat elektronik hisap (Vabra aspirasi). Metode ini menyebabkan tidak nyaman.

 Sebuah semprotan cair (irigasi jet) untuk mencuci dari beberapa jaringan yang

melapisi rahim. Sebuah sikat dapat digunakan untuk menghapus beberapa lapisan

sebelum dilakukan pencucian

 Pasien terletak di meja periksa dalam posisi yang sama dengan yang digunakan untuk

mendapatkan Pap smear. Dokter menggunakan spekulum untuk membuka saluran

vagina dan memvisualisasikan serviks, pembukaan ke rahim. Selama biopsi

endometrium, dokter memasukkan plastik tipis atau perangkat logam berbentuk

tabung melalui leher rahim ke dalam rahim untuk menghapus sepotong kecil dari

jaringan lapisan dalam.

d). Efek samping terhadap pasien

Adapun efek samping dari biopsy endometrium:

 Resiko utama adalah rasa sakit atau kram, tetapi ini biasanya mereda cepat mengikuti

prosedur.

 Setelah prosedur, beberapa pasien mungkin mengalami pendarahan.

 Sebuah perforasi rahim atau infeksi komplikasi jarang terjadi.

 Risiko lainnya kurang umum seperti pingsan atau pusing, infeksi mungkin,

perdarahan, dan jarang, perforasi rahim.

Histeroskopi
Histeroskopi adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan alat optik ke dalam ruangan

rahim untuk melihat berbagai kelainan atau penyakit Bersamaam dengan pemeriksaan

tersebut dapat dilakukan:

 Biopsi, untuk mengambil jaringan sehingga dapat dilakukan pemeriksaan dengan

tepat.

 Pengambilan cairan, untuk pemeriksaan sitologi atau biakan serta kemungkinan

pengecatan bakteria.

 Dengan histeroskopi dapat pula dilakukan operasi untuk melepaskan perlekatan dalam

ruangan rahim. Dapat dilakukan pengambilan AKDR (alai kontrasepsi dalam rahim)

dengan tepat.

Laparaskopi

Laparoskopi adalah jenis prosedur pembedahan di mana sayatan kecil dibuat,

biasanya di pusar, lalu suatu tabung penglihat (laparoskop) dimasukkan melaluinya.

Laparaskopi juga merupakan pemeriksaan rongga perut melalui peneropongan.

Laroskop adalah instrumen ramping yang pada dasarnya merupakan sebuah teleskop

mini dengan sistem serat optik yang dapat menerangi bagian-bagian di dalam perut. Tabung

penglihat ini memiliki kamera kecil sebagai mata. Hal ini memungkinkan dokter untuk

memeriksa organ-organ perut dan panggul pada layar monitor yang terhubung dengan

tabung. Sayatan kecil lainnya dapat dibuat untuk memasukkan instrumen untuk melakukan

prosedur.

Ultrasonografi dan Endosonografi.


Ultrasonografi dan Endosonografi merupakan alat yang sama. Ultrasonografi kini

bukan alat canggih lagi, karena secara rutin sudah dimiliki dan dilakukan pemeriksaannya

oleh ahli kebidanan dan penyakit kandungan. Dalam beberapa hal malah masyarakat meminta

dilakukan pemeriksaan ultrasonografi. Perlu ditekankan bahwa, pemeriksaan sebelum

melangsungkan perkawinan, sudah biasa dilakukan, dikalangan sipil mulai memperhatikan

hal-hal tersebut mengingat masalah hubungan seks pranikah dengan partner yang diajak

kawin atau dengan wanita lainnya sudah umum terjadi.

Pemeriksaan yang dilakukan meliputi berbagai hal analisa psikologis, pemeriksaan

fisik, dan pemeriksaan laboratorium. Semua bertujuan untuk mengetahui tingkat kesehatan

sebelum kawin dan bila mungkin melakukan pengobatan sehingga keluarga dapat

menurunkan generasi penerus yang diinginkan. Seharusnya pemeriksaan sebelum perkawinan

secara rutin dapat dilakukan mengingat kini tidak terlalu sulit mencari tempat untuk ICU.

Dengan dianjurkan untuk mendapatkan vaksin tetanus toksoid (justru kini untuk mencari

Surat nikah), atau diharuskan untuk mendapatkan suntikan vaksin tersebut, sehingga

kehamilannya terlindung dari kemungkinan infeksi tetanus dan terutama janin, menerima

kekebalan ibunya terhadap infeksi tetanus yang mematikan itu. Dianjurkan untuk datang

kepada dokter untuk memeriksakan diri sebelum perkawinan.

2.6 Pengobatan infertilitas PUS

Sekitar 50% pasangan infertil dapat berhasil hamil. Hal ini memberikan rasa optimis

bagi kebanyakan dokter yang mencoba menangani pasangan infertil. Selama kurun waktu

pemeriksaan pengobatan, baik oleh dokter umum maupun klinik infertilitas, umumnya pasien

tetap peka terhadap perubahan emosional akibat kegagalannya untuk hamil. Oleh karena itu

kontak yang teratur dengan mereka senantiasa dibutuhkan, untuk memberikan kesempatan

kepada mereka melakukan ventilasi.


Tindakan-tindakan diagnostik seringkali juga merupakan rangsangan pengobatan.

Pemeriksaan vaginal dan sondase uterus, misalnya dapat menaikkan laju konsepsi.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pasangan usia subur berkisar antara usia 20-45 tahun dimana pasangan (laki-laki dan

perempuan) sudah cukup matang dalam segala hal terlebih organ reproduksinya sudah

berfungsi dengan baik. Ini dibedakan dengan perempuan usia subur yang berstatus janda atau

cerai. Pada masa ini pasangan usia subur harus dapat menjaga dan memanfaatkan

reprduksinya yaitu menekan angka kelahiran dengan metode keluarga berencana sehingga

jumlah dan interval kehamilan dapat diperhitungkan untuk meningkatkan kualitas reproduksi

dan kualitas generasi yang akan datang.

3.2. Saran
Hendaknya sebagai seorang bidan bisa memberikan pelayanan kesehatan reproduksi

pada PUS secara optimal. Dengan demikian perlu diberikan pelayanan kesehatan reproduksi

yang sesuai dengan siklus perkembangan reproduksi wanita.

Sumber : https://www.katapena.info/2017/02/makalah-masalah-pasangan-usia-subur.html

Anda mungkin juga menyukai