Anda di halaman 1dari 10

BERPIKIR KRITIS BAGI SEORANG PERAWAT UNTUK

MENGAMBIL KEPUTUSAN DAN TINDAKAN DALAM


MENANGANI PASIEN

THERESIA ICHI YOHANA SITEPU / 181101134

ichisitepu@gmail.com

ABSTRACT
Looking at the internal assessment indicators conducted by HHG, it appears that the
high quality of nursing care owned by the hospital is inseparable from the ability of nurses to
perform the accuracy of action and accuracy of decision making in each nursing care. Nurses
must be able to identify the patient’s problem and choose the right intervention solution,
because nurses will face a variety of clinical situations related to patients where this is
inseparable from the ability to think critically nurses can make decisions systematically and
correctly at each stage nursing care done. Nurses who think critically have the opportunity
2,403 times able to do nursing care well when compared to nurses who lack critical thinking.
Nurses are expected to hone and train critical thinking skills through the implementation of the
nursing round.

Keywords : Critical Thinking, Nursing Care, Nurse Decisions.

ABSTRAK
Melihat indikator penilaian internal yang dilakukan oleh HHG maka tampak bahwa
tingginya mutu asuhan keperawatan yang dimiliki rumah sakit tidak lepas dari kemampuan
perawat dalam melakukan ketepatan tindakan dan ketepatan pengambilan keputusan dalam tiap
tahapan dalam asuhan keperawatan. Perawat harus mampu mengidentifikasi masalah pasien dan
memilih solusi intervensi yang tepat, karena perawat akan menghadapi bermacam-macam
situasi klinis yang berhubungan dengan pasien dimana hal ini tak lepas dari kemampuan
berpikir kritis karena dengan berpikir kritis perawat dapat mengambil keputusan secara
sistematis dan tepat dalam setiap tahapan asuhan keperawatan yang dilakukan. Perawat yang
berpikir kritis berpeluang 2,403 kali mampu melakukan asuhan keperawatan dengan baik jika
dibandingkan dengan perawat yang kurang berpikir kritis. Diharapkan perawat mengasah dan
melatih kemampuan berpikir kritis melalui pelaksanaan ronde keperawatan.

Kata Kunci : Berpikir Kritis, Asuhan Keperawatan, Keputusan Perawat


LATAR BELAKANG keputusan dalam asuhan keperawatan
karena berpikir kritis dalam
Kemampuan berpikir kritis
keperawatan merupakan keterampilan
sangat diperlukan dalam pelaksanaan
berpikir perawat untuk menguji
asuhan keperawatan di rumah sakit.
berbagai alasan secara rasional sebelum
Peningkatan kemampuan berpikir kritis
mengambil keputusan dalam asuhan
akan meningkatkan kualitas asuhan
keperawatan. Hal tersebut dikuatkan
keperawatan dalam mengambil
oleh penelitian yang dilakukan oleh
keputusan dan tindakan untuk
Aprisunadi (2011) yang mengatakan
menangani pasien di rumah sakit.
bahwa terdapat hubungan yang
Sepanjang komponen dari proses
bermakna antara berpikir kritis perawat
keperawatan, perawat menggunakan
dengan kualitas diagnosis keperawatan
sikap dan kemampuan berpikir kritis
di unit orthopedic yang ditunjukkan
untuk menentukan relevansi, makna dan
dengan hasil penelitian yang dilakukan
iterrelasi data pasien serta untuk
dari 45 responden perawat di ruang
memilih dan menetapkan asuhan
orthopedic didapatkan 25 (78,1%)
keperawatan yang sesuai. Berpikir kritis
responden yang memiliki kecendrungan
penting dilakukan sebelum mengambil
berpikir kritis mempunyai peluang
keputusan dalam asuhan keperawatan
5,714 kali untuk membuat diagnosis
karena merupakan salah satu metode
yang berkualitas dibandingkan dengan
ilmiah dalam menyelesaikan masalah
responden yang tidak cenderung
klien. Kemampuan perawat
berpikir kritis.
mengidentifikasi masalah klien dan
memilih solusi intervensi yang tepat Perawat merupakan sumber
tidak lepas dari kemampuan perawat daya manusia yang terpenting di rumah
berpikir kritis untuk menggali berbagai sakit karena selain jumlahnya yang
alasan berdasarkan evidence base dari dominan (55-65%) juga merupakan
setiap problem dan solusi yang profesi yang memberikan pelayanan
teridentifikasi. Berpikir kritis menjadi yang konstan dan terus menerus selama
bagian yang tidak terpisahkan dari 24 jam kepada pasien setiap hari. Oleh
asuhan keperawatan yang dilakukan karena itu pelayanan keperawatan
oleh perawat. Berpikir kritis penting sebagai bagian integral dari pelayanan
dilakukan sebelum mengambil kesehatan jelas mempunyai kontribusi
yang sangat menentukan kualitas keperawatan. Efektifitas dan ketepatan
pelayanan di rumah sakit. Sehingga pengambilan keputusan membutuhkan
setiap upaya untuk meningkatkan kemahiran dalam mengumpulkan data
kualitas pelayanan rumah sakit harus dan keterampilan berpikir kritis.
juga disertai upaya untuk meningkatkan Berpikir kritis dalam keperawatan
kualitas pelayanan keperawatan. Mutu merupakan komponen yang sangat
asuhan keperawatan menjadi alat utama penting dari akuntabilitas profesional
menjaga kepercayaan pelanggan dan salah satu penentu kualitas asuhan
pelayanan. Asuhan keperawatan keperawatan. Perawat yang memiliki
bermutu dilakukan dengan kemampuan berpikir kritis akan
meningkatkan kemampuan berpikir menunjukkan sikap percaya diri,
kritis perawat dalam melakukan proses berpandangan konseptual, kreatif,
keperawatan. Pelayanan keperawatan fleksibel, rasa ingin tahu, berpikiran
didasarkan pada pendekatan terbuka, tekun dan reflektif.
pengambilan keputusan yang dapat
Selain menjadi komponen yang
ditingkatkan dengan berpikir kritis.
penting dalam keperawatan, berpikir
Berpikir kritis dalam kritis juga menjadi tema yang penting
keperawatan merupakan keterampilan dalam keperawatan dikarenakan
berpikir perawat menguji berbagai semakin kompleksnya klinis dalam
alasan secara rasional sebelum pemberian pelayanan keperawatan
mengambil keputusan dalam asuhan untuk mengatasi masalah klien dan akan
keperawatan. Berpikir kritis dalam terjadi risiko yang merugikan klien jika
asuhan keperawatan memberikan perawat melakukan kesalahan dalam
jaminan keamanan dan memenuhi membuat keputusan.
standar pelayanan. Berpikir menjadi
Standar praktik keperawatan
bagian yang tidak terpisahkan dari
profesional di Indonesia telah
suhan keperawatan yang dilakukan oleh
dijabarkan oleh Persatuan Perawat
perawat untuk menangani pasien.
Nasional Indonesia (PPNI) pada tahun
Perawat melakukan pengambilan
2000. Standar tersebut mengacu pada
keputusan dalam setiap tindakan,
proses keperawatan yang terdiri atas
sementara itu perawat juga
lima tahap yaitu pengkajian, doagnosis,
merencanakan dan memberikan asuhan
perencanaan, implementasi dan fisiologis, dan lingkungan seperti usia,
evaluasi. Proses keperawatan adalah tingkat kepercayaan, bias, keterampilan,
satu pendekatan untuk pemecahan stress, kelelahan dan rekan kerja. Tetapi
masalah yang memampukan perawat kemampuan berpikir kritis perawat
untuk mengatur dan memberikan tidak dapat dipengaruhi oleh umur, jenis
asuhan keperawatan. Proses kelamin, pendidikan, pengalaman kerja,
keperawatan mengandung elemen status perkawinan.
berpikir kritis yang memungkinkan
perawat membuat penilaian dan
melakukan tindakan berdasarkan nalar. TUJUAN
Hasil studi dokumentasi retrospektif tim
1. Tujuan Umum
mutu keperawatan tahun 2013 di ruang
rawat inap di rumah sakit Islam Untuk mengetahui faktor-faktor
Surakarta mendukung fenomena yang berhubungan dengan kemampuan
tersebut dimana dalam proses berpikir kritis perawat dalam
pengkajian item pengelompokan data pelaksanaan asuhan keperawatan untuk
yang sesuai dengan bio,psiko, sosio dan menangani pasien. Berpikir kritis
spiritual didapatkan hasil 69,4% merupakan jaminan yang terbaik bagi
merumuskan masalah berdasarkan perawat dalam menuju keberhasilan
kesenjangan antara status kesehatan dalam berbagai aktifitas. Membedakan
dengan norma dan pola fungsi sejumlah isu-isu dalam keperawatan,
didapatkan hasil 43,9% perumusan mengidentifikasi dan merumuskan
diagnosa keperawatan berdasarkan masalah keperawatan, menganalisis
masalah 42,8%, perumusan doagnosa pengertian hubungan dari masing-
aktual dan potensial 55% dan masing indikasi dan penyebab,
perencanaan kolaboratif didapatkan membuat dan mengecek dasar analisis
hasil pemantauan 60%. dan validasi data keperawatan,
memberikan alasan-alasan yang relevan
Hasil pengukuran kemampuan
terhadap keyakinan dan kesimpulan
berpikir kritis dipengaruhi oleh berbagai
yang dilakukan dan mengevaluasi
faktor. Berpikir kritis dalam
penampilan kinerja perawat dan
memberikan asuhan keperawatan sangat
kesimpulan asuhan keperawatan.
dipengaruhi oleh sifat-sifat psikologis,
2. Tujuan Khusus Istilah yang mengacu pada status
biologis responden, terdiri dari
Untuk mengetahui hubungan antara
tampilan fisik yang
usia dengan kemampuan berpikir kritis
membedakan antara pria dengan
perawat dalam pelaksanaan asuhan
wanita
keperawatan, mengetahui hubungan
b. Umur
antara tingkat pendidikan dengan
Lamanya waktu hidup yang
kemampuan berpikir kritis perawat
terhitung sejak responden
dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.
dilahirkan sampai waktu saat
Mengetahui hubungan antara lama
menghitung umur. Dewasa awal
bekerja dengan kemampuan berpikir
21-35 tahun, Dewasa tengah 36-
kritis perawat dalam pelaksanaan
55 tahun, Dewasa akhir > 55
asuhan keperawatan, mengetahui
tahun.
hubungan antara kompetensi tentang
c. Tingkat pendidikan
proses keperawatan dengan kemampuan
Pendidikan formal keperawatan
berpikir kritis perawat dalam
terakhir dan mendapatkan ijazah
pelaksanaan asuhan keperawatan,
saat penelitian. DIII
mengetahui hubungan antara kecerdasan
Keperawatan, S1 Keperawatan
emosional dengan kemampuan berpikir
dan Ners.
kritis perawat dalam pelaksanaan
d. Lama bekerja
asuhan keperawatan, dan mengetahui
Lamanya kerja sebagai perawat
hubungan antara cemas dengan
sesuai dengan SK penempatan
kemmpuan berpikir kritis perawat
sampai dengan waktu penelitian
dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.
( < 5 tahun, 5-10 tahun, > 10
tahun).
e. Kepemilikan sertifikat
METODE
Sertifikat pelatihan terkait
Penelitian ini merupakan penelitian perawatan intensif yang dimiliki
deskriptif observasional dengan responden.
pendekatan cross sectional. f. Kompetensi tentang proses
keperawatan
a. Jenis kelamin
Kemampuan perawat dalam multivariat. Adapun analisis hasil
pelaksanaan asuhan keperawatan penelitian univariat terdiri dari usia,
yang dilandasi oleh pengetahuan jenis kelamin, tingkat pendidikan dan
tentang proses keperawatanan. lama kerja. Analisis bivariat untuk
g. Kecerdasan emosional membuktikan hipotesis penelitian
Gambaran kemampuan terhadap pengaruh berpikir kritis
emosional perawat di ruang terhadap kemampuan melakukan
rawat inap dalam mengelola asuhan keperawatan. Hasil penelitian ini
segala perasaan dalam kondisi menjawab seluruh tujuan dalam
apapun dan kapanpun menjadi penelitian. Hasil penelitian ini meliputi
energi positif yang terdiri dari gambaran kemampuan berpikir kritis
kemampuan mengontrol diri, perawat dalam pelaksanaan asuhan
menyemangati diri sendiri, keperawatan. Hasil penelitian
mengatur emosi empati, menunjukkan bahwa sebagian besar
kemampuan memahami responden berjenis kelamin perempuan
perasaan diri sendiri. yaitu sebanyak 16 responden lebih dari
h. Cemas separuh dari usia antara usia 21 sampai
Cemas merupakan reaksi 35 tahun, yaitu berjumlah 15 responden,
emosional yang timbul oleh lebih dari separuh responden
penyebab yang tidak nyaman berpendidikan diploma III
dan merasa terancam. Keperawatan, yaitu sebanyak 15
i. Motivasi responden, hampir separuh dari
Dorongan yang muncul dari responden memiliki masa kerja 5
dalam diri perawat dalam sampai 10 tahun, yaitu berjumlah 14
pelaksanaan asuhan responden dengan masa kerja lebih dari
keperawatan. 10 tahun yang berjumlah 5 responden
dan sisanya memiliki masa kerja kurang
dari 5 tahun, sebagian besar responden
yang berpartisipasi dalam penelitian
HASIL
tidak memiliki sertifikat terkait
Hasil penelitian didasarkan pada pelatihan perawatan intensif, yaitu
analisa univariat, bivariat dan sebanyak 19 responden, responden yang
memiliki kompetensi tentang proses perasaan tegang yang tidak
keperawatan kurang baik sebanyak 11 menyenangkan dan kekhawatiran
responden, sebagian besar responden sesuatu yang buruk akan terjadi.
yang berpartisipasi dalam penelitian Kecemasan juga merupakan tanggapan
memiliki kecerdasan emosional yang dari sebuah ancaman nyata ataupun
tinggi sebanyak 19 responden. khayal. Data hasil penelitian terkait
kemampuan berpikir kritis
Perawat yang berpikir kritis
menunjukkan bahwa 81% dari
berpeluang 2,403 kali mampu
responden memiliki kemampuan
melakukan asuhan keperawatan dengan
berpikir kritis kurang baik. Hal ini
baik jika dibandingkan dengan perawat
terjadi karena kurikulum pendidikan
yang kurang berpikir kritis setelah
yang belum menjadi jalan dan
dikontrol oleh lama kerja. Perawat yang
memfokuskan diri pada peningkatan
memiliki lama kerja lebih dari 10 tahun
kemampuan berpikir kritis, perawat
berpeluang 2,144 kali mampu
terjebak pada kegiatan yang bersifat
melakukan asuhan keperawatan dengan
rutinitas dan belum maksimalnya upaya
baik jika dibandingkan dengan perawat
pendidikan dan pelatihan berkelanjutan
yang lama kerjanya kurang dari 10
yang lebih berorientasi pada
tahun setelah dikontrol oleh berpikir
peningkatan kemampuan berpikir kritis.
kritis ( CI 95% : 0,917-5,015). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa seluruh
responden berada pada kategori tidak
PEMBAHASAN
cemas. Hasil penelitian ini menurut
asumsi peneliti berhubungan dengan Hasil penelitian ini
minimnya faktor pencetus yang dapat menunjukkan bahwa responden yang
meningkatkan kecemasan. Responden berpikir kritis baik lebih banyak
pada waktu mengisi kuesioner tidak dibandingkan dengan responden yang
mendapatkan stressor yang berlebihan berpikir kritis kurang. Hasil analisis
dari luar dirinya yang berpotensi menunjukkan adanya pengaruh berpikir
memberikan ancaman baik itu nyata kritis terhadap kemampuan perawat
ataupun khayal. Kecemasan sebagai pelaksana dalam melakukan asuhan
suatu keadaan emosional yang keperawatan. Hasil analisis peneliti
mempunyai ciri keterasingan fisiologos, lebih lanjut didapatkan bahwa
responden yang berpikir kritis cerdas dalam setiap situasi yang
mempunyai peluang 2,760 kali untuk dihadapinya untuk mampu membuat
dapat melakukan asuhan keperawatan keputusan yang tepat dan akurat
dengan baik dibandingkan dengan terhadap asuhan keperawatan yang
responden yang berpikir kritisnya dilakukan kepada pasien. Berpikir kritis
kurang. Berpikir kritis menjadi bagian merupakan kompetensi yang perlu
yang tak terpisahkan dari asuhan dimiliki oleh perawat agar dapat
keperawatan. Perawat dengan memberikan asuhan keperawatan yang
kemampuan berpikir kritis yang baik berkualitas karena berpikir kritis sangat
akan menyadari perannya dan identitas berkaitan dengan pengambilan
diri dalam kaitannya dengan hal-hal, keputusan dan penilaian klinis yang
peristiwa dan orang lain. Berpikir kritis tepat.
penting dilakukan sebelum mengambil
keputusan dalam asuhan keperawatan
karena berpikir kritis dalam PENUTUP
keperawatan merupakan keterampilan
Ada pengaruh berpikir kritis
berpikir perawat untuk menguji
terhadap kemampuan perawat dalam
berbagai alasan secara rasional sebelum
melakukan asuhan keperawatan dan
mengambil keputusan dalam asuhan
perawat yang berpikir kritis berpeluang
keperawatan sehingga asuhan
2,403 kali mampu melakukab asuhan
keperawatan yang diberikan akan
keperawatan dengan baik jika
maksimal dan jauh lebih baik. Hasil
dibandingkan dengan perawat yang
penelitian ini sesuai dengan teori Perry
kurang berpikir kritis. Ada pengaruh
dan Potter (2010) yang mengatakan
lama kerja terhadap kemampuan
bahwa asuhan keperawatan merupakan
perawat pelaksana dalam melakukan
kegiatan kompleks yang menuntut
asuhan keperawatan dan lama kerja
keterampilan kognitif, psikomotor dan
merupakan faktor dominan dari
afektif untuk menilai intuitive dan
counfounding terhadap kemampuan
kreatifitas. Dalam melakukan asuhan
perawat dalam melakukan asuhan
keperawatan, perawat akan menghadapi
keperawatan dan didapatkan bahwa
bermacam-macam situasi klinis
perawat yang memiliki lama kerja lebih
sehingga perawat harus mampu berpikir
dari 10 tahun berpeluang 2,144 kali
mampu melakukan asuhan keperawatan - Fathi, A., & Simamora, R. H.
dengan baik jika dibandingkan dengan (2019, March). Investigating
perawat yang lama kerjanya kurang dari nurses’ coping Strategies in their
10 tahun. Tidak ada hubungan antara workplace as an indicator of
jenis kelamin dengan kemampuan quality of nurses’ life in
berpikir kritis, tidak ada hubungan umur Indonesia: a preliminary study.
dengan kemampuan berpikir kritis In IOP Conference Series: Earth
perawat, tidak ada hubungan antara and Environmental Science
tingkat pendidikan dengan kemampuan ( Vol.248, No. 1, p. 012031).
berpikir kritis, tidak ada hubungan IOP Publishing.
antara kecerdasan emosional dengan - Hariyati, Tutik Sri. 2014.
kemampuan berpikir kritis perawat dan Perencanaan Pengembangan
tidak ada hubungan antara motivasi dan Utilisasi Tenaga
dengan kemampuan berpikir kritis Keperawatan. Jakarta: PT Raja
seorang perawat. Grafindo Persada
- Kozier, B. 2012. Fundamentals
DAFTAR PUSTAKA
of Nursing : Concepts, Process
- Aprisudi. 2011. Hubungan and Practices. Ed. New Jersey :
berpikir kritis Perawat dengan Pearson Education,Inc
Kualitas Asuhan Keperawatan - Malayu, S. P. Hasibuan. 2010.
Di Unit Perawatan Orthopedi di Organisasi dan Motivasi Dasar
Rumah Sakit Umum Pusat Peningkatan Produktivitas.
Fatmawati Jakarta. Tesis FIK Jakarta : PT Bumi Aksara
UI. Tidak Dipublikasikan - Nugroho A, Widodo A. 2012.
- Dahlan, M. Sopiyudin. 2011. Hubungan Motivasi Kerja
Statistik Untuk Kedokteran dan Perawat dengan Pemberian
Kesehatan, Edisi 5. Jakarta : Pelayanan Keperawatan pada
Penerbit Salemba Medika Pasien Keluarga Miskin
- Deswani. 2009. Proses (jasmkesmas) di RSUI
Keperawatan dan Berpikir Kustati .Surakarta : UMS
Kritis. Jakarta: Salemba Medika - Ratanasiripong P,
Ratanasiripong N, Kathalae D.
2012. Biofeedback Intervention - Sukihananto. 2010. Hubungan
for Stress and Anxiety Among dokumentasi Keperawatan
Nursing Students: A randimized Berbasis Komputer dengan
controlled trial. ISRN Nursing Daya Berpikir Kritis Perawat
- Rezaei, R . Saatzas, S. Nia, H. pasa Pelaksanaan Proses
S., Moulookzadeh,S., Behedhti, Keperawatan di RSUD
Z. 2015. Anxiety and Critical Banyumas. Tesis FIK UI
Thinking in Nursing Students. - Sumartini, B. T. 2010.
Britsh Journal of Education , Pengaruh Penerapan Panduan
Societry & Behavioral Science Coaching Kepala Ruang
- Rubenfeld, M, Gaie. 2010. Terhadap Kemampuan Berpikir
Berpikir Kritis Untuk Perawat : Kritis dan Pengambilan
Strategi Berbasis Kompetensi. Keputusan Perawat dalam
Jakarta : EGC Proses Keperawatan si Ruang
- Rusmegawati. 2011. Pengaruh Rawat Inap PKSC. Depok: Tesis
Supervisi Reflektif Interaktif FIK UI
terhadap Keterampilan Berpikir - Warawirasmi, T, 2014. Faktor-
Kritis Perawat dalam faktor yang mempengaruhi
Melaksanakan Asuhan Tingkat Pengetahuan Perawat
Keperawatan di IRNA RS Dr. H. di Intensive Care Unit
M. Ansari Saleh Banjarmasin.
Depok : Tesis FIK UI

Anda mungkin juga menyukai