Anda di halaman 1dari 4

Kehamilan Ektopik Terganggu

Pasien datang ke IGD RSUD dengan keluhan nyeri perut hebat sejak 1 hari sebelum masuk RS. Nyeri
dirasakan pada seluruh permukaan perut, mendadak dan sangat hebat saat sedang duduk di kursi
rumah. Nyeri dirasakan hilang timbul. berkurang dengan tiduran meluruskan badan. Nyeri bertambah
pada posisi selain tiduran, termasuk apabila duduk. Pasien mengatakan bahwa terdapat flek-flek darah
yang keluar dari jalan lahir. Mual (+), muntah (+) >5x berupa sisa makanan, pusing (+), pingsan (-),
demam (-), BAK (+), BAB (+). Pasien telah periksa di Puskesmas pada 1 hari SMRS dan mendapat obat
maag, namun keluhan tidak membaik. HPHT 20 September 2021

Riwayat obstetri G2P1A0 hamil 9 Minggu.

HPL : 17-06-2021

UK : 9 minggu

Status pasien : Tampak lemah, sakit sedang

Pemeriksaan fisik

Status Pasien

Keadaan umum : Tampak lemah, sakit sedang

Kesadaran : GCS 15/Composmentis

BMI

BB : 64 kg

TB : 155 cm

IMT : 26,64 kg/m2 (pre-obesitas)

Tanda Vital

Tekanan darah : 74/42 mmHg

Nadi : 143 x/menit

Suhu : 36,9 ºC

Frek. Napas : 30 x/menit

SpO2 : 100%

MATA
Konjungtiva anemis +/+, sclera ikterik -/-, eksoftalmus (-), edema palpebra -/-, pupil isokor kanan dan
kiri, refleks cahaya +/+

Abdomen : perut tampak cembung, striae +, linea Nigra + terlihat gerak janin -

Auskultasi bising usus menurun

Palpasi nyeri tekan + pada seluruh lapang abdomen, defans muskular +, pekak alih +, pekak sisi +

Perkusi redup

Genital: Tak tampak adanya benjolan dari vagina

Eksterna

Inspeksi : Vulva oedem (-), perlukaan/tanda radang (-), massa (-), vaginal discharge (+).

Interna (VT)

- Dinding vagina: licin

- Rugae : (+)

- Portio : licin, kenyal, ukuran sebesar jempol kaki dewasa, pembukaan OUE (-), nyeri
goyang portio (+)

PPV : (+)

Adneksa parametrium dextra dan sinistra tidak teraba massa

Cavum douglass menonjol

Extremitas:

Akral dingin, CRT < 2 detik, tonus otot baik, edem (-), reflek fisiologis (+)

Diagnosis:

G2P1A0 usia 27 tahun, hamil 9 minggu, dengan KET

Planning:

Rawat inap

Pengawasan: KU, TTV

Cek Hb serial

Laparotomy
Terapi medikamentosa:

a. Infus RL 1000 mL (los 2 jalur)

b. Inj. Ketorolac 30 mg

c. Inj. Cefotaxime 2 gram

d. Post operasi:

- Infus RL 20 tpm

- Transfusi PRC 2 kolf/hari

- Inj. Dexamethasone 1 amp (premed transfusi)

- Inj. Cefotaxim 2x1gr

- Inj. Kalnex 2x500 mg

Rawat bangsal

Abstrak:

Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang tempat implantasi/ nidasi/ melekatnya sel telur yang sudah
dibuahi berada di luar tempat yang normal, yakni tidak menempel pada dinding endometrium kavum
uteri

Sedangkan yang disebut sebagai kehamilan ektopik terganggu adalah suatu kehamilan ektopik dimana
tempat yang terjadi nidasi tidak dapat menyesuaikan diri dengan besarnya buah kehamilan sehingga
terjadi rupture. Manifestasi klinis:

Sakit perut mendadak syok/pingsan, Perdarahan pervaginam, amenorhea, Perdarahan tiba-tiba di


rongga perut, Nyeri goyang porsio (+), cavum douglas menonjol dan nyeri

Penunjang: USG, Kuldosintesis.

Menggunakan jarum spinal no.18 dan spuit 10 cc

Bila dalam penghisapan ditemukan darah, maka isinya disemprotkan pada kassa, lalu diperhatikan

Apabila darah segar berwarna merah dalam beberapa menit membeku  darah artreri/vena

Darah tua berwarna coklat sampai hitam yang tidak membeku  hematokel retrouterina

Terapi : Pada kehamilan ektopik terganggu, walaupun tidak selalu ada bahaya terhadap jiwa penderita,
dapat dilakukan terapi konservatif, tetapi sebaiknya tetap dilakukan tindakan operasi. Kekurangan dari
terapi konservatif (nonoperatif) yaitu walaupun darah berkumpul di rongga abdomen lambat laun dapat
diresorbsi atau untuk sebagian dapat dikeluarkan dengan kolpotomi (pengeluaran melalui vagina dari
darah di kavum Douglas), sisa darah dapat menyebabkan perlekatan-perlekatan dengan bahaya ileus.

Operasi terdiri dari salpingektomi ataupun salpingoooforektomi. Jika penderita sudah memiliki anak
cukup dan terdapat kelainan pada tuba tersebut dapat dipertimbangkan untuk mengangkat tuba.
Namun jika penderita belum mempunyai anak, maka kelainan tuba dapat dipertimbangkan untuk
dikoreksi supaya tuba berfungsi.

Tindakan laparatomi dapat dilakukan pada ruptur tuba, kehamilan dalam divertikulum uterus,
kehamilan abdominal. Perdarahan sedini mungkin dihentikan dengan menjepit bagian dari adneksia
yang menjadi sumber perdarahan. Keadaan umum penderita terus diperbaiki dan darah dari rongga
abdomen sebanyak mungkin dikeluarkan. Serta memberikan transfusi darah.

Anda mungkin juga menyukai