Anda di halaman 1dari 21

PENDAHULUAN

Ilmu Biologi Sel sangat penting untuk dipelajari


dan dipahami karena merupakan Ilmu dasar untuk
mengembangkan Ilmu-ilmu Kedokteran / Biomedik
Mempelajari Ilmu Biologi Sel Bertujuan agar
seluk beluk tentang kehidupan organisme dapat
dipahami dan berguna untuk pengembangan
mendapatkan ilmu / teori baru bagi yang sedang
mendalami pendidikan Ilmu Biologi dan Biomedik.

MITOKONDRIA

Berasal dari kata :


Mitos ( benang-benang )
Chondriaon ( Butir )
Mitokondria yang merupakan Organel Eukariot
Mitokondria diselubungi oleh Lapisan Ganda dan
Bagian-bagiannya dapat dilihat menggunakan
Mikroskope Elektron.
Jumlah mitokondria pada tiap-tiap sel berbeda,
tergantung jenis dan kondisinya.

Gambaran Sel Endositosis dan Eksositosis

STRUKTUR MITOKONDRIA
Gambar Tiga Dimensi Mitokondria

Menunjukan tentang :
Membran luar ( om ), Membran Dalam ( im ),
Substansi Mitokondria ( mx ), Krista Mitokondria ( mc
), Granula pada Matrik yang berisikan Magnesium dan
Kalsium ( g ), Ruang Bagian Luar ( oc ), Partikel F1p.

SUSUNAN MOLEKUL PADA KRISTA


MITOKONDRIA

Rantai Pernafasan Terletak Pada Bagian Luar ( rc ).


Partikel F1p terletak di dalam tetapi dapat terekspos keluar
karena adanya tekanan osmotik dan pengecatan negatif
Lapisan Lemak ( l )
Protein Struktural ( sp )

FUNGSI MITOKONDRIA
1. SISTEM GENETIKA

Mitokondria memiliki Perangkat Genetik sendiri


yang disebut DNA mitokondria ( mt DNA ).
Terletak pada Matrik yang semi cair dibagian paling
dalam mitokondria.
Satu mitokondria dapat mengandung puluhan mt
DNA.
Sistem genetik mitokondria mirip dengan Bahteri,
yaitu berupa molekul sirkuler yang tahan
Eksonuklease.

Ketiadaan Mitokondria Ayah pada keturunannya,


akan mempermudah analisis penurunan mt DNA.

Dengan demikian mutasi yang wariskan dapat dilacak


pada satu garis keturunan Maternal.

Karakter ini memungkinkan mt DNA sebagai alat


untuk mengetahui hubungan maternal antar individu,
mempelajari Antrologi serta Biologi Evolusi berbagai
Mahkluk Hidup.

2.

SEBAGAI ORGAN RESPIRASI


PEMBANGKIT ENERGI DENGAN
MENGHASILKAN ADENOSIN TRI PHOSPAT
( ATP ).

Mitokondria juga berfungsi sebagai organ respirasi


pembangkit energi dengan menghasilkan Adenosin
Tri Phospat ( ATP ).

Sel inang akan menyediakan nutrien kaya energi


bagi mitokondria, sedangkan mitokondriamengubah
nutrien menjadi energi menggunakan oksigen.

Mitokondria banyak ditemukan pada Sel-sel


yang aktivitas metabolismenya yang tinggi,
seperti :
Pada SEL-SEL KONTRAKTIF
yang terdapat pada :
Sel Sperma
Sel otot jantung
Sel Epitelium
Akar rambut
Epidermis kulit.

MITOKONDRIA MEMPUNYAI BANYAK


JENIS ENZIM, Seperti :

Enzim Monoaminase Oksidase ( Enzim-enzim


pada rantai respirasi )
Kyneurine Hidroksilase ( Enzim-enzim pd
transferase )
Koenzim A Malat Dehidrogenase
Adenilat Kinase Isositrat dehisrogenase
Nukleosit Difosfokinase Fumarase dan Acolitase
ATP sintetase Sitrat Sintetase
Suksinat Dehidrogenase ( Enzim-enzim pada
oksidasi lain )

Sel, Sebagai Sumber Energi,

pada dasarnya membutuhkan zat-zat dari


makan, seperti :
- Karbohidrat
- Lipid
- Protein.

Regenerasi ATP

Reaksi yang ditimbulkan pada Fosforilasi Oksidatif


dalam mitokondria menghasilkan 90 % energi pada
organ dan sistem jaringan.

Proses ini juga menghasilkan berbagai metabolit,


berupa Radikal Bebas yang berpotensi merusak
DNA.

Dalam kondisi normal, Radikal Bebas akan


dieliminasi oleh Dismutase, Katalase dan
Peroksidase, namun mekanisme pertahanan ini akan
berkurang fungsinya dengan bertambahnya Umur.

Elektron bertenaga tinggi tersebut melewati sepanjang rantai


pengangkutan elektron untuk menurunkan tingkat energi, dengan
memompakan H+ keluar dari ruangan matrik.
Energi Gradien H+, digunakan untuk pembentukan ATP. Apabila
konsentrasi ATP dalam matrik tinggi, maka reaksinya Reversibel.

KESIMPULAN

Mitokondria memiliki Membran Rangkap

Skema Biokimiawinya telah terancang


sedemikian rupa sesuai dengan Fungsi-masingmasing bagiannya.

Mitokondria selain dipakai sebagai


Pembangkit Energi yang besar dalam sel
tubuh, ternyata juga sebagai Perangkat
Genetik.

Proses ini juga menghasilkan berbagai


metabolit berupa Radikal bebas yang
berpotensi merusak DNA.

Dalam kondisi normal, radikal bebas


dieliminasi oleh Dismutase, Katalase dan
Peroksidase. Namun mekanisme pertahanan
ini berkurang fungsinya dengan bertambahnya
Umur.

DAFTAR PUSTAKA

Wolf Rudiger Gay , Atlas Berwarna & Teks


Fisiologi, Alih Bahasa Edisi 4, Hipokrates,
2000.
Juwono, dkk, Biologi Sel, EGC, 2002.
Jan Koolman, dkk, Atlas Biokimia, Alih
Bahasa Cetakan I, Hipokrates, 2001.
Uni Sosial Demokrat-Data Base.htm, 2001.

Anda mungkin juga menyukai