Anda di halaman 1dari 4

Nama : Alexander Kevin

NIM : 40617017

1. Stadium ulkus decubitus:

 Suspek jejas jaringan profunda: perubahan warna ungu atau marun pada area terlokalisir, kulit
utuh atau luka lecet terisi darah yang disebabkan oleh kerusakan pada jaringan lunak akibat
tekanan atau goresan. Diskolorasi ini dapat muncul sebelum rasa nyeri, keras, lunak, basah, lebih
hangat atau dingin dari pada derah sekitanya.

 Stadium I : kemerahan non-blanchable terlokalisir pada kulit utuh, biasanya pada puncak tulang;
pada kulit berwarna hitam, warna pucat mungkin tidak terlihat, dan area yang terkena dapat
berbeda dengan sekitarnya; area yang terkena mungkin nyeri, keras, lunak, lebih hangat atau
lebih dingin dibandingkan jaringan sekitar.

 Stadium II : partial-thickness loss dari dermis yang tampak sebagai ulkus dangkal, terbuka,
dengan dasar kemerahan, tidak bergaung; luka dapat tampak utuh atau terbuka dan terisi
serum, stadium ini tidak termasuk luka robek, luka bakar adhesive, dermatitis perineum,
maserasi, atau eksoriasi.

 Stadium III : full-thickness tissue loss; lemak subkutan dapat terlihat, dasar luka dapat bergaung,
tetapi tidak dapat menentukan kedalaman hilangnya jaringan; dapat termasuk undermining dan
tunneling.

 Stadium IV : full-thickness tissue loss dengan otot, tulang dan tendon yang terlihat; dasar luka
dapat bergaung atau eschar, sering termasuk undermining dan tunneling

 Tidak dapat diklasifikasikan : full-thickness tissue loss dengan dasar ulkus tertutup gaung atau
nekrosis.

2. Gula darah tinggi dapat menyebabkan filtrasi glukosa lebih tinggi dari pada reabsorbsi menyebabkan
glukosuria  diuresis osmotic polyuria  dehidrasi keseimbangan elektrolit terganggu , jika tidak
di atasi dapat menyebabkan hypernatremia ( penurunan volume ECF, peningkatan osmolaritas ECF) 
neural damage dan renal failure.

3. Cara kerja dan macam obat DM

a. Obat antihiperglikemi oral:

i. Pemacu sekresi insulin

1. Sulfonilurea: efek utama meningkatkan sekresi insulin oleh sel beta


pancreas.

a. Glibenclamide, glipizide, glimepiride

2. Glinid: cara kerja seperti sulfonilurea penekanan pada peningkatan


sekresi insulin fase pertama
a. Repaglinide, neteglinide

ii. Peningkat sensitivitas terhadap insulin

1. Metformin: efek utama mengurangi produksi glukosa hati


(glukoneogenesis), dan memperbaiki ambilan glukosa di jaringan perifer

2. Tiazolidindion: efek menurunkan resistensi insulin dengan meningkatkan


jumlah protein pengangkut glukosa, sehingga meningkatkan ambilan
glukosa di jaringan perifer

a. pioglitazone

iii. Penghambat absorpsi glukosa disaluran cerna:

1. Penghambat alfa glukosidase: memperlambat absorbsi glukosa dalam


usus halus, sehingga mempunyai efek menurunkan kadar glukosa darah
sesudah makan

a. acarbose

iv. Penghambat DPP-IV:

1. menghambat kerja enzim DPP-IV sehingga GLP-1 (Glucose Like


Peptide-1) tetap dalam konsentrasi yang tinggi dalam bentuk aktif.
Aktivitas GLP-1 untuk meningkatkan sekresi insulin dan menekan sekresi
glucagon bergantung kadar glukosa darah (glucose dependent).

a. Vildagliptine, sitagliptine, saxagliptine, linagliptine

v. Penghambat SGLT-2:

1. obat antidiabetes oral jenis baru yang menghambat penyerapan kembali


glukosa di tubuli distal ginjal dengan cara menghambat kinerja
transporter glukosa SGLT-2.

a. Dapagliflozine

b. Obat antihiperglikemia suntik

i. Insulin:

1. Kerja cepat: lispro, aspart

2. Kerja pendek: humulin R, actrapid

3. Kerja menengah: Humulin N, insulatrad, insuman basal

4. Kerja panjang: glargin, detemir, lantus 300

5. Kerja ultra panjang: degludec


4. Hipertensi Urgensi: tekanan darah sistolik 180, diastolik110 atau lebih tanpa kerusakan organ

Hipertensi Emergensi: tekanan darah sistolik 180, diastolic 120 dapat disertai kerusakan organ

Hipertensi malignan: peningkatan tekanan darah yang ekstrim dan cepat dan menyebabkan
kerusakan organ, tekanan darah lebih dari sama dengan 180/120.

5. Hiponatremia dan edema otak:

a. Hiponatremia  terjadi ketidak seimbangan antara air dan garam sehingga


menyebabkan 3 hal:

i. Euvolemik hiponatremia : total air di tubuh meningkat tetapi kadar sodium


dalam tubuh tetap

ii. Hipervolemik hiponatremia : kadar sodium dan air sama sama meningkat di
dalm tubuh tetapi air air meningkat lebih besar

iii. Hipovolemik hiponatremia : kadar sodium dan kadar air menurun tp kadar
sodium lebih menurun.

b. Ketika kadar sodium di luar sel menurun dari batas normal, kadar air berpindah dari uar
ke dalam sel untuk menyeimbangkan kadar air dan sodium. Hal ini menyebabkan sel
membengkak terutama bagian otak karena sensitive untuk membengkak.

6. Obat hipertensi:

a. Diuretik:

i. Tiazid: hydrochlorothiazide

ii. Loop diuretic: furosemide

iii. Aldosterone antagonis: spironolactone, eplerenone

iv. K retaining: amiloride

b. Beta bloker:

i. Cardioselektif: atenolol, metoprolol

ii. Nonselektif: proplanolol

iii. Kombinasi alpha/beta: labetolol,carvedilol

c. Alpha antagonis:

i. Selektif: prazosin, doxazosin, terazosin

ii. Nonselektif: phenoxybenzamine

iii. Sentral: clonidine, methyldopa, reserpine


d. Ace inhibitor: captopril, lisinopril, ramipril

e. Angiotensin II antagonis: lorsartan, valsartan,candesartan

f. Calcium antagonis

i. Dihidropiridine: nifedipine

ii. Nondihidropiridine: verapamil, diltiazem

g. Direct vasodilator: hydralazine, minoxidil

Anda mungkin juga menyukai