PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sisa makanan pasien dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain mutu makanan dan
mutu alat makan. Mutu makanan dapat dilihat dari penampilan makanan dan rasa makanan
4
itu sendiri sedangkan mutu alat makan dapat berpengaruh karena penggunaan dan pemilihan
alat makan yang tepat dapat berpengaruh terhadap penampilan makanan, kelas keperawatan
akan berpengaruh terhadap variasi menu (mempengaruhi selera makan) dan alat saji makanan
sehingga akan berpengaruh terhadap kepuasan pasien. Lau dan Gregoire (1998) dalam
Heryawanti (2004) membuktikan bahwa mutu makanan perlu diperhatikan agar dapat
meningkatkan kepuasan pasien. Mutu makanan merupakan prediktor terbaik terhadap tingkat
kepuasan pasien. Kepuasan pasien salah satunya dapat dilihat dari indikator sisa makanan
oleh pasien (Heryawanti, 2004).Kepuasan pasien merupakan keseimbangan antara harapan,
persepsi dan yang dialami sehingga dapat terpenuhi harapan-harapan pasien dari penyedia
pelayanan kesehatan. Seiring dengan meningkatnya tingkat pendidikan, taraf hidup, dan
perkembangan ilmu pengetahuan masyarakat menjadi kritis dalam menilai penampilan rumah
sakit. Pasien akhir-akhir ini menunt ut pelayanan yang lebih berkualitas dan mereka
menganggap kepuasan adalah hak yang harus mereka terima.
1.3Tujuan
2.Mengetahui mutu dan sistem pengawasan makanan di Rumah Sakit.
3.Mengetahui bagaimana sistem penyelenggaraan makanan di Rumah Sakit.
4.Mengetahui apa yang dimaksud dengan ISO 9001 – ISO 22000.
5.Mengetahui bagaimana penerapan ISO di Rumah Sakit.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Institusi tidak menyiapkan dan tidak memasak sendiri makanan yang diperlukan,
tetapi menyerahkannya kepada usaha jasa boga atau katering untuk memasok makanan yang
diperlukan. Institusi hanya menyediakan fasilitas berupa ruang penyajian makanan, peralatan
makanan, dan tenaga untuk menyajikan makanan. Biasanya cara ini diterapkan dalam
penyelenggaraan makanan pada pusat industri, sekolah, dll.
1)Perencanaan (Planning)
Perencanaan merupakan serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mencapai suatu
hasil yang diinginkan. Dengan adanya perencanaan dapat ditetapkan berbagai masukan yang
diperlukan berkenaan dengan tenaga, biaya, peralatan, waktu, dll. Pada tahap awal kegiatan
penyelenggaraan makanan perlu perencanaan mengenai kebutuhan sarana fisik, peralatan
pengolahan dan penyajian makanan, tenaga pelaksana, sesuai dengan kebutuhan sehingga
nantinya kegiatan penyelenggaraan makanan dapat berjalan dengan baik .
7
sepuluh hari. Adapun perencanaan menu merupakan rangkaian kegiatan untuk menyusun
suatu hidangan dalam variasi yang serasi yang bertujuan untuk memuaskan konsumen.
Tujuan perencanaan menu adalah tersedianya menu yang sesuai dengan tujuan sistem
penyelenggaraan makanan, baik komersial maupun nonkomersial Terdapat kaidah dalam
menyusun menu, yaitu balance dan bervariasi. Balance artinya adanya keseimbangan dalam
rasa, warna, dan penggunaan bahan makanan. Sehingga dalam menyusun menu sebaiknya
tidak terjadi pengulangan warna, bahan, bentuk, dan rasa pada satu kali makan. Sedangkan
bervariasi artinya tidak boleh terjadi penggunaan hidangan yang sama dalam satu kali makan.
Menu yang dianggap lazim di Indonesia, umumnya terdiri dari susunan hidangan
makanan pokok, lauk-pauk, sayur, dan buah – buahan
a.Pengadaan bahan makanan
Pengadaan bahan makanan dapat dilakukan melalui pemesanan atau pembelian
sendiri. Pengadaan bahan makanan melalui pemasok (leveransir) biasanya dilakukan oleh
penyelenggara makanan institusi
8
f.Penyimpanan Makanan Masak
Penyimpanan makanan masak harus memperhatikan persyaratan penyimpaan
makanan masak, yaitu wadah yang digunakan untuk menyimpan makanan harus terpisah
untuk setiap jenis makanan jadi dan disimpan dalam kondisi tertutup, makanan jadi tidak
dicampur dengan bahan makanan mentah, serta suhu penyimpanan makanan.
g.Distribusi Makanan
Distribusi makanan dalam penyelenggaraan makanan adalah proses memindahkan
makanan dari dapur ke tangan konsumen. Proses ini sagat perlu untuk dijaga kesesuaian
peralatannya agar makanan tetap diterima konsumen dalam keadaan baik, suhunya sesuai,
dan terhindar dari cemaran / kontaminas mikroba.
h.Penyajian Makanan
Penyajian makanan merupakan rangkaian akhir dari perjalanan makanan. Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam penyajian makanan meliputi wadah yang digunakan, suhu
makanan, dan hygiene tenaga penyaji
4)Pengawasan (Controlling)
Pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen yang mengusahakan agar
kegiatan terlaksana sesuai dengan rencana dan kebijakan yang ditetapkan dapat mencapai
sasaran yang dikehendaki. Kegiatan pengawasan dalam penyelenggaraan makanan dilakukan
untuk menghasilkan output (keluaran) berupa penyelenggaraan makanan yang berkualitas
dengan pelayanan yang layak atau efisien, dapat dinilai dari mutu makanan, kepuasan
konsumen, dan keuntungan Adapun kegiatan pengawasan dalam penyelenggaranan makanan
mencakup pengawasan terhadap cita rasa, kesesuaian diet, keamanan makanan, serta
pengawasan terhadap penggunaan berbagai faktor produksi, yaitu penggunaan biaya,
penggunaan bahan makanan, penggunaan peralatan, dan penggunaan tenaga kerja.
9
d)Kegiatan Penelitian dan Pengembangan Gizi Terapan.
Tiga kegiatan yang disebut terdahulu dianjurkan untuk dapat dilakukan di semua RS
umum/pusat. Dan kegiatan ke empat diharapkan dijalankan di RS kelas A dan B serta kelas C
yang memiliki tenaga gizi yang jumlahnya hamper memadai.
Bagi RS kelas A dan B, keempat kegiatan diatas dapat dibebankan kepada tenaga gizi
yang telah ada, tanpa menggabungkan kegiatan tersebut. Tetapi bagi RS kelas C, D dan RS
khusus masih memungkinkan bila dua kegiatan yang saling menunjang disatukan misalnya
kegiatan pelayanan gizi ruang rawat dan kegiatan penyuluhan dan konsultasi gizi dan rujukan
gizi. Kegiatan pengadaan/penyediaan makanan juga dapat sekaligus mencakup kegiatan
penelitian dan pengembangan gizi terapan.
11
4. Penelitian dan pengembangan gizi terapan
(PGRS)
PENERIMAAN PASIEN
PERAWATAN POLIKLINIK
YA
DIRAWAT
TIDAK
TER
API TDK
DIIT PENYULUHAN&KONSULTASI
PERLU GIZI TERA PENYULUHAN GIZI
PI YAUMUM
DIIT I
PENY. GIZI PERENCANAAN
MAK. KHUSUS
PEMESANAN PEMESANAN
MAK. BIASA MAK. UMUM
PERLU
PENGAMATAN / PENGAMATAN
EVALUASI / EVALUASI
PERLU
TERA PERLU
PI PENYESUAI
TAK PERLU TAK PERLU
DIIT I AN DIIT
TIDAK
RUJUK
KE PUSKESMAS / PERLU
PERAWATAN TINDAK
KESEHATAN LANJUT RUJUKAN KE RSU KAB/PUSKESMAS MENURUT JALUR
MASYARARAKAT STOP RUJUKAN PELAYANAN KESEHATAN
12
2.3. ISO 9001 – ISO 22000
Standar ISO 22000 Sistem Manajemen Pangan
Pengertian ISO 22000
ISO 22000 adalah suatu standar internasional yang merupakan persyaratan global
mengenai Sistem Manajemen Keamanan Pangan atau Food Safety Management
System (FSMS).Standar ini membantu suatu institusi atau organisasi atau perusahaan yang
ada di dalam siklus atau rantai pangan agar mampu untuk mengendalikan bahaya keamanan
pangan.
Tujuan penerapannya adalah untuk memastikan makanan yang dihasilkan dari proses
produksi perusahaan tersebut aman pada saat dikonsumsi oleh manusia.
Standar ini merupakan standar turunan dari ISO 9000 (Sistem Manajemen Mutu) yang
dikembangkan oleh International Organization for Standardization (ISO) yang berhubungan
dengan keamanan pangan.
Pengguna Standar ISO 22000
Semua organisasi yang langsung atau tidak langsung terlibat dalam rantai makanan
bisa menggunakannya, termasuk:
Peternakan, perikanan dan perusahaan susu
Prosesor daging, ikan dan pakan
Produsen roti dan sereal, minuman, makanan kaleng dan beku
Penyedia layanan makanan seperti restoran, rantai makanan cepat saji, rumah sakit dan
hotel dan penyedia makanan bergerak
Layanan pendukung termasuk penyimpanan makanan dan distribusi dan pemasok peralatan
pengolahan makanan, aditif, bahan baku, produk pembersih dan sanitasi, dan kemasan.
Dengan kata lain, sebagian atau seluruh persyaratan didalam standar ISO 22000 dapat
diberlakukan untuk produk yang berhubungan dengan industri makanan atau rantai makanan.
Ruang Lingkup Standar ISO 22000
Penerapan standar ini tidak hanya pada proses produksi didalam suatu organisasi,
namun juga harus meliputi seluruh Rantai pangan yang mensuplai atau memasok bahan
pangan dan fasilitasnya.Rantai pangan yang dimaksud meliputi mulai dari petani atau
produsen hingga ke pengolah dan pengepak, dan juga meliputi bagian transportasi,
penyimpanan, ritel, kemasan, dan penjualan Standar ini berfokus untuk memastikan rantai
supplier sudah menerapkan prinsip-prinsip sistem manajemen keamanan pangan.Cakupannya
juga meluas ke seluruh usaha pendukung produksi yang terkait pangan seperti jasa
pembersihan, layanan makanan dan supplier peralatan.
ISO 22000 menggarisbawahi bahwa persyaratan untuk sistem manajemen keamanan
pangan ini termasuk meliputi komunikasi interaktif, manajemen sistem dan program-program
pra-syarat.
13
Persyaratan Standar ISO 22000
Standar internasional ISO 22000 menjelaskan syarat-syarat sistem manajemen
keamanan pangan yang harus menyertakan elemen berikut:
Komunikasi interaktif
Manajemen sistem
Program-program pendahulu
Prinsip HACCP
Revisi standar terbaru
Versi ISO 22000 mengenai Sistem Keamanan Pangan yang paling update dan berlaku
saat ini adalah revisi per tahun 2018 yaitu ISO 22000:2018.
Manfaat penerapan standard ISO 22000
Manfaat penerapan standar ini di berbagai perusahaan di bidang pangan diantaranya
adalah :
Kepuasan pelanggan termasuk dari sisi kualitas, keamanan dan legalitas.
Mengurangi biaya operasional melalui perbaikan terus menerus pada proses.
Membangun kepercayaan stakeholder atau para pemangku kepentingan, termasuk staf,
pelanggan dan pemasok.
Mengindentifikasi, mengatur, dan mengatasi risiko keamanan pangan.
Menghilangkan dan mengurangi resiko terjadinya penarikan produk dan proses hukum atau
pengadilan.
Melindungi brand perusahaan.
Memenuhi persyaratan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku.
ISO 22000 sejajar dengan standar sistem manajemen ISO lainnya, sehingga membuatnya
mudah untuk digabungkan dengan standar sistem manajemen seperti : mutu, lingkungan,
kesehatan dan keselamatan.
Perbandingan ISO 22000 dengan Standar lain
Perbandingan ISO 9001 vs ISO 22000
Dibandingkan dengan ISO 9001 yang merupakan standar berbasis prinsipal, standar
ini merupakan sebuah panduan dengan orientasi procedural.Menurut wikipedia, ISO 22000
adalah sebuah sistem manajemen risiko untuk industri tertentu yang ditujukan kepada usaha
pengolahan dan pemasaran pangan manapun yang dapat digabungkan dengan sistem
manajemen mutu dalam ISO 9001.Organisasi yang sudah menerapkan ISO 9001 dalam
produksi pangan, akan lebih mudah mengintegrasikannya dengan sistem ISO 22000.Konsep
dan sistem ISO 22000:2018 menerapkan Good Management Practise, sama seperti ISO
9001:2015 yang menerapkan High Level Structure (HLS), Risk Management dan PDCA
lifecycle.
14
Perbedaan antara ISO 22000 dan HACCP
HACCP adalah Sistem Keamanan Pangan, sedangkan ISO 22000 adalah Sistem
Manajemen Mutu Keamanan Pangan.Standar HACCP merupakan kependekan dari Hazard
Analysis & Critical Control Point.Isi dari HACCP adalah membahas isu utama yaitu
keamanan pangan, kemudian menjabarkan dampak atau bahaya pada rantai produksi atau
proses pembuatan pangan dari segi fisik, kimia atau biologis terhadap pangan.Standar ISO
22000 merupakan standar sistem manajemen keamanan untuk produk pangan, yang
merupakan Integrasi antara sistem manajemen mutu ISO 9001 dengan HACCP ke
dalamnya.Perbedaannya adalah di HACCP belum ada lingkup
atau scope mengenai continuous improvement dan kepuasan pelanggan, sedangkan pada ISO
22000 sudah ada.ISO 22000 bisa menjadi jembatan antara standar ISO 9001 dengan
standarisasi HACCP.
Standar rumpun atau Standar sejenis dengan ISO 22000
Menurut wikipedia, standar-standar berikut menjadi bagian dari rumpun standar ISO 22000 :
ISO 22000 — Sistem manajement keamanan pangan – Syarat-syarat untuk organisasi dalam
jaringan pangan.
ISO 22001 — Panduan atas penerapan ISO 9001:2000 untuk industri pangan dan minuman
(menggantikan: ISO 15161:2001).
ISO/TS 22002 — Program prasyarat akan keamanan pangan-Bagian 1 : Pembuatan pangan
ISO/TS 22003 — Sistem manajemen keamanan pangan untuk bidang usaha yang
menyediakan pelayanan audit dan sertifikasi bagi sistem manajement keamanan pangan.
ISO/TS 22004 — Sistem manajemen keamanan pangan – Panduan akan penerapan ISO
22000:2005.
ISO 22005 — Kemampuan pemeriksaan dalam jaringan pangan – Prinsip umum dan syarat-
syarat dasar untuk desain dan implementasi sistem.
ISO 22006 — Sistem manajemen mutu – Panduan atas penerapan ISO 9002:2000 untuk
produksi tanaman.
ISO 22000 juga digunakan dalam Sertifikasi Sistem Keamanan Pangan (Food Safety
Systems Certification (FSSC)) skema FS22000. FS22000 merupakan sebuah skeman yang
disetujui untuk Inisiatif Global akan Keamanan Pangan (Global Food Safety Initiative
(GFSI).
Persyaratan untuk mendapatkan sertifikasi ISO 22000
1.Persyaratan Umum
Organisasi harus membangun sistem yang efektif dan dapat memenuhi persyaratan
standar, dokumentasi, implementasi dan pemeliharaan sistem.
Sistem harus di evaluasi dan diperbaharui
2.Persyaratan Manajemen
15
Management harus terlibat dan berkomitmen pada Food Safety Management System
(FSMS), Manajemen membuat kebijakan keamanan pangan yang harus dikomunikasikan dan
diimplementasikan, Top Management harus terlibat dalam desain dan implementasi FSMS,
Setelah implementasi, manajemen akan melaksanakan tinjauan manajemen untuk
memastikan keefektifan sistem.
3.Persyaratan Sumber Daya
FSMS harus menjelaskan sumber daya manusia dan fisik yang dibutuhkan untuk
membuat produk yang aman, Selama pengembangan sistem, organisasi akan
mengidentifikasikan kompetensi personil, training yang dibutuhkan serta lingkungan kerja
dan infrastruktur yang dibutuhkan,
4.Persyaratan Pembuatan produk
Organisasi harus merencanakan semua proses yang berkaitan dengan pembuatan
produk untuk menjamin keamanan produk, Program pendahuluan harus ditetapkan,
diimplementasikan dan dievaluasi terus menerus,
Tetapkan dan dokumentasikan sistem untuk:
Pengumpulan informasi awal analisis bahaya
Lakukan analisa bahaya
Tetapkan Rencana HACCP
Laksanakan aktifitas verifikasi
Telusuri produk, material dan distribusi produk
5.Persyaratan Produk Tidak Sesuai
Tetapkan dokumentasi sistem untuk pengendalian semua produk tidak sesuai Saat
titik kendali kritis terlampaui, produk berpotensi tidak aman harus diidentifikasi, di periksa,
di kendalikan dan dipisahkan.Dibuat prosedur pemisahan produk cacat untuk memastikan
tindakan dapat cepat dilakukanIdentifikasi tindakan perbaikan dan pencegahan yang
diperlukan untuk menghilangkan ketidaksesuaian dan penyebabnya
6. Persyaratan Validasi
Tetapkan dan dokumentasikan proses untuk validasi control measure sebelum di
implementasikan,Pastikan semua pengukuran dan alat ukur serta metodenya mampu
menghasilkan akurasi yang diinginkan,
7.Persyaratan Verifikasi
Tetapkan dan dokumentasikan proses internal audit. Lakukan pelatihan auditor, dan
rencanakan internal audit untuk memastikan FSMS berjalan efektif dan selalu
diperbaharui,Implementasikan proses evaluasi serta analisa hasil verifikasi dan tindakan yang
diperlukan,
8.Persyaratan Perbaikan
Lakukan perbaikan berkelanjutan untuk FSMS dengan menjalankan :
16
Management review / tinjauan manajemen
Internal audits
Tindakan Perbaikan
Hasil verifikasi
Hasil validasi
2.4. Penerapan ISO 9001 Di Rumah Sakit
Penerapan ISO 9001 merupakan salah satu cara agar berbagai pihak yang terlibat
dalam pelayanan kesehatan, seperti dokter, perawat, pegawai dan yang lainnya dapat
memenuhi persyaratan sehingga pelayanan dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Selain
itu penerapan ISO 9001 juga akan meningkatkan citra dan kepercayaan masyarakat terhadap
rumah sakit atau instansi kesehatan yang bersangkutan.
Pada prinsipnya, ISO 9001 memberikan arahan serta aturan yang terkait dengan sistem
perencanaan, pelaksanaan, pemeriksaan, serta tindakan pencegahan dan perbaikan dari
masalah yang terjadi – bahkan dari masalah yang belum terjadi, namun berpotensi terjadi.
Jika semua arahan dan aturan yang ada pada ISO 9001 ini diterapkan maka kepuasan pada
diri masyarakan dapat dicapai. Dengan memiliki suatu standar, instansi dapat meminimalisir
kesalahan atau masalah yang ada. Penerapan ISO 9001 dimaksudkan dapat mengurangi
resiko kesalahan dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit yang menyangkut kesehatan dan
nyawa pasien.
ISO 9001 memiliki 8 prinsip yang dijabarkan sebagaimana penjelasan berikut.
1.Fokus pada pelanggan (pasien)
Kelangsungan suatu instansi sangat bergantung pada pelanggannya (pasien) sehingga
pelanggan menjadi fokus utama.Instansi harus memahami apa yang menjadi kebutuhan para
pelanggannya dan memastikan bahwa tujuan instansi selaras dengan keinginan pelanggan.
2.Kepemimpinan
Keberhasilan suatu instansi biasa dimulai dari bisa atau tidaknya pemimpin untuk
memaksimalkan sumber daya atau potensi yang dimiliki instansinya. Hal ini termasuk
memberikan pelatihan kepada para pegawai.
3.Keterlibatan Karyawan
Karyawan perlu menyadari bahwa peran aktif mereka dalam perusahaan juga
diperlukan untuk mencapai tujuan. Masing-masing karyawan harus memahami tugas dan
tanggung jawab mereka.
4.Pendekatan Proses
Penekanan penting pada poin ini bukanlah pada hasil namun proses. Untuk mencapai
sebuah hasil atau tujuan, proses tidak dapat dipisahkan.
5.Pendekatan Sistem Pada Manajemen
17
Memahami semua proses yang ada saling berkaitan membentuk suatu sistem untuk
mencapai tujuan perusahaan.
6.Perbaikan yang terus-menerus
Kepuasan pada hasil yang dicapai harus terus menerus ditingkatkan dan
peningkatannya harus diterapkan pada berbagai aspek.
7.Pendekatan Faktual pada Pengambilan Keputusan
Keputusan yang diambil harus berdasarkan pertimbangan yang matang melalui data
yang akurat dan informasi yang valid.
8.Hubungan yang Saling Menguntungkan dengan Pemasok
Mutu produk atau jasa yang diberikan oleh pihak ketiga sangat mempengaruhi mutu
akhir produk suatu organisasi. Oleh karena itu, memantau kinerja pemasok merupakan hal
yang sangat penting.Prinsip-prinsip manajemen mutu tersebut harus ditanamkan kepada
semua pihak rumah sakit untuk memahami secara mendasar tindakan-tindakan yang
diperlukan dalam membangun dan menerapkan sistem manajemen mutu secara konsisten dan
berkesinambungan. Tanpa menggunakan prinsip manajemen mutu tersebut, maka manfaat
ISO 9001 menjadi tidak maksimal.
Dilihat dari delapan prinsip yang terdapat pada ISO 9001 tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa ISO 9001 memiliki cakupan yang luas di segala aspek yang terdapat pada
berbagai bidang, termasuk juga untuk instansi kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas.
Artinya melalui penerapan ISO 9001 maka pelayanan yang berkualitas, efektif dan efisien
pasti dapat dicapai. Penerapan di beberapa rumah sakit dan puskesmas telah membuktikan
hasil yang mampu mendongkrak citra instansi kesehatan tersebut, dan yang terpenting adalah
meningkatnya kualitas layanan kepada masyarakat. Bila kualitas terdongkrak, maka
masyarakat akan semakin yakin bahwa instansi kesehatan di negara ini merupakan tujuan
satu-satunya ketika masyarakat membutuhkan pelayanan kesehatan
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem-sistem manajemen keamanan pangan berdasarkan ISO 22000 dapat membantu
organisasi untuk mengurangi risiko-risiko yang berkaitan dengan makanan dan minuman.
Susunan jaminan mutu paling banyak didasarkan pada prinsip manajemen mutu dari ISO
9000/ISO 22000 dan konsep HACCP.Turunan dari ISO 22000 adalah ISO 22003, 22004 dan
22005. ISO 22000 dapat diterapkan pada semua bidang.
ISO memiliki cakupan yang luas di segala aspek yang terdapat pada berbagai bidang,
termasuk juga untuk instansi kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas. Artinya melalui
penerapan ISO 22000 maka pelayanan yang berkualitas, efektif dan efisien pasti dapat
dicapai. Penerapan di beberapa rumah sakit dan puskesmas telah membuktikan hasil yang
mampu mendongkrak citra instansi kesehatan tersebut, dan yang terpenting adalah
meningkatnya kualitas layanan kepada masyarakat. Bila kualitas terdongkrak, maka
masyarakat akan semakin yakin bahwa instansi kesehatan di negara ini merupakan tujuan
satu-satunya ketika masyarakat membutuhkan pelayanan kesehatan.
B. Saran
Makalah ini diharapkan bahwa mahasiswa dapat mengetahui sertifikasi ISO dirumah
sakit. Yang nantinya pada saat dirumah sakit dapat mengetahui tentang ISO yang digunakan
dan dapat memberikan pelayanan mutu yang baik kepada masyarakat
19
Daftar Pustaka
https://docplayer.info/32684066-Sistem-pengawasan-mutu-dan-keamanan-pangan.html
https://www.academia.edu/11568116/Sistem_Penyelenggaraan_Makanan_Di_Rumah_Sakit
https://www.scribd.com/document/164832528/Pengertian-Mutu-Dan-Standar
https://standarku.com/standar-iso-22000-sistem-manajemen-pangan/
https://wqa-apac.com/penerapan-iso-9001-pada-instansi-kesehatan/
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1272/4/4.Chapter2.pdf
20