dan Pengaruhnya
Posted on 22 June 2013 by fatimah210992
Sebagian besar manusia dapat mempertahankan berat tubuhnya dalam kurun waktu tertentu.
Ada mekanisme keseimbangan energi dalam mempertahankan berat tubuh konstan tersebut,
energi yang masuk harus setara dengan energi yang dikeluarkan. Ketika kesimbangan energi
ini terganggu maka dapat menyebabkan berbagai masalah terkait berat seperti obesitas. Berat
tubuh seseorang diatur oleh suatu sistem yang kompleks yang mencakup faktor utama
maupun fakto r periferalnya. Ada dua hormon yang memiliki peranan penting dalam regulasi
asupan makanan yaitu leptin dan grelin. Kedua hormon ini memiliki jalur berbeda untuk
menuju otak khususnya hipotalamus (Klok et al. 2006). Salah satu hormon yang berperan
dalam regulasi penurunan berat badan adalah hormon leptin. Hormon tersebut diatur secara
alami dalam mengontrol berat normal tubuh (Galland 2011).
Hormon leptin merupakan hormon yang disekresikan jaringan adiposa (Galland 2011). Selain
di jaringan adiposa, leptin juga diproduksi di perut, mammary epithelium, plasenta dan
jantung (Klok et al. 2006).
Hormon ini dapat menjadikan otak menangkap sinyal betapa banyak jumlah lemak di dalam
tubuh. Hormon leptin diregulasikan dalam metabolisme pemecahan lemak. Peningkatan
hormon leptin akan meningkatkan laju metabolisme ini dan laju metabolisme ini akan
menurun jika jumlah leptin berkurang (Galland 2011).
Leptin membutuhkan reseptor leptin agar dapat bereaksi, LEPR. Gen LEPR berlokasi di
kromosom 1 dengan 18 ekson dan 17 intron. Reseptor yang paling utama dan digunakan
secara terus menerus adalah reseptor LEP-Rb. Reseptor tersebut diekspresikan di hipotalamus
dan serebelum. Selain disitu, LEP-Rb juga diekspresikan di vaskulatur manusia, perut dan
plasenta.
Leptin dikeluarkan ke dalam sitem sirkulasi oleh jaringan adiposa. Serum dan plasma leptin
tertinggi terdapat pada orang yang memiliki BMI (Body mass index) tertinggi dan total persen
lemak tubuh yang dimiliki. Leptin juga dapat menyebrangi Blood brain barrier (BBB) dan
cairan cerebral spinal (CSF) yang juga dipengaruhi dari tingkat BMI. Setelah dikeluarkan
oleh jaringan adiposa, leptin akan memberi sinyal ke otak dan memberikan informasi terkait
status persediaan energi di dalam tubuh. Informasi ini yang dapat menyebabkan penurunan
nafsu makan dan peningkatan pengeluaran energi dari lemak yang tersedia.
Kadar leptin di dalam tubuh dipengaruhi berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut yaitu sediaan
energi, asupan makanan, gender, umur, olahraga, serapan glukosa. Semakin besar energi yang
disimpan semakin besar jumlah leptin yang dikeluarkan. Jumlah leptin pada wanita lebih
tinggi dibandingkan pada pria. Pengaruh leptin juga semakin menurun ketika usia menua.
Studi regulasi leptin yang dilakukan pada tikus dan mencit menyebutkan setelah leptin
dikeluarkan oleh jaringan adiposa ke aliran darah, leptin kemudian menyebrangi penghalang
darah-otak (BBB) dan berikatan dengan reseptor leptin hipotalamik. Leptin yang terikat pada