Anda di halaman 1dari 21

PANDUAN

PRAKTIKUM PRESEPTOR/MENTOR

PENYUSUN
TIM

PROGRAM STUDI MAGISTER TERAPAN KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN GUNA BANGSA
YOGYAKARTA
2017/2018
PANDUAN PRAKTIKUM PRESEPTOR/MENTOR

Foto 3x4

Nama :
NIM :
Pembimbing Akademik :
Alamat :
No.HP :

PROGRAM STUDI MAGISTER TERAPAN KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN GUNA BANGSA
YOGYAKARTA
2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
hidayah Nya sehingga kami dapat menyelesaikan buku panduan kunjungan. Panduan
ini diperuntukkan bagi mahasiswa semester II Program Studi Magister Terapan
Kebidanan STIKES Guna Bangsa Yogyakarta sebagai pedoman dan evaluasi
pelaksanaan kunjungan terkaid dengan mata kuliah Leadership and Management in
Midwifery Community. Dalam kesempatan ini, tim penyusun mengucapkan terima
kasih kepada :
1. dr.R.Soerjo Hadijono, SpOG(K), DTRM&B(Ch) selaku ketua STIKES Guna
Bangsa Yogyakarta
2. Dr.dr. HMA Ashari,SpOG(K) selaku ketua Program Studi Magister Terapan
Kebidanan STIKES Guna Bangsa Yogyakarta
3. Pihak-pihak yang turut mendukung pelaksanaan kunjungan

Panduan ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu saran dan kritik demi
kesempurnaan panduan ini sangat kami harapkan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
senantiasa memberikan kebaikan dan kemudahan bagi kita semua.

Yogyakarta, September 2018

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Program Magister Terapan Kebidanan STIKES Guna Bangsa Yogyakarta
diselenggarakan dalam rangka memenuhi kebutuhan managerial terapan baik di layanan
kebidanan maupun di institusi pendidikan. Peran seorang lulusan Magister terapan
kebidanan salah satunya harus mampu memiliki kompetensi sebagai pendidik dan
pembimbing mahasiswa. Kompetensi seorang pendidik berupa kemampuan terintegrasi
didalam melakukan bimbingan dalam kelas, laboratorium dan rumah sakit atau pelayanan
lainnya.
Untuk mencapai kompetensi tersebut maka ditetapkan satu program pembelajaran
yang dilengkapi dengan praktik preceptor mentordimana mahasiswa berperan sebagai
mentor dan mentir yang dilakukan di laboratorium. Hal ini merupakan salah satu upaya
dari STIKES Guna Bangsa dalam peningkatan mutu lulusan magister terapan kebidanan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mempraktikkan preceptor mentor dengan baik
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti praktik pembelajaran preceptor mentor ini diharapkan mahasiswa
mampu :
a. Menganalisis potensi dan kesulitan mentir dalam melakukan
pengkajian,identifikasi masalah, penetapan intervensi, pendokumentasian serta
prosedur ketrampilan klinik
b. Menyusun persiapan program bimbingan klinik dan rencana bimbingan klinik
sebelum melakukan bimbingan kepada mentir
c. Menetapkan strategi dalam bimbingan klinik secara terintegrasi
BAB II
PROSES PEMBELAJARAN

A. Bobot SKS Laporan Studi Kasus


Bobot SKS laporan studi kasus adalah 2 SKS yang merupakan penerapan dari mata kuliah
Contemporary Trends in Clinical Teaching and Learning.

B. Syarat
Mahasiswa yang sudah menyelesaikan seluruh perkuliahan teori Contemporary Trends in
Clinical Teaching and Learning.

C. Organisasi
Pembina : Dr.Gunarmi,SKM,M.Kes
Penanggung jawab : Dr.dr.HMA.Ashari,SpOG(K)
Penguji:
1. Nining Wiyati, S.Pd.APP.,M.Kes
2. Surjani,S.SiT,MPH
3. Mustika Pramestiyani, S.ST,M.Keb
4. Selasih Putri Isnawati Hadi, STr.Keb.,M.Tr.Keb
5. Dian Pratiwi, S.ST.,M.Keb

D. Peserta, waktu dan tempat pelaksanaan


1. Peserta
Mahasiswa Prodi Magister Terapan Kebidanan STIKES Guna Bangsa Semester II tahun
Ajaran 2017/2018 dengan jumlah mahasiswa 27 orang.
2. Tempat dan Waktu
Pelaksanaan praktik preceptor mentor di laboratorium yang akan dilaksanakan pada
tanggal 14-15 Mei 2018

E. Penguji
Praktik Preceptor Mentor akan diuji oleh dosen dengan kualifikasi minimal S2 bidang
kesehatan dan atau kebidanan.
F. Penilaian
Mahasiswa dinyatakan telah lulus bila nilai akhir minimal 3,00 (B). Apabila belum
mencapai nilai tersebut maka mahasiswa diberikan kesempatan untuk memperbaiki
pada ujian perbaikan yang telah ditentukan.Cheklis penilaian terlampir.

G. Penguji
Daftar penguji terlampir
BAB III
TINJAUAN TEORI

Preceptor adalah seorang bidan yang telah diyunjuk oleh Rumah Sakit/BPM untuk
menjadi pembimbing klinik (CI). Setiap preceptor bertugas untuk membimbing mahasiswa
dalam memenuhi kompetensinya dalam membimbing klinik. Rasio preceptor dengan
mahasiswa adalah 1 : 1-2 orang.
A. Metode dan Model Pembelajaran Klinik
Secara umum model pembelajaran yang digunakan adalah preceptor-mentorship
yaitu pembimbingan yang didasarkan pada peran seorang pembimbing klinik sehingga
memungkinkan mahasiswa belajar secara intensif. Dengan demikian, rasio antara
pembimbing klinik dengan mahasiswa sangat diperhatikan.Dalam praktik ini, setiap
peserta membimbing 1-2 orang mahasiswa yang berada pada bangsal yang sama.
Begitupun preseptor/mentor di pelayanan kesehatan, setiap preseptor diharapkan dapat
membimbing 1-2 orang mahasiswa.
Pembimbing klinik dilakukan dengan beberapa metode, yaitu:
1. Pre dan Post Conference
Pre Conferencewajib dilakukan setiap mahasiswa preseptor kepada mahasiswa
preseptee di setiap awal rotasi praktik di bangsal. Hal yang harus dilakukan oleh
mahasiswa preseptor adalah:
a. Memberikan pretest sesuai dengan kasus pada bangsal.
b. Pembekalan dan orientasi
c. Kontrak belajar
d. Pemberian tugas untuk masing-masing mahasiswa
e. Pembagian angsal dan jadwal praktik untuk masing-masing mahasiswa
f. Tanya jawab

Postconference dilaksanakan setiap mahasiswa preseptor kepada mahasiswa


preseptee di setiap akhir rotasi praktik di bangsal/poliklinik. Kegiatan ini berupa:
a. Memberikan post test sesuai dengan kasus pada bangsal/poliklinik
b. Evaluasi selama pembelajaran klinik di bangsal/poliklinik
c. Membuat rencana tindak lanjut bersama
Mempersiapkan peserta
didik
Menetapkan tujuan
Mempersiapkan pasien

2. Bedside Teaching (BST)


Merupakan suatu kegiatan pembelajaran mahasiswa secara aktif dengan menggunakan
pasien yang langsung difasilitasi oleh preseptor. Keuntungan dari bedside teaching
adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan panca indra
mereka (pendengaran, penglihatan, menghidu dan peraba) untuk mempelajari pasien
dan permasalahannya. Karakteristik inilah yang akan membantu siswa untuk
mengingat situasi klinik dalam pembelajaran.

Model Beadside Teaching I : preseptor memberi asuhan, preseptee mengamati

Interaksi Observasi dan umpan Diskusi


Sebelum balik Setelah Umpan balik
dengan
interaksi Demonstrasi interaksi Rangkuman
pasien
pertanyaan

Model Bedside Teachimg I : preseptor mengamati dan mendampingi, preseptee


memberi asuhan

Perkenalan Tanya jawab


Interaksi Refleksi
Pre Persiapan Post
Round Observasi Pemberian umpan
Round Perencanaan Round
Pengajara balik
Orientasi
Ringkasan Persiapan

Pemilihan model BST dapat ditentukan berdasarkan tingkat kemampuan mahasiswa


dan kondisi pasien. Model I digunakan untuk pengenalan awal (mahasiswa belum
pernah melihat/melakukan sebelumnya) dan kondisi kegawatdaruratan. Model BST I
dapat dilakukan kapan pun dengan frekuensi tidak ditentukan, model BST II
dilaksanakan 2x seminggu dengan kasus fisiologis. Setiap kegiatan dilaksanakan
selama 1-1,5 jam.
Setiap BST mahasiswa preseptee wajib didampingi oleh mahasiswa preseptor,
sehingga mahasiswa preseptorbertugas:
a. Meyiapkan materi, sarana prasarana, metode, media dan preseptee.
b. Meyiapkan dan mengkondisikan pasien.
c. Menjelaskan dan mereviewmateri (teori) dan keterampilan, peserta preseptee
dengan metode yang sesuai seperti diskusi, demonstrasi dan lain-lain.
d. Membagi peran dan tugas setiap mahasiswa.
e. Mendampingi preseptee dalam memberikan asuhan langsung kepada pasien.
f. Memberi respon dan tanggapan atas pembimbingan klinik yang telah dilakukan.
g. Memberi tgas dan rencana tindak lanjut.
Langkah f dan g dapat menggunakan metode pembelajaran microsklill.
3. Microsklills (One Minute Preceptore)
Rangkaian pembelajaran sederhana yang dapat dilakukan pada berbagai setting yang
melibatkan pembimbing klinik dengan satu atau beberapa mahasiswa. Proses ini dapat
dirangkaikan dengan kegiatan BST atau dengan metode pembelajaran lainnyadan
dilaksanakan sesuai kebutuhan mahasiswa dalam waktu yang singkat.
Langkah-langkah microskills yang harus dilakukan meliputi:
a. Membuat komitmen
Komitmen didapatkan dengan menanyakan mengenai kasus yang didiskusikan
untuk mendapatkan gambaran tingkat pemahaman peserta preseptee, untuk
selanjutnya mennentukan sejauh mana perlu dilakukan pengajaran.
b. Menyampaikan bukti penunjang
Preseptor bertindak sebagai pembimbing klinik harus dapat melihat kemampuan
penalaran klinis presepte dengan menggali alasan dalam menyimpulkan jawaban
pada langkah sebelumnya.
c. Mengajarkan prinsip umum
Mahasiswa preseptor yang bertindak sebagai pembimbing klinik menjelaskan
prinsip umum terkait kasus yang dihadapi dengan kedalaman ilmu yang
disampaikan dengan level pemahaman mahasiswa preseptee.
d. Memberikan umpan balik positif bagi aspek yang telah dilakukan dengan benar.
e. Memberikan umpan balik negatif dengan baik.
Kedua langkah terakhir dilakukan dengan memuji asspek positif yang telah
dilaksanakan oleh mahasiswa preseptee dan memberikan koreksi atau masukan
memperbaiki aspek yang kurang baik. Penyampaian umpan balik sesegera
mungkin, spesifik pada perilaku dan menggunakan bahasa yang diskriptif sehingga
tidak terkesan menjatuhkan.
4. Case Reflection/Refleksi Kasus
Refleksi kasus adalah suatu metode dalam merefleksikan pengalaman klinis
mahasiswa bidan yang mengacu pada pemahaman terhadap standart. Kasus yang
diambil dalam refleksi kasus ini adalah kasus yang menurut mahasiswa tersebut
memberi dampak emosional untuk dirinya sehingga kasus tersebut akan dibahas
secara mendalam serta suatu ketika kasus tersebut terjadi dikemudian hari, mahasiswa
dapat menyelesaikannya.
Setiap mahasiswa preseptee wajib melakukan refleksi kasus paling tidak 1
kasus/rotasi. Kasus yang diambil ditulis tangan maksimal 2 halaman. Kasus berisi:
a. Diskripsi
Mahasiswa menulis kasus yang dianggap menarik/kontroversi/ingin diketahui
secara mendalam atau lebih lanjut. Sebagai contoh:
Seorang remaja putri 13 tahun akibat pergaulan bebas dengan beberapa teman
menjadi hamil. Karena orang tuannya tidak mendapatkan aib lebih besar kemudian
remaja putri ini diberikan home schooling. Menjelang persalinan remaja ini
mendapatakan eklamsia sehingga harus menjalani SC. Bayinya kemudian diadopsi
orangtuanya. Post operasi remaja tersebut depresi dan harus dirawat di bagian jiwa.
Sesudah pulih dia melanjutkan sekolah di sekolah lain.
Tuliskan hal yang menarik dari kasus tersebut:
o Mengapa sampai terjadi pergaulan sedemikian bebas
o Bagaimana mengurangi resiko eklamsia
o Bagaimana dampak psikologis bagi remaja putri dan bayinya
o Bagaimana status hukum bayinya seperti akte kelahiran, dsb.
b. Emosi pribadi terhadap kasus
Mahasiswa merenungkan kembali situasi yang dihadapi serta mengidentifikasi
emosi pribadi yang terlibat dalam kasus dengan tujuan untuk memperkuat
pengalaman baik yang menyenangkan maupun tidak menyenangkan.
c. Evaluasi
Mahasiswa menggambarkan apakah pengalaman ini baik atau buruk dengan cara
mengevaluasi dan menjelaskan pengalaman selama menangani pasien,
d. Analisis
Mahasiswa menuliskan alasan kasus prospektif, misalnya dengan mengaji berbagai
kemungkinan penatalaksanaan (anamnesis, pemeriksaan, analisis, terapi)yang
berbeda. Kegiatan ini menuntut penggunaan referensi dengan menggunakan
Evidence Based Midwifery.
e. Kesimpulan
Mahasiswa menuliskan kesimpulan hasil analisis berdasarkan referensi yang
digunakan guna mengetahui adakah perbedaan hal yang telah dilakukan dengan
dengan referensi yang telah dipelajari.
f. Tindak lanjut
Mahasiswa menuliskan rencana tindak lanjut jika mendapatkan kasus yang serupa
dengan kasus tersebut.
Tindak Lanjut
o Evaluasi bimbingan konseling di sekolah
o Evaluasi pendidikan seks di sekolah
o Pendampingan
o Selama antenatal care perlu dimasukkan juga secara intensif masalah kejiwaan
5. Clinical Tutorial
Merupakan suatu kegiatan yang berupa diskusi kasus dari hasil pemeriksaan dan
penatalaksanaan pasien. Kegiatan pembelajaran berupa diskusi kelompok kecil yang
difasilitasi oleh instruktur klinik dari bagian klinik terkait, yang berorientasi pada
masalah pasien.
Langkah Tutorial:

B. Evaluasi Pembelajaran Klinik


Metode penilaian pembimbing klinik yang dilakukan mahasiswa mentor dan
mentee adalah dengan beberapa metode penilaian, yaitu:
1. Direct Observation of Procedural Skills (DOPS), Mini Clinical Evaluation Exercise
(Mini-Cex)
Penilaian dilakukan oleh mahasiswa preseptor kepada mahasiswa preseptee dengan
menggunakan rating scale keterampilan. Kegiatan ini dilakukan untuk menilai
kemampuan atau keterampilan klinis mahasiswa secara keseluruhan mulai dari
keterampilan interview, pemeriksaan fisik, konseling, clinical judgement dan lain-
lain. Hakikat dari Mini-CEX adalah penilaian, kemampuan klinis mahasiswa bidan
pada saat berhadapan dengan pasien. Mini-CEX dapat dilakukan oleh preseptee yang
bertugas dalam berbagai situasi klinik dan hanya perlu 15-20 menit untuk dapat
menilik interaksi mahasiswa dengan pasien dari berbagai pemakaian.
Kompetensi yang dinilai dalam mini-CEX adalah:
a. Kemampuan wawancara medis (Medical Interview Skill) / Anamnesis
Memberi salam memperkenalkan diri, memfasilitasi pasien/orang tua pasien agar
dapat bercerita, bertanya dengan efektif agar dapat memperoleh informasi yang
akurat dan adekuat, berbicara jelas, mendengar aktif, mencatat, bereaksi secara
tepat terhadap sikap dan tanda-tanda non verbal lainnya.
b. Kemampuan Pemeriksaan Fisik (Physical Examination Skills)
Mengikuti urutan logik efisien, menyeimbangkan langkah skrining dengan
diagnostik, memberitahu pasien saat pemeriksaan, peka terhadap kenyamanan
pasien dengan bersikap sopan.
c. Kualitas Humanistik / Profesionalisme (Humanistic Qualitics / Profesionalism)
Menghargai pasien, menunjukkan empati, belas kasih, menciptakan kepercayaan,
membantu agar pasien nyaman, bisa menjaga rahasia, memberi informasi.
d. Keputusan klinis (Clinical Judgment)
Membuat analisis yang tepat dengan memformulasikan rencana penatalaksanaan
pasien yang sesuai. Selektif memilih pemeriksaan penunjang diagnostik yang
sesuai dengan mempertimbangkan resiko dan manfaat.
e. Kemampuan Konseling (Counseling Skills)
Mengorek harapan pasien, tanpa menggunakan istilah medis, terbuka dan jujur,
empati. Menjelaskan alasan/dasar pemeriksaan dan terapi kepada pasien/orang tua
pasien. Memperoleh persetujuan tindakan medik kalau diperlukan kepada
pasien/orang tua pasien (inform consent). Memberi edukasi tentang
penatalaksanaan, pencegahan, dan konseling lain yang terkait dengan penyakitnya.
f. Organisasi/Efisiensi (Organization/Efficiency)
Menentukan prioritas, menyesuaikan dengan waktu yang tersedia.
g. Kompetensi klinis keseluruhan (Overall Clinical Competence)
Menujukkan bagaimana mencapai keputusan klinis yang memuaskan. Sintesis,
peduli (carring), efektif, efisien, dalam menggunakan sumber yang ada
menyeimbangkan resiko dan manfaat.
Mahasiswa preseptee dinilai dengan menggunakan lembar penilaian mini-CEX dan
lembar penilaian keterampilan berbentuk rating scale. Semua lembar penilaian
disiapkan oleh mahasiswa preseptor. Mahasiswa preseptor dinilai dalam aspek
keterampilan dalam menyiapkan dan melakukan penilaian mini-CEX. Bentuk
penilaian preseptor adalah observasi menggunakan rating scale.
2. Objective Structured Clinical Examination (OSCE)
OSCE merupakan penilaian yang didesain untuk menilai hasil belajar pada
keterampilan klinik dan kompetensi mahasiswa kebidanan. Kompetensi dinilai secara
terencana dan terstruktur pada objektivitas tindakan. Penilaian ini meliputi aspek
kognitif, afektif dan psikomotor. Umumnya OSCE digunakan dengan pengaturan
pojok uji (stasion) dengan alokasi waktu ujian antara 5-10 menit pada setiap pojok uji.
Lembar ujian OSCE berupa uraian produk klinik yang disusun secara sistematis dari
awal (persiapan) hingga akhir (penutup). Penguji bertugas mengobservasi dan
memberi nilai (rating) atau mencentang nilai sesuai tingkat kemampuan mahasiswa.
Mahasiswa preseptor diharapkan membuat lembar observasi untuk menilai
keterampilan mahasiswa yang akan diujikan. Lembar penilaian disusun secara
terstruktur, sistematis dan urut (dari awal hingga akhir). Penilaian ASCE meliputi:
a. Persiapan
Langkah ini berupa persiapan pasien, ruangan, tempat, alat dan pemeriksaan.
b. Pelaksanaan
Langkah-langkah ini berupa tindakan inti dari keterampilan yang diujikan.
c. Penutup
Langkah ini adalah memastikan pasien telah memahami apa yang telah dilakukan
serta memberi kesempatan untuk bertanya.
d. Sikap dan perilaku
Kemampuan afektif mahasiswa dalam melaksanakan keterampilan.
e. Teknik
Kemampuan mahasiswa secara keseluruhan dalam melaksanakan keterampilan
seperti melaksanakan secara sistematis, menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti, percaya diri dan tidak ragu-ragu.
3. 3600Assesment / Multi-Source Feedback
Penilaian kierja 3600 adalah penilaian dengan metode kuesioner berbasis multi-source
(banyak sumber) penilai. Penilaian ini dirancang untuk menilai kemampuan
mahasiswa mulai dari aspek kognitif, psikomotorik, hingga afektif.
Aspek penilaian 3600Assesment meliputi:
a. Penilaian klinis
Kemampuan kinerja, melakukan prosedur keterampilan klinik, menegakkan
diagnosis.
b. Manejemen pasien
Kemampuan menyelesaikan masalah yang kompleks, menatalaksana kasus,
penggunaan sumber yang tepat.
c. Keandalan
Teliti dan dapat diandalkan, terbuka untuk saran dan bantuan bila diperlukan,
manajeman waktu.
d. Pengembangan profesionalisme
Komitmen untuk meningkatkan kualitas pelayanan kemauan pembaharuan
pengetahuan dan keterampilan.
e. Pengajaran dan pelatihan
Memberikan kontribusi pendidikan/pengawasan ada pasien dan mahasiswa
lainnya.
f. Komunikasi verbal
Kemampuan berkomunikasi dengan baik pada rekan, pasien, keluarga dan tenaga
kesehatan di pelayanan kesehatan.
g. Empati dan respek (kepekaan)
Sopan, perhatian, dan hormat pada pasien dan keluarga.
h. Kerjasama tim
Kemampuan bekerja dalam tim (interprofesional), memberi kontribusi pada tim
multidisiplin.
i. Kepemimpinan
Peran kepemimpinan saat dibutuhkan dan pendelegasian tugas yang tepat.
BAB IV
TATA TERTIB

A. Tata Tertib Mahasiswa


1. Mahasiswa menggunakan seragam praktik dan name tagsaat praktikum
preseptor/mentor.
2. Mahasiswa yang tidak berjilbab wajib menggunakan hairnet dan cep.
3. Peralatan yang digunakan saat praktikum preseptor/mentor adalah tanggung jawab
mahasiswa.
4. Mahasiswa wajib datang 10 menit sebelum ujian dimulai.

B. Sanksi
1. Apabila terjadi pelanggaran terhadap tata tertib yang berlaku akan dikenai sanksi oleh
pendidikan berupa teguran lisan, teguran tertulis, sampai dengan tidak diperkenankan
mengikuti kegiatan praktikum.
2. Mahasiswa yang merusakkan atau menghilangkan alat yang dipakai saat praktikum
wajib mengganti.
BAB V
PENUTUP

Demikian buku panduan praktikum Preceptor-MentorProgram Magister Terapan


Kebidanan STIKES Guna Bangsa tahun akademik 2017-2018, untuk dapat digunakan
sebagai pedoman pelaksanaan praktikum Preceptor-Mentorbagi mahasiswa, pembimbing dan
penguji.
Lampiran 1
FORMAT PENILAIAN BEDSIDE TEACHING

No Aspek yang dinilai 0 1 2 Catatan/Masukan


Pre Round : Tahap Persiapan
1 Menyiapkan alat dan ruangan
2 Menyiapkan materi pembelajaran
3 Mengkaji/mereview pengetahuan dan
keterampilan mahasiswa
4 Memberikan briefing kepada mahasiswa
mengajarkan pengetahuan/keterampilan
yang masih diperlukan
5 Melakukan kontrak belajar: berapa lama
tindakan dilaksanakan, menyepakati aba-
aba dll.
6 Membagi tugas mahasiswa
7 Menyiapkan pasien
Ronde Kebidanan : Berhadapan dengan
pasien
8 Mendampingi mahasiswa dalam
memberikan asuhan/tindakan
9 Memperbaiki teknik yang salah
10 Mengambil alih asuhan/tindakan yang
dapat berakibat fatal pada pasien
11 Memberi aba-aba yang tepat
12 Memposisikan diri dengan tepat
Post Round: Evaluasi dan Feedback
13 Melakukan debriefing
14 Diskusi lebih lanjut (Alokasi one-minute
preceptorship/microskill)
15 Get Commitment (meminta mahasiswa
memaparkan apa yang diperlukan atau
yang telah dilakukan)
16 Probe For Supporting Evidence
(menanyakan alasan/bukti pendukung)
17 Reinforce what was Right (memberikan
penguatan apa yang sudah dilakukan
dengan baik)
18 Correct Mistakes (mengkoreksi
kesalahan yang dilakukan mahasiswa)
19 Teaching General Rules (menyampaikan
prinsip umum yang perlu diketahui
mahasiswa)
20 Merumuskan bersama rencana tidak
lanjut.

x 100

Keterangan:
0 : Tidak dilakukan
1 : Dilakukan tapi tidak sempurna dan tidak sistematis
2 : Dilakukan dengan sempurna dan sistematis

Penguji

..............................
Lampiran 2
DAFTAR PRASAT PRAKTIKUM PRESEPTOR/MENTOR
PRODI MAGISTER TERAPAN KEBIDANAN
STIKES GUNA BANGSA YOGYAKARTA
SEMESTER II TAHUN 2017/2018

PENGUJI NAMA MAHASISWA PRASAT

Dwi Retno Wati Leopold Fisiologis

Novita Tri Rahayu Leopold Sungsang

Dela Melia Inggriani Leopold melintang


Nining Wiyati,
Ni Ketut Ayu Wulandari Urin Reduksi
S.Pd.APP.,M.Kes
Putu Monna Frisca Pemeriksaan DJJ
Widiastini
Betanuari Sabda Pemberian MgS04 pada bumil Pre Eklampsia
Nirwana
Desi BR Sembiring Resusitasi BBL dengan Asfiksia

Neta Ayu Andera VTP

Novia Sari Pemeriksaan esensial BBL


Surjani,S.SiT,MPH
Puji Tri Astuti BBL dengan metode Kanguru

Yopita Triguno Imunisasi BCG


Magdalena Tri Putri Tehnik Mouriceau
Apriyani
Lia Ayu IVA
Kusumawardani
Mustika Miftakhul Zanah Papsmear
Pramestiyani, Eka Rahmawati SADARI
S.ST,M.Keb Verawaty Fitrinelda Pemasangan Implan
Silaban
Indah Purnamasari Pencabutan Implan
Selasih Putri Arie Anggraini KBI/KBE
Isnawati Hadi, Meria Turnip Manual plasenta
STr.Keb.,M.Tr.Keb Tutus Anggi Prihartanti Kala II normal
Rosy Feratama Manuver mc robert

Anita Pradana Bracht

Reffi Dhamayanti Stimulus Reflek Oksitosin

Korlina Yuljanty Perawatan payudara dengan bendungan ASI


Dian Pratiwi, S.S.T.,
Khofidhotur Rofiah Teknik menyusui
M.Keb
Mulia Dwi Karyani Pemeriksaan Fisik Ibu hamil

Rismaniar Anwar MAK III

Anda mungkin juga menyukai