Anda di halaman 1dari 12

PANDUAN ASESMEN GIZI

RUMAH SAKIT UMI BAROKAH BOYOLALI

JL. PROF. DR. SUHARSO NO. 6 KIRINGAN BOYOLALI


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Nutrisi memiliki peran penting dalam proses penyembuhan pasien. Dari
penelitian yang dilakukan, ditemukan jumlah pasien yang mengalami malnutrisi
cukup tinggi, hasil penelitian menunjukkan angka 50% pasien yang akan dirawat
sudah menderita malnutrisi berat. Pengalaman di negara maju telah membuktikan
bahwa malnutrisi di rumah sakit merupakan masalah yang kompleks dan dinamik.
Mengingat pemenuhan nutrisi terhadap pasien berpengaruh terhadap proses
penyembuhan suatu penyakit dan berdampak pada lamanya hari rawat, serta kualitas
hidup seseorang, maka pengelolaan nutrisi di RS Umi Barokah Boyolali menjadi
salah satu hal yang menjadi perhatian serius dan perlu dilakukan tindak lanjut.
Kemajuan IPTEK kedokteran dan gizi menghasilkan kemajuan metode
pemberian nutrisi di rumah sakit, mulai dari pipa nasogastrik, nasoduodenal,
nasojejunal hingga gostrostomi dan enterostomi, dan dari nutrisi parenteral
memungkinkan pemberian gizi yang adekuat bagi sebagian besar pada keadaan
malnutrisi. Tingginya prevalensi malnutrisi dan komplikasi pasien dengan malnutrisi
menyebabkan perlunya pelayanan gizi melalui pendekatan multidisiplin dalam tim
gizi.
Terapi gizi meliputi beberapa langkah, yaitu asesmen, diagnosis, intervensi,
dan monitoring. Proses asesmen didahului dengan proses skrining untuk
mengidentifikasi pasien malnutrisi dan yang berisiko malnutrisi sehingga dapat
ditentukan masalah gizi yang mendasari dan dapat dilakukan intervensi yang sesuai
dengan masalah gizi.

B. Tujuan dan sasaran


Tujuan :
1. Tersedianya panduan bagi pelaksana pelayanan gizi klinik untuk menjalankan
prosedur dalam pemberian gizi yaitu asesmen gizi.
2. Tersedianya panduan untuk sosialisasi prosedur asesmen kepada pelaksana
pelayanan gizi.
3. Tersedianya acuan untuk menyusun kebijakan, pedoman, prosedur asesmen
gizi.
Sasaran :
1. DPJP
2. Perawat
3. Tim pelayanan gizi klinik dan pihak terkait (rehab medik, farmasi dll)

C. Pengertian
Pelayanan Gizi Rumah Sakit merupakan bagian pelayanan kesehatan dan
pengobatan pasien di rumah sakit dalam usaha memenuhi kebutuhan gizi dan member
terapi gizi untuk peningkatan kesehatan, daya tahan dan menunjang perbaikan
metabolisme pasien. Pelayanan ini dilaksanakan oleh tim pelayanan gizi klinik rumah
sakit dan Bagian Gizi (dietary).
Tim pelayanan gizi klinik adalah sekelompok tenaga kesehatan di RS Umi
Barokah Boyolali yang mempunyai komitmen untuk memberikan pelayanan gizi yang
optimal dan menyelenggarakan terapi gizi. Tim ini merupakan tim multidisiplin yang
dibentuk oleh Direktur RS. Tim ini terdiri dari dr.SpGK (kalau ada) atau dokter
internis yang mempunyai kompetensi dalam bidang gizi klinik yang menyediakan
waktu penuh untuk pelayanan Gizi Klinik, Dietisien, perawat ruangan serta ahli
farmasi untuk memberikan pelayanan bagi pasien rawat inap.
Dietisien adalah tenaga kesehatan RS yang merupakan lulusan D3 Gizi / S1
Gizi yang sudah memiliki Sertifikat Kompetensi Gizi dan memiliki Surat Tanda
Registrasi (STR) Tenaga Gizi.
BAB II

RUANG LINGKUP

Pelayanan gizi klinik di RS Umi Barokah Boyolali meliputi seluruh upaya kesehatan
untuk mempertahankan dan atau meningkatkan status gizi pasien rawat inap maupun rawat
jalan. Dalam pelayanan gizi klinik di rumah sakit seperti juga pelayanan kesehatan lainnya
melakukan upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.

1. Upaya promotif
Melakukan penyuluhan, informasi dan edukasi tentang pola makan dan makanan yang
sehat dan sesuai kebutuhan mencegah terjadi gangguan gizi dan penyakit akibat
gangguan gizi.
2. Upaya preventif
Memberikan edukasi dan penanganan yang tepat pada keadaan sakit untuk mencegah
dan atau meminimalkan gangguan gizi dan komplikasi penyakitnya lebih lanjut.
3. Upaya kuratif
Penatalaksanaan gizi melalui paduan intervensi medik, dan upaya rehabilitatif untuk
mengatasi penyakit / kondisi sakit, atau mempertahankan status gizi.
4. Upaya rehabilitatif
Penatalaksanaan gizi melalui paduan intervensi medik, dan upaya rehabilitatif lainnya
untuk mengatasi penyakit / kondisi sakit.

Kegiatan pelayanan gizi klinik RS meliputi pelayanan rawat inap maupun rawat jalan.
Kegiatan pelayanan gizi diawali dengan asesmen awal (skrining gizi), asesmen gizi (riwayat
gizi / makanan, pemeriksaan klinis, antropometri, laboratorium, pemeriksaan pendukung gizi
klinik / komposisi tubuh), diagnosis, intervensi (pemberian makanan dan zat gizi, edukasi
gizi, konseling gizi, koordinasi pelayanan gizi) dan monitoring evaluasi.
BAB III

TATA LAKSANA

A. Pasien rawat inap


Pasien baru rawat inap yang masuk melalui IGD (Instalasi Gawat Darurat)
diukur berat badan dan tinggi badannya atau bila tidak bisa ditimbang dilakukan
pengukuran LLA (Lingkar Lengan Atas) untuk pasien anak-anak usia 0 – 14 tahun
diukur berat badan dan panjang badan, skrining gizi dilakukan oleh perawat di rawat
inap dalam 24 jam setelah pasien dirawat dengan menggunakan MST (Malnutrition
Screening Tool). Bila hasil skrining menunjukkan hasil pasien dengan resiko
malnutrisi maka, perawat ruangan menginformasikan ke Bagian Gizi (dietisien). Bagi
pasien dengan status gizi baik evaluasi dapat dilakukan setelah 7 hari rawat. Pasien
dengan malnutrisi berat dimonitor dan dievaluasi setiap hari kemudian dilakukan
asesmen ulang setelah 3 hari.

B. Pasien rawat jalan


 Poliklinik Umum / Poliklinik Spesialis
Skrining dilakukan oleh perawat dengan menggunakan IMT (Indeks
Masa Tubuh) atau LLA untuk pasien dewasa dan baku WHO NCHS untuk
anak – anak usia 0 sampai 14 tahun. Bila ditemukan pasien dengan resiko
malnutrisi dirujuk ke klinik gizi dan ditangani oleh Dietisien.
IMT merupakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi
orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan
berat badan.
Rumus perhitungan IMT adalah sebagai berikut :

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛 (𝑘𝑔)


𝐼𝑀𝑇 =
𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑏𝑎𝑑𝑎𝑛 (𝑚)2
Kategori ambang batas IMT

Kategori IMT
Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0
Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0 – 18,5
Normal 18,5 – 25,0
Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan 25,0 – 27,0
Kelebihan berat badan tingkat berat >27,0

C. Asesmen Gizi
Status nutrisi dengan menggunakan kriteria Malnutrition Screening Tool
(MST), yang bertujuan untuk mengidentifikasi pasien yang beresiko malnutrisi
maupun yang tidak beresiko malnutrisi. Untuk pasien anak > 5 tahun menggunakan
grafik CDC dan < 5 tahun dengan grafik Z-score (WHO, 2005).
a. Asesmen Gizi Pasien Dewasa
Langkah-langkah skrining MST :
1) Tanyakan apakah pasien mengalami penurunan berat badan yang tidak
diinginkan selama 6 bulan terakhir. Jika jawaban pasien tidak beri skor 0,
jika jawaban tidak yakin beri skor 2.
2) Apabila jawaban ya, tanyakan lebih lanjut berapa kg penurunan berat
badannya. Jika pasien menjawab penurunan berat badan sebanyak 1 – 5 kg
beri skor 1, 6 – 10 kg beri skor 2, 11 – 15 kg beri skor 3 dan bila turun >
15 kg beri skor 4. Apabila pasien menjawab tidak tahu berapa kg
penurunan berat badannya beri skor 2.
3) Tanyakan apakah asupan makan pasien berkurang karena penurunan nafsu
makan / kesulitan menerima makanan.
4) Langkah terakhir total skor sesuai dengan jawaban. Apabila total skor < 2
pasien tidak berisiko malnutrisi, tidak diperlukan konsultasi ke ahli gizi.
Dan apabila total skor ≥ 2 pasien berisiko malnutrisi, diperlukan
konsultasi lebih lanjut ke ahli gizi.
b. Asesmen Gizi Pasien Anak – anak
Untuk pengukuran status gizi anak > 5 tahun menggunakan grafik CDC.
Rumus CDC sebagai berikut :
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛 𝐴𝑛𝑎𝑘
𝐶𝐷𝐶 2000 = 𝑥 100%
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛 𝐴𝑛𝑎𝑘 𝐵𝑒𝑟𝑑𝑎𝑠𝑎𝑟𝑘𝑎𝑛 𝐶𝐷𝐶

Lihat tabel CDC, lalu hitung dan lihat klasifikasinya.

Klasifikasi Status Gizi Menurut CDC 2000

< 70 % = malnutrisi ringan


>70-80 % = malnutrisi sedang
>90% = malnutrisi berat

Untuk pasien anak < 5 tahun pengukuran status gizi menggunakan Z-


score. Z-score merupakan indeks antropometri yang digunakan secara
internasional untuk menentukan status gizi dan pertumbuhan, yang diekpresikan
sebagai satuan standar deviasi (SD) populasi rujukan.
Rumus Z-score dijelaskan sebagai berikut :
 Jika Nilai Individu Subjek < Nilai Median

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎𝑛


𝑍 − 𝑠𝑐𝑜𝑟𝑒 𝑖𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 =
𝑀𝑒𝑑𝑖𝑎𝑛 − (−1𝑆𝐷)

 Jika Nilai Individu Subjek > Nilai Median

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑒𝑑𝑖𝑎𝑛


𝑍 − 𝑠𝑐𝑜𝑟𝑒 𝑖𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 =
(+1𝑆𝐷) − 𝑀𝑒𝑑𝑖𝑎𝑛
Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Berdasarkan Z-Score

Indeks Kategori Status Gizi Ambang Batas


Berat Badan menurut Umur Gizi Buruk < -3SD
(BB/U) Gizi Kurang -3 SD sampai dengan < -2 SD
Anak Umur 0 – 60 Bulan Gizi Baik -2 SD sampai dengan 2 SD
Gizi Lebih > 2 SD
Panjang Badan menurut Sangat Pendek < -3SD
Umur (PB/U) atau Tinggi Pendek -3 SD sampai dengan < -2 SD
Badan menurut Umur (TB/U) Normal -2 SD sampai dengan 2 SD
Anak Umur 0 - 60 Bulan Tinggi > 2 SD
Berat Badan menurut Sangat Kurus < -3SD
Panjang Badan (BB/PB) atau Kurus -3 SD sampai dengan < -2 SD
Berat Badan menurut Tinggi Normal -2 SD sampai dengan 2 SD
Badan (BB/TB) Gemuk > 2 SD
Anak Umur 0 – 60 Bulan
SKRINING GIZI AWAL DENGAN MST (MALNUTRITION SCREENING TOOL)

Parameter Skor
1. Apakah pasien mengalami penurunan berat badan yang tidak
direncanakan / tidak diinginkan dalam 6 bulan terakhir?
 Tidak 0
 Tidak Yakin (ada tanda : baju menjadi lebih longgar) 2
 Ya, ada penurunan BB sebanyak :
1-5 kg 1
6-10 kg 2
11-15 G 3
>15 kg 4
Tidak tahu berapa kg penurunannya 2
2. apakah asupan makan pasien berkurang karena penurunan
nafsu makan / kesulitan menerima makanan?
 Tidak
 Ya

Total Skor ………………………


Bila Skor ≥ 2, pasien berisiko malnutrisi, konsul ke Ahli Gizi

Anda mungkin juga menyukai