TENTANG
NONO HARSONO
20090610013
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2012
surat yang namanya uang jaminan reklamasi dari investor untuk menyiapkan uang jaminan
reklamasi. Tetapi pascatambang lubang tersebut tidak direklamasi sehingga muncul pertanyaan
lagi, kemanakah uang reklamasi itu?" ujar Naif.
Lanjut Naif, pemerintah harus serius menyikapi kerusakan lingkungan ini, karena Timor ini
tergolong pulau kecil yang sangat rentan terhadap industri esktraktif dengan menghitung kembali
berapa besar kawasan penyanggah dan berapa besar kawasan kelola rakyat.
"Kondisi tersebut kalau benar-benar memungkinkan memiliki iklim mikro yang baik untuk pulau
Timor atau tidak? Karena apabila pemerintah tidak mendata ini, maka Timor ini akan mengalami
iklim yang ekstrim, contohnya di tahun 2009-2011 lalu, hujan berlangsung sepanjang tahun,
karena itu kondisi seperti ini harus segera dipulihkan," kata Naif.
Untuk pulau Timor, kerusakan lingkungannya merata di empat kabupaten, tetapi yang paling
parah di dua kabupaten yaitu Kabupaten Timor Tengah Selatan dan Belu. Pasalnya, di dua daerah
ini, sistem pertambangannya padat modal yang disponsori oleh pengusaha pengusaha besar,
sedangkan di Kabupaten Kupang dan Timor Tengah Utara hanya investor-investor kecil saja.
I.
PERMASALAHAN KASUS
Tambang mangan mulai marak sejak tahun 2008 karena setelah dilakukan survei
geologis ternyata di pulau Timor ini penuh dengan mangan, sehingga pemerintah
provinsi dan kabupaten ramai-ramai menggelontorkan izin kepada perusahaanperusahaan untuk melakukan tambang secara besar-besaran. Tetapi, pertambangan
mangan yang dilakukan di Timor ternyata tidak punya satu kesiapan dalam kajian,
terutama dalam penataan ruang wilayah tambang.
pemerintah setempat hanya mengeluarkan izin tanpa melihat apakah daerah itu
layak atau tidak. Karena itu sangat aneh gaya pertambangan di pulau Timor karena
bertabrakan dengan ruang hidup rakyat, yang mana di dalam areal pertambangan ada
kebun warga, kawasan peternakan dan air minum.
Sejak tahun 2008 sampai saat ini, sudah diciptakannnya ribuan lubang-lubang
dengan kedalaman di atas empat meter di wilayah Timor. Meskipun demikian, tidak
ada upaya untuk menutupi lubang-lubang tersebut. Sebelum perizinan itu dikeluarkan
oleh pemerintah, ada satu surat yang namanya uang jaminan reklamasi dari investor
untuk menyiapkan uang jaminan reklamasi. Tetapi pascatambang lubang tersebut
tidak direklamasi, sehingga muncul pertanyaan dimanakah uang reklamasi tersebut.
Kerusakan lingkungan akibat penambangan mangan yang terjadi di Propinsi Nusa
Tenggara Timur (NTT), khususnya di Pulau Timor, benar-benar sangat parah. Ini
dikarenakan tidak ada upaya reklamasi dari perusahaan pertambangan terkait maupun
pemerintah daerah di empat Kabupaten di Pulau Timor yakni Kabupaten Kupang,
Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara dan Belu. Pemerintah harus serius
menyikapi kerusakan lingkungan ini, karena Timor ini tergolong pulau kecil yang
sangat rentan terhadap industri esktraktif dengan menghitung kembali berapa besar
kawasan penyanggah dan berapa besar kawasan kelola rakyat. Untuk pulau Timor,
kerusakan lingkungannya merata di empat kabupaten, tetapi yang paling parah di dua
kabupaten yaitu Kabupaten Timor Tengah Selatan dan Belu. Pasalnya, di dua daerah
ini, sistem pertambangannya padat modal yang disponsori oleh pengusaha pengusaha
besar, sedangkan di Kabupaten Kupang dan Timor Tengah Utara hanya investorinvestor kecil saja.
II.
LATAR BELAKANG
negara maju ataupun negara-negara miskin, tapi masalah lingkungan hidup adalah
sudah merupakan masalah dunia dan masalah kita semua.
Keadaan ini ternyata menyebabkan kita betpikir bahwa pengetahuan tentang
hubungan antara jenis lingkungan ini sangat penting agar dapat menanggulangi
permasalahan lingkungan secara terpadu dan tuntas.
Masalah lingkungan hidup merupakan kenyataan yang harus dihadapi, kegiatan
pembangunan terutama di bidang industri yang banyak menimbulkan dampak negatif
merugikan masyarakat. Masalah lingkungan hidup adalah merupakan masalah yang
komplek dan harus diselesaikan dengan berbagai pendekatan multidisipliner.
Industrialisasi merupakan conditio sine quanon keberhasilan pembangunan untuk
memacu laju pertumbuhan ekonomi, akan tetapi industrialisasi juga mengandung
resiko lingkungan. Oleh karena itu munculnya aktivitas industri disuatu kawasan
mengundang kritik dan sorotan masyarakat. Yang dipermasalahkan adalah dampak
negatif limbahnya yang diantisipasikan mengganggu kesehatan lingkungan.
Berdasarkan faktor penyebabnya, bentuk kerusakan lingkungan hidup dibedakan
menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Bentuk Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Peristiwa Alam
Berbagai bentuk bencana alam yang akhir-akhir ini banyak melanda
Indonesia telah menimbulkan dampak rusaknya lingkungan hidup. Dahsyatnya
gelombang tsunami yang memporak-porandakan bumi Serambi Mekah dan Nias,
serta gempa 5 skala Ritcher yang meratakan kawasan DIY dan sekitarnya,
merupakan contoh fenomena alam yang dalam sekejap mampu merubah bentuk
muka bumi.
Peristiwa alam lainnya yang berdampak pada kerusakan lingkungan hidup antara
lain:
a. Letusan gunung berapi
b. Gempa
c. Angin topan
2. Kerusakan Lingkungan Hidup karena Faktor Manusia
CARA PENYELESAIAN
lingkungan
dan
upaya
yang meliputi
perencanaan,
pemanfaatan, pengendalian,
pemeliharaan,
c. rehabilitasi;
d. restorasi; dan/atau
e. cara lain yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Setelah melakukan pemulihan daerah pertambangan yang sudah terlanjur rusak akibat
perizinan yang salah, maka upaya berikutnya adalah dengan diadakannya
pemeliharaan sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 57 ayat (1) antara lain :
a. konservasi sumber daya alam;
b. pencadangan sumber daya alam; dan/atau
c. pelestarian fungsi atmosfer.
Terlepas dari tugas dan wewenang pemerintah pusat maupun pemerintah daerah,
tetapi harus ada ke ikutsertaan peran masyarakat sebagaimana tercantum dalam Pasal
70 UU No.32 tahun 2009, antara lain :
a. Pengawasan social
b. Pemberian saran, pendapat, usul, keberatan, pengaduan
c. Penyampaian informasi dan/atau laporan.
Supaya pengendalian dan pengelolaan lingkungan lebih bisa diterapkan, maka dalam
pasal 76 menyebutkan bahwa ada sanksi administrasi yang akan dikenakan kepada
pihak yang menyalahi dan merusak lingkungan, antara lain :
a.
b.
c.
d.
IV.
Teguran tertulis
Paksaan pemerintah
Pembekuan izin lingkungan
Pencabutan izin lingkungan