Anda di halaman 1dari 3

Diskusi

Penelitian ini menunjukan bahwa menghentikan pengobatan antibiotic berdasarkan


kriteria stabilitas klinis setelah penggunaan minimal 5 hari dari pengobatan yang
sesuai tidak lebih inferior daripada pengobatan konvensional dalam hal keberhasilan
klinis. Oleh karenanya, kami menyimpulkan bahwa panduan IDSA/ATS mengenai
lama pengobatan antibiotic dapat diimplementasikan secara aman pada pasien yang
dirawat dengan CAP. Angka kesembuhan klinis pada late follow up mencapai 92,7%
dan 94.4% pada kelompok kontrol dan intervensi, secara berurutan, yang konsisten
dengan data yang diterbitkan. Khususnya, kami dapat secara aman membatasi lama
pengobatan antibiotic selama 5 hari pada 101 pasien (70.1%) pada kelompok
intervensi.
Ini merupakan penelitian pertama, untuk pengetahuan kami, untuk memvalidasi
panduan IDSA/ATS mengenai rekomendasi lama pengobatan antibiotik. Menetapkan
lama pengobatan antibiotik berdasarkan respon klinis tampil sebagai strategi yang
lebih baik daripada menggunakan lama pengobatan semaunya. Lama pengobatan
yang lebih singkat juga dapat menyebabkan kurangnya resistensi antimikroba, lebih
sedikit efek samping, biaya yang lebih rendah, dan meningkatkan ketaatan. Sesuai
dengan data sebelumnya, kebanyakan dari pasien kami stabil pada hari ke 3.
Mengingat bahwa panduan IDSA/ATS merekomendasikan pengobatan antibiotik
sebaiknya tidak dilanjutkan setelah 48 jam pasien stabil, ini mengimplikasikan bahwa
tidak ada pengobatan yang lebih dari 5 hari pada kebanyakan kasus, meskipun hal
tersebut saat ini tidak terjadi pada praktis klinis.
Karakteristik lain yang menonjol pada penelitian ini yaitu desain yang berbeda dalam
kondisi dunia nyata yangmana dokter bebas memilih antibiotik yang paling sesuai.
Kami mengikuti strategi ini dalam usaha untuk meniru praktik klinis.
Saat ini, kebanyakan penelitian telah mengevaluasi hasil dalam hal keberhasilan
klinis. Meskipun begitu, pasien diketahui lebih peduli mengenai variable lain, seperti
waktu perbaikan klinis dan kembali ke aktivitas normal. Berhubungan dengan hal ini,
kami mengevaluasi kedua hasil, seperti yang dilaporkan oleh pasien, dan tidak
terdapat perbedaan yang signifikan yang ditemukan antara pengobatan jangka pendek
dan jangka lama. Sebagai tambahan, dalam upaya untuk mendapatkan informasi yang
lebih akurat dan tidak seperti kebanyakan penelitian sebelumnya, kami menilai
severitas gejala dengan CAP symptom questionnaire, yang mengamati penurunan
skor dari hari ke 5 sampai 10 pada kedua kelompok.
Kelebihan penting pada penelitian ini yaitu pasien yang sakit parah juga
diikutsertakan. Meskipun pasien yang dirawat ICU dieksklusikan, kami memasukkan
mereka dengan skor PSI lebih dari 130 (kelas V). Terdapat sedikit data tentang
pengobatan antibiotik yang singkat pada severe CAP. Choudhury et al melakukan
penelitian prospektif, penelitian observasional pada pasien dengan severe CAP dan
tidak ditemukan perbedaan yang signifikan pada 30 day mortality, kebutuhan
ventilasi mekanik dan/atau dukungan inotropik, atau komplikasi mayor diantara
regimen jangka pendek dan jangka panjang. Serupa dengan penelitian kami, mereka
mengekslusikan pasien yang meninggal dalam 7 hari, dirawat di ICU, berkembang
menjadi complicated pneumonia, gagal untuk mencapai stabilitas klinis, atau
mendapat hasil kultur yang positif untuk mikroorganisme yang membutuhkan
pengobatan lama. Masih sedikit diketahui tentang bagaimana pengobatan singkat
bekerja pada pasien yang parah. Pada sebuah double-blind (sampai hari ke 8)
randomized clinical trial yang membandingkan pengobatan hari ke 15 dan 8 pada
dewasa dengan VAP, Chastre et al menemukan bawha tidak terdapat manfaat klinis
untuk memperpanjang pengobatan antibiotik di luar pengobatan hari ke 8 sampai 15
pada pasien yang menerima terapi empiris inisial yang sesuai, dengan kemungkinan
pengecualian pada pasien dengan infeksi nonfermenting Bacillus Gram negatif.
Sehubungan dengan parameter farmakodinamik, quinolon diketahui memiliki
aktivitas bakterisid yang bergantung konsentrasi. Dengan demikian, regimen dosis
tinggi akan cenderung meningkatkan area di bawah kurva konsentrasi-waktu dan
konsentrasi plasma puncak, yang membuat pengobatan antibiotik yang singkat aman
dalam hal efikasi. Sehubungan dengan hal ini, Dunbar et al menemukan bahwa
levofloxacin 750 mg selama 5 hari setidaknya sama efektifnya dengan levofloxacin
500 mg selama 10 hari pada pasien dengan mild-severe CAP. Menariknya, penelitian
kami menemukan angka keberhasilan klinis yang sama bahkan tanpa pasien kami
diresepkan quinolone dosis lebih tinggi. Beberapa penelitian menarik perhatian pada
makrolid, yang diketahui memiliki waktu paruh panjang dan konsentrasi pulmonal
yang tinggi. DIgnazio et al mengamati angka keberhasilan yang sama ketika
membandingkan azithromycin microspheres dosis tunggal dengan levofloxacin 500
mg selama 7 hari pada pasien rawat jalan dengan CAP.
Penelitian kami memiliki beberapa keterbatasan. Pertama, hampir 80% pasien
mendapat quinolone. Dokter memilih antibiotik, menyebabkan tingginya tingkat
peresepan quinolon, seperti biasa di Spain. Oleh karena itu, hasil ini mungkin tidak
dapat diekstrapolasikan ke Negara lain dimana beta laktam secara luas digunakan,
seperti di UK. Kedua, karena desain terbuka setelah hari ke 5, mungkin ada efek pada
keputusan dokter mengenai lama antibiotik pada kelompok kontrol. Ketiga, sedikit
pasien dengan penyakit berat (PSI kelas V) yang dimasukkan dalam penelitian ini.
Keempat, pasien yang mendapatkan pengobatan antibiotik sebelumnya, tinggal di
rumah perawatan, imunokompromais, atau yang membutuhkan chest tube atau terapi
yang lebih lama untuk penyakit dengan bakteriologis yang tidak biasa dieksklusikan
dari penelitian ini; sehingga, hasil tidak dapat digeneralisasikan untuk pasien tersebut.
Kelima, penelitian ini dilakukan pada 4 rumah sakit pendidikan di Negara Basque,
yang dapat membatasi generalisasi hasil untuk Negara lain. Meskupun demikian,
demografi pasien dan karakteristik dasar, severitas penyakit, proses perawatan, dan
hasil dari penelitian serupa dengan yang dideskripsikan pada penelitian lain.

Kesimpulan
Penelitian kami menunjukkan bahwa rekomendasi IDSA/ATS untuk lama
pengobatan antibiotik yang lebih singkat berdasarkan kriteria stabilitas klinis dapat
diimplementasikan secara aman pada pasien yang dirawat dengan CAP, yang dapat
menyebabkan penurunan lama pengobatan yang signifikan.

Anda mungkin juga menyukai