SAKIT KEPALA Nyeri pada kepala yang letaknya di atas mata atau telinga, kepala belakang, atau pada bagian punggung yaitu pada leher bagian atas MACAM SAKIT KEPALA Tension headache tipe yang paling sering terjadi. Kejadian lebih sering pada wanita Migraine tipe sakit kepala dengan insidensi kejadian no. 2 setelah tension headache. Kejadian pada anak – anak setara dengan dewasa. Wanita lebih tinggi Cluster headache jarang terjadi, lebih sering pada pria, lebih sering pada usia 28 – 30 th MIGRAIN Sakit kepala berulang dengan intensitas sedang sampai berat dengan gejala meliputi gejala GI, neurologik dan gejala autonomik PATOFISIOLOGI Sebab utama : disfungsi neuronal Nyeri pada migrain : ketidakseimbangan aktivitas neuron serotonergik dan/atau jalur noradrenergik batang otak -> vasodilatasi pembuluh darah intracranial dan aktivasi trigeminovascular system -> pelepasan neuropeptida vasoaktif -> vasodilatasi, dural plasma extravasation, perivaskular inflamation Serotonin : mediator migrain GEJALA DAN TANDA Peringatan awal (± 60%) bbrp jam/hari sebelum serangan Gejala yang terasa :
Neurologik : sensitivitas pada suara dan cahaya, sulit
berkonsentrasi Psikologik : cemas, depresi, euphoria, iritabilitas, mengantuk Autonomik : poliuri, diare, konstipasi Gejala tambahan : tenggorokan gatal, haus, anoreksia lanjutan Aura (± 20%) terjadi selama 5 – 20 menit, paling lama < 60 menit Sakit kepala dalam kurun 60 menit setelah aura Positif aura : flashing, cahaya berwarna yang sangat terang dengan pola zigzag (fortification spectrum) Negatif aura : titik hitam, lubang hitam (scotoma) Gejala sensori dan motorik : kebas pada tangan dan wajah, lemah, aphasia, disphasia, hemiparesis lanjutan Muncul pagi hari setelah bangun tidur, paling lama 4 – 72 jam Nyeri sedang – berat, unilateral, berdenyut Gejala GI : mual, muntah Gejala sistemik : anoreksia, konstipasi, diare, keram perut, pandangan kabur, wajah terasa panas, dsb Pada saat serangan : irritabilitas, sakit kepala meningkat jika ada gerakan kepala DIAGNOSIS Sejarah serangan sakit kepala : penting untuk penegakan diagnosis Pemeriksaan neurologik dan umum : menentukan penyebab sakit kepala Neuroimaging : jika ada hasil pemeriksaan abnormal -> second headache OUTCOME Terapi akut : perbaikan kondisi yang menetap, cepat, dengan ESO dan serangan ulang yang minimal -> pasien bisa beraktivitas normal Pasien harus bisa memanage sakit kepala mereka dengan efektif tanpa harus ke IGD atau bantuan dokter Kerjasama px dengan klinis untuk membuat suatu rencana jangka panjang yang dapat menurunkan frekuensi serangan, meminimalkan ketidakmampuan fisik dan stress, meningkatkan QOL TATALAKSANA TERAPI TERAPI NONFARMAKOLOGI 1. Kompres es pada kepala selama serangan
2. Istirahat/tidur dalam ruangan gelap dan sunyi
3. Menghindari faktor pencetus migrain
4. Intervensi gaya hidup
TERAPI FARMAKOLOGI ALGORITME MIGRAIN HEADACHE.doc TERAPI FARMAKOLOGI Terapi akut migrain harus dibatasi hanya 2 hari tiap minggunya untuk menghindari medication missuse atau rebound headache Antiemetik (prochloperazine, metoclopramide) diberikan 15 – 30 menit sebelum terapi NSAID : migrain ringan – sedang NSAID aksi cepat (ibuprofen, naproksen, diklofenak) merupakan pilihan ketolorak (suppo, im) pilihan utk px mual muntah Ergot alkaloid dan turunannya migrain sedang – berat agonis nonselektif reseptor serotonin - konstriksi pembuluh darah intrakranial - menghambat inflamasi neurogenik pada sistem trigeminovaskular Agonis Reseptor Serotonin (Triptan) first line terapi migrain sedang – berat bila tx dengan agen nonspesifik tidak efektif agonis selektif reseptor 5-HT1B dan 5-HT1D - stimulasi reseptor 5-HT1B menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah intracranial - penghambatan pelepasan neuropeptid vasoaktif dari syaraf trigeminal perivaskular melalui stimulasi reseptor 5-HT1D - interupsi transmisi sinyal nyeri pada batang otak melalui stimulasi 5-HT1D Opioid nasal spray alternatif injeksi terapi migrain Glukokortikoid untuk persisten headache TERAPI PROFILAKSIS Untuk menurunkan frekwensi, keparahan, dan lama serangan Meningkatkan respon terhadap terapi Tx dilanjutkan 3 – 6 bln setelah gejala menghilang TERAPI PROFILAKSIS.doc PROFILAKSIS Β-bloker : mekanisme kerja belum diketahui, dapat menurunkan frekuensi serangan 50%-60%, baik untuk px anxiety, hipertensi dan angina Amitriptyline (TCA) merupakan pilihan untuk profilaksis migrain Valproic acid dan divalproex sodium (antikonvulsan) dapat menurunkan frekuensi migrain sampai 65%. Effikasinya berkaitan dengan fungsinya sebagai fasilitator GABA lanjutan Methysergide, agen paling tua dan paling efektif. Menstabilkan neurotransmisi serotonergik pada sistem trigeminal dan menghambat inflamasi neurogenik Verapamil (Ca chanel bloker) merupakan pilihan kedua atau ketiga dalam terapi profilaksis SELESAI.........