Anda di halaman 1dari 18

FORMULASI DIAGNOSIS

Kepanitraan Klinik Ilmu Kedokteran Jiwa

Prodi Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Periode 30 November-27 Desember 2020

“F25.0 GANGGUAN SKIZOAFEKTIF TIPE MANIK”

Disusun oleh :

Rokhayati
30101407315

Pembimbing Klinik :
dr. Elly Noerhidajati, Sp. KJ

RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2020

1
PEMERIKSAAN RIWAYAT PSIKIATRI
I. IDENTITAS
a. Identitas Pasien
Nama : Tn. RTI
Umur : 47 tahun
Tempat/tanggal lahir : Pemalang,18 Februari 1973
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Pemalang
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : Tidak bekerja
Status pernikahan : Sudah menikah
Tanggal Masuk RS : 7 Desember 2020
Tanggal Pemeriksaan : 8 Desember 2020
No. RM : 00102**
b. Identitas Pengantar
Nama : Tn. S
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Pemalang
Hubungan dengan pasien : Adik kandung
II. KELUHAN UTAMA
- Autoanamnesis : Pasien tidak tau
- Alloanamnesis : Pasien mengamuk, marah-marah, dan membanting barang-
barang.
III. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien Tn RTI usia 47 tahun tinggal di Pemalang, berpenampilan dan perawatan
dirinya cukup, sudah menikah, pendidikan terakhir SMA, tidak bekerja. Pasien mampu
memperkenalkan diri sebagai Tn. RTI, usia 47 tahun dan berasal dari Pemalang. Pasien
tampak senang. Ketika diberi pertanyaan pasien menjawab sesuai dengan apa yang
ditanyakan, dijelaskan panjang lebar, diutarakan secara jelas namun dengan volume yang
keras. Pasien terus berbicara dan sulit untuk dipotong atau dialihkan. Pasien bercerita

2
mengenai banyak hal walaupun tidak ditanya oleh pemeriksa, di antaranya pasien
menjelaskan mengenai BPKB motor yang hilang.
Saat ditanya apa yang dirasakan pasien saat ini, pasien menjawab tidak ada
keluhan. Pasien tidak merasa sakit. Namun akhir-akhir ini pasien sering mendengar
bisikan istrinya yang berkata “Kowe saiki wes sugih yo”. Sampai saat diperiksa, pasien
masih mendengar suara tersebut. Pasien tidak tahu darimana suara tersebut berasal.
Pasien tidak merasa pikirannya terganggu, tidak melihat bayangan-bayangan, tidak
mencium bau-bau an yang tidak wajar. Pasien tidak pernah merasa saat melihat suatu
benda berubah menjadi wujud benda yang lain. Tidak pernah mendengar suara knalpot
motor berubah menjadi ketawa cekikikan. Pasien menyadari bahwa sekarang berada di
tempat kesehatan, tidak pernah merasa saat berkaca yang muncul bukan wajah pasien
atau merasa lingkungannya berubah menjadi yang tak wajar.
Saat ditanya tentang pekerjaannya, pasien percaya bahwa beliau adalah seorang
guru di Madrasah Ibtidaiyah Jakarta dengan bertitel Prof. DR. Sularno, S.Pd. Pasien juga
mengatakan bahwa pasien adalah seorang dosen yang menempuh pendidikan S3 di IKIP.
Pasien juga merasa dirinya orang kaya. Pasien mengatakan bahwa uang 100.000 yang
dititipkan kepada ibu Kartini sekarang berlipat ganda. Uang tersebut diputar untuk
beberapa usaha di seluruh dunia seperti pom bensin, indomart, dll. Hingga uang tersebut
berjumlah 1000 triliun yang ditabung di Bank Jateng dan BRI. Dengan uang ini pasien
sempat ingin menjadi presiden Indonesia jika Prabowo gagal. Pasien juga suka makan
enak karena memiliki banyak uang.
Pasien percaya bahwa adiknya yang bernama Sri Widodo dan Nardi
menggerogoti uang yang dimilikinya. Pasien sangat yakin salah satu yang dilakukan
mereka adalah mengatasnamakan semua surat-surat kepemilikan atas nama mereka.
Karena sebab tersebut, pasien sering berkelahi dengan kedua adik iparnya dan merasa
tidak akur.
Pasien juga bercerita bahwa beliau ditunjuk sebagai punggawa/ penasehat dari
Kasultanan dan Mangkunegaran untuk memberi tahu kepada orang lain agar selalu
berbuat baik. Dari sana, pasien dianugerahkan kekuatan berupa lembu sikil, grojogan
sewu, kinjeng sewu. Pasien meyakini jika pukulannya itu dapat membuat orang lain mati.
Selain itu pasien yakin bahwa dirinya kebal, contohnya bila dipukul atau dilukai pasien
tidak merasakan apa-apa. Pasien juga mengatakan pernah dicium oleh kebo bule. Selain

3
itu juga pernah dicium oleh kuda nil dan sapi di Ragunan. Saat ditanya mengenai yang
dirasakan, pasien merasa senang. Pasien masih dapat makan, minum dan merawat
dirinya. Hubungan dengan tetangga tidak terganggu. Namun hubungan dengan adik
iparnya terganggu. Selama di rumah pasien senang berjalan-jalan dan sesekali membantu
pekerjaan orang tuanya untuk panen.
Alloanamnesis

Anamnesis dilakukan dengan adik pasien bernama Tn. Sri Widodo. Beliau
mengatakan bahwa pasien dibawa ke IGD RSJD Amino Gondohutomo Semarang karena
mengamuk, marah-marah dan membanting barang-barang hingga pernah memukul
adiknya. Pasien juga mengancam ingin membunuh tetangganya. Pasien sering berkendara
motor tanpa baju mengelilingi kampung sambil berteriak-teriak. Pasien mencari orang
yang pernah dimusuhi lalu mengajak berkelahi. Keluhan ini muncul sejak 6 minggu yang
lalu setelah pasien menghilangkan sepeda motor milik keponakannya. Sebelum enam
minggu ini pasien tidak ada perubahan perilaku, pasien tidak seperti orang sakit jiwa,
masih mau melakukan kegiatan mengikuti pengajian dan kumpulan RT.

Semenjak ± 1 bulan ini, nafsu makan pasien meningkat, sulit tidur, tidak mau
melakukan kegiatan seperti biasanya seperti membantu mengantar barang, pasien susah
diajak berkomunikasi dan tidak bersosialisasi dengan tetangga. Pasien mandi 2x sehari.
Waktu luang pasien lebih sering untuk keluyuran keluar. Pasien seperti ini semenjak
diberhentikan dari pekerjaannya sebagai guru. Menurut adiknya, sebelum sakit pasien
adalah seorang yang selalu ingin dipuji dan dikagumi oleh orang lain. Pasien selalu
merasa bahwa ia memiliki kelebihan yang lain dibanding teman-temannya contohnya
dalam bidang akademik. Pasien merasa iri terhadap teman-temannya yang lebih sukses
dibanding dirinya. Namun hal tersebut tidak menimbulkan gangguan pada hidupnya.

IV. Riwayat Penyakit Dahulu


1. Riwayat penyakit/gangguan psikiatrik : Pasien belum pernah mengalami gangguan
psikiatrik sebelumnya.
2. Riwayat penyakit medis umum :
- Hipertensi : disangkal
- Diabetes Mellitus : disangkal
- Jantung : disangkal

4
- Asma : disangkal
- Trauma Kepala : disangkal
- Penyakit Lain :-
3. Riwayat penggunaan Alkohol, Rokok, dan zat lainnya :
Pasien tidak pernah mengkonsumsi atau menyalahgunakan obat-obatan seperti
NAPZA. Pasien mengatakan pernah mengkonsumsi alkohol tetapi jarang hanya saat
berkumpul dengan temanya dan tidak sampai membuatnya mabuk. Pasien berkata
bahwa dirinya pernah merokok sejak masuk muda. Sehari habis setengah bungkus.
V. Kurva GAF
100

90

80

70

60

50

40

30

20

10

0
1 Th Terakhir 1 Bln SMRS Saat ini

VI. Riwayat Pramorbid dan Pribadi


1. Riwayat Kehamilan dan Persalinan
Pasien merupakan anak pertama dari 3 bersaudara. Pasien merupakan anak yang
direncanakan dan diinginkan saat kecil pasien dirawat oleh ibu kandungnya. Pasien
lahir spontan, lama persalinan normal, umur kehamilan cukup bulan dan tidak ada
penyulit ketika masa persalinan maupun ketika masa kehamilan. Kelahiran pasien
ditolong oleh bidan. Ketika masa kehamilan ibu pasien tidak mengkonsumsi alkohol
atau zat lain selama hamil. Tidak didapatkan cacat bawaan saat pasien lahir.
2. Riwayat Masa Anak-anak Awal (sejak lahir sampai usia 3 tahun)
Pasien tidak ada masalah tumbuh kembang semasa anak-anak awal. Pasien tinggal
bersama kedua orang tuanya. Pasien mulai bisa berjalan 1,5 tahun, berbicara 2 tahun,
tumbuh gigi, perkembangan bahasa motorik sesuai usia. Pasien umur 2 tahun masih

5
sering mengompol. Pasien tidak mempunyai kebiasaan menghisap jempol, pasien
senang bergaul dengan temannya, tidak ada perilaku tempertantrum, gerakan
membentur-benturkan kepala. Pasien sering bermain dengan saudaranya. Pasien
tidak mengingat mimpi dan fantasinya ketika usia ini.
3. Riwayat Masa Anak-anak Pertengahan (usia 3-11 tahun)
Pertama sekolah pasien saat berumur 6 tahun di Sekolah dasar. Pasien merasa senang
ketika pertama sekolah. Pasien tidak memiliki teman dekat namun ia suka bermain
dengan teman-teman seusianya. Pasien tidak memiliki fobia tertentu, dan sudah tidak
mengompol. Pasien dapat menyelesaikan pendidikannya dengan lancar.
4. Riwayat Masa Anak-anak Akhir-Remaja (usia 11 – 17 tahun)
Pasien mengaku akur dengan saudara-saudara kandungnya. Pasien tidak memiliki
teman dekat namun memiliki banyak teman dan sering berkumpul dengan teman-
temannya. Setelah lulus dari SD pasien melanjutkan sekolah SMP. Selama disekolah
pasien mengaku tidak mengalami kesulitan dalam belajar. Ketika remaja pasien tidak
mengkonsumsi alkohol, narkoba maupun merokok. Jika ada waktu luang, pasien
biasanya nonton TV.
5. Masa dewasa (lebih dari 17 tahun)
a. Riwayat Pendidikan
Pendidikan terakhir yang ditempuh pasien sampai SMA. Pasien tidak pernah
tinggal kelas selama pendidikan. Pasien tidak melanjutkan Pendidikan sarjana
dikarenakan tidak memiliki biaya. Setelah itu pasien mulai mencari pekerjaan
dengan teman-temannya. Pasien tidak memiliki pelajaran favorit. Pasien
mengaku saat sekolah nilainya biasa-biasa saja.
b. Riwayat Pekerjaan
Pekerjaan pasien pertama sebagai guru MI namun diberhentikan karena ijazah
dan surat-surat lain yang belum lengkap. Setelah itu pasien kerja serabutan.
c. Riwayat Pernikahan
Pasien sudah menikah satu kali dan memiliki dua orang anak. Setelah menikah,
pasien tinggal serumah bersama isteri dan anaknya namun pisah ranjang.
Masalah ekonomi sering menjadi penyebab pasien dengan sang istri bertengkar.
d. Riwayat Keagamaan

6
Pasien beragama Islam dan ia mengatakan dalam sehari ia sholat 5 waktu. Pasien
mengaku ia kadang juga melakukan sholat sunnah. Kedua orang tua pasien
beragama islam.
e. Riwayat Hukum
Pasien tidak pernah terlibat tindakan pidana dan terlibat dalam masalah hukum
sampai harus ke meja hijau.
f. Riwayat Aktivitas Sosial
Hubungan pasien dengan teman-temannya baik karena pasien sering berkumpul
dengan teman-temannnya. Kebanyakan teman pasien adalah laki-laki. Hubungan
pasien dengan keluarga kurang baik dan tetangganya tidak begitu baik karena
pasien sering marah-marah.
g. Situasi hidup sekarang
Pasien saat ini tinggal bersama dengan kedua orang tuanya dan istrinya serta
anaknya. Pasien merasa rumahnya biasa saja dan berada di lingkungan padat
penduduk. Pendapatan pasien berasal dari kerjanya, namun kadang juga dari
orangtuanya. Selama di RSJ pasien pernah dijenguk oleh keluarganya.
h. Riwayat Psikoseksual
Tidak ada penimpangan seksual pada pasien. Pasien mengatakan ia menyukai
lawan jenis dan tidak pernah menyukai sesama jenis. Pasien mengaku hanya
berhubungan seksual dengan istrinya. Pasien tidak memiliki penyakit menular
seksual sepeti HIV AIDS. Pasien juga tidak pernah melakukan pelecehan
seksual pada wanita lain.

VII. Riwayat Keluarga


Pasien merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, dimana dari riwayat
keluarga pasien tidak ada keluhan serupa. Kedua orang tua pasien masih hidup.

Genogram

7
Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Pasien

: tinggal serumah

PEMERIKSAAN STATUS MENTAL


A. Penampilan
Tuan RTI, seorang laki-laki usia 47 tahun, sudah menikah, agama Islam,
penampilan sesuai usia, kebersihan dan kerapian cukup saat ini adalah pasien di RSJD
Amino Gondhoutomo. Wawancara dilakukan di bangsal Srikandi RSJD
Aminogondhoutomopada pada tanggal 8 Desember 2020. Pasien memakai masker,
tangan dan kaki bersih, tidak memaki sandal. Sumber informasi mengenai pasien yaitu
pasien itu sendiri yaitu Tn. R dan keluarga.
B. Kesadaran
b. Sikap
- Psikiatri : jernih
Apatis ( - )
- Sensorium : kompos mentis Kooperatif ( + )
a. Tingkah laku Negativisme ( - )
Permusuhan ( - )
Gelisah ( - ) Dependent ( - )
Hipoaktif ( - ) Pasif ( - )
Hiperaktif ( + ) Aktif ( - )
Rigid ( - )
Normoaktif ( + ) Katalepsi ( - )

8
Stupor ( - )
Agresif ( - )
Verbigrasi ( - )
Perseverasi ( - )
Eshoprasi ( - )
Escholalia ( - )
Manireren ( - )
Ambivalensi ( - )
Negativisme ( - )
Katatonia ( - )
Kompulsif ( - )
Impulsif ( - )
Poriomanie ( - )
Kleptomania ( - )
Pyromania ( - )
C. Mood dan Afek
A. Mood ( - ) 2. Afek
Eutimik ( - ) Serasi ( + )
Tidak serasi ( + )
Hipertimik ( + )
Datar ( - )
Hipotimik ( - ) Tumpul ( - )
Disforik ( - ) Labil ( - )

Tension ( - )
Ekspansi ( - )
Irritabel ( - )
Labil ( - )
Elasi ( + )
Euforia ( - )
Ekstaksi ( - )
Ansietas ( - )
D. Pembicaraan
Pasien banyak bicara (logorrhea), intonasi cukup, volume tinggi, dan artikulasi jelas.
E. Sikap terhadap pemeriksa

9
Kooperatif
F. Kontak psikis
Positif, wajar dan dapat dipertahankan
G. Persepsi dan Gangguan Persepsi
1. Halusinasi : ada
i. Visual ( - )
ii. Auditorik ( + )
iii. Olfaktorik ( - )
iv. Taktil ( - )
v. Haptik ( - )
vi. Gustatorik ( - )

Halusinasi Auditorik phonema (+) :


2. Ilusi: tidak ada
vii. Visual ( - )
viii. Auditorik ( - )
ix. Olfaktorik ( - )
x. Taktil ( - )
xi. Haptik ( - )
2. Depersonalisasi ( - )
3. Derealisasi ( - )
H. Gangguan proses pikir
a. Bentuk pikir : realistik/non-realistik/autistik
b. Arus pikir
i. Flight of idea ( - ) Asosiasi longgar ( - )
ii. Inkoherensi ( - )
iii. Sirkumstansial ( - )
iv. Koheren ( + )
v. Lohorhea ( + )
vi. Hedonisme ( - )
vii. Retardasi ( - )
viii. Regresi ( - )

10
ix. Blocking ( - )
x. Prevalensi ( - )
xi. Verbigerasi ( - )
c. Isi pikir : ada
 Tough of echo ( - )
 Tough of invertion ( - )
 Tough of withdrawal ( - )
 Tough of broadcasting ( - )
 Delution of control ( - )
 Delution of influence ( - )
 Delution of pasivity ( - )
 Delution of perception ( - )
 Waham somatik ( - )
 Waham kebesaran ( + )
 Waham kejar ( - )
 Waham rujukan ( + )
 Waham bizarre ( + )
 Waham magistik ( - )
 Miskin isi pikir ( - )
 Fobia ( - )
 Obsesif kompulsif ( - )
 Preocupation ( - )
I. Sensorium dan Kognisi
Sensorium (kesadaran, perhatian) kognisi (daya ingat, daya pikir, daya belajar)
1. Kesadaran :
- Kuantitatif (medis umum) : kompos mentis
- Kualitatif (psikiatrik) : jernih
2. Orientasi
a. Tempat : Baik (dapat mengenali tempat dimana ia berada)
b. Waktu : Baik (dapat menyebutkan waktu dengan benar)
c. Personal : Baik (dapat mengenali pemeriksa)

11
d. Situasional : Baik (dapat mengenali kondisi sekitar)
3. Daya ingat
a. Segera : Baik (pasien dapat mengingat nama pemeriksa saat
berkenalan pertama kali)
b. Jangka pendek : Baik (pasien dapat menjawab pertanyaan pemeriksa menu
makanan yang dimakan tadi pagi)
c. Jangka panjang : Baik (pasien dapat menyebutkan alamat rumah dengan
lengkap)
4. Konsentrasi : Baik
5. Perhatian : Cukup
6. Pikiran abstrak : Baik (pasien paham beberapa arti dari peribahasa tong
kosong bunyi nyaring saat ditanyakan)
7. Baca tulis : Baik
8. Visuospasial : Baik
9. Daya nilai : Baik
J. Pengendalian impuls : Baik
K. Daya Nilai
a. Realita : Terganggu
b. Sosial : Baik
L. Tilikan (insight) : 1 (Pasien menyangkal bahwa dirinya sakit)

PEMERIKSAAN FISIK
A. Pemeriksaan fisik umum
1. Keadaan umum : Baik
2. Tanda vital
 Tek. Darah :130/80 mmHg
 Nadi : 88 x/menit
 Suhu : 36,50C
 Pernafasan : 24 x/menit
1. Kulit : dalam batas normal
2. Kepala : dalam batas normal

12
3. Mata : dalam batas normal, konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-),
konjungtiva hemorraghi (-)
4. Thorax : Cor dan Pulmo Dalam Batas normal
5. Abdomen : Dalam Batas Normal
6. Ekstremitas : Dalam Batas Normal
7. Gastrointestinal : Dalam Batas Normal
8. Urogenital : Dalam Batas Normal
9. Gangguan khusus : -

A. Pemeriksaan neurologis
1. GCS : E4V5M6
2. Fungsi sensoris : dbn
3. Fungsi motorik : dbn
Reflek fisiologis Reflek patologis
+ + - -
+ + - -

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Hematology
Hemoglobin 13.6 13.2 – 17.3 g/dL
Hematokrit 39.9 33 – 45 %
Leukosit 9.52 3.8 – 10.6 ribu/ uL
Eritrosit 5.16 4.4 – 5.9 juta/uL
Trombosit 352 150 - 440 ribu/uL
Diff count
Eosinofil % 1.11 1–3%
Basofil % 1.1 0–1%
Neutofil % 52.0 50 – 70 %
Limfosit % 32.1 25 – 40 %
Monosit % 5.7 2 -8 %
Index Eritrosit
MCV 86.7 80-100 fl
MCH 26.4 26- 34 pg
MCHC 32.8 32 – 36 g/dL
Fungsi Ginjal
Ureum 30.5 10 – 50
Kreatinin 1.30 0.70 – 1.30 mg/dL

13
1. Daftar Masalah
a. Organobiologik : tidak ada
b. Psikologik
1) Gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik
2) Gangguan bentuk pikir berupa non realistik, arus pikir berupa logorhea dan isi
pikir berupa waham kebesaran, waham bizar, waham rujukan
3) Gangguan penilaian realita
4) Gangguan afek dan mood berupa afek meningkat, mood hipertimik dan
peningkatan motorik berupa hiperaktivitas
5) Tilikan diri (derajat 1)
2. Ikhtisar Penemuan Bermakna
Telah diperiksa seorang pasien laki-laki (Tn. RTI) usia 47 tahun berpenampilan
sesuai usia dan kebersihan dan kerapian cukup, sudah menikah dan memiliki 2 anak,
pendidikan terakhir SMA, dibawa keluarganya ke IGD RSJD Amino Gondohutomo
Semarang dengan keluhan mengamuk.
Hasil pemeriksaan fisik dan neurologis dalam batas normal. Berdasarkan anamnesa
dan status mental didapatkan bahwa Tn.RTI berusia 47 tahun berpenampilan sesuai
usia, pembicaraan logorhea, volume keras, intonasi cukup dan artikulasi jelas, kesadaran
compos mentis; mood elasi, afek meningkat, serasi antara mood dan afek; bentuk
pikiran non realistik, arus pikir koheren dan logorhea, isi pikir terdapat waham
kebesaran, waham bizar dan waham rujukan, terdapat adanya gangguan persepsi berupa
halusinasi auditorik; pada kesadaran dan kognitif baik; daya nilai realita terganggu;
tilikan derajat 1; taraf kepercayaan dapat dipercaya. Tidak ada riwayat medik yang
berhubungan dengan keluhan pasien, tidak diakui penggunaan zat, terdapat riwayat
penyakit jiwa pada paman dan kakek pasien dan riwayat kehidupan pribadi dalam batas
normal.

FORMULASI DIAGNOSIS
Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan perilaku dan psikologi yang secara klinis
bermakna dan menimbulkan hendaya dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari dan

14
hubungan sosial. Dengan demikian pasien dapat disimpulkan bahwa pasien menderita gangguan
jiwa.

1. Diagnosis Axis I
Dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan status mental yang dilakukan, tidak
ditemukan gangguan sistemik atau otak seperti riwayat trauma kepala, riwayat kejang,
meningitis, dll. Selain itu tidak didapatkan gambaran utama dari (F00-F09) yaitu tidak
ada gangguan fungsi kognitif dan gangguan sensorium, sehingga tidak dimasukkan
dalam diagnosis Gangguan Mental Organik (F00-F09).
Tidak ditemukan riwayat penggunaan alkohol atau zat psikoaktif lain yang
menyebabkan ketergantungan, psikotik, penggunaan yang merugikan, dll. sehingga
Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Zat dapat disingkirkan (F10-F19).
Pada pasien ini ditemukan halusinasi auditorik dan waham kebesaran serta waham
bizare dengan onset 3 minggu sehingga memenuhi kriteria skizofrenia. Pada pasien ini
juga didapatkan afek dan mood yang serasi sehingga diagnosis F20.0 hingga F20.9.
Pasien ini juga tidak memenuhi kriteria pada F21 sehingga diagnosis F21 Gangguan
Skizotipal dapat disingkirkan. Pasien ini tidak ada gejala menetap waham selama 3
bulan sehingga F22 Gangguan Waham Menetap disingirkan.
Pasien ini memenuhi kriteria skizofrenia yaitu waham kebesaran, waham bizar dan
halusinasi auditorik serta gangguan afektif yang sama-sama menonjol pada saat yang
bersamaan sehingga dapat didiagnosis sebagai F25 Gangguan Skizoafektif. Pasien ini
memiliki afek yang meningkat, menonjol serta serasi dengan mood sehingga pasien ini
didiagnosis sebagai F25.0 Gangguan Skizoafektif Tipe Manik.
2. Diagnosis Axis II
Menurut istrinya, pasien memiliki ciri-ciri kepribadian seperti selalu ingin mengharap
dipuji dan dikagumi, merasa lebih dibanding yang lain dan iri terhadap kesuksesan
orang lain. Sifat tersebut tidak mengganggu kehidupannya sehingga pasien bisa
didiagnosis dengan ciri kepribadian narsistik (premorbid).
3. Diagnosis Axis III
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan.
4. Diagnosis Axis IV

15
Dari aloanamnesis didapatkan bahwa pasien mengalami gangguan seperti ini karena
masalah dengan keluarga yaitu menghilangkan motor keponakannya selain itu akhir-
akhir ini pasien juga tidak patuh minum obat.
5. Diagnosis Axis V
Pada pasien ini terdapat hendaya sosial dengan keluarga, okupasi, waktu luang dan
peran. Pada pasien ini juga terdapat perilaku berniat mencederai diri atau orang lain
berupa mengelilingi rumah tetangganya membawa clurit serta memukul adiknya sendiri
sehingga dimasukan dalam GAF 20-11

DIAGNOSIS MULTIAXIAL
1. Axis I : F25.0 Gangguan Skizoafektif Tipe Manik
DD axis I : F20.3 Skizoafrenia Tak Terinci
F30.2 Gangguan Mood Mania dengan Gejala Psikotik
F31.2 Gangguan Afektif Bipolar Kini Manik Dengan Gejala Psikotik
2. AXIS II : Ciri Kepribadian Narsistik
3. AXIS III : Tidak ada diagnosis axis III
4. AXIS IV : Masalah ekonomi dan pekerjaan (karena dikeluarkan jadi guru)
5. AXIS V :
- GAF tertinggi 1 th terakhir: 70
- GAF 1 bulan SMRS : 40
- GAF mutakhir : 20

16
PENATALAKSANAAN
a. Somatoterapi/Somatotherapy
- Psikofarmakoterapi/Pshycopharmacotherapy
RUMAH SAKIT JIWA
RSJD Amino Gondhoutomo
Jawa Tengah
KHUSUS RAWAT INAP
Tanggal : 8 November 2020
Nama Dokter : dr. Aya
SIP : 4646xx
R/ Risperidon tab 2 mg no. X
S 2 dd tab 1
R/ Depakote tab 250 mg no VII
S.1 dd tab 1

Pro : Tn.RTI
Umur : 47 tahun
Alamat : Pemalang
No RM : 0012xxxx

 Untuk Antipsikotik diberikan Risperidon : karena dari pasien ada


gejala waham, dan antipsikotik atipikal merupakan lini pertama pada
kasus psikotik.
 Untuk moodstabilizer diberikan Depakote tab 250 mg. Tidak diberikan
lithium karena dosis terapi dan dosis toksik dari lithium saling
berdekatan sehingga dalam pemberian lithium pada pasien harus
sangat hati-hati dan membutuhkan monitoring kadar serum lithium
terus-menerus

- Terapi non farmakologi


 Program for Assertive Community Treatment (PACT)Membuat
pasien dapat beradaptasi dengan kehidupan masyarakat, penyediaan
dukungan dan layanan konsultasi untuk pasien.
 Terapi Elektrokonvulsifdilakukan apabila terapi dengan obat tidak
mengalami perbaikan yang maksimal

17
 Dukungan keluarga Menyarankan keluarga agar memberi suasana
kondusif bagi penyembuhan pasien.

PROGNOSIS
- Quo ad vitam : ad bonam
- Quo ad functionam : dubia ad bonam
- Quo ad sanationam : dubia ad bonam

18

Anda mungkin juga menyukai