Anda di halaman 1dari 6

Resti,

Tendry, dan Rika | Wanita Usia 41 Tahun dengan Skizofrenia Paranoid Remisi Sempurna di Rumah Sakit Jiwa
Provinsi Lampung

Wanita Usia 41 Tahun dengan Skizofrenia Paranoid Remisi Sempurna di


Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung

Resti Ramdani, Tendry Septa, Rika Lisiswanti
Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Skizofrenia paranoid adalah jenis skizofrenia yang sering dijumpai di negara manapun. Menurut DSM-IV-TR kriteria
diagnostik pada skizofrenia paranoid harus ditemukan 2 gejala yaitu adanya delusi dan halusinasi. Di diagnosis skizofrenia
apabila keluhan sudah berlangsung selama 6 bulan. Ny. KK, wanita, 41 tahun dengan keluhan marah-marah tanpa sebab
yang jelas, sering bicara sendiri, bicara melantur, buang kotoran di celana, gelisah, tidak mau makan dan minum, tidak
mengenakan pakaian di dalam rumah dan mondar-mandir tanpa tujuan. Pasien merasa bahwa dia mendengar bisikan-
bisikan yang mengatakan bahwa orang-orang tertentu ingin mencuri harta miliknya. Pasien sudah pernah dirawat di Rumah
Sakit Jiwa Provinsi Lampung sebelumnya dan dinyatakan sembuh. Namun, keluhan kemudian muncul kembali setelah 2
tahun kemudian. Pasien kemudian didiagnosis Skizofrenia Paranoid Remisi Sempurna dan diberikan terapi berupa
psikoterapi, psikoedukasi, dan psikofarmaka.

Kata kunci: paranoid, remisi sempurna, skizofrenia

Woman 41th Years Old with Paranoid Skizofrenia Complete Remission at
Psychiatric Hospital of Lampung Province Lampung

Abstract
Paranoid schizophrenia is one types of commonly schizophrenia that can be found in any country. According to the DSM-
IV-TR diagnostic paranoid schizophrenia consist with 2 symptoms , they are delusions and hallucinations. Diagnostic
schizophrenia if the symtoms had been going on for six months. Ny. KK, female, 41 Years Complaints angry for no apparent
reason, often talk alone, speech slurred, defecate in the pants, agitated, anoreksia, and naked at home. The patient feel
that he heard the whisper said that wanted to steal his property. Patients already treated at the Psychiatric Hospital
Lampung Province and was declared cured. However, the complaint comes back again after 2 years. Patient was diagnosed
with Paranoid Skizofrenia Complete Remission therapy was given the form of psychotherapy, psychoeducation, and
psikofarmaka.

Keyword : complete remission, paranoid, schizofrenia

Korespondensi: Resti Ramdani, S.Ked., alamat Jl. Imam Bonjol no. 3 Gedong air Bandar Lampung, HP 082185050752, e-mail
restiramdani@rocketmail.com


Pendahuluan Data WHO jumlah penderita gangguan
Skizofrenia adalah gangguan psikotik jiwa di dunia pada tahun 2010 adalah 450 juta
yang bersifat kronis atau kambuh ditandai jiwa, angka penderita skizofrenia di dunia
dengan terdapatnya perpecahan (schism) menunjukkan 1% penderita atau kurang lebih
antara pikiran, emosi dan perilaku pasien yang 24 juta. Prevalensi gangguan psikis dengan
terkena.1 Menurut World Health Organization diagnosis skizofrenia di seluruh dunia sebesar
(WHO) potensi seseorang mudah terserang 0,2% hingga 2%. Sedangkan insidensi atau
gangguan jiwa memang tinggi, setiap saat 450 kasus baru yang muncul tiap tahun sekitar
juta orang diseluruh dunia terkena dampak 0,01% dan sebesar 75% penderita skizofrenia
permasalahan jiwa, saraf, maupun perilaku. mulai mengidapnya pada usia 16-25 tahun.3-4
Salah satu bentuk gangguan jiwa yang terdapat Data Kementrian Kesehatan Republik
diseluruh dunia adalah gangguan jiwa berat Indonesia masalah kesehatan jiwa di Indonesia
yaitu skizofrenia. Berdasarkan DSM-IV-TR, mencapa 13% dari penyakit secara keseluruhan
skizofrenia merupakan gangguan yang terjadi dan kemungkinan akan berkembang menjadi
dalam durasi paling sedikit selama 6 bulan, 25% di tahun 2030. Skizofrenia di Indonesia
dengan 1 bulan fase aktif gejala 9 atau lebih mencapai sekitar 2,5% dari total penduduk
yang diikuti munculnya delusi, halusinasi, Indonesia atau sebesar 1.928.663 juta jiwa.3
pembicaraan yang tidak terorganisir, dan Berdasarkan ICD-10 dan PPDGJ III, untuk
adanya perilaku yang katatonik serta adanya diagnosis skizofrenia harus ada sedikitnya satu
gejala negatif.2 gejala berikut ini yang jelas (dan biasanya dua

J Medula Unila | Volume 7 | Nomor 2 | April 2017 | 108



Resti, Tendry, dan Rika | Wanita Usia 41 Tahun dengan Skizofrenia Paranoid Remisi Sempurna di Rumah Sakit Jiwa
Provinsi Lampung

gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang dengan wahamnya. Pasien sering tak
tajam atau kurang jelas): Thought echo = isi kooperatif dan sulit untk mengadakan
pikiran dirinya sendiri yang bergema dan kerjasama, dan mungkin agresif, marah atau
berulang dalam kepalanya (tidak keras) dan isi ketakutan, tetapi pasien jarang sekali
pikiran ulangan, walaupun isinya sama, namun memperlihatkan perilaku inkoheren atau
kualitasnya berbeda. Thought insertion or disorganisasi. Waham dan halusinasi menonjol
withdrawal = isi pikiran asing dari luar masuk sedangkan afek dan pembicaraan hampir tidak
ke dalam pikirannya (insertion) atau isi terpengaruh.1
pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar Sementara berdasarkan PPDGJ-III untuk
dirinya (withdrawal). Thought broadcasting = mendiagnosis skizofrenia paranoid harus
isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain memenuhi kriteria diagnosis skizofrenia dan
atau umum mengetahuinya. Delution of sebagai tambahannya terdapat halusinasi dan
control = waham tentang dirinya dikendalikan atau waham arus menonjol, suara-suara
oleh sesuatu kekuatan tertentu dari luar. halusinasi yang mengancam pasien atau
Delution of influence = waham tentang dirinya memberi perintah, atau halusinasi auditorik
dipengaruhi oleh sesuatu kekuatan tertentu tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit
dari luar. Delution of passivity = waham (whistling), mendengung (humming) atau
tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah bunyi tawa (laughing). Halusinasi pembauan
terhadap kekuatan dari luar. Delution of atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual,
perception = pengalaman indrawi yang tidak atau lain-lain, perasaan tubuh, halusinasi visual
wajar, yang bermakna sangat khas bagi dirinya, mungkin ada tetapi jarang menonjol. Waham
biasanya bersifat mistik atau mukjizat. Gejala- dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi
gejala lainnya adalah halusinasi auditorik: suara waham dikendalikan (delusion of control),
halusinasi yang berkomentar secara terus- dipengaruhi (delusion of influence) atau
menerus tentang perilaku pasien. Jenis suara passivity (delussion of passivity), dan keyakinan
halusinasi lain yang berasal dari salah satu dikejar-kejar yang beraneka ragam, adalah
bagian tubuh. Waham-waham menetap jenis yang paling khas. Gangguan afektif, dorongan
lainnya, yang menurut budaya setempat kehendak dan pembicaraan, serta gejala
dianggap tidak wajar dan sesuatu yang katatonik secara relatif tidak nyata/ tidak
mustahil.5-6 menonjol.5
Skizofrenia paranoid adalah jenis
skizofrenia yang paling sering dijumpai di Kasus
negara manapun. Gambaran klinis didominasi Ny. KK, wanita, 41 tahun, tanggal lahir 11
oleh waham-waham yang secara relatif stabil, Juli 1975, Islam, sudah menikah, ibu rumah
seringkali bersifat paranoid, biasanya disertai tangga, pendidikan terakhir SMP, suku Jawa,
oleh halusinasi-halusinasi terutama halusinasi tinggal di Tanjung Bintang, Lampung Selatan,
pendengaran dan gangguan persepsi (gejala masuk rumah sakit pada tanggal 7 Oktober
positif).1 Halusinasi pendengaran adalah 2016. Dilakukan pemeriksaan pada tanggal 29
karakter yang paling banyak dari gejala Oktober 2016 pada pukul 14.30 WIB.
psikotik.7 Pada kasus dengan banyak gejala, Pasien datang ke Unit Gawat Darurat
dilaporkan bahwa halusinasi auditory Rumah Sakit Jiwa (UGD RSJ) Lampung diantar
prevalensinya bisa mencapai 98%.8 keluarga dengan keluhan marah-marah tanpa
Skizofrenia paranoid terjadi karena sebab yang jelas, sering bicara sendiri, bicara
melemahnya neurologis dan kognitif tetapi melantur, buang kotoran di celana, gelisah,
individu tersebut mempunyai prognosis yang tidak mau makan dan minum, tidak
baik. Namun bagaimanapun juga, pada fase mengenakan pakaian di dalam rumah dan
aktif dari kelainan ini, penderita mengalami mondar-mandir tanpa tujuan. Pasien juga
gangguan jiwa berat dan gejala-gejala tersebut selalu merasa kekayaan lebih dibandingkan
dapat membahayakan dirinya atau orang lain. dengan orang lain serta pasien merasa
Awitan subtipe ini biasanya terjadi lebih kekayaan diambil oleh orang lain sehingga
belakangan dibandingkan dengan bentuk- pasien selalu meminta kekayaannya dengan
bentuk skizofrenia yang lain. Gejala yang orang yang ditemuinya. Keluarga mengatakan
terlihat sangat konsisten, sering paranoid, bahwa keluhan tersebut dialami oleh pasien
pasien dapat atau tidak bertindak sesuai sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit.

J Medula Unila | Volume 7 | Nomor 2 | April 2017 | 109


Resti, Tendry, dan Rika | Wanita Usia 41 Tahun dengan Skizofrenia Paranoid Remisi Sempurna di Rumah Sakit Jiwa
Provinsi Lampung

Pasien sudah pernah dirawat satu kali 2 kuantitas banyak, amplitudo baik, dan
tahun yang lalu (5 Juli 2014) dengan keluhan menjawab sesuai pertanyaan yang diajukan.
yang sama dan mendapat pengobatan di RS Terdapat halusinasi auditorik dan
Jiwa Lampung, selama sekitar 28 hari dan halusinasi visual. Waham kebesaran dan
mengalami perbaikan serta diperbolehkan waham curiga pada isi pikir pasien yang
pulang. Selama 2 tahun di rumah, pasien didapatkan secara alloanamnesis pada
kembali beraktivitas dengan normal dan mulai keluarga. Daya ingat jangka pendek pasien
bekerja dan tidak lagi menunjukkan gejala buruk, jangka menengah baik dan jangka
seperti dahulu. panjang baik. Daya nilai sosial pasien buruk.
Menurut pasien, pasien datang secara Penilaian terhadap realita pasien buruk. Tilikan
tidak sadarkan diri dan sadar ketika pasien 1 (satu) berupa penyangkalan total terhadap
sudah berada di RSJ diantar oleh suami dan penyakitnya.
anak tiri pasien. Menurut pasien ia tidak Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
mengingat mengapa pasien bisa tidak sadarkan fisik dan pemeriksaan psikiatri pada pasien ini
diri sehingga dibawa ke RSJ. Dalam wawancara, disimpulkan dengan diagnosa Skizofrenia
menurut pasien ia dibawa ke RSJ dengan paranoid remisi sempurna. Kemudian pada
keluhan sering melamun karena merasa pasien ini ditatalaksana dengan
khawatir tidak bisa menghidupi kedua anaknya medikamentosa dan non-medikamentosa.
yang masih kecil karena taspen suaminya tidak Terapi medikamentosa pada pasien ini adalah
dapat diambil sedangkan suami pasien sudah antipsikotik atipikal risperidon dua kali sehari
sepuh. Pasien juga merasa mudah lelah ketika dengan dosis 2 mg diberikan selama lima hari,
beraktivitas, mengurung diri, dan tidak mau dipertimbangkan peningkatan dosis
melakukan kegiatan sehari-hari yaitu berdasarkan tanda dan gejala yang ditemukan,
membersihkan rumah dan memasak. Menurut chlorpromazine satu kali sehari dengan dosis
pasien, pasien merasa suaminya mudah 50 mg diberikan selama lima hari,
cemburu terhadap pasien, walaupun pasien dipertimbangkan peningkatan dosis
sudah berada dirumah saja. Pasien menyangkal berdasarkan tanda dan gejala yang ditemukan.
mendengarkan adanya suara-suara yang tidak Jika ditemukan gejala sindrom ekstrapiramidal,
dapat didengar oleh orang lain. Pasien juga diberikan trihexyphenydil dua kali sehari
menyangkal sering berbicara sendiri. Pasien dengan dosis 2 mg. Psikoterapi edukasi dan
juga menyangkal adanya hubungan yang buruk psikoterapi suportif terhadap pasien dan
dengan lingkungan dan keluarga. Menurut keluarga, rehabilitasi sesuai bakat dan minat
pasien, saat pertama kali dirawat, pasien pasien. Prognosis pasien ini baik. Perjalanan
mendapat 3 obat (risperidon, triheksilpenidil, klasik skizofrenia adalah suatu eksaserbasi dan
klorpromazin), dan keadaan pasien membaik. remisi. Dan tidak semua pasien mampu
Pada pemeriksaan fisik, meliputi menyelesaikan tahap remisi.
pemeriksaan tanda vital dan kondisi umum Skizofrenia merupakan gangguan yang
dalam keadaan baik. Pada status psikiatri, bersifat kronis, pasien secara berangsur-angsur
secara penampilan, seorang perempuan sesuai menjadi semakin menarik diri dan tidak
usia, berperawakan tinggi dengan tinggi sekitar berfungsi selama bertahun-tahun. Beberapa
160 cm, kesan gizi cukup, terlihat rapi, penelitian telah menemukan lebih dari periode
memakai pakaian seragam RSJ Provinsi waktu 5 sampai 10 tahun setelah perawatan
Lampung berwarna biru dengan celana training psikiatrik pertama kali di rumah sakit jiwa,
biru, tidak memakai alas kaki, kulit sawo hanya 10%-20% memiliki hasil yang baik. Lebih
matang, kuku rapi, perawatan diri cukup. dari 50% memiliki hasil buruk dengan
Selama wawancara pasien kooperatif, dapat perawatan berulang di rumah sakit,
duduk dengan tenang, kontak mata baik, eksaserbasi gejala, gangguan mood berat dan
sesekali menggerakkan tangannya ketika ada usaha bunuh diri. Rentang angka
menjelaskan sesuatu dan cenderung pemulihan berkisar 10%-60%, kira-kira 20%-
mempertahankan posisinya selama 30% dari penderita terus mengalami gejala
wawancara. Saat wawancara pembicaraan yang sedang dan 40%-60% dari penderita terus
pasien secara spontan, lancar, intonasi cukup, mengalami gangguan secara bermakna seumur
volume cukup, kualitas cukup, artikulasi jelas, hidup.10

J Medula Unila | Volume 7 | Nomor 2 | April 2017 | 110



Resti, Tendry, dan Rika | Wanita Usia 41 Tahun dengan Skizofrenia Paranoid Remisi Sempurna di Rumah Sakit Jiwa
Provinsi Lampung

Pembahasan pasien hingga sembuh. Serta dibutuhkan juga


Pada pasien ini didapatkan adanya peran dari pasien agar tetap rutin minum obat.
gangguan persepsi dan isi pikir yang bermakna Pengetahuan keluarga mengenai
serta menimbulkan suatu distress kesehatan mental merupakan awal usaha
(penderitaan) dan disability (hendaya) dalam dalam memberikan iklim yang kondusif bagi
pekerjaan dan kehidupan sosial pasien, anggota keluraganya. Keluarga selain dapat
sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien ini meningkatkan dan mempertahankan
mengalami gangguan jiwa. Berdasarkan data- kesehatan mental anggota keluarga, juga
data yang didapat melalui anamnesis, dapat menjadi sumber problem bagi anggota
allonamnesis, pemeriksaan fisik dan rekam keluarga yang mengalami persoalan kejiwaan
medik tidak ditemukan trauma kepala atau keluarganya.9
kejang sebelumnya, maupun penyakit lain. Teori psikodinamika skizofrenia
Tidak ada riwayat penggunaan zat psikoaktif. berdasarkan perjalanan psikopatologinya
Hal tersebut di atas dapat menjadi dasar untuk adalah gangguan kemampuan untuk
menyingkirkan diagnosis gangguan mental berhubungan dengan orang lain. Lingkungan,
organik (F.0) dan penggunaan zat psikoaktif terutama keluarga memegang peranan penting
(F.1). 4 dalam proses terjadinya skizofrenia.
Pada pasien didapatkan riwayat waham Pernyataan ini juga berlaku sebaliknya,
curiga dan waham kebesaran. Pada pasien lingkungan, terutama keluarga memegang
juga terdapat halusinasi visual dan halusinasi peranan penting dalam proses penyembuhan
auditorik. Gejala tersebut dialami pasien sejak skizofrenia. Sebab, dikatakan bahwa
sekitar 4 bulan yang lalu. Hal ini menjadi dasar skizofrenia merupakan hasil dari kumpulan
untuk mendiagnosis skizofrenia paranoid. Pada pengalaman-pengalaman traumatis dalam
skizofrenia paranoid, waham dan atau hubungannya dengan lingkungan selama masa
halusinasi harus menonjol sedangkan afek dan perkembangan individu.11
pembicaraan hampir tidak terpengaruh. Pada Berdasarkan penelitian dari bahan
pasien ini dapat dilihat jika wahamnya sangat National Mental Health Assosiation (NHMA),
menonjol. diperoleh bahwa banyak kesalahpahaman
Pemahaman keluarga terhadap kondisi keluarga mengenai gangguan jiwa, keluarga
pasien masih kurang, hal ini ditandai dengan menganggap bahwa seseorang yang
kurangnya kepatuhan pasien minum obat dan mengalami gangguan jiwa tidak akan pernah
keluarga pasien tidak selalu mengawasi pasien sembuh lagi. Namun faktanya, NHMA
untuk meminum obat. Oleh karena itu mengemukakan bahwa orang yang mengalami
didapatkan masalah berkaitan dengan gangguan jiwa dapat sembuh dan dapat mulai
pemahaman keluarga kemungkinan kurang kembali melakukan aktivitasnya.10
memahami tentang penyakit dan pengobatan National Mental Health Assosiation
pasien. (NHMA), mengemukakan hal-hal yang perlu
Salah satu cara agar pasien yang diketahui oleh keluarga agar dapat menyikapi
mengalami gangguan jiwa tidak mengalami dan mengontrol emosi dalam menghadapi
putus obat adalah dengan adanya Pengawas anggota keluarga yang mengalami gangguan
Minum Obat (PMO). Fungsi dari PMO ini jiwa, yaitu : Membangun harapan yang realistis
adalah orang memegang obat serta dalam keluarga dan kepada penderita
memberikan dan mengawasi pasien saat gangguan jiwa sehingga keluarga memiliki
minum obat. Karena kecil kemungkinan orang kesabaran dan tetap mendukung anggota
dengan gangguan jiwa dengan suka rela minum keluarganya yang mengalami gangguan jiwa.
obat secara mandiri. Untuk gangguan psikiatri Pendekatan secara spiritual membantu
skizofrenia akan memakan waktu lama untuk keluarga dalam menghadapi penderita
minum obat yaitu minimal 5 tahun bebas gangguan jiwa. Mencari bantuan dari petugas
gejala. Pasien akan merasa bosan dan lama- kesehatan ataupun sumber media lainnya
lama tidak mau minum obat lagi. Sehingga dalam mendapatkan informasi yang benar
terjadilah kasus putus obat yang memicu kasus tentang gangguan jiwa. Komunikasi sangat
kekambuhan. Oleh karena itu dukungan penting untuk membangun kepercayaan
keluarga dalam hal ini sangat dibutuhkan. antara keluarga dengan penderita gangguan
Keluarga harus benar-benar mau merawat jiwa. Komunikasi yang baik secara tidak

J Medula Unila | Volume 7 | Nomor 2 | April 2017 | 111


Resti, Tendry, dan Rika | Wanita Usia 41 Tahun dengan Skizofrenia Paranoid Remisi Sempurna di Rumah Sakit Jiwa
Provinsi Lampung

langsung dapat membuat penderita gangguan Prognosis pada pasien adalah dubia ad
jiwa dapat mengungkapkan perasaan yang bonam karena dari hasil anamnesis, gejala
dirasakannya dan kelurga diharapkan mengerti yang dialami pasien lebih mengarah ke
bahwa kondisi yang mereka alami.12 prognosis baik.
Pada pasien dengan gangguan jiwa maka Prognosis berdasarkan Kaplan sebagai
peran keluarga sangat penting demi berikut.11
keberhasilan pengobatannya. Dukungan
keluarga dan pengertian dari keluarga dan Tabel 1. Penilaian Prognosis
orang-orang sekitar juga dibutuhkan dalam Prognosis Nilai Prognosis Nilai
pengobatan pasien dengan gangguan jiwa baik buruk
secara psikologis.11 Awitan lambat Awitan muda
Terapi farmakologi masih merupakan Ada faktor Tidak ada
pilihan utama pada skizofrenia. Pilihan terapi presipitasi faktor
pada skizofrenia dipilih berdasarkan target yang jelas presipitasi
gejala pada pasien skizofrenia.13 Tujuan Awitan akut Awitan kronis
pengobatan adalah untuk mencegah bahaya
pada pasien, mengontrol perilaku pasien, dan Riwayat sosial, Riwayat sosial,
untuk mengurangi gejala psikotik pada pasien seksual, dan seksual, dan
pekerjaan pekerjaan
seperti agitasi, agresif, negatif simptom, positif
pramorbid pramorbid
simptom, serta gejala afek.14,15
baik buruk
Rencana terapi yang diberikan adalah Gejala Perilaku
antipsikosis atipikal golongan benzixosazole gangguan autistik,
yaitu risperidon. Resperidon merupakan mood menarik diri
antipsikosis atipikal atau antipsikosis golongan Menikah Lajang, cerai,
II. Antipsikosis golongan II merupakan duda
golongan obat yang memiliki efek untuk Riwayat Riwayat
mengurangi gejala negatif maupun positif. Jika keluarga keluarga
dibandingkan dengan antipsikosis golongan I, dengan skizofrenia
gangguan
risperidon mempunyai efektivitas yang lebih
mood
baik dalam mengontrol gejala negatif dan Sistem Sistem
positif. Obat ini mempunyai afinitas tinggi pendukung pendukung
terhadap reseptor serotonin (5HT2) dan baik buruk
aktivitas menengah terhadap reseptor Gejala positif Gejala negatif v
dopamin (D2), 1 dan 2 adrenergik, serta
histamin. Sindrom psikosis berkaitan dengan
aktivitas neurotransmitter Dopamine yang Berdasarkan tabel prognosis diatas pada
mengikat (hiperreaktivitas sistem pasien masih disebut dubia ad bonam.
dopaminergik sentral), obat ini dapat Gambaran klinis yang dikaitkan dengan
memblokade Dopamine pada reseptor pasca- prognosis baik:10
sinaptik neuron di otak, khususnya di sistem a) Awitan gejala-gejala psikotik aktif terjadi
limbik dan sistem ekstrapiramidal (dopamine dengan secara mendadak
D2 receptor antagonis).15 Dengan demikian b) Awitan terjadi setelah umur 30 tahun,
obat ini efektif baik untuk gejala positif terutama pada perempuan
(halusinasi, gangguan proses pikir) maupun c) Fungsi pekerjaan dan sosial premorbid
gejala negatif (upaya pasien yang menarik diri (sebelum sakit) baik. Performa sebelumnya
dari lingkungan). Risperidon dimetabolisme di tetap merupakan prediktor terbaik untuk
hati dan diekskresi di urin. Dengan demikian meramalkan performa dimasa datang
perlu diadakan pengawasan terhadap fungsi d) Kebingungan sangat jelas dan gambaran
hati. Secara umum risperidon ditoleransi emosi menonjol, selama episode akut
dengan baik. Efek samping sedasi, otonomik, (simptom positif);
dan ekstrapiramidal sangat minimal e) Kemungkinan adanya stressor yang
dibandingkan obat antipsikosis tipikal. Dosis mempresipitasi psikosis akut dan tidak ada
anjurannya adalah 2-6 mg/hari.13 bukti gangguan susunan saraf pusat (SSP)

J Medula Unila | Volume 7 | Nomor 2 | April 2017 | 112



Resti, Tendry, dan Rika | Wanita Usia 41 Tahun dengan Skizofrenia Paranoid Remisi Sempurna di Rumah Sakit Jiwa
Provinsi Lampung

f) Tidak ada riwayat keluarga menderita 6. Abidi S. Psychosis in children and youth:
skizofrenia. focus on early-onset schizophrenia.
Prognosis menjadi lebih buruk bila Pediatr Rev. 2013; 34(7):296-305.
pasien menyalah gunakan zat atau hidup 7. Benjamin JS, Virginia AS, Pedro R, editors.
dalam keluarga yang tidak harmonis. Kaplan and Saddocks comprehensive
textbook of psychiatry. Edisi ke-7.
Simpulan Philadelphia: Lippincott Wiliams and
Pada pasien ini di diagnosis Skizofrenia Wilkins; 2004.
Paranoid Remisi Sempurna dengan adanya 8. Djatmiko P. Rekapan: grafik 10 penyakit
putus obat dan dengan prognosis yang baik. terbanyak rawat jalandan rawat inap RSJ
Dr. Soeharto Heerdjan tahun 2009.
Daftar Pustaka Jakarta: RSJ Dr. Soeharto Heerdjan; 2010.
1. Benjamin JS, Virgini AS, Pedro R, editors. 9. Notosoedirdjo, Latipun. Kesehatan
Kaplan & Sadock's synopsis of psychiatry: mental, konsep dan penerapan. Malang:
behavioral sciences clinical psychiatry. UMM Press; 2005.
Edisi ke-10. Philadelphia: Lippincott 10. National Mental Health Assosiation. A
Williams & Wilkins; 2007. literature review report [internet].
2. American Psychiatric Association. Washington DC: National Mental Health
Diagnosis dan statistical manual of mental Assosiation; 2001 [diakses tanggal 2 maret
disorders: DSM IV TR [internet]. 2017]. Tersedia dari:
Washington DC: American Psychiatric http://www.nhma.org.
Association; 2000 [diakses tanggal 2 Maret 11. Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA. Kaplan
2017]. hlm. 13-26. Tersedia dari: dan Sadock sinopsis psikiatri ilmu
http://www.psychiatriconline.com/DSMPi pengetahuan perilaku psikiatri klinis jilid 1.
v.pdf. Edisi ke-7. Jakarta: Binarupa Aksara; 2010.
3. Badan Penelitian dan Pengembangan 12. Amir N. Buku ajar psikiatri. Edisi ke-2.
Kesehatan RI. Riset kesehatan dasar Jakarta: FKUI; 2013.
[internet]. Jakarta: Kementerian 13. Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran
Kesehatan RI; 2013 [diakses tanggal 14 Jiwa. Pedoman nasional pelayanan
April 2017]. Tersedia dari kedokteran (PNPK) jiwa/psikiatri. Jakarta:
http://www.depkes.go.id/resources/down PP PDSKJI; 2012. hlm. 35.
load/general/Hasil%20Riskesdas%202013. 14. Leucht. Comparative efficacy and
pdf. tolerabillity of 15 antipsychotic drugs in
4. Maramis WF. Catatan ilmu kedokteran schizophrenia: a multiple treatments
jiwa. Surabaya: Airlangga University Press; meta-analysis. Lancet. 2013;
2009. hlm. 356-60. 382(9896):951-62.
5. Maslim R. Diagnosis gangguan jiwa 15. Keefe RSE, Fenton WS. How should DSM-V
rujukan ringkas dari PPDGJ-III. Jakarta: criteria for schizophrenia include cognitive
Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika impairment?. Schizophr Bull. 2007;
Atmajaya; 2001. 33(4):912-20.












J Medula Unila | Volume 7 | Nomor 2 | April 2017 | 113

Anda mungkin juga menyukai