Anda di halaman 1dari 48

SEMINAR KASUS PKK KMB II

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.L DENGAN


STROKE NON-HEMORAGIK DI RUANG TULIP
3B RSU.DR PIRNGADI MEDAN TAHUN 2021
DISUSUN OLEH GELOMBANG 1

Nama Anggota:
1.Childia Silalahi
2.Desy Yolanda Putri Sihite
3.Romauli Zalukhu
4.Rut Ani Simanungkalit

Dosen Pembimbing: Risma Dumiri Manurung S.Kep Ns M.Biomed


A . K O N S E P D A S A R

1.Pengertian Stroke Non Hemoragik

*Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah kehilangan fungsi otak yang


diakibatkan oleh berhentinya suplai darah kebagian otak sering ini adalah kulminasi
penyakit serebrovaskuler selama beberapa tahun (Smeltzer and Bare ,2002).

*Menurut Corwin (2009) ada 2 klasifikasi umum cedera vascular cerebral (stroke)
yaitu iskemik dan hemoragik.Stroke iskemik terjadi akibat penyumbatan aliran
darah arteri yang lama kebagian otak.Stroke hemoragik terjadi akibat perdarahan
dalam otak.
Jadi stroke iskemik/non-hemoragik adalah suatu keadaan kehilangan fungsi otak
yang diakibatkan oleh penyumbatan aliran darah arteri yang lama kebagian otak
sehingga mengakibatkan seseorang menderita kelumpuhan atau kematian.
2.ETIOLOGI

Penyumbatan arteri yang menyebabkan stroke iskemik dapat terjadi akibat


thrombus (bekuan darah diarteri serebril) atau embolus ( bekuan darah yang
berjalan ke otak dari tempat lain di tubuh ) (cornin ,2009)
a.Stroke trombotik
Terjadi akibat oklusi aliran darah ,biasanya karena aterosklerosis berat,sering kali
individu mengalami satu atau lebih serangan iskemik sementara (transient ischemic
attack,TIA) .TIA biasanya berlangsung kurang dari 24 jam .Apabila TIA sering
terjadi maka kemungkinan menunjukkan terjadinya stroke trombotik yang
sebenarnya yang biasanya berkembang dalam periode24 jam (corwin,2009).
b.Stroke embolik
Stroke embolik berkembang setelah oklusi arteri oleh embolus yang terbentuk diluar
otak.sumber umum embolus yang menyebabkan stroke adalah jantung setelah infark
miokardium atau fibrilasi atrium dan embolus yang merusak arteri karotis komunis
atau aorta (corwin,2009).

Beberapa faktor resiko terjadinya stroke iskemik adalah usia dan jenis kelamin
,genetic,ras,mendengkur dan sleep apnea ,inaktivitas
fisik,hipertensi,merokok,diabetes mellitus ,penyakit jantung,aterosklerosis
,dislipidemia,alcohol dan narkoba,kontrasepsi oral,serta obesitas (Dewanto,et.al
2009)
3 . M A N I F E S TA S I K L I N I S

Manifestasi klinis stroke iskemik menurut Tobing (2001) adalah:


a.Gangguan pada pembuluh darah karotis
1.Pada cabang menuju otak bagian tengah (arteri serebri media)
- Gangguan rasa di daerah muka (wajah sesisi atau disertai gangguan rasa dilengan atau tungkai
sesisi.
- Gangguan berbicara baik berupa sulit untuk mengeluarkan kata-kata atau sulit mengerti
pembicaraan orang lain atau afasia.
- Gangguan gerak /kelumpuhan (hemiparesis/hemiplesid)
- Mata selalu melirik ke arah satu sisi (deviation conjugae)
- Kesadaran menurun
- Tidak mengenal orang (prosopagnosia)
- Mulu peot
2. Pada cabang menuju otak bagian depan (arteri serebri anterior)
- Kelumpuhan salah satu tungkai dan gangguan- gangguan saraf perasa
- Ngompol
- Tidak sadar
- Gangguan mengungkapkan maksud
- Menirukan omongan orang lain (ekholali)

3. Pada cabang menuju otak bagian belakang (arteri serebri posterior)


- Kebutuhan seluruh lapang pandang satu sisi atau separuh pada kedua mati,bila
bilateral disebut corticall blinnes
- Rasa nyeri spontan atau hilangnya rasa nyeri dan rasa getar pada seluruh sisi tubuh
- Kehilangan kemampuan mengenal warna
b.Gangguan pada pembuluh darah vertebrobasilaris
1.Sumbatan/gangguan pada arteri serebri posterior
- Hemianopsia homonym kontralateral dari sisis lesi
- Hemiparesis kontralateral
- Hilangnya rasa sakit,suhu,sensorik proprioseptif (rasa getar)
2.Sumbatan/ gangguan pada arteri vertebralis
Bila sumbatan pada sisi yang dominan dapat terjadi sindrom Wallenberg,jika pada
posisi tidak dominan tidak menimbulkan gejala.

3.Sumbatan/gangguan pada arteri serebri inferior


- Sindrom wellenberg berupa atasia serebral pada lengan dan tungkai disisi yang
sama.
- Gangguan N.II (oftalmikus ) dan refleks kornea hilang pada sisi yang sama
- Sindrom horner sesisi dengan lesi
- Disfagia ,apabila infark pada nucleus vestibularis
- Hemipestesia alternans
4.KOMPLIKASI

Pasien yang mengalami gejala berat ,misalnya imobilisasi dengan hemiplegia


berat,rentan terhadap komplikasi yang dapat menyebabkan kematian awal yaitu
(consberg,2007):
- Pneumonia ,septicemia (akibat ulkus decubitus atau infeksi saluran kemih)
- Trombosis vena dalam (deep vein thrombosis ,DVT) dan emboli paru.
- Infark miokard,aritmia jantung dan gagal jantung
- Ketidakseimbangan cairan.
5.PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Pemeriksaan diagnostic stroke iskemik menurut Dewanto et al (2008) dapat


menggunakan skor stroke sisiraj atau stroke gajah mada sebagai berikut:
a.Skor stroke sisiraj
(2,5 x derajat kesadaran) + (2 x muntah) + (2 x nyeri kepala ) + (0,1 x tekanan
diastolic ) – ( 3 x penanda atheroma ) – 12
Dimana:
Derajat kesadaran  0 = kompos mentis, 1 = somnolen , 2 = sopor/koma
Muntah  0 = tidak ada , 1 = ada
Nyeri kepala  0 = tidak ada , 1 = ada
Ateroma  0 = tidak ada, 1 = salah satu atau lebih (diabetes angina ,penyait
pembuluh darah)
Hasil: skor > 1 = pendarahan supra tentorial
skor < 1 = infrak serebri

b.Skor stroke Gadjah mada

Penurunan Nyeri kepala babinaki Jenis stroke


kesadaran
+ + + perdarahan
+ - - perdarahan
- + - Perdarahan
- - + Iskemik
- - - Iskemik
6 . PAT O F I S I O L O G I

Ketika arteri tersumbat secara akut oleh thrombus atau embolus ,maka area sistem
saraf pusat yang diperdarahi akan mengalami infark jika tidak ada perdarahan
kolateral yang adekuat . Disekitar zona netrolik sentral terdapat penumbra iskemik
yang tetap viable untuk suatu waktu ,artinya fungsinya dapat pulih jika aliran darah
baik Kembali (Ginsberg,2007).
Iskemia system saraf pusat dapat disertai oleh pembengkakan karena dua alasan:
- Edema sitoktoksik : akumulasi air pada sel-sel glia dan neuron yang rusak
- Edema vasogenic : akumulasi cairan ekstraseluler akibat perombakkan sawar
darah otak.
Edema otak dapat menyebabkan perburukan klinis yang berat beberapa hari setelah
stroke mayor sehingga mengakibatkan tekanan intracranial dan kompresi struktur-
struktur disekitarnya (Ginsberg,2007).
7 . P E N ATA L A K S A N A A N M E D I S

a.Umum (Dewanto et al, 2008)


- Nutrisi
- Hidrasi intravena : koreksi dengan Nacl 0,9% jika hipovolemik
- Hiperglikemia : koreksi dengan insulin ,bila stabil beri insulin yang regular
subkutan
- Neurorehabilitasi dini: stimulasi dini secepatnya dan fisioterapi gerak anggota
badan aktif maupun pasif
- Perawatan kandung kemih : kateter menetap hanya pada keadaan khusus (kesaran
menurun ,demensia, dan afasia global)
b.Khusus
*Terapi spesifik stroke iskemik akut
- Trombosit rt-PA intravena / intra arterial pada < 3 jam setelah awitan stroke
dengan dosis 0,9 mg/kg (maksimal 90 mg) sebanyak 10 % dosis awal diberi
sebagai bentuk bolus.Sisanya dilanjutkan melalui infuse dalam waktu 1 jam
- Antiplalelet : asam salisiat 160-325 mg/hari 48 jam setalah awitan stroke atau
clopidegral 75 mg/hr
-Obat neutroprotektif
* Hipertensi :tekanan darah diturunkan apabila tekanan darah sistolik >220 mmHg
dan / atau tekanan diastolic >120 mmHg dengan penurunan maksimal 20% dari
tekanan arterial rata-rata (MAP) awal per hari.
*thrombosis vena dalam :
- Heparin 5000 unit /12 jam selama 5-10 hari
- Low molecular weight heparin (enoksaparin/ nadropin ) 2x0.3-0,4 u sc abdomen
- Pneumatic boots,stocking elastic fisioterapi dan mobilisasi
LAPORAN KASUS

• A.Pengkajian
• 1. Identitas Pasien
Nama : Ny.L
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 66 Tahun
Status Kawin : Menikah
Agama : Kristen Katholik
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan: Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jln.Tirtosari No.66 Gg.Saudara-Rel Kec.Medan Tembung
No.Reg : 01.07.32.10
Ruangan : Tulip 3B
Golongan Darah :O
Tgl Pengkajian : 18 Oktober 2021
Diagnosa Medis : Stroke Non Hemoragik
• Penanggung Jawab
Nama : Tn.S.J
Pekerjaan : Petani
Alamat : Jln.Tirtosari No.66 Gg.Saudara-Rel Kec.Medan Tembung
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Hubungan dengan Klien : Suami
B.Riwayat Kesehatan

a. Kesehatan Pasien
1).Keluhan Utama saat Pengkajian
Pada tanggal 18 Oktober 2021 dilakukan pengkajian terhadap Pasien dengan keluhan lemah anggota badan sebelah
kanan, bicara celat, klien kesulitan dalam menggerakkan tangan dan Kaki kanannya.

2) Riwayat Kesehatan Sekarang


 Alasan masuk RS :pasien mengalami kelemahan anggota gerak sebelah kanan,bicaranya celat dan kesulitan dalam
menggerakkan tangan dan kaki kanannya.
 Riwayat kesehatan pasien :pasien mengatakan memiliki penyakit Hipertensi tahun 2017.Pasien lalu berobat ke Klinik .

3) Riwayat Kesehatan Dahulu


 Pasien mengatakan pernah menjalani rawat jalan kurang lebih 3 bulan yang lalu dengan diagnosa hipertensi,pasien
belum pernah menjalani tindakan operasi
 Pasien mengatakan tidak mempunyai elergi makanan minuman maupun obat
b Riwayat Kesehatan Keluarga
Dari pihak keluarga pasien sebelumnya ada yang pernah mengalami penyakit yang sama dengan pasien yaitu
hipertensi dari orang tua pasien.

3. Kesehatan Fungsional
a.Aspek Fisik-Biologis
1).Nutrisi
a) Sebelum sakit
Pasien makan 3x sehari, 1 porsi habis. Makanan yang dikonsumsi pasien berupa nasi sayur dan lauk.Kemudian
pasien minum 6-5 gelas perhari(1500)berupa air putih.
b) Selama sakit
Pasien mengatakan selama sakit nafsu makan pasien berkurang. Pasien hanya makan 3-5 sendok setiap kali makan.
Suami pasien mengatakan selama sakit pasien minum 4 gelas air putih.
2) Pola Eliminasi
a) Sebelum sakit BAB teratur setiap hari pada pagi hari. Bentuk dan warna feses lunak berwarna kuning
kecoklatan. BAK lancar kurang lebih sebanyak 5-6 kali.
b) Selama sakit Selama dirumah sakit pasien sudah 2 hari tidak BAB. Untuk BAK pasien terpasang kateter.Urine
berwarna kuning jernih, ± 500cc.

3) Pola Aktivitas
a) Sebelum sakit
1) Keadaan aktivitas sehari-hari Tidak perlu dibantu pasien setiap hari bekerja sebagai petani.Dalam melakukan
kegiatan sehari-hari meliputi mandi, makan, BAB/ BAK dan berpakaian pasien melakukannya secara mandiri dan
tidak menggunakan alat bantu
(2) Keadaan pernafasan
Klien bernafas menggunakan hidung, pernafasan teratur.
(3) Keadaan kardiovaskuler
Pasien mengatakan tidak mempunyai penyakit jantung.
b) Selama sakit
Tabel kemapuan perawatan diri

Kemampuan 0 1 2 3 4
perawatan diri
Makan/minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Mobilitas di √
tempat tidur
Berpindah √
Ambulasi/ROM √

Ket: 0: mandiri, 1: alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4: tergantung total
4) Kebutuhan Istirahat-tidur
a) Sebelum sakit Sebelum sakit kebutuhan istirahat-tidur klien tercukupi, klien biasanya dalam sehari tidur 6-8 jam.
b) Selama sakit Selama sakit pasien mengatakan tidak ada perubahan dalam pola tidurnya di rumah sakit. Selama di Rumah
Sakit pasien lebih banyak waktunya untuk istirahat.

b. Aspek Psiko-Sosial-Spiritual
1) Pemeliharaan dan pengetahuan terhadap kesehatan Semenjak mengalami Hipertensi pasien dan suami mulai mengurangi
makanan yang mengandung garam serta pasien belum mengerti tentang perawatan penderita stroke.
2) Pola hubungan Pasien menikah satu kali, dan tinggal bersama suami
3) Koping atau toleransi stres Pengambilan keputusan dalam menjalankan tindakan dilakukan oleh pihak keluarga, terutama
pasien dan suami pasien.
4) Kognitif dan persepsi tentang penyakitnya
Keadaan mental Pasien dalam keadaan compos mentis (sadar penuh). Pasien tidak dapat berbicara dengan lancar/ pelodan
Bahasa yang dipakai Bahasa Batak dan Indonesia .Kemampuan bicara pasien terdapat gangguan , pasien mengatakan paham
mengenai penyakit yang dideritanya.Pasien mengetahui bahwa sakit yang selama ini dideritanya adalah penyakit hipertensi.
Persepsi tentang penyakit Pasien menurut pada apa yang disarankan olehk keluarganya.

5) Konsep diri
a) Gambaran diri
Pasien menggambarkan dirinya sebagai orang yang sabar.
b) Harga diri
Pasien menghargai dirinya dan selalu mempunyai harapan terhadap hidupnya
c) Peran diri
Pasien mengakui perannya sebagai seorang istri , pasien mengatakan bahwa ingin segera sembuh dan berkumpul dengan
keluarga.
d) Ideal diri
Pasien lebih menurut pada keluarganya
e) Identitas diri
Pasien mengenali siapa dirinya
6) Seksual
Pasien tidak memikirkan kebutuhan seksualnya
7) Nilai
Pasien memahami nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat, pasien memahami hal-hal yang baik dan yang benar
c. Aspek Lingkungan Fisik
Rumah pasien berada di perkotaan.
F. Pemeriksaan Fisik
1.Keadaan Umum
Pasien tidak dapat menggerakkan anggota tubuh sebelah kanannya dan berbicara celat.
1) Kesadaran : Composmentis
2) Status Gizi :
TB = 155cm BB = 55 kg
3) Tanda Vital
TD = 160/100 mmHg
Nadi = 84 x/menit
Suhu = 36,5 oC
RR = 20 x/menit
(4) Skala Nyeri Pasien mengatakan skala nyeri 1
b.Mata
 Kelengkapan & Kesimetrisan
-Papebra : ada pembengkakan
-Konjungtiva & Sklera : Konjungtiva anemis & sklera tidak ikterik
-Cornea & Iris : Refleks terhadap cahaya (+)
-Fisus : Tekanan bola mata

C.Hidung
-Tulang Hidung & Posisi septum nasi : Kondisinya normal
-Lubang Hidung : Bersih
-Ketajaman Penciuman : Dpt mencium dengan baik

d.Telinga
-Bentuk Telinga : Normal & Simetris
-Bentuk Telingan : Normal
-Lubang Telinga : Bersih
-Ketajaman Pendengaran : Dapat mendengar dengan baik
e.Mulut & Faring
-Keadaan bibir : Mukosa bibir kering & pecah-pecah
-Keadaan gusi & gigi : Pasien mempunyai karang gigi
-Keadaan lidah : Lidah bersih & Fungsi pengecapan baik

f.Leher
-Posisi Trachea : Medial
-Thyroid : Tidak ada pembengkakan kelenjar thyroid
-Suara : Suara agak pelan & Kurang jelas
-Kelenjar Limfe : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe
-Vena jugularis : Teraba, kuat, teratur
-Denyut nadi karotis : Teraba, kuat, teratur
g) Thorax
a) Inspeksi : Simetris, tidak ada pertumbuhan rambut, warna kulit merata, ekspansi dada simetris
b) Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa
c) Perkusi : suara sonor
d) Auskultasi : vesikuler

h) Kardivaskuler
a) Inspeksi : tidak ada lesi, warna kulit merata, persebaran rambut merata
b) Palpasi : Teraba iktus kordis pada interkostalis ke 5, 2 cm dari midklavikularis kiri.
c) Perkusi : Suara redup
d) Auskultasi : Suara S1 dan S2

i) Punggung
Bentuk punggung simetris, tidak terdapat luka, terdapat jerawat di punggung sebelah atas, kulit berwarna sawomatang.
j) Pemeriksaan Abdomen
- Bentuk abdomen : simetris
- Benjolan / massa : tidak ada benjolan
• Auskultasi
- Peristaltik usus : 8x/menit
- Suara tambahan : tidak ada
• Palpasi
- Tanda nyeri tekan : tidak ada
- Benjolan/ massa : tidak ada
- Tanda ascites : (-)
- Hepar : tidak ada pembengkakan
k) Pemeriksaan Integumen
-Kebersihan : Kulit bersih
-Kehangatan : Terasa hangat
-Warna : Cokelat kehitaman
-Turgor : <2 detik
-Kelembapan : Kulit agak kering
-Kelainan pada kulit : Tidak ada

l) Pernapasan
-Frekuensi : 20 x / menit
Irama : Beraturan
-Tanda kesulitan bernafas
Pemeriksaan Paru-Paru
Inspeksi
a.Palpasi getaran suara : Fremitus takta teraba
b.Perkusi : Paru-Paru
auskultasi
• Suara nafas : -
• Suara ucapan : pelan, kurang jelas
• Suara tambahan : tidak ada
- Pemeriksaan Jantung
• Palpasi : teraba
• Perkusi : dullness
• Auskultasi :
- bunyi jantung = bunyi jantung 1 dan 2 normal
- Bunyi tambahan : tidak ada
- Murmur : tidak ada
- Frekuensi : 84 x/i
n) Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya
1.) Genitalia
a. Rambut pubis : penyebaran merata
b. Lubang uretra :
2.) Anus dan perineum
c. Lubang anus : normal
d. Kelainan pada anus : tidak ada kelainan
e. Perineum : tidak ada kelainan
o) Ekstremitas

Atas :
Tangan kanan mengalami kelemahan dan tangan kiri bisa digerakkan secara leluasa. Kekuatan otot kanan 4 dan kiri 5.
Tangan kiri terpasang infus Asering 20 tpm. Kuku pada jari tangan terlihat bersih.

Bawah :
kaki kanan mengalami kelemahan dan kiri tidak terjadi kelemahan, anggota gerak lengkap, tidak terdapat edema,kekuatan
otot kanan 2 dan kiri 5. Kuku pada jari kaki terlihat bersih
a.Nervus olfaktorius / N.I f. Nervus vestibulo cochlearis / N.VIII
Kemampuan menghirup pasien cukup baik. Pasien tidak dapat berjalan dan berdiri
b. Nervus optikus / N.II g. Nervus Glossop haringeus / N.IX, Vagus /
N.X
Penglihatan pasien cukup baik
Pasien mampu menelan, belum bisa
c. Nervus okulomotoris / N.III
mengunyah, kesulitan membuka
Pasien mampu menggerakkan bola mata,
h. Nervus Asesorisus / N.XI
refleks pupil normal
Pasien tidak mampu mengangkat bahu
d. Nervus trigeminus / N.V
kanan, dan menahan tekanan pada bahu.
Pasien mampu membedakan panas dan
i. Nervus Hipoglossus / N.XII
dingin, tajam dan tumpul, getaran dan
rebahan. Gerakan lidah sulit dan tidak terkordinasi,
pasien tidak bisa melakukan pronasi dan
e. Nervus pasialis / N.VII
supinasi dengan baik pada telapak tangan
Pasien mampu membedakan rasa dan tetapi kanannya
kurang mampu menggerakkan
5. Fungsi motorik 6. Fungsi sensori
a. Cara berjalan : pasien tidak bisa a. Identifikasi sentuhan ringan
berjalan Klien dapat mengidentifikasi sentuhan kapas
b. Romberg test :pasien tidak mampu tanpa terlihat
berdiri tegak b. Tes tajam tumpul
c. Tes jari-hidung : koordinasi kurang Klien dapat membedakan sentuhan tajam dan
baik tumpul
d. Pronasi-supinasi test : pasien tidak c. Tes panas dingin
dapat melentangkan dan Kliean dapat membedakan sensasi panas
menelungkupkan kedua telapak dingin
tangannya.
d. Tes getaran
e. Heel to shin test
Kliean dapat merasakan getaran pada ujung-
ujung ekstremitas atas dan bawah
e. Stroegnosis test
Klien dapat mengidentifikasi benda yang
diletakkan ditelapak tangan kanan & kiri
f. Graphestesia test
g. Membedakan dua titik
7. Pemeriksaan laboratorium
a. Pemeriksaan Patologi Klinik
Hasil Laboratorium
No Jenis Pemeriksaan Hasil (Satuan) Hasil Nilai Rujukan

1 Glukosa 89 Mg/dL 70-115


2 Glukosa 2jam PP 100 Mg/dL 70-110
3 Leukosit 7.5 K/uL 3.6-11.0

b. Hasil CT Scan
Dx Klinis : CVA
Kesan :
- ICH (intracerebral hemmorrhage) putamen sinistra (Slice 6-9, ukuran L.K 2,1 X 3,8 cm, Hu 64,88)
- Tak tampak laterasi
- Penyempitan ventrikel lateralis dan cornu enterior-posterior sinistra
- Tak tampak oedem cerebri
- Suspect hematosinus sphenoidalis sinistra, DD : sinusitis
- Lain-lain tak tampak kelainan
b.Terapi pengobatan
A N A L I S A D A T A

No Data Etiologi Masalah

1 DS: Hipertensi stroke non hemoragik Ketidakefektifan perfusi


-Pasien mengatakan mempunyai riwayat jaringan perifer
darah tinggi
-Pasien mengatakan bicara menjadi
pelo / celat
DO:
GCS :
• Pasien tampak lemah
• TD : 160/100 mmHg
• RR : 20 X / menit
• T : 36,8⁰C
• Terdapat gangguan pada pemeriksaan
nervus IX Glosofaringeus & XII
hipoglasus
2 DS : Penurunan Kekuatan Otot Hambatan Mobilitas
-Pasien mengatakan tangan & kaki (kerusakan neuron) Fisik
kanan sulit digerakkan
DO:
-KU : Cukup,Composmenthis
-TD : 160/100 mmHg
-Segala aktivitas pasien dibantu seperti
makan

3 DS: Kurang terpaparnya informasi Kurang Pengetahuan


Pasien mengatakan mengetahui bahwa
dirinya menderita stroke tetapi tidak
mengetahui cara perawatan
-DO:
Pasien belum memahami manfaat
menggerakkan anggota tubuh untuk pasien
stroke
Diagnosa Keperawatan

1.Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b/d hipertensi stroke non hemoragik


2.Hambatan mobilitas fisik b/d penurunan kekuatan otot (kerusakan neuron)ditandai dengan pasien mengatakan
tangan dan kaki kanan sulit digerakkan
3.Kurang pengetahuan b/d kurang terpaparnya informasi ditandai dengan pasien mengatakan mengetahui bahwa
dirinya menderita stroke akan tetapi tidak mengetahui cara perawatan
R E N C A N A K E P E R A WAT A N

Dx. Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional


Ketidakefektifan perfusi NOC: NIC: a.Memudahkan perawatan
jaringan perifer b.d Perfusi jaringan perifer Perawatan sirkulasi menentukan intervensi
hipertensi stroke non setelah dilakukan tindakan peningkatan perfusi selanjutnya
hemoragic Keperatan selama 3x24 jaringan otak. b.Teknik non
Jam. Aktivitas: farmakologis membantu
Pefusi jaringan adekuat 1.Kaji tanda-tanda vital mengurangi kenaikan
dengan KH: 2.Letakkan kepala dengan tanda-tanda vital
a.)Tekanan Sistol dan posisi agak ditinggikan & c.Kelola obat sebagai
Diastole rentang normal dalam posisi netral penurunan tekanan darah.
(120/80 mmHg) 3.Anjurkan pasien banyak
b.)Perfusi jaringan yang istirahat
adekuat didasarkan pada 4.Kelola obat sesuai order
tekanan perifer,
kehangatan kulit.
Hambatan mobilitas fisik NOC: NIC: a.Mengetahui tanda-tanda
b/d penurunan kekuatan Ambulasi ROM normal a.Mengkaji kekuatan otot skala kekuatan otot
otot dipertahankan setelah b.Lakukan & Ajarkan b.Pergerakan pasif
dilakukan tidndakan tindakan ROM Pasif pada bertujuan untuk
keperawatan 3x24 jam. Klien mempertahankan
KH: c.Gunakan pakaian yang fleksibilitas sendi
1.Skala kekuatan otot longgar
bertambah d.Ubah posisi klien tiap 2
2.Mampu melakukan Jam
aktivitas mandiri
3.Tangan dan kaki sebelah
kanan dapat digerakkan
secara bertahap

Kurang pengetahuan b/d NOC: NIC: a.Mempermudah dalam


kurang terpaparnya Pengetahuan klien Pendidikan Kesehatan memberikan penjelasan
informasi meningkat 1.Mengkaji pengetahuan tentang pengobatan pasien
KH: pasien tentang b.Mempermudah
-Klien & Keluarga penyakitnya intervensi
memahami tentang stroke, 2.Menjelaskan tentang c.Mencegah keparahan
dan perawatannya proses penyakit (tanda & penyakit
-Menjelaskan kembali gejala)
tentang penyakitnya 3.Instruksikan kapan harus
kembali kepelayanan
kesehatan
C AT AT A N P E R K E M B A N G A N

Tgl Jam Implementasi Evaluasi

19/10/21 10.00-10.07 a.Mengobservasi Tanda-Tanda Vital S:


Pasien mengatakan bahwa keadaannya
mulai relax dan tidak pusing
O:
b.Mengatur posisi kepala pasien agak KU : Cukup = Composmenthis
ditinggikan TD : 160/100 mmHg
T : 36⁰C
RR : 20X/menit
A:Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan Intervensi
-Mengobservasi tanda-tanda vital
20/10/21 11.00- a.Mengajarkan Pasien latihan ROM Pasif & S:
11.10 menjelaskan manfaat ROM Pasien mengatakan paham mengenai ROM &
manfaat ROM dan juga mengikuti ROM
O:
KU: Cukup=Composmenthis
Pasien antusias saat diajarkan ROM dan pasien
dapat menyebutkan ulang manfaat ROM
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan

21/10/21 11.00- a.Melakukan pendidikan kesehatanmengenai S:


11.15 penyakit pasien Pasien mengatakn memahami tentang stroke &
perawatannya
0:
KU:Cukup=Composmenthis
Pasien & Keluarga memahami mengenai penyakit
& bertanya jika kurang mengerti
A:
Masalah kurang pengetahuan teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan

Anda mungkin juga menyukai