Anda di halaman 1dari 85

CKD ET CAUSA

OBSTRUCTIVE UROPATHY

Pembimbing:
dr. Yohanes Niko Pambudi

Disusun oleh:
Elzabad Netanya Gultom
STATUS
PASIEN
IDENTITAS PASIEN

- Nama : Tn. IG
- Umur : 56 tahun
- Jenis Kelamin : Laki-laki
- Alamat : Cililitan Besar No.28, Jakarta Timur
- Suku : Batak
- Agama : Kristen Protestan
ANAMNESIS
Pasien datang dengan keluhan nyeri seluruh regio perut,nyeri paling terasa pada bagian kiri
bawah disertai dengan lemas, sejak 1 minggu SMRS, nyeri dirasakan hilang timbul. Pasien
mengatakan keluhan semakin terasa apabila batuk dan duduk. Pasien juga merasakan sesak
pada saat duduk, namun hilang saat berbaring. Pasien mengatakan tidak bisa BAK dan baru
bisa BAK setelah dilakukan nefrostomi. BAB tidak ada keluhan. Keluhan disertai dengan
mual, untuk keluhan muntah dan diare disangkal.
RIWAYAT PENYAKIT RIWAYAT PENYAKIT
DAHULU KELUARGA

Hipertensi (-)
Stroke (+)
DM (+) DM (+)
Asam urat (+)
Hipertensi (-)
Kolesterol (+)
Dispepsia (+)
STATUS GENERALIS
Keadaan Umum Tampak sakit sedang

Kesadaran Composmentis

Tekanan Darah 113/65 mmHg

Frekuensi Nadi 68 kali/menit

Frekuensi Nafas 24 kali/menit

Suhu 36,4 °C

Saturasi Oksigen 96 %

Kepala Normocephali

Mata CA (+), SI (-/-)

Leher KGB tidak teraba membesar


Thorax Anterior Thorax Posterior
Inspeksi Pergerakan dinding dada Inspeksi Pergerakan dinding dada simetris
simetris dextra et sinistra, dextra et sinistra, massa (-), dilatasi
massa (-), dilatasi vena (-) vena (-)

Palpasi Vocal fremitus simetris dextra Palpasi Vocal fremitus simetris dextra et
et sinistra sinistra

Perkusi Sonor-sonor Perkusi Sonor-sonor

Auskultasi Bising napas dasar Auskultasi Bising napas dasar bronkovesikuler,


bronkovesikuler, Ronkhi (+), ronkhi (+), Wheezing (-)
Wheezing (-)
Jantung
Inspeksi Ictus cordis tidak terlihat

Palpasi Ictus Cordis teraba pada linea axillaris anterior sinistra ICS 6

Perkusi Batas kanan: linea parasternal dextra ICS 5


Batas kiri: linea axillaris anterior sinistra ICS 6

Auskultasi S1 and S2 normal, murmur (-), gallop (-)


Abdomen
Inspeksi Perut tampak membesar

Auskultasi Bising usus (+) 7x/menit

Palpasi Nyeri tekan (+) pada seluruh regio abdomen, nyeri paling terasa
pada regio epigastrik dan hipokondrika sinistra

Perkusi Timpani, nyeri ketok (+)


CVA
Inspeksi Tampak pembesaran pada pinggang belakang bagian kiri
Pelebaran vena (-) Perubahan Warna (-)
Palpasi Nyeri tekan (+) sinistra, Ballotement (+) sinistra

Perkusi Timpani, nyeri ketok (+) sinistra


Ekstremitas
Akral Hangat

Oedema -/-/-/+

Capillary Refill < 2 detik


Time (CRT)
RESUME
Pasien datang dengan keluhan nyeri seluruh regio perut,nyeri paling terasa pada bagian kiri bawah
disertai dengan lemas, sejak 1 minggu SMRS hilang timbul. Pasien mengatakan keluhan semakin
terasa apabila batuk dan duduk. Pasien juga merasakan sesak pada saat duduk, namun hilang saat
berbaring. Keluhan disertai dengan mual, keluhan muntah dan diare disangkal. dari pemeriksaan
fisik didapatkan:
TTV: TD 113/65 mmHg
N: 68 kali/menit
RR: 24x/menit
Suhu: 36,4 °C
SpO2: 96%
Abdomen: Perut tampak membesar, nyeri tekan (+), dan nyeri ketok (+)
CVA: Nyeri ketok (+) sinistra, nyeri tekan (+) sinistra, ballotement (+) sinistra
Ekstremitas: Tampak edema pada kaki sebelah kiri
DIAGNOSIS KERJA

- CKD ec obstructive uropathy


- ISK komplikata
- Hiperuricemia
PEMERIKSAAN PENUNJANG
-Pemeriksaan darah perifer lengkap
-Urinalisa
-Foto polos abdomen
-USG abdomen
TATALAKSANA

Medikamentosa
- ceftizoxime - carvedilol
- tramadol supp
- omeprazole - prorenal
- domperidone - asam folat
- tablet penambah darah
PROGNOSIS

- Ad vitam : Bonam
- Ad sanationam : Malam
- Ad functionam : Malam
03.
TINJAUAN
PUSTAKA
OBSTRUCTIVE
UROPATHY
DEFINISI
- Obstruktif uropathy adalah hambatan pada aliran urin normal yang
dapat disebabkan oleh berbagai etiologi struktural dan fungsional yang
mengarah kepada disfungsi ginjal
- Obstruksi aliran urin meningkatkan tekanan proksimal ke obstruksi,
akibatnya menurunkan gradien tekanan intraglomerulus, yang
menyebabkan penurunan laju filtrasi glomerulus (GFR)
ETIOLOGI
- Penyebab yang paling sering adalah hipertrofi atau hiperplasia prostat
jinak
- Penyebab lain konstipasi, striktur uretra, phimosis atau paraphimosis,
adenokarsinoma prostat, adenopati retroperitoneal, endometriosis kolon,
ureterokel, urolitiasis, dan disfungsi kandung kemih neuropatik, obstruksi
parasit, endometriosis kandung kemih, dan nefrolitiasis urat
PATOFISIOLOGI
Pembatasan aliran normal urin melalui saluran
kemih

Tekanan balik urin ke sistem pelviocalices

Tekanan balik urin ke sistem pelviocalices

Dilatasi di dalam sistem pelviocalices, sistem


filtrasi ginjal terganggu

Kerusakan ginjal permanen (CKD)


MANIFESTASI KLINIS
- Tingkat keparahan gejala dipengaruhi oleh derajat, lokasi, dan waktu sejak timbulnya
obstruksi
- Pasien mungkin datang dengan nyeri perut dan/atau pinggang
- BPH → Nokturia, disuria, urgensi atau frekuensi berkemih, dan penurunan kekuatan
pancaran urin
- ISK → nyeri saat berkemih, demam
- Keganasan prostat → penurunan berat badan yang tidak disengaja, keringat malam,
dan hematuria dengan prostat nodular pada pemeriksaan
- Gejala gastrointestinal → konstipasi, mual, muntah, dan diare dapat membantu dalam
mendiagnosis impaksi fekal, obstruksi usus, atau massa kolon sebagai faktor yang
berkontribusi terhadap obstruksi saluran kemih
PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Urinalysis
- USG
- CT abdomen atau pelvis
- Lain-lain:
Pielogram intravena, cystourethrogram voiding, dan scan nuklir ginjal.
MRI juga dapat dipertimbangkan
CHRONIC KIDNEY
DISEASE
DEFINISI
Gagal Ginjal Kronik (CKD) adalah:
- Kegagalan fungsi ginjal atau penurunan faal ginjal yang menahun
- Ginjal tidak mampu lagi mempertahankan lingkungan internalnya yang
berlangsung dalam jangka waktu lama dan menetap
- Penumpukan sisa metabolik (toksik uremik) → ginjal tidak dapat
memenuhi kebutuhan dan fungsi
- Terjadi lebih dari 3 bulan
- Laju Filtrasi Glomerulus (LFG) kurang dari 60ml/menit
KRITERIA
ETIOLOGI
DIAGNOSIS
Anamnesis
● Anamnesis yang menyeluruh adalah komponen kunci dari penilaian CKD dan sering
memberikan petunjuk tentang etiologi yang mendasari disfungsi ginjal, riwayat
obstruktif uropati
Pemeriksaan fisik
● Tidak ada temuan pemeriksaan fisik klasik atau diagnostik pada CKD tahap awal
hingga sedang. Aspek kunci dari pemeriksaan ini adalah penilaian umum status cairan
pasien, menilai tanda-tanda dehidrasi dan kelebihan cairan
● nyeri tekan CVA, adanya bruit ginjal
Tes laboratorium
● Tes laboratorium yang relevan untuk CKD meliputi: GFR, urinalisis, dan rasio
protein-kreatinin urin spot.
● USG
MANAGEMENT
● RAAS dan kontrol tekanan darah
● Penatalaksanaan juga mencakup pengelolaan optimal dari kondisi komorbiditas umum
seperti diabetes dan mengatasi faktor risiko kardiovaskular untuk mengurangi risiko
CVD.
● RAAS:
○ Terapi agen RAAS tunggal. penghambat enzim pengubah angiotensin (ACEI)
atau penghambat reseptor angiotensin (ARB)
○ ACEI atau ARB harus menjadi agen lini pertama untuk terapi antihipertensi
untuk pasien CKD
○ direkomendasikan untuk pasien dengan albuminuria terlepas dari kebutuhan
untuk kontrol tekanan darah.
MANAGEMENT
ACEI dan ARB
- Ketika memulai ACEI atau ARB, pemantauan tekanan darah, kalium, dan kadar kreatinin
serum adalah penting.
Spironolactone
- Kombinasi ACEI dan spironolakton biasanya terlihat pada pasien dengan gagal jantung,
tetapi juga dapat dipertimbangkan untuk pasien dengan albuminuria berat
Hipertensi + CKD
- Menerapkan target 130/80 mmHg untuk pasien CKD dengan ekskresi albumin urin <30
mg per 24 jam.
- ARB + ACEI → rekomendasi
- Thiazide atau CCB → jika ARB dan ACEI tidak efektif kontrol tekanan darah
MANAGEMENT
PROGNOSIS
ACUTE KIDNEY
INJURY
Acute Kidney Injury (AKI) = penurunan fungsi ginjal yang terjadi selama
beberapa hari → retensi urea, amonia, asam urat serta disregulasi volume
ekstraseluler dan elektrolit
ETIOLOGI
Prerenal → penurunan aliran darah ke ginjal
- Hipovolemik
-Perdarahan akut, diare dan muntah, diuretik atau diuresis osmotik pada hiperglikemia , luka bakar
-Klinis: takikardi, hipotensi, penurunan turgor kulit, akral dingin
- Hipervolemik (low effective circulating volume)
-Gagal jantung sistolik menyebabkan kegagalan pompa (cardiorenal syndrome)
Klinis: tanda gagal jantung (hipotensi, kelelahan, dispnea, edema perifer
-Hipoalbuminemia akibat decompensating liver disease
Mengarah AKI → hepatorenal syndrome
Klinis: hipotensi, splenomageli, caput medusa, asites, edema perifer
- Penggunaan NSAID, ACEI, ARB, siklosporin dan kontras beryodium → merusak pembuluh darah ginjal →
iskemia → AKI prerenal
ETIOLOGI
Intrarenal → kerusakan tubulus, glomerulus, atau interstitium ginjal
- Nekrosis tubular akut - yang bersifat iskemik atau nefrotoksin (aminoglikosida)
- Glomerulonefritis
- Nefritis interstisial akut - disebabkan oleh penggunaan obat-obatan nefrotoksik
- Kerusakan vaskular → stenosis arteri ginjal.

Postrenal → penyumbatan aliran urin dari ginjal → penumpukan urin → tekanan kembali ke ginjal
- BPH atau ca prostat → kompresi uretra → frekuensi BAK meningkat dengan aliran urin lambat
- Tumor intra abdomen yang menekan ureter
- Batu pada ureter atau uretra
LABORATORIUM
eGFR, CBC, BUN, ABG, elektrolit, urinalisis, ekskresi natrium urin, dan FENa
AKI prerenal → rasio BUN terhadap kreatinin > 20:1, osmolalitas urin lebih besar dari 500
miliosmol/kg, ekskresi natrium urin < 20 mEq/L , dan FENa < 1%.
AKI intrarenal → rasio BUN terhadap kreatinin < 20:1 dan osmolalitas urin < 500
miliosmol/kg, ekskresi natrium urin > 40 mEq/L, dan FENa > 1%.
AKI postrenal → ketika tubulus tidak bekerja, rasio BUN terhadap kreatinin < 20:1,
osmolalitas urin di bawah 500 miliosmol/kg, ekskresi natrium urin > 40 mEq/L. dan FENa >
1%.
HIPERKALEMIA
Hiperkalemia
- Peningkatan kalium dalam cairan ekstraseluler → > 5 mEq/L
- Seringkali asimtomatik
- Simtomatik → palpitasi, parestesia, kelemahan otot
- Hiperkalemia berat → kelumpuhan flaccid
- Dapat mempengaruhi fungsi ginjal → oliguria (< 400 ml)
Etiologi
- Asidosis metabolik, hiperglikemia hiperosmolar, penggunaan obat-obatan (diuretik hemat kalium), dan
kerusakan jaringan
- Individu dengan penyakit ginjal akut atau kronis → dapat mengalami hiperkalemia bila ada asupan kalium
yang tinggi
Setiap kali kadar kalium di atas 5 mEq/L, yang pertama dilakukan adalah
EKG
K: 6-7 mEq/L K: 7-8 mEq/L K: > 8 mEq/L Fibrilasi
Ventrikel

Gelombang T memuncak Gelombang T lebih tinggi dan interval


Gelombang T semakin tinggi,
dengan dasar sempit di PR memanjang (AV blok derajat Pola gelombang sinusoidal →
kompleks QRS semakin lebar,
sadapan prekordial V1 sampai pertama), gelombang P mendatar, meninggal oleh karena VF
tidak ada gelombang P
V6 segmen ST depresi, kompleks QRS
melebar
ASIDOSIS
METABOLIK
DEFINISI
Metode Henderson-Hasselbalch mendefinisikan asidosis metabolik dengan adanya
ketidakseimbangan asam-basa yang terkait dengan konsentrasi bikarbonat plasma di
bawah 20 mmol/L. Hubungan ketidakseimbangan ini dengan penurunan pH disebut
"asidemia", yang sering digambarkan sebagai parah ketika pH sama dengan atau di bawah
7,20.
TANDA-TANDA ASIDOSIS
METABOLIK
Gejala asidosis metabolik terutama hiperventilasi kompensasi (pernapasan Kussmaul)

Gejala Neurologi
- Kelesuan, pingsan, dan koma dapat terjadi pada asidosis metabolik yang berat,

Gejala Kardiovaskular
- Asidemia berat (yaitu, pH <7.10) → aritmia ventrikel yang fatal
- Mengurangi kontraktilitas jantung dan respon inotropik katekolamin → hipotensi dan gagal
jantung

Gejala Gastrointestinal
- Mual, muntah, sakit perut, dan diare (terutama dalam ketoasidosis diabetik dan uremia
asidosis)
TATALAKSANA ASIDOSIS
METABOLIK
Penatalaksanaan utama adalah untuk mengatasi gangguan yang mendasari

Asidosis metabolik:
- Asidosis diabetik → ketoasidosis diabetik disebabkan oleh produksi keton yang berlebihan
(DM yang tidak terkontrol)
Tatalaksana → insulin, cairan infus, elektrolit (natrium, klorida, kalium)
- Asidosis laktat → produksi asam laktat yang berlebihan akibat rendahnya kadar oksigen di
dalam tubuh
Tatalaksana → natrium bikarbonat (PO atau IV), cairan infus, atau oksigen
- Asidosis hiperkloremik
Tatalaksana → natrium bikarbonat (PO atau IV)
- Asidosis tubulus renalis
Tatalaksana → natrium sitrat dan menangani gangguan ginjal yang dialami pasien
MENILAI AGD
melihat jumlah ion hidrogen dalam darah,

parsial oksigen diukur berdasarkan tekanan oksigen yang larut di


dalam darah

Bikarbonat adalah zat kimia penyeimbang yang mencegah pH


darah menjadi terlalu asam atau terlalu basa.
untuk menentukan seberapa baik karbon dioksida dapat
dikeluarkan dari tubuh.

jumlah oksigen yang dibawa oleh hemoglobin di dalam sel darah


merah.

untuk mengetahui
Asidosis terjadi pada berapa
BE < -2besar
mEq/Lkelainan asam-basa
dan alkalosis BEmetabolik
> 2mEq/L
CONGESTIVE HEART
FAILURE
DEFINISI
Gagal jantung kongestif adalah kegagalan fungsi jantung memompa darah dalam jumlah yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap oksigen dan nutrien
Gagal jantung adalah kumpulan gejala yang kompleks di mana seorang pasien memiliki gejala:
- Sesak nafas tipikal saat istirahat atau saat aktivitas tanpa/disertai kelelahan
- Tanda retensi cairan
- Bukti objektif dari gangguan struktur/fungsi jantung
KRITERIA DIAGNOSIS CHF
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
- Elektrokardiografi berguna untuk
mengidentifikasi penyebab lain pada
pasien dengan dugaan gagal jantung
- Tingkat BNP dan N-terminal pro-BNP
dapat digunakan untuk mengevaluasi
pasien dengan dispnea untuk gagal
jantung.
- Ekokardiografi
TATALAKSANA
Turunkan preload
- Loop diuretik (KI: tamponade jantung, gangguan fungsi hati, hipokalemia)
Turunkan afterload
- ACEI
- ARB
Kontraindikasi: riwayat angioedema, gangguan fungsi ginjal, hiperkalemia, stenosis
aorta
Konotropik negatif
- Beta blocker (KI: asma, AV block)
- Digoksin (KI: AV block, riwayat intoleransi, gangguan fungsi ginjal)
INFEKSI SALURAN
KEMIH
PENDAHULUAN
- CKD (Chronic Kidney Disease) adalah keadaan peradangan kronis.
Peradangan kronis melemahkan respons kekebalan tubuh terhadap infeksi. Oleh
karena itu, pasien CKD berada pada peningkatan resiko infeksi.
- Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah istilah umum untuk menyatakan adanya
pertumbuhan bakteri di dalam saluran kemih, meliputi infeksi di parenkim ginjal
sampai infeksi di kandung kemih. Pertumbuhan bakteri yang mencapai >
100.000 unit koloni per ml urin segar pancar tengah (midstream urine) pagi hari,
digunakan sebagai batasan diagnosa ISK.
KLASIFIKASI ISK
ISK berdasarkan gejalanya
- ISK asimtomatik: bakteriuria bermakna tanpa gejala.
- SK simtomatik: terdapatnya bakteriuria bermakna disertai gejala dan tanda klinik.
ISK berdasarkan lokasi infeksi
- Infeksi Saluran Kemih Bawah (Sistitis)
Sistitis adalah keadaan inflamasi pada mukosa buli-buli
Gambaran ISK bawah, antara lain: nyeri di daerah suprapubis bersifat sering berkemih,
disuria,kadang terjadi hematuria
- Infeksi Saluran Kemih Atas (Pielonefritis)
Pielonefritis adalah keadaan inflamasi yang terjadi akibat infeksi pada pielum dan parenkim ginjal
Gambaran klinis yang terjadi pada pasien ISK atas, antara lain: demam tinggi, nyeri di daerah
pinggang dan perut, mual serta muntah, sakit kepala, disuria, sering berkemih
KLASIFIKASI ISK
ISK berdasarkan kelainan saluran kemih
- ISK uncomplicated (sederhana)
Infeksi saluran kemih pada pasien tanpa disertai kelainan anatomi maupun kelainan struktur
saluran kemih.
- ISK complicated (rumit)
Infeksi saluran kemih yang terjadi pada pasien yang menderita kelainan anatomis atau
struktur saluran kemih, atau adanya penyakit sistemik, kelainan saluran kemih dapat berupa
RVU, batu saluran kemih, obstruksi, anomali saluran kemih, buli-buli neurogenik, benda
asing, dan sebagainya
DIABETES KIDNEY
DISEASE
DEFINISI
- Hiperglikemia kronis pada diabetes menimbulkan penyulit kronis yakni makroangiopati,
mikroangiopati, dan neuropati. Mikroangiopati terdiri atas retinopati diabetes dan nefropati
diabetes, kini disebut diabetic kidney disease (DKD).
- Faktor risiko utama DKD adalah hiperglikemia dan hipertensi di samping faktor genetik.
Faktor risiko lainnya adalah hiperlipidemia, obesitas, merokok, dan faktor diet.
HIPERTENSI
Beberapa penyakit ginjal yang menyebabkan hipertensi yaitu:
- Renovascular: renal artery stenosis, polyarteritis nodosa, renal artery aneurysm,
renal artery malformation.
- Renoparenchymal: glomerulonephritis, polycystic kidney disease, analgesic
nephropathy, renal tumor as Wilms’ tumor, dan penyakit parenchymal lainnya.

Penyakit-penyakit ini pada intinya dapat menyebabkan dua kejadian penting yaitu:
- Peningkatan resistensi peredaran darah ke ginjal; dan
- Penurunan fungsi kapiler glomerulus. Hal ini menyebabkan terjadinya iskemia
pada ginjal yang merangsang peningkatan pengeluaran renin (prorenin menjadi
renin) pada glomerular sel.
HEMODIALISIS
DEFINISI
- Hemodialisis adalah terapi pengganti fungsi ginjal yang menggunakan alat
khusus yang bertujuan untuk mengeluarkan toksik uremik dan mengatur
cairan elektrolit tubuh.
- Hemodialisis merupakan salah satu cara untuk memisahkan darah dari zat
metabolisme dan racun dalam tubuh bila ginjal sudah tidak berfungsi lagi,
hemodialisa dilakukan 2-3 kali seminggu dengan lama waktu 4-5 jam.
- Proses hemodialisis memerlukan akses ke sirkulasi darah dalam tubuh
pasien, suatu mekanisme yang membawa darah pasien ke dan dari dializen
atau tempat terjadinya pertukaran cairan, elektrolit dan zat sisa tubuh.
TUJUAN DARI TERAPI
HEMODIALISIS
- Menggantikan fungsi ginjal dalam fungsi ekskresi
- Menggantikan fungsi ginjal dalam mengeluarkan cairan tubuh
- Menggantikan fungsi ginjal untuk sementara waktu
- Meningkatkan kualitas hidup pasien
JENIS HEMODIALISIS
Hemodialisis pada gagal ginjal akut:
1. SLED
2. SLEDD
3. Isolated UF atau HD intermittent

Hemodialisis pada penyakit ginjal kronis:


- Hemodialisis konvensional: hemodialisis kronis biasanya dilakukan 2-3 kali per minggu,
selama sekitar 1-5 jam untuk setiap tindakan
- Hemodialisis harian: biasanya digunakan oleh pasien yang melakukan cuci darah sendiri di
rumah, dilakukan selama 2 jam setiap hari
- Hemodialisis nocturnal: dilakukan saat pasien tidur malam, 6-10 jam per tindakan, 3-6 kali
dalam seminggu
INDIKASIHEMODIALISA
HEMODIALISA CITO ELEKTIF
-Keracunan Obat
-Oliguria <200 mL/12 jam -GFR <15 ml/menit
-Anuria 50 mL/12 jam
-Uremia (letargi, anorexia, mual,
-Hiperkalemia (K > 6.5 mmol/L)
muntah)
-Asidosis berat (pH<, bikarbonat <12
-Malnutrisi/hilangnya massa otot
mEq/L)
-Hipertensi yang sulit
-Hipernatremia
dikontrol/refrakter cairan
-Uremic Syndrome (Ur >200, Cr>5)
->encelopathy -Komplikasi refrakter elektrolit dan
->neuropathy metabolit
->myopathy
KONTRAINDIKASI
HEMODIALISIS
- Hipotensi yang tidak responsif terhadap presor
- Penyakit stadium terminal
- Sindrom otak organik
- Akses vaskuler sulit
- Instabilitas hemodinamik
- Koagulasi
- Penyakit alzheimer
- Demensia multi infark
- Sindrom hepatorenal
- Sirosis hati lanjut dengan ensefalopati dan keganasan lanjut
KOMPLIKASI HEMODIALISIS
1. Komplikasi akut hemodialisis
->hipotensi,kram otot, mual dan muntah, sakit kepala, sakit dada, sakit punggung, gatal,
demam dan menggigil.
2. Komplikasi kronik hemodialisis
->penyakit jantung, malnutrisi, hipertensi/volume excess, anemia, renal osteodystrophy,
neuropathy, disfungsi reproduksi, komplikasi pada akses, gangguan perdarahan infeksi,
amiloidosis, dan acquired cystic kidney disease.
3. Gangguan psikologis
->sering merasa khawatir dengan kondisi tubuhnya, dan kesulitan dalam
mempertahankan pekerjaannya. Selain itu, delirium, depresi, gejala panik dan
kecemasan.
4. Gangguan tidur
->Pasien yang menjalani hemodialisis 25% mengalami gangguan tidur dan berakibat pada
penurunan kualitas tidur dibandingkan dengan orang dewasa normal.
OVERLOAD CAIRAN
& DEHIDRASI
OVERLOAD CAIRAN
- Intoksikasi air sering terjadi bila cairan di konsumsi tubuh dalam kadar tinggi tanpa mengambil
sumber elektrolit yang menyeimbangi kemasukan cairan tersebut.
- Terjadi apabila asupan cairan > pengeluaran cairan
Penyebab Overload Cairan
-Gangguan ekskresi air melalui ginjal (gagal ginjal akut)
-Input air yang berlebihan pada terapi cairan
-Masuknya cairan irigator pada tindakan-tindakan medis tertentu
-Korban tenggelam
Gejala Overload Cairan
-Sesak Nafas -Edema Paru
-Edema pada ekstremitas -Gagal Jantung
-Peningkatan tekanan jugular -Pemeriksaan La : Hiponatremia
Terapi
-Pemberian Diuretik (bila fungsi ginjal baik)
-Ultrafiltrasi/Dialisis (bila fungsi ginjal buruk)
-Flebotomi pada kondisi darurat
DEHIDRASI
- Kondisi defisit cairan dalam tubuh akibat input yang kurang / output yang
berlebihan

- 3 Bentuk dehidrasi

- Pemeriksaan laboratorium: hipernatremia dan peningkatan hematokrit


DEHIDRASI
- Derajat dehidrasi:

- Terapi dehidrasi:
Mengembalikan kondisi air dan garam yang hilang
Pilihan cairan untuk koreksi dehidrasi adalah cairan jenis kristaloid RL atau
NaCl
BALANCE CAIRAN
PERHITUNGAN INTAKE-OUTPUT
CAIRAN
● Menghitung jumlah cairan yang masuk dan
keluar dari tubuh
● Tujuan:
-Mengetahui intake cairan tubuh
-Mengetahui output cairan tubuh
-Mengetahui balance cairan tubuh
-Menentukan kebutuhan cairan tubuh
INTAKE OUTPUT CAIRAN
CAIRAN
Definisi: Proses kehilangan cairan
Definisi: Jumlah/volume cairan yang dari tubuh.
masuk dalam sehari.
Normal Output/24 jam:
Rumus: - Ginjal (urine): 40-80 ml/jam
- <10 kg = 100cc/kg BB - Kasat mata: keringat
- 10-20 kg = 1000 cc+50 cc/kgBB (sensible water loss/SWL):
atau (BB-10 kg x 50) 1000mL/24 jam
- >20 kg = 1500 cc + 20 cc/kgBB - Paru-paru (pernafasan):
atau (BB-20 kg x 20) 400mL/24 jam
- Saluran cerna (feses):
100mL/24 jam
- Tidak kasat mata: kulit
(insensible water loss)
IWL
Dewasa
IWL = 15 cc x Berat Badan
Neonatus
IWL = 1-2 cc/KgBB/24 jam

BALANCE CAIRAN
Balance Positif
Intake>Output
Balance Negatif
Output>Input
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai