Anda di halaman 1dari 35

Moisturizer

apt. Oktavia Eka Puspita, S.Farm., M.Sc


Kosmetologi
Semester Ganjil TA. 2022/2023
Fungsi Epidermis
Water evaporation barrier

Fungsi utama stratum corneoum (SC) adalah


epidermal permeability barrier. SC membatasi
hilangnya air dari dalam tubuh menembus kulit.

Fungsi sebagai epidermal permeability barrier


diberikan oleh lipid, terutama jenis ceramides dan
cholesterol, dan free fatty acid (FFA), yang
terdapat di ruang extracellular sel SC.

Mechanical barrier

Sel-sel corneocyte dikelilingi oleh cornified


envelope sehingga bentuk sel SC kuat dan kaku.
cornified envelope terbentuk dari protein. Lapisan
SC yang kuat dan kaku ini memberikan
perlindungan mekanik sehingga tubuh tidak
mudah terluka.
Stratum corneoum Sel corneocyte, hasil keratinisasi. Memiliki keratin dan lipid
ekstraseluler (brick mortar sturctur)

Antar corneocyte diikatkan oleh corneodesmosome. Struktur ini


harus didegradasi oleh protease (serine protease) dan
glikosidase agar kulit dapat terlepas pada proses desquamation.

Cornified envelope (CE) memberikan integritas pada SC.


Stratum granulosum

• Terdapat saluran lipid – lamellar granul, yang


membawa lipid dari suprabasal menuju antar
corneocyte di SC.
• Saat stratum granulosum berproses menjadi SC,
dalam lamellar granul enzim lipase mengubah
phospholipid → cholesterol, glucosyl ceramides →
free fatty acid, cholesterol sulfate → ceramides. Lipid
tersebut bersatu dalam interseluler corneocyte.
• Memiliki keratohyalin granules, yang mengandung
keratin dan protein-protein lain. Jenis protein yang
paling penting adalah filaggrin.
• Filaggrin sebagai sumber asam amino untuk
komponen penyusun natural moisturizing factor
(NMF) pada SC
Fungsi kulit Barrier penguapan air
Adanya lipid pada interseluler corneocyte membatasi
pergerakan air secara transkutan.

Barrier mekanik
CE memberikan kekuatan pada sel corneocyte.

Barrier antimikrobial
Sekresi sebum, keringat, dan pH.

Barrier UV
Melanin dibentuk dalam sel khusus dalam stratum basal,
kemudian ditransfer ke keratinocytes dalam stratum
basal dan spinosum, akhirnya sampai di SC.
Hidrasi kulit dan melembabkan (moisturization)
NMF dalam corneocyte merupakan kumpulan komponen yang sifatnya water-soluble.

Banyak komponen NMF dihasilkan dari


hidrolisis filaggrin dan histidin.

Tingkat hidrasi SC mengontrol protease


yang menghidrolisis filaggrin, dan
histidase yang mengubah histidin
menjadi urocanic acid.
Komponen NMF dalam
Mudah hilang dari corneocyte
corneocyte sifatnya water-
soluble.

Adanya lapisan lipid disekitar


Menyerap dan menahan air, corneocyte mencegah hilangnya
sehingga lapisan SC tetap NMF
lembab meskipun terpapas
lingkungan luar.
Desquamation

Merupakan terlepasnya corneocyte karena


terdegradasinya corneodesmosome oleh
protease di SC. Proses ini merupakan upaya
penyeimbangan terhadap aktivitas keratinocyte
yang terus menerus berdiferensiasi.

Sintesis lipid
Lipid epidermal (ceramides cholesterol, dan FFA)
disintesis keratinocyte di stratum granulosum.
Relevansi Struktur Kulit terhadap Pengembangan Produk Kosmetik

Cosmetics that restore skin barrier properties

Air adalah komponen plasticizer yang penting bagi SC. Kulit menjadi pecah-
pecah ketika hidrasi SC menurun.

Komponen NMF yang ada di SC berperan sebagai humectants, menyerap air


dari lingkungan.

Sekresi sebaceous glands pada SC juga berperan sebagai emollients.

Tidak adanya komponen NMF dapat menyebabkan kulit kering. Aplikasi topikal
bahan-bahan dari luar yang serupa komponen NMF dapat memperbaiki kulit
kering dan meningkatkan kelembapan kulit.
“ Moisturizers ” adalah bahan yang ketika dipakai pada kulit dapat menambah
atau menahan air pada SC.

Sebagai emollient, petroleum jelly, hydrocarbon oils, waxes, mineral, silicone oils,
paraffin dapat memberikan perlindungan (occlusive barrier) pada kulit yang
dapat mencegah hilangnya kelembapan kulit.

Pemakaian anti oksidan secara topikal dapat membantu melindungi kulit dari
efek perusakan oleh UV.

Pemakaian komponen lipid secara topikal membantu melembabkan kulit dan


memperbaiki kondisi kulit. → Application of a mixture of cholesterol, ceramides,
and essential/non - essential FFAs → dapat membantu pemulihan fungsi barrier
lipid pada SC.
Air merupakan plasticizer penting Kulit menjadi kering dan pecah-pecah
dalam SC. jika tingkat hidrasi kurang

Pemberian topikal komponen NMF


Komponen NMF di SC terluar berperan
sebagai humectant: menyerap
Hyaluronic acid membentuk lapisan kelembapan dari lingkungan.
tipis → mengikat air → menjaga
kulit lentur dan halus

Sekresi dari kelenjar sebaseus pada


Emollient seperti petrolatum, wax,
permukaan kulit berperan sebagai
dll membentuk occlusive barrier
emollient, yang berkontribusi terhadap
pada kulit, mencegah kehilangan
hidrasi kulit.
air
Facial Moisturizer

Facial moisturizer dapat digunakan untuk memperbaiki tekstur kulit,


merawat kulit kering, dan memberikan perlindungan terhadap sinar UV.

Occlusives, humectant, emollients, dan susnscreen merupakan bahan


yang penting dalam formulasi facial moisturizer.

Efikasi facial moisturizer dapat diukur menggunakan parameter


transepidermal water loss dan corneometry.

Wajah merepresentasikan usia, kesehatan, emosi, lifestyle → kondisi


fisik.
Kulit wajah sensitif → memiliki banyak kelenjar keringat, dermisnya
relatif tipis, dan memiliki banyak kelenjar sebaceous (400-900 kelenjar
per cm2).

Moisturizer dapat memperbaiki kondisi fisik wajah → merupakan


cosmeceuticals.

Tujuan fisiologik facial moisturization adalah untuk memperbaiki fungsi


barrier SC.

Fungsi barrier epidermis:


1. Mempertahankan kadar air (melembabkan)
2. Membatasi transepidermal water loss (TEWL) → penguapan.
3. Menopang sintesis lipid
4. Terjadinya desquamasi
Memberikan kelembapan (menggunakan moisturizer) pada SC dapat
memperbaiki fungsi enzim desquamasi dan memulihkan siklus kulit
(renewal cycle).

Moisturizer adalah bahan atau produk yang digunakan pada topikal


untuk mengatasi tanda kulit kering.

Konsumen mengharapkan facial moisturizer yang dapat mengurangi


kekeringan pada kulit wajah, memperbaiki kulit kusam, menghaluskan,
dan melembutkan kulit.

Selain itu, konsumen juga menginginkan facial moisturizer yang


menyenangkan ketika digunakan → pleasant sensory qualities.
Kategori bahan yang digunakan untuk formulasi facial moisturizer:

Humectant Emollient Occlusive Emulsifier Peservative


Dimethicone X X
Trisiloxane X
Glycerin X X
Glyceryl stearate X
PEG 100 stearate X
Potassium cetyl X
phosphate
Hydrogenated palm X
glycerides
Hexanediol X X
Cetearil alcohol X
Methylparaben X
Propylparaben X
Methylisothiazolinone X
Humektan (e.g gliserin) menarik dan menahan kelembapan pada SC →
membantu hidrasi SC.

Emmolient, pada umumnya bahan jenis lipid atau minyak, berfungsi


meningkatkan fleksibilitas dan kelembutan kulit. Juga memberikan efek
menyejukkan pada kulit.

Occlusives (melapisi) memberikan fungsi membatasi transepidermal


water loss (TEWL)

Emulsifier untuk membentuk emulsi → bentuk sediaan facial


moisturizer adalah emulsi.

Pengawet untuk mencegah pertumbuhan mikroba pada sediaan

Fragrance untuk esthetic value dan menutupi bau bahan-bahan


Bentuk emulsi sediaan facial moisturizer biasanya adalah oil-in-water.

Viskositas sediaan facial moisturizer penting, karena sangat


mempengaruhi penerimaan oleh konsumen, juga cepat lambatnya laju
absorpsi pada kulit.

Misalnya, krim facial moisturizer yang digunakan pada siang hari


banyak kandungan emollient terasa lengket, tapi viskositasnya lebih
rendah.

Dan krim yang digunakan malam hari, viskositasnya lebih tinggi agar
awet menempel pada wajah.

Untuk memodifikasi viskositas sediaan dapat memvariasikan jumlah


air-minyak, humektan, dan emollient.
Humektan

Humektan merupakan bahan yang sifatnya mudah larut dalam air dan
dapat menarik moleul air dalam jumlah banyak.

Secara natural, dalam dermis sudah ada humektan, yaitu hyaluronic


acid. Selain itu secara endogen juga dihsilkan gliserol.

Bahan eksternal yang dapat ditambahkan pada facial moirtizer adalah


gliserin, sorbitol, urea, sodium lactate.
Occlusives

Bahan occlusive melengkapi fungsi humektan


dalam menghidrasi kulit → occlusive ini
menghambat penguapan air dari kulit dangan
cara membentuk barrier hidrofobik pada SC.

Petrolatum dan lanolin occlusive yang baik, tapi


sudah mulai digantikan oleh bahan-bahan inovasi
baru karena sifatnya yang kurang menyenangkan
jika dipakai.
Emollients

Jenisnya lipid atau minyak, yang fungsinya untuk melembutkan kulit.

Secara natural, komponen lipid (ceramide, cholesterol) terdapat dalam


antar sel SC.

Emollient dalam facial moisturizer bertujuan untuk menggantikan


kekurangan natural lipid pada antar sel SC.
Meningkatkan kelembapan kulit dapat dilakukan dengan cara
memodulasi hyaluronic acid (HA).

Alpha-hydroxy Acid

AhA menstimulasi produksi HA dalam kultur fibroblast dermal.

Retinoic Acid

Penggunaan topikal asam retinat dapat menurunkan tanda-tanda


penuaan.

Steroid

Mencegah rusaknya HA.


Hand and Foot Moisturizer

Kulit pada tangan dan kaki lebih tebal daripada bagian kulit lainnya. Dan
karena sering terkena tekanan dan gesekan, maka cenderung timbul
kalus.

Membutuhkan moisturizer yang efektif → kebutuhan formulasi khusus.

Kulit pada tangan cenderung mengalami xerosis, dermatitis, eczema.

Kulit pada kaki cenderung dipengaruhi oleh faktor cuaca, yaitu


mempengaruhi kelembapan pada kulit kaki.

Secara umum, hand and foot moisturizer membutuhkan formula yang


mengandung kombinasi bahan humektan dan occlusive.
Bahan yang sudah
dipelajari dan hasilnya
menunjukkan
kemampuannya dalam
memperbaiki sifat
fisik dan kimia pada
permukaan kulit
tangan dan kaki
adalah urea.
Urea adalah komponen dalam SC yang kapasitas penyerapan airnya
tinggi. Dengan demikian, kadar air dalam kulit dipengaruhi oleh
konsentrasi urea dalam kulit tersebut.

Pada kulit kulit kering dan kulit yang mengalami gangguan keratinisasi,
sering ditemukan rendahnya kandunga urea dalam SC → menunjukkan
pentingnya zat ini dalam menaga keseimbangan kelembapan.

Urea mampu mengekspos keratin dalam SC sehingga memungkinkan


transort air masuk ke dalam SC → memberikan plasticizing effect.

Urea memiliki efek proteolitik dan keratolitik pada konsentrasi di atas


10%.
Selain urea, dalam formulasi hand and foot moisturizer, juga ada lactic
acid.

Lactic acid memiliki sifat humektan dan dapat meningkatkan sintesis


ceramide.

Urea dan lactic acid sering dikombinasikan dalam formulasi moisturizer


untuk perawatan kulit tangan dan kaki.

Perawatan kulit tangan dapat dilakukan dengan meningkatkan


kandungan urea dalam kulit → sebuah studi menunjukkan bahwa
meningkatnya daka urea dalam kulit dapat meningkatkan hidrasi kulit
dan mengurangi kulit kasar.
Stratum corneum urea content before application, after 2 weeks of
daily use, and 3 days after discontinuing application of an oil - in -
water emulsion containing 5% urea and 2.5% sodium lactate .
Improvement in hand eczema (top) and xerosis (bottom) after 4 weeks of daily usage (right) of
a hand cream containing 5% urea and sodium lactate.
Improvement in diabetic foot skin after 6 weeks of daily usage of a foot cream containing 10%
urea and 5% sodium lactate. Pretreatment photos (left) of two different subjects (top and
bottom) and their corresponding week 6 photos (right).
Next-generation moisturizer

Aquaporin (AQP)

Komponen penting dalam pengaturan kelembapan pada lapisan bawah


dalam epidermis.

Dari suatu studi diketahui bahwa gliserol dan urea ditransport melalui
AQP untuk memberikan kelembapan dalam epidermis.

Aquaporin adalah protein integral membran sel yang mengatur


transport air ke dalam sel.
Berbekal pada hasil penemuan fungsi AQP, maka dicari bahan yang
aktivitasnya dapat mengatur jumlah AQP pada sel → yang berarti dapat
mengotrol/meningkatkan hidrasi kulit.

Enhanced Glycerol Derivatives (EGD)

Pada sebuah studi menunjukkan bahwa dibandingkan treatment yang


hanya menggunakan bentuk aslinya (gliserol), EGD dapat meningkatkan
jumlah AQP dalam sel epidermis.

Kemudian, pada studi klinis menunjukkan bahwa fungsi barrier kulit


meningkat setelah penggunaan lotion yang mengandung EGD
dibandingkan terhadap kontrol (basis, basis+gliserol).

Perbaikan fungsi tersebut diketahui dengan mengukur parameter TEWL.


Transepidermal water loss (TEWL) measurement after the following treatments: vehicle;
vehicle with 6.5% glycerol; and vehicle with 6.5% glycerol and 5% enhanced glycerol
derivative (EGD).
Lotion → klaim: dapat melembabkan
selama 24 jam.

Produk Nivea: Express Hydration Body


Lotion → mengandung Hydra-IQ
(Gluco-Glycerol)→ berdasarkan
penemuan tentang AQP
End of Slides

Anda mungkin juga menyukai