Anda di halaman 1dari 19

FARMAKOTERAPI SAKIT KEPALA

LUH PUTU FEBRYANA LARASANTY, S.FARM.,APT.


SAKIT KEPALA
 Nyeri pada kepala yang letaknya di atas mata atau
telinga, kepala belakang, atau pada bagian
punggung yaitu pada leher bagian atas
MACAM SAKIT KEPALA
 Tension headache
tipe yang paling sering terjadi. Kejadian lebih sering
pada wanita
 Migraine
tipe sakit kepala dengan insidensi kejadian no. 2 setelah
tension headache. Kejadian pada anak – anak setara
dengan dewasa. Wanita lebih tinggi
 Cluster headache
jarang terjadi, lebih sering pada pria, lebih sering pada
usia 28 – 30 th
MIGRAIN
 Sakit kepala berulang dengan intensitas sedang
sampai berat dengan gejala meliputi gejala GI,
neurologik dan gejala autonomik
PATOFISIOLOGI
 Sebab utama : disfungsi neuronal
 Nyeri pada migrain :
ketidakseimbangan aktivitas neuron serotonergik
dan/atau jalur noradrenergik batang otak ->
vasodilatasi pembuluh darah intracranial dan
aktivasi trigeminovascular system -> pelepasan
neuropeptida vasoaktif -> vasodilatasi, dural
plasma extravasation, perivaskular inflamation
 Serotonin : mediator migrain
GEJALA DAN TANDA
 Peringatan awal (± 60%) bbrp jam/hari sebelum
serangan
 Gejala yang terasa :

Neurologik : sensitivitas pada suara dan cahaya, sulit


berkonsentrasi
Psikologik : cemas, depresi, euphoria, iritabilitas,
mengantuk
Autonomik : poliuri, diare, konstipasi
Gejala tambahan : tenggorokan gatal, haus, anoreksia
lanjutan
 Aura (± 20%) terjadi selama 5 – 20 menit, paling
lama < 60 menit
 Sakit kepala dalam kurun 60 menit setelah aura
 Positif aura : flashing, cahaya berwarna yang
sangat terang dengan pola zigzag (fortification
spectrum)
 Negatif aura : titik hitam, lubang hitam (scotoma)
 Gejala sensori dan motorik : kebas pada tangan dan
wajah, lemah, aphasia, disphasia, hemiparesis
lanjutan
 Muncul pagi hari setelah bangun tidur, paling lama
4 – 72 jam
 Nyeri sedang – berat, unilateral, berdenyut
 Gejala GI : mual, muntah
 Gejala sistemik : anoreksia, konstipasi, diare,
keram perut, pandangan kabur, wajah terasa panas,
dsb
 Pada saat serangan : irritabilitas, sakit kepala
meningkat jika ada gerakan kepala
DIAGNOSIS
 Sejarah serangan sakit kepala : penting untuk
penegakan diagnosis
 Pemeriksaan neurologik dan umum : menentukan
penyebab sakit kepala
 Neuroimaging : jika ada hasil pemeriksaan
abnormal -> second headache
OUTCOME
 Terapi akut : perbaikan kondisi yang menetap,
cepat, dengan ESO dan serangan ulang yang
minimal -> pasien bisa beraktivitas normal
 Pasien harus bisa memanage sakit kepala mereka
dengan efektif tanpa harus ke IGD atau bantuan
dokter
 Kerjasama px dengan klinis untuk membuat suatu
rencana jangka panjang yang dapat menurunkan
frekuensi serangan, meminimalkan ketidakmampuan
fisik dan stress, meningkatkan QOL
TATALAKSANA TERAPI
TERAPI NONFARMAKOLOGI
1. Kompres es pada kepala selama serangan

2. Istirahat/tidur dalam ruangan gelap dan sunyi

3. Menghindari faktor pencetus migrain

4. Intervensi gaya hidup


TERAPI FARMAKOLOGI
 ALGORITME MIGRAIN HEADACHE.doc
TERAPI FARMAKOLOGI
 Terapi akut migrain harus dibatasi hanya 2 hari tiap
minggunya untuk menghindari medication missuse
atau rebound headache
 Antiemetik (prochloperazine, metoclopramide)
diberikan 15 – 30 menit sebelum terapi
 NSAID :
migrain ringan – sedang
NSAID aksi cepat (ibuprofen, naproksen,
diklofenak) merupakan pilihan
ketolorak (suppo, im) pilihan utk px mual muntah
 Ergot alkaloid dan turunannya
migrain sedang – berat
agonis nonselektif reseptor serotonin
- konstriksi pembuluh darah intrakranial
- menghambat inflamasi neurogenik pada sistem
trigeminovaskular
 Agonis Reseptor Serotonin (Triptan)
first line terapi migrain sedang – berat bila tx
dengan agen nonspesifik tidak efektif
agonis selektif reseptor 5-HT1B dan 5-HT1D
- stimulasi reseptor 5-HT1B menyebabkan
vasokonstriksi pembuluh darah intracranial
- penghambatan pelepasan neuropeptid vasoaktif dari
syaraf trigeminal perivaskular melalui stimulasi
reseptor 5-HT1D
- interupsi transmisi sinyal nyeri pada batang otak
melalui stimulasi 5-HT1D
 Opioid
nasal spray alternatif injeksi terapi migrain
 Glukokortikoid
untuk persisten headache
TERAPI PROFILAKSIS
 Untuk menurunkan frekwensi, keparahan, dan lama
serangan
 Meningkatkan respon terhadap terapi
 Tx dilanjutkan 3 – 6 bln setelah gejala menghilang
 TERAPI PROFILAKSIS.doc
PROFILAKSIS
 Β-bloker : mekanisme kerja belum diketahui, dapat
menurunkan frekuensi serangan 50%-60%, baik
untuk px anxiety, hipertensi dan angina
 Amitriptyline (TCA) merupakan pilihan untuk
profilaksis migrain
 Valproic acid dan divalproex sodium
(antikonvulsan) dapat menurunkan frekuensi
migrain sampai 65%. Effikasinya berkaitan dengan
fungsinya sebagai fasilitator GABA
lanjutan
 Methysergide, agen paling tua dan paling efektif.
Menstabilkan neurotransmisi serotonergik pada
sistem trigeminal dan menghambat inflamasi
neurogenik
 Verapamil (Ca chanel bloker) merupakan pilihan
kedua atau ketiga dalam terapi profilaksis
SELESAI.........

Anda mungkin juga menyukai