Anda di halaman 1dari 27

MASSA INTRA VESICA URINARIA SUSPECT CARSINOMA BULLI

VERI AMBAR SARI 20080310216

BAB I LAPORAN KASUS


A. IDENTITAS PASIEN Nama : Tn. US Usia : 72 tahun Alamat : Pringapus, Salatiga B. KASUS Keluhan Utama: BAK berwarna merah Riwayat penyakit sekarang : Pasien mengeluh kencing berwarna merah 1 bulan. Kencing berwarna merah terjadi sepanjang kencing, nyeri (-), kambuhan (+),jendalan-jendalan darah (+),riwayat terjatuh (-), kencing keluar butiran pasir atau berbentuk batu disangkal, sulit menahan kencing (-), sering kencing dan sering terbangun malam hari untuk kencing (-), pancaran kencing menjadi lemah (-), menunggu pada awal kencing (-), air kencing menetes pada akhir kencing (-), rasa tidak puas setelah kencing (-), maupun pancaran kencing yang terputus-putus (-), sering menahan kencing (-),mengedan kuat saat kencing (-), nanah pada kencing (-),mengkonsumsi obat-obatan tertentu dalam waktu lama disangkal, nyeri pinggang (-)

Riwayat Penyakit Dahulu: Gejala serupa pada 6 bulan yang lalu, Riwayat trauma (-) Riwayat hipertensi (+) Riwayat penyakit ginjal (-) Riwayat batu ginjal (-) Riwayat batu empedu (+) Riwayat Diabetes mellitus (-) Riwayat operasi : Kolesistektomi dan splenektomi pada tahun 2008 Riwayat Penyakit Keluarga Infeksi saluran kemih (+), hipertensi (+), diabetes mellitus (+), penyakit ginjal (-), penyakit hati (-)

C. Pemeriksaan fisik Keadaan Umum : Compos Mentis, Baik Vital Sign : BP = 140/90 mmHg; HR = 84x/menit; RR = 20x/menit; T = 36,4C Kepala: Mata: CA (-), SI (-), conjungtiva injection (-) Telinga : DBN Hidung : DBN Mulut: kandidiasis (-), hipertrofi gingiva (-)

Thorax : I : simetris (+), ketinggalan gerak (-), retraksi (-), massa (-), iktus cordis (+) SIC 6 linea mid axilaris P : sonor (+) P : massa (-), fokal fremitus (-) A: vesikuler (+), wheezing (-), ronkhi (+) suara jantung S1 S2 reguler Abdomen I : simetris, distensi (-), sikatrik (-), massa (-) A: bising usus dbn P: timpani pada keempat kuadran, pekak hepar (+) P: supel, nyeri tekan suprapubic (+), nyeri ketok ginjal (+), ditemukan massa disuprapubis konsistensi keras (+), mobile (-) licin (+), ukuran kira-kira 10 x 7 x 4 cm, hepar dan lien tidak teraba Extremitas Akral hangat, CRT > 2 detik, sianosis (-), edema (-)

Parameter Angka leukosit Angka eritrosit Hemoglobin Hematocrit MCV MCH MCHC

Hasil 5,7 4,83 8.2 26 79 25 32

Ukuran 103/ul 103/ul g/dl % Fl Pg g/dl

Angka trombosit PTT APTT Gula Darah Sewaktu Ureum Kreatinin

279 12,4 36,5 128 26 0,9

103/ul Detik Detik Mg/dl Mg/dl Mg/dl

Kadar Normal L : 5-10 P : 5-10 L : 4,5-5,5 P : 4-5 L : 13-16 P : 12-15 L : 40-48 P : 37-43 L : 79 P : 99 L : 27 P : 31 L : 33 P : 37 150-400 11,5-15,5 29-36,2 <144 10-50 1,0-1,3/0,6-1,1

Hepar dan vesika felea : Bentuk dan besar dalam batas normal, ekostruktur homogen Sistema vena hepatica dan bilirer regular Tak tampak kista, nodul, sludge, batu dan massa VF : tak tampak gambaran VF, hanya tampak fibrotic didaerah yang ditempati VF (kolesistektomi tahun 2008) Lien : Tak tampak adanya gambaran lien (splenektomi tahun 2008) Pancreas : Dalam batas normal Ren dextra/sinistra : Ren dextra/sinitra bats kortek dan medulla tegas PCS dan ureter 1/3 proximal ren sinistra melebar Tampak kista pada ren dextra region medial dengan diameter kira-kira 32,5 x 24, 6 mm Vesica urinaria : Dinding regular, mukosa tak menebal, tak tampak divertikel dan batu Tampak massa besar heterogen dengan tepi regular, diameter kira-kira 66,5 x 98,8 x 85,1 mm didaerah basis intra VU

Aorta : Dinding regular, KGB para aorta tak membesar Tampak gambaran udara intestinal Kesan : Meteorismus Hydronefrosis dan hidroureter sinistra e.c bendungan massa Kista ren dextra region medial Massa heterogen intra VU di daerah basis Tak tampak gambaran VF dan lien Saran : BNO-IVP CT Scan abdomen dan pelvis

E. Diagnosis Massa intra VU susp Ca Bulli F. Penatalaksanaan Inf. RL 20 tpm Inj. Cefotaxim 2x1 gr Inj. Ketorolac 3x1 amp Inj. Asam traneksamat 2x1 gr

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Anatomi Bulli - Kandung kemih adalah sebuah organ tubuh yang menyerupai sebuah kantung dalam pelvis yang menyimpan urin yang diproduksi ginjal. Urin dialirkan ke kandung kemih melalui saluran yang dikenal sebagai ureter. - Buli-buli sendiri terdiri dari 3 lapis otot detrusor yang saling beranyaman. Di bagian dalam adalah otot longitudinal, di tengah otot sirkuler, dan yang terluar otot longitudinal.

- Buli-buli berfungsi menampung urine dari ureter dan kemudian mengeluarkannya melalui uretra dalam mekanisme miksi (berkemih). Dalam menampung urine, buli-buli mempunyai kapasitas maksimal, yang volumenya untuk orang dewasa kurang lebih 300-450 ml. - Buli- buli yang terisi penuh memberikan rangsangan pada saraf aferen dan menyebabkan aktivasi pusat miksi di medula spinalis segmen sakral S2-4. Hal ini akan menyebabkan kontraksi otot detrusor, terbukanya leher buli-buli, dan relaksasi sfingter uretra sehingga terjadilah proses miksi.

B. Etiologi - Sifat karsinogenisitas dari -naphthylamine. Substansi ini diyakini terbawa dalam urine dan menyebab kanasal tumor dalam kaitannya dengan kontak dengan permukaan mukosa vesika dalam waktu lama. - Substansi kimia lainnya yang diwaspadai bersifat karsinogenik adalah benzidine. - Kelompok pekerjaan beresiko beberapa industri : percetakan, besi dan alumunium, industri cat, gas dan manufaktur tar.

- Faktor risiko lain yang menonjol adalah merokok, yang tiga kali lipat berisiko terhadap pengembangan kanker kandung kemih. - Infeksi saluran kemih. Telah diketahui bahwa kuman-kuman E. Coli dan Proteus spp menghasilkan nitrosamin yang merupakan zat karsinogen. - Pemakaian obat-obatan siklofosfamid yang diberikan intravesika, fenasetin, opium, dan obat anti tuberkulosa INH dalam jangka waktu lama dapat meningkatkan resiko timbulnya karsinoma buli-buli.

C. Gejala darah dalam urin (hematuria) hematuria yang bersifat: 1. Tanpa disertai rasa nyeri (painless). 2. Kambuhan (intermitten). 3. Terjadi pada seluruh proses miksi (hematuria total). - rasa sakit dan terbakar ketika urinasi - rasa tidak tuntas ketika selesai urinasi - sering urinasi dalam jangka waktu yang pendek.

D. Diagnosis 1. Pemeriksaan laboratorium - Kelainan yang ditemukan biasanya hanya ditemukan dalam darah dan urin. - Gejala anemia dapat dijumpai bila ada perdarahan dari tumor yang sudah lanjut. - Dapat juga ditemukan gejala ganggunan fungsi ginjal berupa peningkatan kadar ureum dan kreatinin dalam darah yang terjadi bila tumor tersebut menyumbat kedua muara ureter.

2. Pemeriksaan Radiologi - Pemeriksaan Foto Polos Abdomen dan Pielografi Intra Vena (PIV) digunakan sebagai pemeriksaan baku pada penderita yang diduga memiliki keganasan saluran kemih. - Jika penderita alergi terhadap zat yang digunakan pada pemeriksaan PIV, maka dapat dilakukan pemeriksaan USG. - Foto toraks juga perlu dilakukan untuk melihat bila ada metastasis ke paru-paru.

3. Sistoskopi dan biopsi - Sistoskopi dilakukan oleh urologis, mengevaluasi kantung kemih dengan pemeriksaan visual langsung dengan menggunakan sebuah alat khusus yaitu cytoscope. 4. CT scan atau MRI - Berguna untuk menentukan ekstensi tumor ke organ sekitarnya. CT scanning merupakan x-ray detail dari tubuh, yang menunjukkan persimpangan-persimpangan dari organ-organ yang mana tidak ditunjukkan oleh sinar x-ray konvensional.

E. Komplikasi - Dapat terjadi infeksi sekunder kandung kemih yang parah bila terdapat ulserasi tumor. - Pada obstruksi ureter, jarang terjadi infeksi ginjal. Bila tumor menginvasi leher buli, maka dapat terjadi retensi urin. - Cystitis - Hidronefrosis dapat disebabkan oleh oklusi ureter.

F. Terapi - reseksi buli-buli transuretra atau TUR buli-buli - Sisteksomi parsial dilakukan pada tumor infiltratif, soliter yang berlokasi di sepanjang dinding posterolateral atau puncak buli. - Radiasi eksterna diberikan selama 5-8 minggu. G. Prognosis prognosis tumor buli bergantung pada derajat invasi dan diferensiasi.

BAB III ANALISIS KASUS


BAK berwarna merah dapat bersumber dari glomerular dan nonglomerular. Keluhan-keluhan yang biasanya menyertai penyakit glomerular adalah warna urin yang coklat gelap, pembengkakan orbital sewaktu bangun tidur,oliguria dan riwayat hipertensi. Gejala-gejala tersebut disangkal oleh penderita menyebabkan diagnosis lebih terarah ke nonglomerular. Keluhan BAK berdarah yang tidak nyeri, terjadi pada seluruh miksi, dan kambuhan merupakan tanda khas dari karsinoma buli.

Didapatkan nyeri ketok ginjal kiri positif. Temuan ini dapat menandakan adanya masalah pada ginjal kiri penderita. Pada pemeriksaan darah rutin dan kimia klinik didapatkan leukosit dan hitung jenis dalam batas normal membantu dalam menyingkirkan diagnosis infeksi. Didapati nilai Hb pasien rendah dan pada gambaran darah tepi didapati mikrositik hipokrom, ini menunjukan pasien mangalami anemi karena proses kronik.

Disarankan untuk melakukan BNO-IVP dan CT Scan Abdomen, pelvis karena pemeriksaan Foto Polos Abdomen dan Pielografi Intra Vena (PIV) digunakan sebagai pemeriksaan baku pada penderita yang diduga memiliki keganasan saluran kemih termasuk juga keganasan buli-buli.

KESIMPULAN
Pada kasus diatas pasien didiagnosis massa intra VU susp carsinoma bulli berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Disarankan untuk BNO-IVP untuk menegakkan diagnosis

DAFTAR PUSTAKA
Staf Pengajar Sub-Bagian Radio Diagnostik, Bagian Radiologi, FKUI.Radiologi Diagnostik. Balai Penerbit FKUI. Jakarta: 2000. Purnomo,BB. Dasar-Dasar Urologi Edisi Kedua. Sagung Seto. Jakarta:2003. W.B, Saunders. Campbells Urology sixth edition. WB SaundersCompany. Philadelphia : 1992. Sjamsuhidajat, R dan Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah.EGC. Jakarta: 2005 Hydronephrosis and Hydroureter.http://www.emedicine.com/med/topic1055.htm Accessed on March, 102008. M. Babjuk,et al. Non-muscle invasive Bladder Cancer (TaT1 and CIS). European Association of Urology 2011

Anda mungkin juga menyukai