Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH TINDAKAN KEPERAWATAN TRANSKULTULAR DI

RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikososial dan Budaya dalam Keperawatan

Disusun oleh :

Kelompok 2 (Genap) PSIK 3A

1. Alvina Setiani (2020012220)


2. Anindya Chairina Ahya (2020012222)
3. Anita Dila Safira (2020012224)
4. Bellinda Verena (2020012226)
5. Dimas Galuh Arya Putra (2020012229)
6. Dwi Kismawati (2020012231)
7. Dzurriya Malthuf Luthfi Tsalis (2020012234)
8. Ema Navisatul Nisva (2020012236)
9. Fadilla Putri Aprilia (2020012239)
10. Fera Widiyawanti (2020012241)
11. Fitri Ambarwati (2020012243)
12. Kefass Ruta Novansa (2020012246)
13. Kholifatur Rosidah (2020012248)
14. Linda Laenaya Fatika (2020012250)
15. Lu'luatul Fuadah (2020012252)
16. Maria Mayrelia (2020012254)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

CENDEKIA UTAMA KUDUS

TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanallahu Wa Ta’ala, Rabb Penguasa
alam, yang tiada henti-hentinya memberikan kenikmatan dan karunia kepada semua makhluk-
Nya sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah ini. Shalawat serta salam semoga selalu
tercurah kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarganya, para sahabatnya,
serta orang-orang yang mengikuti risalahnya hingga akhir zaman.

Alhamdulillah, dengan izin Allah kami telah menyelesaikan tugas makalah tentang
“TINDAKAN KEPERAWATAN TRANSKULTULAR DI RUANG RAWAT INAP
RUMAH SAKIT” Penyusunan makalah ini dapat terwujud tak lepas dari bimbingan,
pengarahan, dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.

Penyusun menyadari dalam makalah ini masih banyak kekurangan, karena keterbatasan
kemampuan maupun pengalaman kami. Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi memperbaiki kekurangan ataupun kekeliruan yang ada. Harapan kami semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa keperawatan untuk menambah wawasan
dalam bidang kesehatan.

Penulis mohon maaf apabila dalam pembuatan makalah ini masih terdapat kesalahan,
oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan penulis dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................................

DAFTAR ISI.................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..................................................................................................................
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................
C. Tujuan Penulisan...............................................................................................................
D. Manfaat Penulisan.............................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Perspektif Transkultural dalam Keperawatan...................................................................


B. Kasus Transkultural dalam Keperawatan..........................................................................
BAB III PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menjadi seorang perawat bukanlah tugas mudah. Perawat terus ditantang oleh
perubahan-perubahan yang ada, baik dari lingkungan maupun klien. Dari segi lingkungan
perawat selalu dipertemukan dengan globalisasi. Sebuah globalisasi sangat
mempengaruhi perubahan dunia. Khususnya dibidang kesehatan. Terjadinya perpindahan
penduduk menuntut perawat agar dapat menyesuaikan diri dengan perbedaan budaya.
Semakin banyak terjadi perpindahan penduduk, semakin beragam pula budaya disuatu
Negara. Tuntutan itulah yang memaksa perawat agar dapat melakukan asuhan
keperawatan yang bersifat fleksibel dilingkungan yang tepat.
Perkembangan masyarakat menuntut adanya peningkatan kebutuhan masyarakat,
khususnya akan pelayanan kesehatan termasuk tuntutan asuhan keperawatan yang
berkualitas akan semakin besar. Dinamika globalisasi yang terjadi menyebabkan
perpindahan penduduk baik antar daerah maupun antar negara (migrasi) dimungkinkan
dapat terjadi dan mampu menimbulkan pergeseran terhadap tuntutan asuhan
keperawatan. Indonesia sebagai negara kepulauan dan memiliki keragaman budaya yang
sangat kaya menyebabkan ada beberapa kebiasaan kultur yang terpengaruh dalam
kehidupan sehari-hari khususnya bidang kesehatan.
Keperawatan sebagai profesi memiliki landasan body of knowledge yang kuat,
yang dapat dikembangkan serta dapat diaplikasikan dalam praktek keperawatan.
Perkembangan teori keperawatan terbagi menjadi 4 level perkembangan yaitu metha
theory, grand theory, midle range theory dan practice theory. Salah satu teori yang
diungkapkan pada midle range theory adalah Transcultural Nursing Theory (Pratiwi,
2011). Teori yang berasal dari disiplin ilmu antropologi yang kemudian dikembangkan
dalam konteks keperawatan. Konsep keperawatan didasari oleh pemahaman tentang
adanya perbedaan nilai-nilai kultural yang melekat dalam masyarakat.
Perawat memandang pasien sebagai makhluk bio-psikososio-kultural dan spiritual
yang berespon secara holistik dan unik terhadap perubahan kesehatan. Asuhan
keperawatan yang diberikan oleh perawat tidak bisa terlepas dari aspek kultural yang
merupakan bagian integral dari interaksi perawat dengan pasien. Perawat berupaya
memberikan pemahaman terhadap pasien sebagai bagian kebutuhan menyeluruh pasien
dalam kaitannya dengan kesehatannya. Kombinasi pengetahuan tentang pola praktik
transkultural dengan kemajuan teknologi dapat menyebabkan makin sempurnanya
pelayanan perawatan dan kesehatan orang banyak dan berbagai kultur (Leininger, 2002).
Hubungan kekerabatan merupakan bagian yang sangat penting dalam struktur
sosial. Meyer Fortes mengemukakan bahwa sistem kekerabatan suatu masyarakat dapat
dipergunakan untuk menggambarkan struktur sosial dari masyarakat yang bersangkutan.
Kekerabatan adalah unit-unit sosial yang terdiri dari beberapa keluarga yang memiliki
hubungan darah atau hubungan perkawinan (Prasetyo, 2011). Anggota kekerabatan
terdiri atas ayah, ibu, anak, menantu, cucu, kakak, adik, paman, bibi, kakek, nenek dan
seterusnya. Dalam kajian sosiologi-antropologi, ada beberapa macam kelompok
kekerabatan dari yang jumlahnya relatif kecil hingga besar seperti keluarga ambilineal,
klan, fatri, dan paroh masyarakat. Di masyarakat umum kita juga mengenal kelompok
kekerabatan lain seperti keluarga inti, keluarga luas, keluarga bilateral, dan keluarga
unilateral.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, kami dapat mengambil rumusan masalah
sebagai berikut :
1.      Apa pengertian dari berfikir kritis?
2.      Apa definisi dari transcultural nursing?
3.      Bagaimana berpikir kritis dalam transcultural nursing?
4.      Apa saja aspek-aspek dalam berfikir kritis?
5.      Bagaimana trend dan issue dalam transcultural nursing?

C. Tujuan Penulisan
Makalah ini memiliki tujuan umum dan tujuan khusus sebagai berikut:
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui pengalaman keluarga dalam
pengambilan keputusan kesehatan yang berhubungan dengan perspektif keperawatan
transkultural di rumah Sakit pku muhammadiyah surakarta.
2. Tujuan Khusus
Pada tujuan yang lebih khusus penelitian dilakukan untuk :
a. Mengetahui pengalaman keluarga dalam pengambilan keputusan tentang
tindakan medis
b. Mengetahui pengalaman keluarga dalam pengambilan keputusan tentang
tindakan keperawatan
c. Mengetahui pengalaman keluarga dalam pengambilan keputusan tentang
pengobatan 6
D. Manfaat Penulisan
Hasil penulisan ini diharapkan dapat diambil manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat bagi instansi
Memberikan informasi ilmiah kepada instansi mengenai pentingnya asuhan
keperawatan transkultural.
2. Manfaat bagi masyarakat
Memberikan informasi dan asuhan keperawatan kepada masyarakat terutama asuhan
keperawatan transkultural.
3. Manfaat bagi keperawatan
Dapat meningkatkan pelayanan asuhan keperawatan kepada masyarakat.
4. Manfaat bagi peneliti
Menambah wawasan dan pengetahuan serta pengalaman dalam mengembangkan
potensi terutama di bidang keperawatan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perspektif Transkultural dalam Keperawatan


1. Keperawatan Transkultural dan Globalisasi dalam Pelayanan Kesehatan

Sebelum mengetahui lebih lanjut keperawatan transkultural, perlu kita ketahui apa
arti kebudayaan terlebih dahulu. Kebudayaan adalah suatu system gagasan, tindakan,
hasil karya manusia yang diperoleh dengan cara belajar dalam rangka kehidupan
masyarakat. (koentjoroningrat, 1986) Wujud-wujud kebudayaan antara lain :

1) Kompleks dari ide, gagasan, nilai, norma dan peraturan


2) Kompleks aktivitas atau tindakan
3) Benda-benda hasil karya manusia

Keperawatan sebagai profesi memiliki landasan body of knowledge yang dapat


dikembangkan dan diaplikasikan dalam praktek keperawatan.

Teori transkultural dari keperawatan berasal dari disiplin ilmu antropologi dan
dikembangkan dalam konteks keperawatan. Teori ini menjabarkan konteks atau konsep
keperawatan yang didasari oleh pemahaman tentang adanya perbedaan nilai-nilai cultural
yang melekat dalam masyarakat.

Menurut Leinenger, sangat penting memperhatikan keragaman budaya dan nilai-


nilai dalam penerapan asuhan keperawatan kepada klien. Bila hal tersebut diabaikan oleh
perawat, akan mengakibatkan terjadinya cultural shock. Cultural shock akan dialami oleh
klien pada suatu kondisi dimana perawat tidak mampu beradaptasi dengan perbedaan
nilai budaya.

Keperawatan transkultural adalah ilmu dengan kiat yang humanis yang difokuskan
pada perilaku individu/kelompok serta proses untuk mempertahankan atau meningkatkan
perilaku sehat atau sakit secara fisik dan psikokultural sesuai latar belakang budaya.
Sedangkan menurut Leinenger (1978), keperawatan transkultural adalah suatu pelayanan
keperawatan yang berfokus pada analisa dan studi perbandingan tentang perbedaan
budaya.

Tujuan dari transcultural nursing adalah untuk mengidentifikasi, menguji, mengerti


dan menggunakan norma pemahaman keperawatan transcultural dalam meningkatkan
kebudayaan spesifik dalam asuhan keperawatan. Asumsinya adalah berdasarkan teori
caring, caring adalah esensi dari, membedakan, mendominasi serta mempersatukan
tindakan keperawatan. Perilaku caring diberikan kepada manusia sejak lahir hingga
meninggal dunia. Human caring merupakan fenomena universal dimana,ekspresi,
struktur polanya bervariasi diantara kultur satu tempat dengan tempat lainnya.

2. Konsep dan Prinsip dalam Asuhan Keperawatan Transkultural

Konsep dalam transcultural nursing adalah :

a) Budaya
Norma atau aturan tindakan dari anggota kelompok yang dipelajari, dibagi serta
memberi petunjuk dalam berfikir, bertindak dan mengambil keputusan.
b) Nilai budaya
Keinginan individu atau tindakan yang lebih diinginkan atau suatu tindakan yang
dipertahankan pada suatu waktu tertentu dan melandasi tindakan dan keputusan
c) Perbedaan budaya dalam asuhan keperawatan
Merupakan bentuk yang optimal dalam pemberian asuhan keperawatan
d) Etnosentris
Budaya-budaya yang dimiliki oleh orang lain adalah persepsi yang dimiliki
individu menganggap budayanya adalah yang terbaik
e) Etnis
Berkaitan dengan manusia ras tertentu atau kelompok budaya yang digolongkan
menurut cirri-ciri dan kebiasaan yang lazim
f) Ras
Perbedaan macam-macam manusia didasarkan pada mendiskreditkan asal muasal
manusia. Jenis ras umum dikenal kaukasoid, negroid,mongoloid.
g) Etnografi
Ilmu budaya Pendekatan metodologi padapenelitian etnografi memungkinkan
perawat untuk mengembangkan kesadaran yang tinggi pada pemberdayaan budaya
setiap individu.
h) Care
Fenomena yang berhubungan dengan bimbingan bantuan, dukungan perilaku
pada individu, keluarga dan kelompok dengan adanya kejadian untuk
memenuhikebutuhan baik actual maupun potensial untuk meningkatkan kondisi dan
kualitas kehidupan manusia
i) Caring
Tindakan langsung yang diarahkan untuk membimbing, mendukung dan
mengarahkan individu, keluarga atau kelompok pada keadaan yang nyata atau
antisipasi kebutuhan untuk meningkatkan kondisi kehidupan manusia
j) Culture care
Kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai, kepercayaan dan pola ekspresi
digunakan untuk membimbing, mendukung atau member kesempatan individu,
keluarga atau kelompok untuk mempertahankan kesehatan, sehat dan berkembang
bertahan hidup dalam keterbatasan dan mencapai kematian dengan damai
k) Cultural imposition
Kecenderungan tenaga kesehatan untuk memaksakan kepercayaan, praktek dan
nilai karena percaya bahwa ide yang dimiliki oleh perawat lebih tinggi dari
kelompok lain.

Paradigma transcultural nursing (Leininger 1985) , adalah cara pandang,


keyakinan, nilainilai, konsep-konsep dalam asuhan keperawatan yang sesuai latar
belakang budaya, terhadap 4 konsep sentral keperawatan yaitu :

1) Manusia

Manusia adalah individu, keluarga atau kelompok yang memiliki nilai-nilaidan


norma-norma yang diyakini dan berguna untuk menetapkan pilihan danmelakukan
pilihan. Menurut Leininger (1984) manusia memilikikecenderungan untuk
mempertahankan budayanya pada setiap saat dimanapundia berada (Geiger and
Davidhizar, 1995).

2) Sehat

Kesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki klien dalam


mengisikehidupannya, terletak pada rentang sehat sakit. Kesehatan merupakan
suatukeyakinan, nilai, pola kegiatan dalam konteks budaya yang digunakan
untukmenjaga dan memelihara keadaan seimbang/sehat yang dapat diobservasidalam
aktivitas sehari-hari. Klien dan perawat mempunyai tujuan yang samayaitu ingin
mempertahankan keadaan sehat dalam rentang sehat-sakit yangadaptif (Andrew and
Boyle, 1995).

3) Lingkungan

Lingkungan didefinisikan sebagai keseluruhan fenomena yang mempengaruhi


perkembangan, kepercayaan dan perilaku klien. Lingkungan dipandang sebagai suatu
totalitas kehidupan dimana klien dengan budayanya saling berinteraksi. Terdapat tiga
bentuk lingkungan yaitu : fisik, sosial dan simbolik. Lingkungan fisik adalah lingkungan
alam atau diciptakan oleh manusia seperti daerah katulistiwa, pegunungan, pemukiman
padat dan iklim seperti rumah di daerah Eskimo yang hampir tertutup rapat karena tidak
pernah ada matahari sepanjang tahun. Lingkungan sosial adalah keseluruhan struktur
sosial yang berhubungan dengan sosialisasi individu, keluarga atau kelompok ke dalam
masyarakat yang lebih luas. Di dalam lingkungan sosial individu harus mengikuti struktur
dan aturanaturan yang berlaku di lingkungan tersebut. Lingkungan simbolik adalah
keseluruhan bentuk dan simbol yang menyebabkan individu atau kelompok merasa
bersatu seperti musik, seni, riwayat hidup, bahasa dan atribut yang digunakan.

4) Keperawatan
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada
praktikkeperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang budayanya.
Asuhan keperawatan ditujukan memnadirikan individu sesuai dengan budaya klien.
Strategi yang digunakan dalam asuhan keperawatan adalah
perlindungan/mempertahankan budaya, mengakomodasi/negoasiasi budaya dan
mengubah/mengganti budaya klien (Leininger, 1991).

3. Pengkajian Asuhan Keperawatan Budaya

Peran perawat dalam transkultural nursing yaitu menjembatani antara sistem


perawatan yang dilakukan masyarakat awam dengan sistem perawatan melalui asuhan
keperawatan. Tindakan keperawatan yang diberikan harus memperhatikan 3 prinsip
asuhan keperawatan yaitu:

 Cara I : Mempertahankan budaya


Mempertahankan budaya dilakukan bila budaya pasien tidak bertentangan
dengan kesehatan. Perencanaan dan implementasi keperawatan diberikan
sesuai dengan nilai-nilai yang relevan yang telah dimiliki klien sehingga
klien dapat meningkatkan atau mempertahankan status kesehatannya,
misalnya budaya berolahraga setiap pagi.
 Cara II : Negosiasi budaya
Intervensi dan implementasi keperawatan pada tahap ini dilakukan untuk
membantu klien beradaptasi terhadap budaya tertentu yang lebih
menguntungkan kesehatan. Perawat membantu klien agar dapat memilih
dan menentukan budaya lain yang lebih mendukung peningkatan
kesehatan, misalnya klien sedang hamil mempunyai pantang makan yang
berbau amis, maka ikan dapat diganti dengan sumber protein hewani yang
lain.
 Cara III : Restrukturisasi budaya
Restrukturisasi budaya klien dilakukan bila budaya yang dimiliki
merugikan status kesehatan. Perawat berupaya merestrukturisasi gaya
hidup klien yang biasanya merokok menjadi tidak merokok. Pola rencana
hidup yang dipilih biasanya yang lebih menguntungkan dan sesuai dengan
keyakinan yang dianut.

Model konseptual yang di kembangkan oleh Leininger dalam menjelaskan asuhan


keperawatan dalam konteks budaya digambarkan dalam bentuk matahari terbit (Sunrise
Model). Geisser (1991) menyatakan bahwa proses keperawatan ini digunakan oleh
perawat sebagai landasan berpikir dan memberikan solusi terhadap masalah klien
(Andrew and Boyle, 1995). Pengelolaan asuhan keperawatan dilaksanakan dari mulai
tahap pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Pengkajian adalah proses mengumpulkan data untuk mengidentifikasi masalah kesehatan
klien sesuai dengan latar belakang budaya klien ( Giger and Davidhizar, 1995).
Pengkajian dirancang berdasarkan tujuh komponen yang ada pada”Sunrise Model” yaitu:

1) Faktor teknologi (technological factors)

Teknologi kesehatan memungkinkan individu untuk memilih atau mendapat


penawaran menyelesaikan masalah dalam pelayanan kesehatan. Perawat perlu mengkaji:
Persepsi sehat sakit, kebiasaan berobat atau mengatasi masalah kesehatan, alasan mencari
bantuan kesehatan, alasan klien memilih pengobatan alternative dan persepsi klien
tentang penggunaan dan pemanfaatan teknologi untuk mengatasi permasalahan kesehatan
ini.

2) Faktor agama dan falsafah hidup ( religious and philosophical factors )

Agama adalah suatu symbol yang mengakibatkan pandangan yang amat realistis
bagi para pemeluknya. Agama memberikan motivasi yang sangat kuat untuk
mendapatkan kebenaran diatas segalanya, bahkan diatas kehidupannya sendiri. Faktor
agama yang harus dikaji oleh perawat adalah: agama yang dianut, status pernikahan, cara
pandang klien terhadap penyebab penyakit, cara pengobatan dan kebiasaan agama yang
berdampak positif terhadap kesehatan.

3) Faktor sosial dan keterikatan keluarga ( kinshop and Social factors )

Perawat pada tahap ini harus mengkaji faktor-faktor: nama lengkap, nama
panggilan, umur dan tempat tanggal lahir, jenis kelamin, status, tipe keluarga,
pengambilan keputusan dalam keluarga dan hubungan klien dengan kepala keluarga.

4) Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural value and life ways )

Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkan oleh penganut
budaya yang di anggap baik atau buruk. Norma –norma budaya adalah suatu kaidah yang
mempunyai sifat penerapan terbatas pada penganut budaya terkait. Yang perlu di kaji
pada factor ini adalah posisi dan jabatan yang dipegang oleh kepala keluarga, bahasa
yang digunakan, kebiasaan makan, makanan yang dipantang dalam kondisi sakit,
perseosi sakit berkaitan dengan aktivitas sehari- hari dan kebiasaan membersihkan diri.

5) Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (political and legal factors )

Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah segala sesuatu yang
mempengaruhi kegiatan individu dalam asuhan keperawatan lintas budaya (Andrew and
Boyle, 1995 ). Yang perlu dikaji pada tahap ini adalah: peraturan dan kebijakan yang
berkaitan dengan jam berkunjung, jumlah anggota keluarga yang boleh menunggu, cara
pembayaran untuk klien yang dirawat.

6) Faktor ekonomi (economical factors)


Klien yang dirawat dirumah sakit memanfaatkan sumber-sumber material yang
dimiliki untuk membiayai sakitnya agar segera sembuh. Faktor ekonomi yang harus
dikaji oleh perawat diantaranya: pekerjaan klien, sumber biaya pengobatan, tabungan
yang dimiliki oleh keluarga, biaya dari sumber lain misalnya asuransi, penggantian biaya
dari kantor atau patungan antar anggota keluarga.

7) Faktor pendidikan ( educational factors )


Latar belakang pendidikan klien adalah pengalaman klien dalam menempuh jalur
formal tertinggi saat ini. Semakin tinggi pendidikan klien maka keyakinan klien biasanya
didukung oleh bukti-bukti ilmiah yang rasional dan individu tersebut dapat belajar
beradaptasi terhadap budaya yang sesuai dengan kondisi kesehatannya. Hal yang perlu
dikaji pada tahap ini adalah: tingkat pendidikan klien, jenis pendidikan serta
kemampuannya untuk belajar secara aktif mandiri tentang pengalaman sedikitnya
sehingga tidak terulang kembali.

Prinsip-prinsip pengkajian budaya:

a) Jangan menggunakan asumsi.


b) Jangan membuat streotif bisa menjadi konflik misalnya: orang Padang pelit,orang Jawa
halus.
c) Menerima dan memahami metode komunikasi.
d) Menghargai perbedaan individual.
e) Tidak boleh membeda-bedakan keyakinan klien.
f) Menyediakan privacy terkait kebutuhan pribadi

4. Instrumen Pengkajian Budaya

Sejalan berjalnnya waktu,Transkultural in Nursing mengalami perkembangan


oleh beberapa ahli, diantaranya:

a. Sunrise model (Leininger) Yang terdiri dari komponen:


1) Faktor teknbologi (Technological Factors)
- Persepsi sehat-sakit
- Kebiassaan berobat atau mengatasi masalah kesehatan
- Alasan mencari bantuan/pertolongan medis
- Alasan memilih pengobatan alternative
- Persepsi penggunaan dan pemanfaatan teknologi dalam mengatasi
masalah kesehatan
2) Faktor agama atau falsafah hidup (Religious & Philosophical factors)
- Agama yang dianut
- Status pernikahan
- Cara pandang terhadap penyebab penyakit
- Cara pengobatan / kebiasaan agama yang positif terhadap kesehatan
3) Faktor sosial dan keterikatan kelluarga (Kinship & Social Factors)
- Nama lengkap & nama panggilan
- Umur & tempat lahir,jenis kelamin
- Status,tipe keluarga,hubungan klien dengan keluarga
- Pengambilan keputusan dalam keluarga
4) Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (Cultural value and lifeways)
- Posisi / jabatan yang dipegang dalam keluarga dan komunitas
- Bahasa yang digunakan
- Kebiasaan yang berhubungan dengan makanan & pola makan
- Persepsi sakit dan kaitannya dengan aktifitas kebersihan diri dan aktifitas
sehari-hari
5) Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (Political & legal Factors)
Kebijakan dan peraturan Rumah Sakit yang berlaku adalah segala sesuatu
yang mempengaruhi kegiatan individu dalam asuhan keperawatan lintas
budaya,meliputi:
- Peraturan dan kebijakan jam berkunjung
- Jumlah anggota keluarga yang boleh menunggu
- Cara pembayaran
6) Faktor ekonomi (Economical Factors)
- Pekerjaan
- Tabungan yang dimiliki oleh keluarga
- Sumber biaya pengobatan
- Sumber lain ; penggantian dari kantor,asuransi dll.
- Patungan antar anggota keluarga
7) Faktor Pendidikan (Educational Factors)
- Tingkat pendidikan klien
- Jenis pendidikan
- Tingkat kemampuan untuk belajar secara aktif
- Pengetahuan tentang sehat-sakit
b. Keperawatan transkultural model Giger & Davidhizar

Dalam model ini klien/individu dipandang sebagai hasil unik dari suatu
kebudayaan,pengkajian keperawatan transkultural model ini meliputi:

1) Komunikasi (Communication)

Bahasa yang digunakan,intonasi dan kualitas suara,pengucapan


(pronounciation),penggunaan bahasa non verbal,penggunaan ‘diam’

2) Space (ruang gerak)


Tingkat rasa nyaman,hubungan kedekatan dengan orang lain,persepsi tentang
ruang gerak dan pergerakan tubuh.

3) Orientasi social (social orientastion)

Budaya,etnisitas,tempat,peran dan fungsi keluarga,pekerjaan,waktu


luang,persahabatan dan kegiatan social keagamaan.

4) Waktu (time)

Penggunaan waktu,definisi dan pengukuran waktu,waktu untuk bekerja dan


menjalin hubungan social,orientasi waktu saat ini,masa lalu dan yang akan datang.

5) Kontrol lingkungan (environmental control)

Nilai-nilai budaya,definisi tentang sehat-sakit,budaya yang berkaitan dengan


sehat-sakit.

6) Variasi biologis (Biological variation)

Struktur tubuh,warna kulit & rambut, dimensi fisik lainnya seperti; eksistensi
enzim dan genetic,penyakit yang spesifik pada populasi terntentu,kerentanan terhadap
penyakit tertentu,kecenderungan pola makan dan karakteristikpsikologis,koping dan
dukungan social.

c. Keperawatan transkultural model Andrew & Boyle

Komponen-komponenya meliputi:

1) Identitas budaya

2) Ethnohistory

3) Nilai-nilai budaya

4) Hubungan kekeluargaan

5) Kepercayaan agama dan spiritual

6) Kode etik dan moral

7) Pendidikan

8) Politik

9) Status ekonomi dan social

10) Kebiasaan dan gaya hidup


11) Faktor/sifat-sifat bawaan

12) Kecenderungan individu

13) Profesi dan organisasi budaya

Komponen-komponen diatas perlu dikaji pada diri perawat (self assessment) dan
pada klien, Kemudian perawat mengkomunikasikan kompetensi transkulturalnya melalui
media: verbal, non verbal & teknologi, untuk tercapainya lingkungan yang kondusif bagi
kesehatan dan kesejahteraan klien.

5. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah respon klien sesuai latar belakang budayanya yang
dapat dicegah, diubah atau dikurangi melalui intervensi keperawatan. (Giger and
Davidhizar, 1995).

Terdapat tiga diagnose keperawatan yang sering ditegakkan dalam asuhan


keperawatan transkultural yaitu :

a. gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan perbedaan kultur


b. gangguan interaksi sosial berhubungan disorientasi sosiokultural
c. ketidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan dengan sistem nilai yang
diyakini.
6. Perencanaan dan Pelaksanaan

Perencanaan dan pelaksanaan dalam keperawatan trnaskultural adalah suatu


proses keperawatan yang tidak dapat dipisahkan. Perencanaan adalah suatu proses
memilih strategi yang tepat dan pelaksanaan adalah melaksanakan tindakan yang sesuai
denganlatar belakang budaya klien (Giger and Davidhizar, 1995).

Ada tiga pedoman yang ditawarkan dalam keperawatan transkultural (Andrew


and Boyle, 1995) yaitu :

1. mempertahankan budaya yang dimiliki klien bila budaya klien tidak


bertentangan dengan kesehatan,

2. mengakomodasi budaya klien bila budaya klien kurang menguntungkan


kesehatan

3. merubah budaya klien bila budaya yang dimiliki klien bertentangan dengan
kesehatan.

1. Cultural care preservation/maintenance


a. Identifikasi perbedaan konsep antara klien dan perawat
b. Bersikap tenang dan tidak terburu-buru saat berinterkasi dengan klien
c. Mendiskusikan kesenjangan budaya yang dimiliki klien dan perawat
2. Cultural careaccomodation/negotiation
a. Gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh klien
b. Libatkan keluarga dalam perencanaan perawatan
c. Apabila konflik tidak terselesaikan, lakukan negosiasi dimana
kesepakatan berdasarkan pengetahuan biomedis, pandangan klien dan
standar etik.
3. Cultual care repartening/reconstruction
a. Beri kesempatan pada klien untuk memahami informasi yang
diberikan dan melaksanakannya
b. Tentukan tingkat perbedaan pasien melihat dirinya dari budaya
kelompok
c. Gunakan pihak ketiga bila perlu
d. Terjemahkan terminologi gejala pasien ke dalam bahasa kesehatan
yang dapat dipahami oleh klien dan orang tua
e. Berikan informasi pada klien tentang sistem pelayanan kesehatan

Perawat dan klien harus mencoba untuk memahami budaya masingmasing


melalui proses akulturasi, yaitu proses mengidentifikasi persamaan dan perbedaan budaya
yang akhirnya akan memperkaya budaya budaya mereka. Bila perawat tidak memahami
budaya klien maka akan timbul rasa tidak percaya sehingga hubungan terapeutik antara
perawat dengan klien akan terganggu. Pemahaman budaya klien amat mendasari
efektifitas keberhasilan menciptakan hubungan perawat dan klien yang bersifat
terapeutik.

7. Evaluasi

Evaluasi asuhan keperawatan transkultural dilakukan terhadap keberhasilan klien


tentang mempertahankan budaya yang sesuai dengan kesehatan, mengurangi budaya
klien yang tidak sesuai dengan kesehatan atau beradaptasi dengan budaya baru yang
mungkin sangat bertentangan dengan budaya yang dimiliki klien. Melalui evaluasi dapat
diketahui asuhan keperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya klien.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Keberhasilan asuhan keperawatan transkultural dapat dilihat dari keberhasilan klien


tentang mempertahankan budaya yang sesuai dengan kesehatan, mengurangi budaya klien
yang tidak sesuai dengan kesehatan atau beradaptasi dengan budaya baru yang mungkin
sangat bertentangan dengan budaya yang dimiliki klien sebelumnya.

B. Saran

Agar asuhan keperawatan yang dberikan dapat maksimal diperlukan peran perawat
dalam transkultural nursing yaitu dengan menjembatani antara sistem perawatan yang
dilakukan masyarakat awam dengan sistem perawatan melalui asuhan.
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall.2000.Buku saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8.EGC: Jakarta


Doengoes, E. Marilynn.1989. Nursing Care Plans, Second Edition. FA Davis: Philadelphia
http://ayipsyarifudinnur.blogspot.com/2012/11/makalah-transkultural-nursing.html.

Novyta, Alneira. 2017. Makalah Transkultular Nursing. https://scribd.com. (diakses pada


20 Desember 2021).

Anda mungkin juga menyukai