Anda di halaman 1dari 19

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) STIMULASI PERSEPSI SENSORI

(HALUSINASI) PADA KLIEN HALUSINASI DI RS. JIWA PROF.DR. M . ILDREM

Proposal Kegiatan

D
I
S
U
S
U
N

OLEH :
Ruangan Poli Jiwa dan Anggrek

1. Anggi Paska Nainggolan


2. Hayatur Rahmi
3. Lena sarianti
4. Raisyah Mahrani
5. Reyhan Delima Sembiring

PROGRAM STUDI D-3 JURUSAN KEPERAWATAN


POLTEKKES KEMENKES RI MEDAN
TAHUN 2021 / 2022
1

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat
danhidayahnya kami dapat menyelesaikan Proposal Terapi Aktivitas Kelompok
ini dengan baik.Proposal Terapi Aktivitas Kelompokyang berjudul ”Stimulasi
Sensori (Halusinasi)” disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan
Jiwa di Rumah Sakit Jiwa PROF DR. MUHAMMAD ILDREM.Pada
kesempatan ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Ria Nofida Telaumbanua, M.Kes, selaku Direktur Rumah Sakit
Jiwa PROF DR.MUHAMMAD ILDREM.
2. Johan Dewita Nasution, SKM, M.Kes, selaku KETUA JURUSAN
KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES RI MEDAN
3. Ros Indah Rohna Berutu, SKM, M.Kes, selaku KA Bidang
Pendidikan dan Pelatihan Perawat Rumah Sakit Jiwa PROF
DR.MUHAMMAD ILDREM.
4. Sunarti, S.Kep, Ns, selaku Koordinator Pendidikan dan Pelatihan
Perawat Rumah Sakit Jiwa PROF DR.MUHAMMAD ILDREM.
5. Lenny Khairani, S.Kep, Ns, M.Kep sebagai clinical Instruktur Rumah
Sakit Jiwa PROF DR.MUHAMMAD ILDREM.
6. Johani Dewita Nasution, SKM, M.Kes, selaku Koordinator mata
ajaran keperawatan jiwa.
7. Rekan-rekan Mahasiswa/i D-3 JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES RI MEDAN dan semua pihak yang
terkait dalam penyelesaian dan penyusunan proposal Terapi Aktivitas
Kelompok ini.
Kami menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari sempurna oleh karena
itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi
kesempurnaan proposal Terapi Aktivitas Kelompok ini kedepannya.

Medan, Oktober 2021


Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
A. TOPIK................................................................................................. 1
B. TUJUAN..............................................................................................1 
C. LANDASAN TEORI.......................................................................... 1
D. KLIEN.................................................................................................3
E. PENGORGANISASIAN....................................................................4
F. PROSES PELAKSANAAN............................................................... 6
LAMPIRAN........................................................................................ 7
 
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
STIMULASI PERSEPSI SENSORI (HALUSINASI)

A. TOPIK

Terapi aktifitas kelompok pada pasien dengan halusinasi. Mengontrol

halusinasi dengan cara menghardik halusinasi.

B. TUJUAN

1. Tujuan umum

Setelah dilakukan TAK diharapkan klien dapat menjelaskan cara

mengontrol halusinasi

2.Tujuan khusus

a.Klien mengetahui cara menghardik halusinasi. 

b.Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi.

C. LANDASAN TEORI

1. Terapi Aktifitas Kelompok 

a. Pengertian

Terapi aktifitas kelompok merupakan tindakan keperawatan untuk

memberikan sebuah stimulus untuk pengobatan kepada klien yang memilih latar

belakang dan masalah yang sama.

b. Jenis terapi aktifitas kelompok

Terapi aktifitas kelompok dibagi menjadi empat yaitu sebagai berikut :

1. Terapi aktifitas kelompok stimulasi Kognitif atau Persepsi


Klien dilatih mempersepsikan stimulus yang disediakan. Dengan proses

ini, diharapkan respon klien terhadap berbagai stimulus dalam kehidupan

menjadi adaptif.

2. Terapi aktifitas kelompok Stimulasi Sensori

Terapi ini digunakan sebagai stimulus sensori klien. Kemudian di

observasi reaksi sensori klien terhadap stimulus yang disediakan berupa

ekspresi perasaan secara nonverbal (ekspresi wajah, gerakan tubuh).

Aktifitas yang digunakan sebagai stimulus adalah musik, seni, menyanyi

dan menari.

3. Terapi aktifitas kelompok orientasi realitas

Klien diorientasikan pada kenyataan yang ada disekitar klien yaitu diri

sendiri, orang lain yang ada disekeliling klien dan lingkungan yang pernah

mempunyai hubungan dengan klien. Aktifitas dapat berupa orientasi orang,

waktu, tempat, benda yang ada disekitar dan semua kondisi nyata.

4. Terapi aktifitas kelompok sosialisasi

Klien dibantu untuk melakukan sosialisasi dengan individu yang ada

disekitar klien.

2. Halusinasi

a. Pengertian Halusinasi

Adalah persepsi yang kuat atas suatu peristiwa atau objek yang sebenarnya

tidak ada. Halusinasi dapat terjadi pada setiap panca indra yaitu penglihatan,

pendengaran, perasa, penciuman, atau perabaan.

b. Proses Terjadinya Halusinasi


Halusinasi merupakan salah satu respon maldaptif individu

yang berada dalam rentang respon neurobiology (Stuart dan Laraia,2018). Ini

merupakan respon persepsi paling maladaptif. Jika klien yang sehat persepsinya

akurat, mampu mengidentifikasi dan menginterpretasikan stimulus berdasarkan

informasi yang diterima melalui pancaindera (penglihatan, pendengaran,

penghidu, pengecapan dan perabaan), Klien dengan halusinasi mempersepsikan

suatu stimulus panca indera walaupun sebenarnya stimulus itu tidak ada.

Di antara kedua respon tersebut adalah respon individu yang karena sesuatu hal

mengalami kelainan persepsi yaitu salah mempersepsikan stimulus yang

diterima yang disebut sebagai ilusi. Klien mempunyai ilusi jika interpretasi yang

dilakukan terhadap stimulus pancaindera tidak akurat sesuai yang diterima.

Menurut Stuartdan Laraia (2018) rentang respon tersebut dapat digambarkan

sebagai berikut :

1. Respon adaptif respon maladaptif.

2. Pikiran logis distorsi pikiran gangguan pikir /delusi.

3. Persepsi akurat ilusi halusinasi.

4. Emosi konsisten reaksi emosi yang sulit berespon emosi.

5. Dengan pengalaman berlebihan atau minus perilaku disorganisasi.

6. Perilaku sesuai perilaku aneh / tidak bisa isolasi sosial.

7. Berhubungan sosial menarik diri.

D. KLIEN

1. Karakteristik Klien

1. Klien dengan diagnosa keperawatan gangguan persepsi sensori (Halusinasi)

2. Klien tenang dan kondisi fisik baik


3. Klien yang bisa kooperatif

4. Klien yang mampu berinteraksi dengan orang lain

2.Proses Seleksi

a. Klien diobservasi sesuai dengan karakteristik yang telah ditentukan.

b. Membuat daftar nama klien yang dapat mengikuti Terapi Aktivitas

Klompok.

c. Menyeleksi nama-nama klien yang akan diikuti Terapi Aktivitas

Kelompok denganberdiskusidengan perawat ruangan.

d. Membuat kontrak waktu dan tempat kepada klien yang telah

ditentukan bersama perawat ruangan.

E. PENGORGANISASIAN

1. Waktu Pelaksanaan

Hari/ tanggal : Jumat 29 Oktober 2021

Tempat pertemuan : Ruang Perpustakaan RSJ. Prof. DR. M. Ildrem

Waktu : 13.00 – Selesai

Durasi : 45 Menit

Kegiatan : Melakukan Terapi Aktivitas Kelompok Halusinasi.

Jumlah anggota : 5 Orang

2.Tim Terapis

a. Leader : Hayatur Rahmi

Bertugas

1. Katalisator : yaitu mempermudah komunikasi dan interaksi


dengan jalan menciptakan situasi dan suasana yang memungkinkan klien

termotivasi untuk mengekspresikan perasaannya.

2. Auxilery ego : Sebagai penopang bagi anggota yang terlalu lemah atau

mendominasi.

3. Koordinator mengarahkan proses kegiatan kearah pencapaian tujuan dengan

cara memberi motivasi kepada anggota untuk terlihat dalam kegiatan.

b. Co-Leader : Rehan Delima Br Sembiring

Bertugas

1. Mendampingi jika terjadi bloking.

2. Mengoreksi dan mengingatkan leader jika terjadi kesalahan.

3. Bersama leader memecahkan masalah.

c. Observer : Anggi Paska Nainggolan

Bertugas

1. Mengobservasi persiapan dan pelaksanaan Terapi Aktivitas Kelompok dari

Awal sampai akhir.

2. Mencatat semua aktivitas dalam terapi aktivitas kelompok.

3. Mengobservasi perilaku pasien.

d. Fasilitator : Lena Sarianti dan Raisyah Maharani

Bertugas

1. Membantu klien meluruskan dan menjelaskan hal yang harus dilakukan.

2. Mendampingi peserta Terapi Aktivitas Kelompok. 

3. Memotivasi klien untuk aktif dalam kelompok.


4. Menjadi contoh bagi klien selama kegiatan.

3. Setting Tempat

a. Terapis dan klien duduk bersama membentuk lingkaran.

b. Ruangan nyaman dan tenang

Setting Tempat

Keterangan:

Leader: Observer:
 

Coleader: Fasilitator:

Pasien:

4. Alat yang digunakan
a.Balon
b.Sound musik
c.Buku catatan dan pulpen
5.Metode
a. Dinamika Kelompok
b. Diskusi
c. Tanya jawab

F. PROSES PELAKSANAAN
1. Orientasi

STRATEGI PELAKSANAAN 1 (SP 1) HALUSINASI PENDENGARAN


A. Kondisi
Klien terlihat bicara atau tertawa sendiri, marah-marah tanpa sebab,
mendekatkan telinga kearah tertentu, dan menutup telinga. Klien mengatakan
mendengar suara-suara atau kegaduhan, mendengar suara yang mengajaknya
bercakap-cakap, dan mendengar suara menyuruh melakukan sesuatau yang
berbahaya.

B. Diagnosis Keperawatan
Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi

C. Tujuan
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya, dengan criteria sebagai
berikut :
1) Ekspresi wajah bersahabat
2) Menunjukkkan rasa senang
3) Klien bersedia diajak berjabat tangan
4) Klien bersedia menyebutkan nama
5) Ada kontak mata
6) Klien bersedia duduk berdampingan dengan perawat
7) Klien bersedia mengutarakan Masalah yang dihadapinya.
b. Membantu klien mengenal halusinasinya
c. Mengajarkan klien mengontrol halusinasinya dengan menghardik
halusinasi

D. Intervensi Keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya dengan prinsip komunikasi terapeutik
1) Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun nonverbal
2) Perkenalkan diri dengan sopan
3) Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
4) Jelaskan tujuan pertemuan
5) Jujur dan menepati janji
6) Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
7) Beri perhatian kepada klien dan memperhatikan kebutuhan dasar klien.

b. Bantu klien mengenal halusinasinya yang meliputi isi, waktu terjadi


halusinasi, frekuensi, situasi pencetus, dan perasaan saat terjadi halusinasi.

c. Latih klien untuk mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.


Tahapan tindakan yang dapat dilakukan meliputi hal-hal sebagai berikut :
1) Jelaskan cara menghardik halusinasi
2) Peragakan cara menghardik halusinasi
3) Minta klien memperagakan ulang
4) Pantau penerapan cara ini dan beri penguatan pada perilaku klien yang sesuai
5) Masukkan dalam jadwal kegiatan klien

E. Strategi Pelaksanaan
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
“ Selamat Pagi mba, perkenalkan nama saya Anggi, Rahmi, Lena, Raisyah, kami
Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Medan. Kalau boleh Saya tahu nama Mba siapa
dan senang dipanggil dengan sebutan apa?”
b. Evaluasi/validasi
“Bagaimana perasaan Mba hari ini?
Bagaimana tidurnya tadi malam?
Ada keluhan tidak?”
c. Kontrak
1) Topik
“Bagaimana kalau kita ngobrol tentang suara dan sesuatu yang selama ini Mba
dengar dan lihat tetapi tidak tampak wujudnya?”
2) Waktu
“Berapa lama kira-kira kita bisa ngobrol?
Mba maunya berapa menit?
Bagaimana kalau 10 menit? Bisa?”
3) Tempat
“Di mana kita akan bincang-bincang ???
Bagaimana kalau di ruang tamu saja ???

2. Kerja
“Apakah Mba mendengar suara tanpa ada wujudnya?” “Apa yang dikatakan
suara itu?”
“Apakah Mba melihat sesuatu atau orang atau bayangan atau mahluk?” “Seperti
apa yang kelihatan?”
“Apakah terus-menerus terlihat dan terdengar, atau hanya sewaktu-waktu saja?”
“Kapan paling sering Mba melihat sesuatu atau mendengar suara tersebut?”
“Berapa kali sehari Mba mengalaminya?”
“Pada keadaan apa, apakah pada waktu sendiri?” “Apa yang Mba rasakan pada
saat melihat sesuatu?”
“Apa yang Mba lakukan saat mendengar suara tersebut?” “Apakah dengan cara
itu suara tersebut hilang?”
“Bagaimana kalau kita belajar cara untuk mencegah suara-suara tersebut agar
tidak muncul?”
“Mba, saya punya empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul.”
“Pertama, dengan menghardik suara tersebut.”
“Kedua, dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.”
“Ketiga, melakukan kegiatan yang sudah terjadwal.”
“Keempat, minum obat dengan teratur.”
“Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik.”
“Caranya seperti ini:
1)Saat suara-suara itu muncul, yang harus mba lakukan adalah meletakkan
kedua telapak tangan di telinga kemudian katakan “Pergi … pergi...
Saya tidak mau dengar … . Kamu suara palsu”. Begitu diulang- ulang
sampai suara itu tidak terdengar lagi. Coba Mba peragakan!
Nah begitu bagus! Coba lagi! Ya bagus Mba sudah bisa.”
2). Terminasi
a. Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan Mba setelah melakukan praktek tadi?
b. Evaluasi objektif
“Setelah kita ngobrol tadi, panjang lebar, sekarang coba Mba simpulkan
pembicaraan kita tadi.”
“Coba sebutkan cara untuk mencegah suara itu agar tidak muncul lagi.”
c. Rencana tindak lanjut
“Kalau bayangan dan suara-suara itu muncul lagi, silakan Mba coba cara
tersebut! Bagaimana kalau kita buat jadwal latihannya. Mau jam berapa saja
latihannya?”
d. Kontrak yang akan datang
1) Topik
“Mba, bagaimana kalau besok kita ngobrol lagi tentang cara berbicara dengan
orang lain saat suara-suara itu muncul?”
2) Waktu
“Kira-kira waktunya kapan ya? Bagaimana kalau besok jam 09.30 WIB, bisa?”
3) Tempat
“Kira-kira tempat yang enak buat kita ngobrol besok di mana ya? Sampai
jumpa besok.
STRATEGI PELAKSANAAN 2 (SP 2)
A. Kondisi klien
DO : Klien tenang
DS : Klien mengatakan mendengar ada suara-suara tapi suara itu tidak jelas

B. Diagnosa Keperawatan
Gangguan Persepsi Sensori : halusinasi

C. Tujuan
Ajarkan cara mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang
lain.

D. Intervensi Keperawatan
Diskusikan dengan klien cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap
dengan orang lain.

E. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


a. Fase Orientasi :
 Salam terapeutik : ” Selamat pagi, Mba? Bagaimana kabarnya hari ini?
Mba masih ingat dong dengan saya? Mba sudah mandi belum? Apakah Mba
sudah makan?
 Evaluasi validasi : ”Bagaimana perasaan Mba hari ini?
Kemarin kita sudah berdiskusi tentang halusinasi, apakah Mba bisa
menjelaskan kepada saya tentang isi suara-suara yang Mba dengar dan apakah
Mba bisa mempraktekkan cara mengontrol halusinasi yang pertama yaitu dengan
menghardik?”
 Kontrak :
Topik :
”Sesuai dengan kontrak kita kemarin, kita akan berbincang-bincang di ruamg
tamu mengenai cara-cara mengontrol suara yang sering Mba dengar dulu agar
suara itu tidak muncul lagi dengan cara yang kedua yaitu bercakap-cakap dengan
orang lain.
Waktu :
Berapa lama kita akan bincang-bincang, bagaimana kalau 10 menit saja,
bagaimana Mba setuju?”
Tempat :
”Dimana tempat yang menurut Mba cocok untuk kita berbincang-bincang?
Bagaimana kalau di ruang tamu? Mba setuju?”

b. Fase kerja
 ”Kalau Mba mendengar suara yang kata Mba kemarin mengganggu
dan membuat Mba jengkel. Apa yang Mba lakukan pada saat itu? Apa yang
telah saya ajarkan kemarin apakah sudah dilakukan?”
 ”Cara yang kedua adalah Mba langsung pergi ke perawat. Katakan
pada perawat bahwa Mba mendengar suara. Nanti perawat akan mengajak Mba
mengobrol sehingga suara itu hilang dengan sendirinya.

c. Fase terminasi
 Evaluasi subyektif : ”Tidak terasa kita sudah berbincang-bincang
lama. Saya senang sekali Mba mau berbincang-bincang denagan saya.
Bagaimana perasaan Mba setelah kita berbincang- bincang?”
 Evaluasi obyektif : ”Jadi seperti yang Mba katakan tadi, cara yang
Mba pilih untuk mengontrol halusinasinya adalah......
 Tindak lanjut : ”nanti kalau suara itu terdengar lagi, Mba terus
praktekkan cara yang telah saya ajarkan agar suara tersebut tidak menguasai
pikiran Mba.”

 Kontrak yang akan datang :


Topik :
”Bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang lagi tentang cara mengontrol
halusinasi dengan cara yang ketiga yaitu menyMbakkan diri dengan kegiatan
yang bermanfaat.”
waktu :
”Jam berapa Mba bisa? Bagaimana kalau besok jam .....? Mba setuju?”
tempat :
”Besok kita berbincang-bincang di sini atau tempat lain? Termakasih Mba sudah
berbincang- bincang dengan saya. Sampai ketemu besok pagi.”

STRATEGI PELAKSANAAN 3 (SP 3)


A. Kondisi klien
DO : Klien tenang
DS : Klien mengatakan sudah lebih mendengar suara-suara yang tidak jelas

B. Diagnosa Keperawatan : halusinasi

C. Tujuan
Agar klien dapat memahami tentang cara mengontrol halusinasi dengan
melakukan aktifitas / kegiatan harian.

D. Intervensi Keperawatan
Ajarkan klien mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktifitas harian
klien.

E. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


1. Fase Orientasi :
 Salam terapeutik : ” Selamat pagi, mba? Masih ingat saya ?
 Evaluasi validasi : ”Mba tampak segar hari ini. Bagaimana perasaannya
hari ini ? sudah siap kita berbincang bincang ? Masih ingat dengan kesepakatan
kita tadi, apa itu ? apakah Mba Masih mendengar suara- suara yang kita
bicarakan kemarin
 Kontrak Topik :
”Seperti janji kita, bagaimana kalau kita sekarang berbincang- bincang tentang
suara- suara yang sering Mba dengar agar bisa dikendalikan engga cara
melakukan aktifitas / kegiatan harian.”
Tempat :
”Dimana tempat yang menurut Mba cocok untuk kita berbincang-bincang?
Bagaimana kalau di ruang tamu? Mba setuju?”
Waktu :
”Kita nanti akan berbincang kurang lebih 10 menit, bagaimana Mba setuju?”
2. Fase Kerja
 ”Cara mengontrol halusinasi ada beberapa cara, kita sudah
berdiskusi tentang cara pertama dan kedua, cara lain dalam mengontrol
halusinasi yaitu cara ketiga adalah Mba menyibukkan diri dengan berbagi
kegiatan yang bermanfaat. Jangan biarkan waktu luang untuk melamun saja.”
 ”Jika Mba mulai mendengar suara-suara, segera menyibukkan diri dengan
kegiatan seperti menyapu, mengepel, atau memasak atau dengan kegiatan lain.”

F. Fase Terminasi
 Evaluasi subyektif : ”Tidak terasa kita sudah berbincang-bincang lama,
saya senag sekali Mba mau berbincang-bincang dengan saya. Bagaimana
perasaan Mba setelah berbincang- bincang?”
 Evaluasi obyektif : ”Coba Mba jelaskan lagi cara mengontrol halusinasi
yang ketiga?
 Tindak lanjut : ”Tolong nanti Mba praktekkan cara mengontrol halusinasi
seperti yang sudah diajarkan tadi?
 Kontrak yang akan datang Topik:
”Bagaimana Mba kalau kita berbincang-bincang lagi tentang cara mengontrol
halusinasi dengan cara yang keempat yaitu dengan patuh obat.”

STRATEGI PELAKSANAAN 4 (SP 4)


A. Kondisi klien
DO : Klien tenang
DS : Klien mengatakan sudah lebih mendengar suara-suara yang tidak jelas

B. Diagnosa Keperawatan : halusinasi

C. Tujuan: Agar klien dapat mengontrol halusinasi dengan patuh obat.

D. Intervensi Keperawatan
Ajarkan klien mengontrol halusinasi dengan cara patuh obat yaitu penggunaan
obat secara teratur (jenis, dosis, waktu, manfaat, dan efek samping)
E. Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Fase Orientasi :
 Salam terapeutik : ” Selamat pagi, Mba? Masih ingat saya ???
 Evaluasi validasi : ”Mba tampak segar hari ini. Bagaimana
perasaannya hari ini ? sudah siap kita berbincang bincang ? Masih ingat
dengan kesepakatan kita tadi, apa itu? apakah Mba masih mendengar suara-
suara yang kita bicarakan kemarin.
 Kontrak Topik :
”Seperti janji kita, bagaimana kalau kita sekarang berbincang- bincang tentang
obat- obatan yang Mba minum.”
Tempat :
”Dimana tempat yang menurut Mba cocok untuk kita berbincang-bincang?
Bagaimana kalu di ruang tamu? Mba setuju?”
Waktu :
”Kita nanti akan berbincang kurang lebih 10 menit, bagaimana Mba setuju?”

2. Fase Kerja
”Ini obat yang harus diminum oleh Mba setiap hari yaitu :
- Risperidone adalah antipsikotik atipikal yang digunakan untuk mengobati
skizofrenia dan gangguan bipolar.
- Clozapine adalah obat untuk meredakan gejala skizofrenia, yaitu gangguan
mental yang menyebabkan seseorang mengalami halusinasi, delusi, serta
gangguan berfikir dan berprilaku.

3. Fase Terminasi
 Evaluasi subyektif : ”Tidak terasa kita sudah berbincang-bincang
lama, saya senag sekali Mba mau berbincang-bincang dengan saya. Bagaimana
perasaan Mba setelah
berbincang- bincang?”
 Evaluasi obyektif : ”Coba Mba jelaskan lagi obat apa yang diminum tadi?
 Tindak lanjut : ”Tolong nanti Mba minta obat ke perawat kalau saatnya
minum obat.”
PENILAIAN KEMAMPUAN MENGKONTROL HALUSINASI DAN
MENGIKUTI KEGIATAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

1. PenilaianIndividu
Kemampuan Mengkontrol Halusinasi

No Nama Klien Menyebut Isi Menyebut Waktu Menyebutkan Menyebutkan yang


Halusinasi Terjadinya situasi yang dirasakan saat
mendukung terjadinya
1.
2.
3.
4.
Petunjuk :

 Evaluasi dilaksanakan saat Tak berlangsung, khususnya tahap kerja


 Tulis nama panggilan klien yang ikut Tak pada kolom nama klien
 Beri tanda √ bila klien mampu dan beri tanda X bila klien tidak mampu

Aspek yang dinilai Penilaian ( 0-3 )


N
0 Tn. Ny. Tn. Ny.
Nama Klien
L R A H
1. Menyebutkan cara mengatasi halusinasi
Menyebutkan efektivitas cara mengatasi
2.
halusinasi
Menyebutkan cara mengatasi halusinasi dengan
3.
menghardik
4. Memperagakan menghardik halusinasi
Petunjuk :

1. Tulis nama klien yang ikut TAK pada kolom nama klien

2. Untuk tiap klien beri penilaian tentang kemampuan menyebutkan cara dan
mempraktekkan cara mengkontrol halusinasi :

3 = Klien yang mampu menjawab dengan benar

2 = Klien mampu menjawab dengan dibantu

1 = Klien menjawab tapi salah

0 = Klien tidak mampu menjawab

Anda mungkin juga menyukai