Anda di halaman 1dari 39

Septia Pristi Rahmah, SKM, MKM

Departemea K3 dan Kesling


FKM UNAND
2017
Definisi

Upaya menekan kepadatan populasi vektor hingga ke


tingkat di bawah nilai ambang penularan termasuk juga
pencegahan kontak antara manusia dengan vektor
Pengendalian vektor tidak akan memperoleh hasil yang
diharapkan jika mengandalkan pada satu metode
pengendalian saja

Kombinasi beberapa metode ternyata sangat diperlukan


guna memperoleh hasil yang maksimal.
Syarat Metode Pengendalian

 Efekitf
 Peralatan dan bahan lokal
 Mudah dilakukan/sederhana
 Dapat diterima masyarakat
 Aman bagi pengguna dan lingkungan
Metode Pengendalian

1. Mengurangi Kepadatan Vektor/Reduce Vektor


Density

2. Meningkatkan Kematian Vektor Dewasa (reduce


survival and longevity)

3. Reduce man vector contact/mengurangi kontak


manusia
PENGENDALIAN ORGANISME
PENGGANGGU
Tujuan :
1. Mengurangi atau menekan populasi organisme
pengganggu serendah-rendahnya sehingga tidak
berarti lagi dalam menimbulkan kerugian
2. Menghindarkan kontak antara organisme
pengganggu dan organisme
berguna/budidaya/manusia
Penggolongan :

1. Pengendalian alami (Natural control),

2. Pengendalian buatan (Artificial / Applied


control).
I. PENGENDALIAN ALAMI
1. Gunung, lautan, danau dan sungai yang luas
merupakan rintangan penyebaran serangga,
2. Ketinggian tertentu menyebabkan serangga tidak
tahan hidup,
3. Musim, cuaca panas, dingin, kering, tanah tandus,
angin besar, dan curah hujan tinggi.
4. Burung, katak, cicak, binatang lain
yang memangsa serangga.

5. Penyakit serangga.
II. PENGENDALIAN BUATAN
Dilakukan atas usaha manusia.
Macam-macamnya :
1. Pengendalian Lingkungan (Environmental control)
Mengelola lingkungan (enviromental management)
yaitu mengatur lingkungan sehingga tidak cocok
dan membatasi perkembangan vektor.
a. Modifikasi lingkungan (Enviromental
Modification)
Cara ini paling aman terhadap lingkungan
karena tidak merusak keseimbangan alam
dan tidak mencemari lingkungan tetapi harus
dilakukan terus menerus. Misalnya :
a) pengaturan sistem irigasi,
b) penimbunan tempat penampung air dan
pembuangan sampah,
c) pengeringan air yang menggenang
d) pengubahan rawa menjadi sawah
e) pengubahan hutan jadi pemukiman
b. Manipulasi Lingkungan (Enviromental
Manipulation).
Membersihkan dan memelihara secara fisik
tempat perindukan atau tempat istirahat
serangga.
Contoh :
a) membersihkan tanaman air yang
mengapung seperti ganggang dan
lumut sehingga menyulitkan
perkembangan Anopheles sundaicus.
b) Mengatur kadar garam di laguna
sehingga menekan populasi An.
subpictus dan An. sundaicus,
c) Melestarikan tanaman bakau yang
membatasi tempat perindukan An.
sundaicus,
d) Membuang atau mencabut tumbuhan
air di kolam atau rawa sehingga
menekan populasi Mansonia spp.
e) Melancarkan air got agar tidak jadi
tempat perindukan Culex spp.
2. Pengendalian Kimiawi
Menggunakan bahan kimia yang berkhasiat
membunuh serangga (insecticide) dan menghalau
serangga (repellent).

Kebaikan :
1. Dapat dilakukan segera,
2. Meliputi daerah yang luas.
Keburukan :
1. Bersifat sementara,
2. Menimbulkan pencemaran lingkungan,
3. Memungkinkan timbul resistensi serangga,
4. Membunuh juga pemangsa serangga.
5. Penolakan penduduk karena kuatir binatang
peliharaannya mati.
Contoh :
a) Menuangkan solar atau minyak tanah di
permukaan tempat perindukan sehingga
larva tidak dapat mengambil oksigen dari
udara,
b) Pemakaian Paris green, temefos dan fention
untuk membunuh larva nyamuk,
c) Penggunaan herbisida yang mematikan
tumbuhan air di tempat perindukan,
d) Penggunaan insektisida berupa residual
spray untuk nyamuk dewasa,
e) Penggunaan gel silika dan lesitin cair.
3. Pengendalian Mekanik
Menggunakan alat yang langsung membunuh,
menangkap atau menghalau, menyisir,
mengeluarkan serangga dari jaringan tubuh,
memakai baju pelindung, memasang kawat kasa di
jendela untuk menghindarkan kontak antara
manusia dan vektor.
4. Pengendalian Fisik
Digunakan alat fisika untuk pemanasan,
pembekuan dan alat listrik untuk menghasilkan
angin, penyinaran cahaya yang dapat membunuh
atau mengganggu kehidupan serangga.
Suhu 600 C dan suhu beku akan membunuh
serangga sedangkan suhu dingin menyebabkan
serangga tidak dapat melakukan aktifitasnya.
Cara ini dilakukan di hotel, restoran dan pasar
swalayan dengan memasang hembusan angin
keras di pintu masuk.

Memasang lampu kuning dapat menghalau


nyamuk.
5. Pengendalian Biologik
Memperbanyak pemangsa dan parasit sebagai musuh
alami bagi serangga, yang menjadi vektor atau
hospes perantara.
Beberapa parasit dari golongan nematoda, bakteri,
protozoa, jamur dan virus dapat dipakai sebagai
pengendali larva nyamuk.
Artropoda juga dapat dipakai sebagai pengendali
nyamuk dewasa. Misalnya : Arrenurus madarazzi.

Predator atau pemangsa yang baik untuk


pengendalian larva nyamuk antara lain beberapa
jenis ikan, larva nyamuk yang berukuran besar,
dan larva capung dan Crustaceae.
Parasit dari golongan nematoda :

Romanomermis iyengari dan


R. culiciforax,

menembus badan larva nyamuk, hidup sebagai


parasit sampai larva mati, kemudian mencari
hospes baru.
Bakteri :

Bacillus thuringiensis (sero type H-14) untuk


pengendalian larva Anopheles.
Bacillus sphaericus untuk pengendalian larva Culex
quinquifasciatus.

Bakteri lain yang dapat diharapkan : Bacillus


pumilus dan Clostridium bifermentans.
Protozoa : Pleistophora culicis dan Nosema algerae
untuk pengendalian larva nyamuk.

Virus sitoplasmik untuk pengendalian larva kupu.


Jamur Langenidium giganticum dan Coelomyces
stemomilae baik untuk pengendalian larva
nyamuk.
Jamur lainnya yang potensial : Tolypocladium
silindrosporum dan Culicinomyces clavisporus.
Jamur-jamur tsb. untuk pengendalian larva
Anopheles, Aedes, Culex, Simulium dan
Culicoides.
Ikan untuk pengendalian larva nyamuk : Panchax
panchax (ikan kepala timah),
Lebistus reticularis (guppy),
Gambusia affinis (ikan gabus),
Poecilia reticulata,
Trichogaster trichopterus,
Cyprinus carpio,
Tilapia nilotica,
Puntious binotatus,
Rasbora lateristriata.
Larva Toxorhynchitis amboinensis, Culex fuscanus,
capung.

Crustaceae : Mesocyclops.
6. Pengendalian Genetik
Tujuan : mengganti populasi serangga yang berbahaya
dengan polulasi baru yang tidak merugikan.
Cara :
1. Mengubah kemampuan reproduksi
serangga :
a) jantan
b) jantan dan betina
a) disebut sterile male technic release:
bahan kimia (TEPA) dan radiasi (Cobalt 60)
merusak DNA kromosom sperma tanpa
mengganggu proses pematangan,
radiasi dapat juga mengubah letak susunan
kromosom : chromosome translocation,
antimitotik, antimetabolit, bazarone (ekstrak
tanaman Aeorus calamus).
b) Jantan dan betina di alam disterilkan
menggunakan chemosterilants dicampur
makanan kesukaan serangga.
Telah dicoba pada lalat rumah (Musca domestica)
yang diberi TEPA dicampur 67% tepung jagung,
15% gula, 15% susu bubuk dan 2,5% tepung
telur.
Keuntungan : tak perlu memelihara serangga
dalam jumlah banyak dalam laboratorium.
2. Perkawinan antar strain menyebabkan
sitoplasma telur tidak dapat ditembus oleh
sperma sehingga tidak terjadi pembuahan,
disebut : cytoplasmic incompatibility.
3. Perkawinan antar spesies terdekat menghasilkan
jantan steril, disebut hybrid sterility.
4. Memindahkan sifat rentan terhadap insektisida.
7. Pengendalian Legislatif
Mencegah tersebarnya serangga berbahaya antar
daerah, pulau maupun negara melalui peraturan.
Pencegahan dilaksanakan dengan penyemprotan
insektisida di bandara, pelabuhan, stasiun, terminal
dsb. dan disediakan karantina.
Kasus Situ Gintung
 Pada tahun 2000an terjadi becana alam di wilayah Situ Gintung. Waduk/
tanggul yang berfungsi menampung air bagi masyarakat sekitar jebol akibat
hujan deras. Waduk merupakan ekosistem, dan saat ini yang tersisa adalah
rumah-rumah yang hancur, sampah yang berserakan dan lumpur dimana-
mana. Selain itu paku dan benda tajam yang potensial melukai kaki dan
tangan masyarakat sekitarnya. Belum lagi ular yang sudah ditemukan dilokasi.
Jelas kondisi ini harus diantisipasi oleh masyarakat baik yang menjadi korban
maupun yang datang untuk mengunjungi kerabat atau memang hanya datang
untung menonton bencana yang menyerupai Tsunami ini. Pencarian korban di
lokasi setidaknya sudah mencapai lebih kurang lebih 98 orang korban.
 Sebagai tenaga kesehatan apa yang pertama kali kita lakukan?

Anda mungkin juga menyukai