OBSTRUCTIVE UROPATHY
Pembimbing:
dr. Yohanes Niko Pambudi
Disusun oleh:
Elzabad Netanya Gultom
STATUS
PASIEN
IDENTITAS PASIEN
- Nama : Tn. IG
- Umur : 56 tahun
- Jenis Kelamin : Laki-laki
- Alamat : Cililitan Besar No.28, Jakarta Timur
- Suku : Batak
- Agama : Kristen Protestan
ANAMNESIS
Pasien datang dengan keluhan nyeri seluruh regio perut,nyeri paling terasa pada bagian kiri
bawah disertai dengan lemas, sejak 1 minggu SMRS, nyeri dirasakan hilang timbul. Pasien
mengatakan keluhan semakin terasa apabila batuk dan duduk. Pasien juga merasakan sesak
pada saat duduk, namun hilang saat berbaring. Pasien mengatakan tidak bisa BAK dan baru
bisa BAK setelah dilakukan nefrostomi. BAB tidak ada keluhan. Keluhan disertai dengan
mual, untuk keluhan muntah dan diare disangkal.
RIWAYAT PENYAKIT RIWAYAT PENYAKIT
DAHULU KELUARGA
Hipertensi (-)
Stroke (+)
DM (+) DM (+)
Asam urat (+)
Hipertensi (-)
Kolesterol (+)
Dispepsia (+)
STATUS GENERALIS
Keadaan Umum Tampak sakit sedang
Kesadaran Composmentis
Suhu 36,4 °C
Saturasi Oksigen 96 %
Kepala Normocephali
Palpasi Vocal fremitus simetris dextra Palpasi Vocal fremitus simetris dextra et
et sinistra sinistra
Palpasi Ictus Cordis teraba pada linea axillaris anterior sinistra ICS 6
Palpasi Nyeri tekan (+) pada seluruh regio abdomen, nyeri paling terasa
pada regio epigastrik dan hipokondrika sinistra
Oedema -/-/-/+
Medikamentosa
- ceftizoxime - carvedilol
- tramadol supp
- omeprazole - prorenal
- domperidone - asam folat
- tablet penambah darah
PROGNOSIS
- Ad vitam : Bonam
- Ad sanationam : Malam
- Ad functionam : Malam
03.
TINJAUAN
PUSTAKA
OBSTRUCTIVE
UROPATHY
DEFINISI
- Obstruktif uropathy adalah hambatan pada aliran urin normal yang
dapat disebabkan oleh berbagai etiologi struktural dan fungsional yang
mengarah kepada disfungsi ginjal
- Obstruksi aliran urin meningkatkan tekanan proksimal ke obstruksi,
akibatnya menurunkan gradien tekanan intraglomerulus, yang
menyebabkan penurunan laju filtrasi glomerulus (GFR)
ETIOLOGI
- Penyebab yang paling sering adalah hipertrofi atau hiperplasia prostat
jinak
- Penyebab lain konstipasi, striktur uretra, phimosis atau paraphimosis,
adenokarsinoma prostat, adenopati retroperitoneal, endometriosis kolon,
ureterokel, urolitiasis, dan disfungsi kandung kemih neuropatik, obstruksi
parasit, endometriosis kandung kemih, dan nefrolitiasis urat
PATOFISIOLOGI
Pembatasan aliran normal urin melalui saluran
kemih
Postrenal → penyumbatan aliran urin dari ginjal → penumpukan urin → tekanan kembali ke ginjal
- BPH atau ca prostat → kompresi uretra → frekuensi BAK meningkat dengan aliran urin lambat
- Tumor intra abdomen yang menekan ureter
- Batu pada ureter atau uretra
LABORATORIUM
eGFR, CBC, BUN, ABG, elektrolit, urinalisis, ekskresi natrium urin, dan FENa
AKI prerenal → rasio BUN terhadap kreatinin > 20:1, osmolalitas urin lebih besar dari 500
miliosmol/kg, ekskresi natrium urin < 20 mEq/L , dan FENa < 1%.
AKI intrarenal → rasio BUN terhadap kreatinin < 20:1 dan osmolalitas urin < 500
miliosmol/kg, ekskresi natrium urin > 40 mEq/L, dan FENa > 1%.
AKI postrenal → ketika tubulus tidak bekerja, rasio BUN terhadap kreatinin < 20:1,
osmolalitas urin di bawah 500 miliosmol/kg, ekskresi natrium urin > 40 mEq/L. dan FENa >
1%.
HIPERKALEMIA
Hiperkalemia
- Peningkatan kalium dalam cairan ekstraseluler → > 5 mEq/L
- Seringkali asimtomatik
- Simtomatik → palpitasi, parestesia, kelemahan otot
- Hiperkalemia berat → kelumpuhan flaccid
- Dapat mempengaruhi fungsi ginjal → oliguria (< 400 ml)
Etiologi
- Asidosis metabolik, hiperglikemia hiperosmolar, penggunaan obat-obatan (diuretik hemat kalium), dan
kerusakan jaringan
- Individu dengan penyakit ginjal akut atau kronis → dapat mengalami hiperkalemia bila ada asupan kalium
yang tinggi
Setiap kali kadar kalium di atas 5 mEq/L, yang pertama dilakukan adalah
EKG
K: 6-7 mEq/L K: 7-8 mEq/L K: > 8 mEq/L Fibrilasi
Ventrikel
Gejala Neurologi
- Kelesuan, pingsan, dan koma dapat terjadi pada asidosis metabolik yang berat,
Gejala Kardiovaskular
- Asidemia berat (yaitu, pH <7.10) → aritmia ventrikel yang fatal
- Mengurangi kontraktilitas jantung dan respon inotropik katekolamin → hipotensi dan gagal
jantung
Gejala Gastrointestinal
- Mual, muntah, sakit perut, dan diare (terutama dalam ketoasidosis diabetik dan uremia
asidosis)
TATALAKSANA ASIDOSIS
METABOLIK
Penatalaksanaan utama adalah untuk mengatasi gangguan yang mendasari
Asidosis metabolik:
- Asidosis diabetik → ketoasidosis diabetik disebabkan oleh produksi keton yang berlebihan
(DM yang tidak terkontrol)
Tatalaksana → insulin, cairan infus, elektrolit (natrium, klorida, kalium)
- Asidosis laktat → produksi asam laktat yang berlebihan akibat rendahnya kadar oksigen di
dalam tubuh
Tatalaksana → natrium bikarbonat (PO atau IV), cairan infus, atau oksigen
- Asidosis hiperkloremik
Tatalaksana → natrium bikarbonat (PO atau IV)
- Asidosis tubulus renalis
Tatalaksana → natrium sitrat dan menangani gangguan ginjal yang dialami pasien
MENILAI AGD
melihat jumlah ion hidrogen dalam darah,
untuk mengetahui
Asidosis terjadi pada berapa
BE < -2besar
mEq/Lkelainan asam-basa
dan alkalosis BEmetabolik
> 2mEq/L
CONGESTIVE HEART
FAILURE
DEFINISI
Gagal jantung kongestif adalah kegagalan fungsi jantung memompa darah dalam jumlah yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap oksigen dan nutrien
Gagal jantung adalah kumpulan gejala yang kompleks di mana seorang pasien memiliki gejala:
- Sesak nafas tipikal saat istirahat atau saat aktivitas tanpa/disertai kelelahan
- Tanda retensi cairan
- Bukti objektif dari gangguan struktur/fungsi jantung
KRITERIA DIAGNOSIS CHF
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
- Elektrokardiografi berguna untuk
mengidentifikasi penyebab lain pada
pasien dengan dugaan gagal jantung
- Tingkat BNP dan N-terminal pro-BNP
dapat digunakan untuk mengevaluasi
pasien dengan dispnea untuk gagal
jantung.
- Ekokardiografi
TATALAKSANA
Turunkan preload
- Loop diuretik (KI: tamponade jantung, gangguan fungsi hati, hipokalemia)
Turunkan afterload
- ACEI
- ARB
Kontraindikasi: riwayat angioedema, gangguan fungsi ginjal, hiperkalemia, stenosis
aorta
Konotropik negatif
- Beta blocker (KI: asma, AV block)
- Digoksin (KI: AV block, riwayat intoleransi, gangguan fungsi ginjal)
INFEKSI SALURAN
KEMIH
PENDAHULUAN
- CKD (Chronic Kidney Disease) adalah keadaan peradangan kronis.
Peradangan kronis melemahkan respons kekebalan tubuh terhadap infeksi. Oleh
karena itu, pasien CKD berada pada peningkatan resiko infeksi.
- Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah istilah umum untuk menyatakan adanya
pertumbuhan bakteri di dalam saluran kemih, meliputi infeksi di parenkim ginjal
sampai infeksi di kandung kemih. Pertumbuhan bakteri yang mencapai >
100.000 unit koloni per ml urin segar pancar tengah (midstream urine) pagi hari,
digunakan sebagai batasan diagnosa ISK.
KLASIFIKASI ISK
ISK berdasarkan gejalanya
- ISK asimtomatik: bakteriuria bermakna tanpa gejala.
- SK simtomatik: terdapatnya bakteriuria bermakna disertai gejala dan tanda klinik.
ISK berdasarkan lokasi infeksi
- Infeksi Saluran Kemih Bawah (Sistitis)
Sistitis adalah keadaan inflamasi pada mukosa buli-buli
Gambaran ISK bawah, antara lain: nyeri di daerah suprapubis bersifat sering berkemih,
disuria,kadang terjadi hematuria
- Infeksi Saluran Kemih Atas (Pielonefritis)
Pielonefritis adalah keadaan inflamasi yang terjadi akibat infeksi pada pielum dan parenkim ginjal
Gambaran klinis yang terjadi pada pasien ISK atas, antara lain: demam tinggi, nyeri di daerah
pinggang dan perut, mual serta muntah, sakit kepala, disuria, sering berkemih
KLASIFIKASI ISK
ISK berdasarkan kelainan saluran kemih
- ISK uncomplicated (sederhana)
Infeksi saluran kemih pada pasien tanpa disertai kelainan anatomi maupun kelainan struktur
saluran kemih.
- ISK complicated (rumit)
Infeksi saluran kemih yang terjadi pada pasien yang menderita kelainan anatomis atau
struktur saluran kemih, atau adanya penyakit sistemik, kelainan saluran kemih dapat berupa
RVU, batu saluran kemih, obstruksi, anomali saluran kemih, buli-buli neurogenik, benda
asing, dan sebagainya
DIABETES KIDNEY
DISEASE
DEFINISI
- Hiperglikemia kronis pada diabetes menimbulkan penyulit kronis yakni makroangiopati,
mikroangiopati, dan neuropati. Mikroangiopati terdiri atas retinopati diabetes dan nefropati
diabetes, kini disebut diabetic kidney disease (DKD).
- Faktor risiko utama DKD adalah hiperglikemia dan hipertensi di samping faktor genetik.
Faktor risiko lainnya adalah hiperlipidemia, obesitas, merokok, dan faktor diet.
HIPERTENSI
Beberapa penyakit ginjal yang menyebabkan hipertensi yaitu:
- Renovascular: renal artery stenosis, polyarteritis nodosa, renal artery aneurysm,
renal artery malformation.
- Renoparenchymal: glomerulonephritis, polycystic kidney disease, analgesic
nephropathy, renal tumor as Wilms’ tumor, dan penyakit parenchymal lainnya.
Penyakit-penyakit ini pada intinya dapat menyebabkan dua kejadian penting yaitu:
- Peningkatan resistensi peredaran darah ke ginjal; dan
- Penurunan fungsi kapiler glomerulus. Hal ini menyebabkan terjadinya iskemia
pada ginjal yang merangsang peningkatan pengeluaran renin (prorenin menjadi
renin) pada glomerular sel.
HEMODIALISIS
DEFINISI
- Hemodialisis adalah terapi pengganti fungsi ginjal yang menggunakan alat
khusus yang bertujuan untuk mengeluarkan toksik uremik dan mengatur
cairan elektrolit tubuh.
- Hemodialisis merupakan salah satu cara untuk memisahkan darah dari zat
metabolisme dan racun dalam tubuh bila ginjal sudah tidak berfungsi lagi,
hemodialisa dilakukan 2-3 kali seminggu dengan lama waktu 4-5 jam.
- Proses hemodialisis memerlukan akses ke sirkulasi darah dalam tubuh
pasien, suatu mekanisme yang membawa darah pasien ke dan dari dializen
atau tempat terjadinya pertukaran cairan, elektrolit dan zat sisa tubuh.
TUJUAN DARI TERAPI
HEMODIALISIS
- Menggantikan fungsi ginjal dalam fungsi ekskresi
- Menggantikan fungsi ginjal dalam mengeluarkan cairan tubuh
- Menggantikan fungsi ginjal untuk sementara waktu
- Meningkatkan kualitas hidup pasien
JENIS HEMODIALISIS
Hemodialisis pada gagal ginjal akut:
1. SLED
2. SLEDD
3. Isolated UF atau HD intermittent
- 3 Bentuk dehidrasi
- Terapi dehidrasi:
Mengembalikan kondisi air dan garam yang hilang
Pilihan cairan untuk koreksi dehidrasi adalah cairan jenis kristaloid RL atau
NaCl
BALANCE CAIRAN
PERHITUNGAN INTAKE-OUTPUT
CAIRAN
● Menghitung jumlah cairan yang masuk dan
keluar dari tubuh
● Tujuan:
-Mengetahui intake cairan tubuh
-Mengetahui output cairan tubuh
-Mengetahui balance cairan tubuh
-Menentukan kebutuhan cairan tubuh
INTAKE OUTPUT CAIRAN
CAIRAN
Definisi: Proses kehilangan cairan
Definisi: Jumlah/volume cairan yang dari tubuh.
masuk dalam sehari.
Normal Output/24 jam:
Rumus: - Ginjal (urine): 40-80 ml/jam
- <10 kg = 100cc/kg BB - Kasat mata: keringat
- 10-20 kg = 1000 cc+50 cc/kgBB (sensible water loss/SWL):
atau (BB-10 kg x 50) 1000mL/24 jam
- >20 kg = 1500 cc + 20 cc/kgBB - Paru-paru (pernafasan):
atau (BB-20 kg x 20) 400mL/24 jam
- Saluran cerna (feses):
100mL/24 jam
- Tidak kasat mata: kulit
(insensible water loss)
IWL
Dewasa
IWL = 15 cc x Berat Badan
Neonatus
IWL = 1-2 cc/KgBB/24 jam
BALANCE CAIRAN
Balance Positif
Intake>Output
Balance Negatif
Output>Input
TERIMA KASIH