Sebagai seorang mahasiswa yang selanjutnya akan menjadi seorang dokter, kita harus
selalu ingat bahwa pasien adalah mahluk hidup. Kita akan merasakan manfaat mengetahui reaksi
jaringan, proses patologi suatu kelainan atau penyakit, sehingga akan lebih memahami manifestasi
klinis, radiografi dan laboratorium keadaan yang tidak normal dari sistem muskuloskeletal yang
ditemukan pada pasien. Tentu saja, manifestasi ini memungkinkan kita membuat diagnosa yang
tepat.
Gambar 1. Spine anak dengan osteopetrosis (marble bones) menunjukkan pertambahan densitas
radiografi pada seluruh tulang
Akromegali
Adanya peningkatan deposisi tulang pada akromegali terjadi akibat osifikasi intramembran pada
periosteum.
Osteoporosis (osteopenia)
Pada osteoporosis deposisi tulang berkurang akibat berkurangnya pembentukan osteoblas matriks
(osteoid) disertai dengan resorpsi yang meningkat. Sebagai contoh adalah congenital osteogenesis
imperfecta (“fragile bones”) (Gambar 2), disuse osteoporosis, steroid-induced osteoporosis, dan
postmenopausal osteoporosis.
Osteoartritis degeneratif
Tulang di bawah daerah subkondral yang secara intermiten menanggung beban berlebihan,
deposisinya akan meningkat dan terlihat gambaran sklerosis pada foto rontgen.
Fraktur
Periosteum dan endosteum tulang bereaksi terhadap trauma melalui peningkatan deposisi tulang
pada daerah fraktur, serta membentuk jaringan parut yang merupakan suatu proses penyembuhan.
Infeksi
Terjadinya pus di bawah periosteum menyebabkan periosteum terangkat dan terjadi deposisi
tulang yang baru, sebagai akibat reaksi tulang terhadap infeksi.
Neoplasma osteosklerosis
Meningkatnya deposisi tulang juga dapat terjadi akibat suatu neoplasma jinak (misalnya pada
osteoid osteoma) disebut reactive bone, sedangkan akibat suatu neoplasma ganas (misalnya
osteosarcoma dan osteoblastic metastases) disebut tumor bone.
Artritis reumatoid
Resorpsi pada keadaan ini disebabkan oleh disuse atrofi akibat gangguan fungsi sendi.
Infeksi
Proses inflamasi pada tulang dapat menyebabkan peningkatan resorpsi lokal tulang yang disebut
osteolisis.
Tumor osteolitik
Adanya tumor pada tulang (terutama tumor ganas) akan menyebabkan terjadinya peningkatan
resorpsi tulang (osteolisis).
Gigantisme pituitari
Gigantisme pituitari terjadi akibat produksi hormon pertumbuhan yang berlebihan oleh karena
gangguan pada hipofisis anterior, misalnya pada adenoma hipofisis anterior.
Akondroplasia
Pada akondroplasia terjadi defisiensi pertumbuhan pada semua kartilago lempeng epifisis (Gambar
6).
Gambar 6. Akondroplasia
Dwarfisme pituitari
Pada kelainan ini, dwarfisme (kekerdilan) terjadi akibat defisiensi hormon pertumbuhan.
Rakitis
Pada rakitis terjadi defisiensi kalsifikasi pada daerah kartilago pra-oseus lempeng epifisis.
Inflamasi kronik
Hiperemi yang berkepanjangan dekat lempeng epifisis pada suatu inflamasi kronik, akan
memberikan rangsangan pertumbuhan lokal. Fenomena ini ditemukan pada osteomielitis kronis
(Gambar 7) dan artritis reumatoid.
Gambar 7. Osteomielitis kronis pada tibia kanan karena hiperemi yang berkepanjangan
Fraktur bergeser
Pada fraktur bergeser, arteri yang berfungsi untuk nutrisi pada ujung epifisial batang tulang
terganggu. Selanjutnya dapat terjadi hiperemi kompensatoris temporer yang merupakan stimulasi
bagi pertumbuhan lokal.
Disuse retardation
Disuse retardation terjadi bila anggota gerak tidak dimanfaatkan secara normal dalam jangka
waktu tertentu, misalnya pada suatu imobilisasi yang lama, atau paralisis durasi lama yang parah
berhubungan dengan penurunan tekanan intermiten disebabkan retardasi pertumbuhan tungkai
(Gambar 8).
Apabila terjadi trauma yang bersifat twisting (putaran/puntiran) maka akan terjadi gangguan
pertumbuhan sesuai dengan arah putaran tersebut.
1. Destruksi
Kemampuan regenerasi tulang rawan sendi sangat terbatas dan merupakan hal yang serius bila
terjadi destruksi pada tulang rawan sendi. Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan kerusakan
tulang rawan sendi yaitu artritis reumatoid, infeksi tulang, ankilosing spondilitis, tekanan yang
terus menerus pada permukaan tulang rawan yang mengakibatkan nekrosis tekanan, injeksi intra-
artikular Hydrocortisone.
2. Degenerasi
Dalam keadaan normal, terjadi degenerasi progresif secara perlahan-lahan pada permukaan tulang
rawan sendi akibat proses penuaan. Proses degenerasi yang abnormal terjadi apabila ada proses
penuaan tulang rawan yang dini atau bila sebelumnya telah terjadi kerusakan tulang rawan oleh
sebab apapun. Degenerasi dapat pula terjadi akibat ketidakrataan permukaan sendi oleh suatu
sebab.
3. Proliferasi perifer
Artikular perifer kartilago ditutupi oleh perikondrium yang berlanjut dengan membran sinovial.
Degenerasi daerah pusat kartilago dengan gerakan yang terus menerus, proliferasi perikondrium
perifer dan menghasilkan ring perifer.
Reaksi Lapisan Sinovia
Lapisan sinovia bereaksi terhadap suatu trauma melalui tiga cara, yaitu:
1. Efusi sinovia
Dalam keadaan normal, lapisan sinovia memproduksi cairan sinovia. Produksi cairan yang
berlebihan dalam bentuk cairan serosa, purulen atau darah dapat terjadi bila terdapat kelainan
lapisan sinovia.
2. Hipertrofi sinovia
3. Adhesi sendi
Selain terjadi efusi sendi dan hipertrofi sinovia, selanjutnya dapat terjadi adhesi antara lapisan
sinovia dengan sendi atau antara lapisan sinovia dengan tulang rawan.
2. Kontraktur sendi
Kelemahan sendi dapat terjadi oleh karena beberapa hal, yaitu:
Kontraktur sendi bawaan
Pada keadaan ini, kontraktur terjadi setelah lahir, misalnya pada clubfoot (Talipes Equinovarus).
Hipertrofi kerja
Bila otot dilatih untuk suatu ketahanan tertentu atau dipergunakan secara berlebihan, maka dapat
terjadi hipertrofi otot (Gambar 11).
Regenerasi
Bila terjadi kelainan pada otot, maka terjadi regenerasi serabut otot dalam batas – batas tertentu.
DEFORMITAS MUSKULOSKELETAL
Tipe dan Jenis Deformitas Tulang
Deformitas yang dapat terjadi pada tulang, meliputi:
Ketidaksejajaran tulang (loss of alignment)
Tulang panjang dapat mengalami gangguan dalam kesejajaran (alignment) oleh karena terjadi
deformitas torsional atau deformitas angulasi.
Gambar 15. Deformitas sisi medial lutut kanan disebabkan oleh osteokondroma
(osteocartilaginous exostosis)
Gambar 16. Anak perempuan berusia 2 tahun, sendi panggul kiri bergeser lengkap sejak lahir
dan tidak stabil
Gambar 18. Anak laki-laki 12 tahun dengan deformitas fleksi lutut bilateral
Tekanan ekternal
Tekanan yang terus menerus pada sendi pada satu sisi tertentu akan memberikan trauma pada sisi
tersebut dan akan mengakibatkan gangguan sendi.
Deformitas sendi yang tidak jelas kausanya
Dalam kelompok ini dimasukkan deformitas sendi yang kausanya tidak diketahui, misalnya
skoliosis.