Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan, ada beberapa bagian yang dapat membantu antara organ
satu dengan organ lainnya, contohnya saja otot. Otot dapat melekat di tulang yang
berfungsi untuk bergerak aktif. Selain itu otot merupakan jaringan pada tubuh yang
bercirikan mampu berkontraksi, aktivitas biasanya dipengaruhi oleh stimulus dari
sistem saraf. Unit dasar dari seluruh jenis otot adalah miofibril yaitu struktur filamen
yang berukuran sangat kecil tersusun dari protein kompleks, yaitu filamen aktin dan
myosin.
Pada saat otot berkontraksi, filamen-filamen tersebut saling bertautan yang
mendapatkan energi dari mitokondria di sekitar miofibril. Oleh karena itu, banyak
jenis otot yang saling berhubungan walaupun jenis otot terdiri dari otot lurik, otot
jantung, dan otot rangka.Ketiganya mempunyai fungsi dan tujuan yang berbeda pula.
Otot dapat bergerak karena adanya sel otot. Otot bekerja dengan cara
berkontraksi dan relaksasi. Selain itu otot juga menyebabkan pergerakan pada
organisme maupun pergerakan dari organ dalam organisme tersebut. Selanjutnya otot
diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu Otot Lurik, Otot Polos dan Otot Jantung.

1.2Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian dari Otot?
2. Apa sajakah Jenis - Jenis Otot?
3. Apakah Struktur dan Fungsi Otot?
4. Apa sajakah Sifat Kerja Otot?
5. Apa sajakah Mekanisme Otot?
6. Apa sajakah Sumber Energi untuk Gerak Otot?
7. Apakah Perbandingan Otot dan Sistem Otot Hewan?
8. Apa sajakah Kelainan / Penyakit pada Otot?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
1. Untuk mengetahui Pengertian dari Otot.
2. Untuk mengetahui Jenis - Jenis Otot.
3. Untuk mengetahui Struktur dan Fungsi Otot.
4. Untuk mengetahui Sifat Kerja Otot.
5. Untuk mengetahui Mekanisme Otot.
6. Untuk mengetahui Sumber Energi untuk Gerak Otot.
7. Untuk mengetahui Perbandingan Otot dan Sistem Otot Hewan.
8. Untuk mengetahui Kelainan / Penyakit pada Otot.

Pendidikan Kimia
1
1.3.2 Tujuan Khusus
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Biologi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Lambung Mangkurat 2016.

1.4 Manfaat
1. Untuk menambah wawasan dan ilmu mengenai system otot.
2. Sebagai alat referensi dan sumber bacaan.

Pendidikan Kimia
2
BAB II
PEMBAHASAN
SISTEM OTOT(SYSTEMA MUSCULARE)

2.1 Pengertian Otot


Sistem otot adalah sistem organ baik pada hewan dan manusia yang
mengizinkan makhluk tersebut bergerak. Sistem otot dikontrol oleh sistem saraf, dan
walaupun beberapa otot (seperti otot jantung) dapat bergerak secara otonom. Otot
merupakan suatu organ alat yang dapat bergerak, ini adalah sesuatu yang penting
bagi organisme. Gerak sel terjadi karena sitoplasma merubah bentuk. Pada sel - sel
sitoplasma ini merupakan benang - benang halus yang panjang disebut miofibril.
Kalau sel otot yang mendapatkan rangsangan maka miofibril akan memendek.
Otot merupakan jaringan pada tubuh yang bercirikan mampu berkontraksi.
Aktivitas biasanya dipengaruhi oleh stimulus dari sistem saraf. Unit dasar dari
seluruh jenis otot adalah miofibril yaitu struktur filamen yang berukuran sangat kecil
yang tersusun dari protein kompleks , yaitu filamen aktin dan miosin. Pada saat
berkontraksi, filamen – filamen tersebut saling bertautan yang mendapatkan energi
dari mitokondria di sekitar miofibil. Terdapat pula macam – macam otot yang
berbeda, yaitu otot jantung, polos dan lurik
.
2.2 Jenis - Jenis Otot
Berdasarkan bentuk morfologi, sistem kerja dan lokasinya dalam tubuh, otot
dibedakan menjadi tiga, yaitu otot lurik, otot polos, dan otot jantung:
2.2.1 Otot Polos

Otot polos disebut juga otot tak sadar atau otot alat dalam (otot viseral). Otot
polos tersusun dari sel – sel yang berbentuk kumparan halus. Masing – masing sel
memiliki satu inti yang letaknya di tengah. Kontraksi otot polos tidak menurut

Pendidikan Kimia
3
kehendak, tetapi dipersarafi oleh saraf otonom. Otot polos terdapat pada alat - alat
dalam tubuh, misalnya pada:
1. Dinding saluran pencernaan
2. Saluran - saluran pernapasan
3. Pembuluh darah
4. Saluran kencing dan kelamin
5. Pembuluh nadi dan;
6. Pembuluh balik.
Otot polos adalah salah satu otot yang mempunyai bentuk yang polos dan
bergelondong. Otot polos berkontraks
i secara refleks dan di bawah pengaruh saraf otonom. Bila otot polos
dirangsang, reaksinya lambat.

Otot memiliki bagian - bagian sebagai berikut :

1. Membran plasma :
Membran plasma pada otot sering disebut sarkolema (sarcolema).
Dengan mikroskop cahaya kurang jelas, tetapi dengan mikroskop
elektron tampak sebgai selaput ganda (double membrane), masing-
masing :
a. Selaput luar, tebalnya berkisar antara 25 - 30 Angstrom. Ruang
intermedier, kira - kira 25 Angstrom.
b. Selaput dalam, tebalnya 25 - 30 Angstrom
Pada daerah hubungan posisi antara otot polos, selaput luar tampak
menyatu. Hubungan ini dianggap lebih serasi dari pada hubungan
antar sel dengan desmosoma.
Hubungan ini berperan memperlancar transmisi impuls untuk kontraksi dari
satu otot ke otot yang lainnya. Pendapat lain mengatakan bahwa tenaga yang terjadi

Pendidikan Kimia
4
pada waktu kontaksi dapat di pindahkan ke lain alat tubuh melalui serabut kolagen
atau elastis.
2. Sitoplasma atau sarkolasma
Sarkoplasma bersifat eosinofilik, mengandung Organoid, antara lain :
a. Mitokondria yang mengitari inti- endoplasma retikulum
b. Apparatus Golgi- Miofibril
c. Sentriol
Yang menarik perhatian adalah myofibril karena peranannya dalam
kontraksi.Miofibril pada otot polos sangat halus, dengan pewarnaan H.E sulit dilihat.
Dengan mikroskop elektron tampak miofilamen miosin berdiameter 5 mµ.
Sarkoplasma di dekat inti bebas dari filamen dan di bagian tepi banyak pinocytic
vesicle. Filamen tersebut berakhir di daerah pekat sarkolema. Filamen aktin dan
myosin juga terdapat pada otot polos , berkontraksi dengan adanya adenosine
trisfosfat. Susunan filament aktin dan myosin pada otot polos belum jelas, berbeda
dengan otot skelet.

3. Inti
Berbentuk lonjong memanjang dengan ujung tumpul, bergelombang pada saat
terjadi kontraksi.

Susunan Otot Polos


Pada organ tubuh lazimnya berkelompok membentuk lamina muskularis
(lambung, usus, uterus), tunika media (pembuluh darah), muskularis muskosa (usus),
tetapi dapat pula soliter (sendiri) misalnya pada villi usus halus, stroma kelenjar
kelamin jantan.
Hubungan antar otot polos ditunjang oleh endomosium, yang mengandung
serabut kolagen dan retikuler yang cukup halus dan jarang terdapat sel - sel jaringan
ikat di dalamnya. Dengan pewarnaan khusus misalnya PAS serabut retikuler tampak
jelas, bahkan membungkus/mengitari otot polos. Hubungan antar otot polos dengan
penyatuan selaput luar di sebut nexus, melalui hubungan inilah impuls dapat
berpindah dengan cepat.
Pemisahan masing-masing sel (serabut) otot polos di lakukan dengan
menggunakan asam nitrat. Asam nitrat ini berfungsi melakukan maserasi
endomesium.
Otot polos terdapat pada :
1) Alat jeroan berupa lamina muskularis dan muskularis mukosa, misalnya
usus, lambung dan eshopagus
2) Saluran pernafasan, misalnya bronchus, broncheolus, dan trachea
3) Dinding pembuluh darah, membentuk tunika media
4) Saluran urogenital, misalnya pelvis renalis, vesika urinaria,ureter,
duktus deferens, epididimis dll
5) Kulit : muskulus arektorpili

Pendidikan Kimia
5
6) Mata : muskulus siliaris, muskulus konstriktor dan dilatator pupile.

2.2.2 Otot lurik (Otot Rangka)

Otot lurik disebut juga otot rangka atau otot serat lintang. Otot ini bekerja di
bawah kesadaran. Pada otot lurik, fibril - fibrilnya mempunyai jalur - jalur melintang
gelap (anisotrop) dan terang (isotrop) yang tersusun berselang - selang. Sel - selnya
berbentuk silindris dan mempunvai banyak inti. Otot rangka dapat berkontraksi
dengan cepat dan mempunyai periode istirahat berkali – kali. Otot rangka ini
memiliki kumpulan serabut yang dibungkus oleh fasia super fasialis.
Gabungan otot berbentuk kumparan dan terdiri dari bagian:
1. Ventrikel (empal), merupakan bagian tengah yang menggembung
2. Urat otot (tendon), merupakan kedua ujung yang mengecil. Urat otot
(tendon) tersusun dari jaringan ikat dan bersifat keras serta liat.
Berdasarkan cara melekatnya pada tulang, tendon dibedakan sebagai berikut ini:
1. Origo merupakan tendon yang melekat pada tulang yang tidak berubah
kedudukannya ketika otot berkontraksi.
2. Insersio merupakan tendon yang melekat pada tulang yang bergerak ketika
otot berkontraksi.
Otot yang dilatih terus menerus akan membesar atau mengalami hipertrofi,
Sebaliknya jika otot tidak digunakan (tidak ada aktivitas) akan menjadi kisut atau
mengalami atrofi.
Kebanyakan otot rangka (jumlah dalam manusia 600 Å) menyambungkan
tulang ke tulang; ada yang menggerakkan bagian tertentu tanpa melibatkan tulang,
misalnya kelopak mata, otot sfinkter, lidah. Otot rangka hanya mampu menarik, tidak
menolak. Oleh itu, untuk menggerakkan anggota (pergerakan tulang) otot lazimnya
berpasangan, disebut pasangan antagonis. Contoh: untuk membengkokkan tangan,
otot biseps mengecut dan pasangan antagonisnya, otot triseps mengendur. Otot
rangka kelihatan berjalur dan tersusun dalam keadaan selari.
Sel - sel otot lurik berbentuk silindris atau seperti tabung dan berinti banyak,
letaknya di pinggir, panjangnya 2,5 cm dan diameternya 50 mikron. Sel otot lurik
ujung selnya tidak menunjukkan batas yang jelas dan miofibril tidak homogen

Pendidikan Kimia
6
akibatnya tampak serat - serat lintang. Otot lurik di bedakan menjadi 3 macam, yaitu:
otot rangka, otot lurik, dan otot lingkar. Otot - otot rangka mempunyai hubungan
dengan tulang dan berfungsi menggerakkan tulang. Otot ini bila di lihat di bawah
mikroskop, maka tampak susunannya serabut - serabut panjang yang mengandung
banyak inti sel, dan tampak adanya garis - garis terang di selingi gelap yang
melintang.
Otot - otot kulit seperti yang terdapat pada roman muka termasuk otot - otot lurik
yang berada di bawah kehendak kita. Perlekatannya pada tulang dan kulit, tetapi ada
juga terdapat dalam kulit seluruhnya. Otot - otot yang merupakan lingkaran di sebuah
otot lingkaran, misalnya otot yang mengelilingi mulut dan mata
Otot rangka ini menggerakkan tulang - tulang anggota tubuh dengan kontraksi
yang kuat dan cepat. Otot rangka atau nama lainnya adalah jaringan otot kerangka
karena sebagian besar jenis otot ini melekat pada kerangka
Kontraksinya menurut kehendak kita dan di bawah pengaruh saraf sadar.
Dinamakan otot lurik karena bila dilihat di bawah mikroskop tampak adanya garis
gelap dan terang berselang - seling melintang di sepanjang serabut otot. Oleh sebab
itu nama lain dari otot lurik adalah otot bergaris melintang. Fungsi otot lurik untuk
menggerakkan tulang dan melindungi kerangka dari benturan keras.
Ciri otot lurik, yaitu:
a) Selnya berbentuk silindris dengan garis gelap terang,
b) Bekerja secara sadar
c) gerakannya cepat dan mudah lelah serta melekat pada rangka.
Cara kerja otot lurik
Bila otot lurik berkontraksi, maka menjadi pendek dan setiap serabut
turut dengan berkontraksi. Otot - otot jenis ini hanya berkontraksi jika di
rangsang oleh rangsangan saraf sadar (otot valunter). Kerja otot lurik adalah
bersifat sadar, karena itu disebut otot sadar, artinya bekerja menurut
kemauan atau perintah otak. Reaksi kerja otot lurik terhadap perangsang
cepat tapi tidak tahan kelelahan.
Struktur Otot Lurik
Otot pengisi atau otot yang menempel pada sebagian besar tulang kita
(skeletal) tampak bergaris - garis atau berlurik - lurik jika dilihat melalui
mikroskop. Otot tersebut terdiri dari banyak kumpulan (bundel) serabut
paralel panjang dengan diameter penampang 20 - 100 m yang di sebut serat
otot. Panjang serat otot ini mampu mencapai panjang otot itu sendiri dan
merupakan sel - sel berinti jamak (multinucleated cells). Serat otot sendiri
tersusun dari kumpulan - kumpulan paralel seribu miofibril yang berdiameter
1 - 2 m dan memanjang sepanjang sebuah serat otot.
Garis - garis pada otot lurik disebabkan oleh struktur myofibril - miofibril
yang saling berkaitan. Pada lurik itu merupakan daerah dengan densitas / kepadatan
yang silih berganti (antara padat dan renggang) dengan sebutan lurik - lurik A dan
lurik - lurik I. Pola - pola itu berepetisi dengan teratur sehingga tiap satu unit pola

Pendidikan Kimia
7
dinamakan sarkomer.
Sarkomer pada otot yang rileks akan memendek dan memiliki panjang 2.5 -
3.0 saat otot berkontraksi. Antara sarkomer satu dengan yang lainnya, terdapat
lapisan gelap disebut disk Z (piringan Z). Lurik A terpusat pada daerah terang yang
dinamakan daerah H yang pusatnya terletak pada lurik / disk M. Jika kita melihat
gambar lebih teliti lagi, maka terdapat sekelompok filamen yang tebal dan filamen
tipis.
Filamen - filamen tebal dengan diameter 150 Angstrom itu tertata secara
paralel heksagonal dalam daerah yang disebut daerah H. Sementara itu filament -
filamen tipis dengan diameter 70 Angstrom memiliki ujung yang terkait langsung
dengan disk Z. Daerah yang terlihat gelap pada ujung - ujung daerah A merupakan
tempat relasi - relasi antara filamen tebal dan filamen tipis. Relasi - relasi ini berupa
cross - bridges (jembatan silang) yang berselang secara teratur.

a. Filamen-filamen tebal tersusun dari Miosin


Filamen-filamen tebal pada vertebrata (makhluk hidup bertulang belakang)
hampir sebagian besar tersusun dari sejenis protein yang disebut Miosin. Molekul
miosin terdiri dari enam rantai polipeptida yang disebut rantai berat dan dua pasang
rantai ringan yang berbeda (disebut rantai ringan esensial dan regulatori, ELC dan
RLC). Miosin termasuk protein yang khusus karena memiliki sifat berserat (fibrous)

Pendidikan Kimia
8
dan globular.
Secara umum, molekul miosin dapat dilihat sebagai segmen berbentuk batang
sepanjang 1600 Angstrom dengan dua kepala globular. Miosin hanya berada dalam
wujud molekul - molekul tunggal dengan kekuatan ioniknya yang lemah.
Bagaimanapun juga, protein - protein ini berkaitan satu sama lain menjadi struktur.
Struktur tersebut ialah struktur dari filamen tebal yang telah dibicarakan
sebelumnya. Pada struktur itu, filamen tebal merupakan suatu bentuk yang bipolar
dengan kepala - kepala miosin yang menghadap tiap - tiap ujung filamen dan
menyisakan bagian tengah yang tidak memiliki kepala satupun (=bare zone / jalur
kosong). Kepala - kepala miosin itulah yang merupakan wujud dari cross-bridges
dalam berhubungannya dengan miofibril-miofibril. Sebenarnya, rantai berat miosin
berupa sebuah ATPase yang menghidrolisis ATP menjadi ADP dan Pi dalam suatu
reaksi yang membuat terjadinya kontraksi otot. Jadi, otot merupakan alat untuk
mengubah energi bebas kimia berupa ATP menjadi energi mekanik. Sementara itu,
fungsi rantai ringan miosin diyakini sebagai modulator aktivitas ATPase dari rantai
berat yang bersambungan dengannya.
Di tahun 1953, Andrew Szent-Gyorgi menunjukkan bahwa miosin yang diberi
tripsin secukupnya akan memecah miosin menjadi dua fragmen yaitu Meromiosin
ringan (LMM) dan Meromiosin berat (HMM). HMM dapat dipecah dengan papain
menjadi dua bagian lagi yaitu dua molekul identik dari subfragmen-1 (S1) dan sebuah
subframen-2 (S2) yang berbentuk mirip batang.
b. Filamen-filamen tipis tersusun dari Aktin, Tropomiosin dan
Troponin
Komponen penyusun utama filamen tipis ialah Aktin. Aktin merupakan
protein eukariotik yang umum, banyak jumlahnya, dan mudah didapati. Aktin
didapati dalam wujud monomer - monomer bilobal globular yang disebut G-aktin
yang secara normal mengikat satu molekul ATP untuk tiap - tiap monomer. G-aktin
itu nantinya akan berpolimerisasi untuk membentuk fiber - fiber yang disebut F-aktin.
Polimerisasi ini merupakan suatu proses yang menghidrolisis ATP menjadi ADP
dengan ADP yang nantinya terikat pada unit monomer F-aktin. Sebagai hasilnya, F-
aktin akan membentuk sumbu rantai utama dari filamen tipis.
Tiap - tiap unit monomer F-aktin mampu mengikat sebuah kepala miosin (S1)
yang ada pada filamen tebal. Mikrograf elektron juga menunjukkan bahwa F-aktin
merupakan deretan monomer terkait dengan urutan kepala ekor-kepala. Maka dari itu,
F-aktin memiliki wujud yang polar. Semua unit monomer F-aktin memiliki orientasi
yang sama dilihat dari sumbu fiber. Filamen - filamen tipis itu juga memiliki arah
yang menjauhi disk Z. Sehingga kumpulan-kumpulan filamen tipis yang menjulur
pada kedua sisi disk Z itu memiliki orientasi yang berlawanan.
Komposisi miosin dan aktin masing-masing sebesar 60 - 70% dan 20 - 25%
dari protein total pada otot. Sisa protein lainnya berkaitan dengan filamen tipis yakni
Tropomiosin dan Troponin. Troponin terdiri dari tiga subunit yaitu TnC (protein
pengikat ion Ca), TnI (protein yang mengikat aktin), dan TnT (protein yang mengikat

Pendidikan Kimia
9
tropomiosin). Dari sini, dapat disimpulkan bahwa kompleks tropomiosin – Troponin
mangatur kontraksi otot dengan cara mengontrol akses cross-bridges S1 pada posisi
posisi pengikat aktin.
c. Protein minor pada Otot yang mengatur jaringan-jaringan
Miofibril
Disk Z merupakan wujud amorf dan mengandung beberapa protein berserat -
aktinin (untuk mengikatkan_(fibrous). Protein - protein lain itu ialah filamen-filamen
tipis pada disk Z), desmin (banyak terdapat pada daerah perifer / tepi disk Z dan
berfungsi untuk menjaga keteraturan susunan antar sesama miofibril), vimentin
(bersifat sama dengan desmin), titin (merupakan polipeptida dengan massa terbesar,
berada sepanjang filamen tebal sampai disk Z, dan berfungsi seperti pegas yang
mengatur agar letak filamen tebal tetap di tengah - tengah sarkomer), dan nebulin
(berada di sepanjang filamen tipis dan berfungsi untuk mempertahankan panjang
filamen). Sementara itu, disk M yang merupakan hasil penebalan akibat sambungan
filamen-filamen tebal itu juga mengandung C-protein dan Mprotein. Peranan kedua
protein itu ada pada susunan atau perkaitan antara filamen-filamen tebal pada disk M.

2.2.3 Otot jantung


Otot jantung mempunyai struktur yang sama dengan otot lurik hanya saja
serabut - serabutnya bercabang – cabang dan saling beranyaman serta dipersarafi oleh
saraf otonom. Otot jantung hanya terdapat di jantung. Otot jantung terlihat berjalur
seperti otot rangka. Otot jantung dikawal oleh 10 yosin saraf autonomi. Setiap sel
bersambung - sambung dengan sel lain melalui cakera interkalari yang berupaya
mengalirkan arus elektrik dari sel ke sel. Manfaat: supaya pengecutan jantung
terselaras untuk mengepam darah. Otot jantung mengecut secara spontan walaupun
tiada rangsangan diterima dari 10yosin saraf pusat.
Bentuk yang 10yosin sama dengan otot lurik, yakni Letak inti sel di tengah dan
mempunyai lurik - lurik tapi bedanya dengan otot lurik yaitu bahwa otot lurik
memiliki satu atau dua yosin yang terletak di tengah/tepi sel.
. Dengan demikian, otot jantung disebut juga otot lurik yang bekerja tidak
menurut kehendak.
Dan otot jantung adalah satu - satunya otot yang memiliki percabangan yang
disebut duskus interkalaris. Otot ini juga memiliki kesamaan dengan otot polos dalam
hal cara kerjanya yakni tidak disadari. Jaringan otot ini hanya terdapat pada lapisan
tengah dinding jantung, meskipun begitu kontraksi otot jantung secara 10yosin serta
reaksi terhadap rangsang lambat. Fungsi otot jantung adalah untuk memompa darah
ke luar jantung.
Ciri otot jantung, yaitu:
a) Selnya berbentuk silindris dengan percabangan (sinsitium),
b) Nukleus satu dan terletak di tengah,
c) Bekerja secara tidak sadar (involunteer),
d) Tidak mudah lelah dan

Pendidikan Kimia
10
e) Terdapat pada organ jantung.
Otot jantung merupakan sekelompok serabut - serabut otot yang tersusun rapi.
Dan setiap serabut otot terdiri atas dua jenis miofilamen yaitu:
- Miofilamen tebal, yang di bentuk oleh protein 11yosin.
-Miofilamen tipis, yang di bentuk oleh protein aktin.

Gambar: Otot jantung


Bagian-bagian otot:
1. Sarkolema
Sarkolema adalah 11yosin1111 yang melapisi suatu sel otot yang
fungsinya sebagai pelindung otot
2. Sarkoplasma
Sarkoplasma adalah cairan sel otot yang fungsinya untuk tempat dimana

Pendidikan Kimia
11
12yosin121212 dan miofilamen berada
3. Miofibril
Miofibril merupakan serat - serat pada otot.
4. Miofilamen
Miofilamen adalah benang-benang/12yosin1212 halus yang berasal dari
12yosin121212. Miofibril terbagi atas 2 macam, yakni :
a) Miofilamen 12yosin1212 (terdapat pada otot polos)
b) Miofilamen heterogen (terdapat pada otot jantung/otot 12yosin12
dan pada otot rangka/otot lurik).
c) Di dalam miofilamen terdapat protein kontaraktil yang disebut
aktomiosin (aktin dan 12yosin), tropopin dan tropomiosin. Ketika
otot kita berkontraksi (memendek) maka protein aktin yang sedang
bekerja dan jika otot kita melakukan relaksasi (memanjang) maka
12yosin yang sedang bekerja.

2.3 Struktur dan Fungsi Otot


Otot berfungsi untuk alat gerak aktif (lokomosi tubuh, lokomosi produk
tubuh), menjaga temperatur tubuh, pembentuk postur tubuh, penyeimbang badan
dan pelindung organ visceral.
Otot dapat berkontraksi karena adanya rangsangan. Umumnya otot
berkontraksi bukan karena satu rangsangan, melainkan karena suatu rangkaian
rangsangan berurutan. Rangsangan kedua memperkuat rangsangan pertama dan
rangsangan ketiga memperkuat rangsangan kedua . Dengan demikian terjadilah
ketegangan atau tonus yang maksimum .Tonus yang maksimum terus – menerus
disebut tetanus.
Selanjutnya, ada 2 tipe otot, yaitu otot merah dan otot putih. Otot merah kaya
akan suplai darah, mengandung mitokondria dan mioglobin. Mioglobin merupakan
senyawa seperti hemoglobin yang mampu mengikat O2 dan menyimpannya di dalam
otot. Otot merah juga mengoksidasi asam lemak untuk memperoleh energi.
Sebaliknya, otot putih memiliki sedikit darah, mitokondria, dan mioglobin. Akan
tetapi, otot putih terspesialisasi untuk melakukan pernapasan anaerobik untuk
menghasilkan energi tanpa O2 sehingga cepat berkontraksi meskipun cepat lelah.
Menurut letaknya otot dapat dibagi 2 yaitu otot somatik dan otot
visceral. Otot somatik meliputi otot axial, otot lidah, otot hypobranchiale, otot
bola mata dan otot-otot pada lengan tubuh (otot apendicular). Sedang otot
viceral meliputi otot penyusun organ - organ dalam termasuk pembuluh darah.
Otot dibentuk dari lapis benih mesoderm. Pada masa embrional
mesoderm mengalami deferensiasi menjadi epimere, mesomere dan hypomere.
Epimere selanjutnya berdiferensiasi menjadi dermatom, myotom dan sclerotom.
Sedangkan hypomere membentuk lapisan splanchnic dan lapisan somatic.
Lapisan splanchnic akan membentuk lapisan otot pada organ - organ visceral,

Pendidikan Kimia
12
sementara itu lapisan somatic hipomere bersama-sama myotom dengan akan
membentuk otot dinding tubuh (otot skeletal).
Selanjutnya otot dinding tubuh dapat dibedakan menjadi 2 yaitu otot
axial, yang tersusun sepanjang sumbu tubuh dan otot apendiculare, yang
tersusun pada membrum liberi.
a. Musculus axialis (otot axial)
Pada ikan, otot axial tersusun segmental terdiri dari myotom-myotom
atau vomere yang satu sama lain dipisahkan oleh myocoma atau myosepta.
Myomere ini terdiri dari bagian dorsal dan ventral yang dipisahkan oleh
septum horisontale.
Bagian dorsal disebut musculus epaxiales dan bagian ventral disebut
musculus hypaxiales. sisi ventral terdapat ligamentum longitudinales yang
mengikat ujung ventral kedua sisi musculus hypaxiales.
Pada Tetrapoda musculus epaxiales dan hypaxiales sama seperti pada
ikan yaitu dipisahkan oleh processus transversus vertebrae. Sedangkan
segmentasinya, sekalipun masih tetap nampak pada semua Tetrapoda, namun
modifikasi-modifikasi tertentu dan pola dasar itu dapat terjadi, sehingga
berkembang sebagai berikut.
Musculus hypaxiales terbagi menjadi 3 lapis : musculus obliqus extemus,
m.obliquus intemus dan m. obliquus tranversus. Perluasan musculus
hypaxiales menyebabkan kecenderungan hilangnya susunan segmental.
Demikian pula pada musculus epaxiales. Otot ini yang terbentang di
bagian dorsal mulai dari tengkorak sampai ke ekor menunjukkan perubahan-
perubahan dari pola dasar yang segmental. Pada urodela, otot ini masih
menunjukkan susunan segmental, sedangkan pada Amniota, mesenchym dan
myotom yang berurutan mengadakan agregasi untuk membentuk otot yang
memanjang yang melibatkan beberapa atau banyak segmen tubuh. Berkas-
berkas otot yang memanjang tersebut adalah musculus longisimus dorsi, m.
iliocostalis dan m. transversospinalis. Sedangkan berkas otot yang pendek
adalah m. intervertebralis yang menghubungkan vertebra dengan vertebrata.
b. Musculus appendicularis (otot apendicular) Otot apendicular terlihat pada
cingulum, pinna atau membrum. Otot appendicular terikat pada skeleton
axial atau pada fascia trunci dan berinsertio pada cingulum atau mebrum.
Pada ikan, otot appendiculare adalah berkas otot hypomere dari beberapa
myomere yang berurutan, yang terikat pada cingulum atau pada skeleton pada
basis prinna. Otot-otot tersebut pada basis pinna membentuk 2 massa otot yang
berlawanan disebelah dorsal adalah musculus extensor dan di sebelah ventral
yaitu musculus flexor.
Pada Tetrapoda rendah, otot appendiculare tersusun lebih kompleks
daripada ikan. Otot-otot yang menggerakkan memberi liberi anterior ada yang
terletak di dorsal dan di vemtral. Yang terletak di dorsal adalah musculus
latisimus dorsi, yang berjalan ke humerus dan sebelah anteriornya adalah

Pendidikan Kimia
13
musculus cucularis yang berjalan ke scapula.
Pada Amniota musculus cucullaris disebut musculus trapezius ditambah
dengan otot-otot yang berhubungan dengan strenum dan clavicuyla. Musculus
ekstrinsik pada membrum liberi posterior relatif tidak penting untuk gerakan
karena cingulum pelvicum berinsersio pada columna vertebralis yang tidak
bergerak bebas.

2.4 Sifat Kerja Otot


Sifat kerja otot dibedakan menjadi dua, yaitu :
2.4.1 Antagonis
Otot antagonis adalah dua otot atau lebih yang tujuan kerjanya berlawanan.
Jika otot pertama berkontraksi dan yang kedua berelaksasi, akan menyebabkan tulang
tertarik atau terangkat. Sebaliknya, jika otot pertama berelaksasi dan yang kedua
berkontraksi akan menyebabkan tulang kembali ke posisi semula. Contoh otot
antagonis adalah otot bisep dan trisep. Otot bisep adalah otot yang memiliki dua
ujung (dua tendon) yang melekat pada tulang dan terletak di lengan atas bagian
depan. Otot trisep adalah otot yang memiliki tiga ujung (tiga tendon) yang melekat
pada tulang, terletak di lengan atas bagian belakang. Untuk mengangkat lengan
bawah, otot bisep berkontraksi dan otot trisep berelaksasi. Untuk menurunkan lengan
bawah, otot trisep berkontraksi dan otot bisep berelaksasi.
Antagonis juga adalah kerja otot yang kontraksinya menimbulkan efek gerak
berlawanan, contohnya adalah:

1. Ekstensor( meluruskan) dan fleksor (membengkokkan), misalnya otot trisep


dan otot bisep.

2. Abduktor (menjauhi badan) dan adductor (mendekati badan) misalnya


gerak tangan sejajar bahu dan sikap sempurna.

Pendidikan Kimia
14
3. Depresor (ke bawah) dan elevasi ( ke atas), misalnya gerak kepala
merunduk dan menengadah.

4. Supinator (menengadah) dan pronator (menelungkup), misalnya gerak


telapak tangan menengadah dan gerak telapak tangan menelungkup.

5. Inversi dan Eversi, yaitu dimana inversi adalah gerak memutar kaki sehingga sisi

Pendidikan Kimia
15
medial telapak kaki terangkat ke dalam dan eversi gerak memutar kaki sehingga sisi
lateral telapak kaki terangkat ke luar, contohnya membuka telapak kaki ke arah
dalam tubuh (inversi) dan membuka telapak kaki ke arah luar tubuh (eversi)

2.4.2 Sinergis
Sinergis juga adalah otot-otot yang kontraksinya menimbulkan gerak
searah.Contohnya pronator teres dan pronator kuadratus (Otot yang menyebabkan
telapak tangan menengadah atau menelungkup).
Otot sinergis adalah dua otot atau lebih yang bekerja bersama – sama dengan
tujuan yang sama. Jadi, otot – otot itu berkontraksi bersama dan berelaksasi
bersama.Misalnya, otot – otot antar tulang rusuk yang bekerja bersama ketika kita
menarik napas, atau otot pronator, yaitu otot yang menyebabkan telapak tangan
menengadah atau menelungkup.

Pendidikan Kimia
16
Gerakan pada bagian tubuh, umumnya melibatkan kerja otot, tulang, dan
sendi. Apabila otot berkontraksi, maka otot akan menarik tulang yang dilekatinya
sehingga tulang tersebut bergerak pada sendi yang dimilikinya.

2.5Mekanisme Otot

2.5.1 Mekanisme Kerja Otot


Otot merupakan alat gerak aktif karena kemampuannya berkontraksi. Otot
memendek jika sedang berkontraksi dan memanjang jika berelaksasi. Kontraksi otot
terjadi jika otot sedang melakukan kegiatan , sedangkan relaksasi otot terjadi jika otot
sedang beristirahat.
Dengan demikian otot memiliki 3 karakter, yaitu:
a. Kontraksibilitas yaitu kemampuan otot untuk memendek dan lebih pendek

Pendidikan Kimia
17
dari ukuran semula, hal ini teriadi jika otot sedang melakukan kegiatan.
b. Ektensibilitas, yaitu kemampuan otot untuk memanjang dan lebih panjang
dari ukuran semula.
c. Elastisitas, yaitu kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula.
Otot tersusun atas dua macam filamen dasar, yaitu filament aktin dan filament
miosin.Filamen aktin tipis dan filament miosin tebal.Kedua filamen ini menyusun
miofibril. Miofibril menyusun serabut otot dan serabut otot - serabut otot menyusun
satu otot.
2.5.2 Mekanisme Gerak Otot
Dari hasil penelitian dan pengamatan dengan mikroskop elektron dan difraksi
sinar X, Hansen dan Huxly (l955) mengemukkan teori kontraksi otot yang disebut
model sliding filaments.
Model ini menyatakan bahwa kontraksi didasarkan adanya dua set filamen di
dalam sel otot kontraktil yang berupa filament aktin dan filamen miosin..Rangsangan
yang diterima oleh asetilkolin menyebabkan aktomiosin mengerut (kontraksi).
Kontraksi ini memerlukan energi.
Pada waktu kontraksi, filamen aktin meluncur di antara miosin ke dalam zona
H (zona H adalah bagian terang di antara 2 pita gelap). Dengan demikian serabut otot
menjadi memendek yang tetap panjangnya ialah ban A (pita gelap), sedangkan ban I
(pita terang) dan zona H bertambah pendek waktu kontraksi.
Ujung miosin dapat mengikat ATP dan menghidrolisisnya menjadi ADP.
Beberapa energi dilepaskan dengan cara memotong pemindahan ATP ke miosin yang
berubah bentuk ke konfigurasi energi tinggi. Miosin yang berenergi tinggi ini
kemudian mengikatkan diri dengan kedudukan khusus pada aktin membentuk
jembatan silang. Kemudian simpanan energi miosin dilepaskan, dan ujung miosin
lalu beristirahat dengan energi rendah, pada saat inilah terjadi relaksasi. Relaksasi ini
mengubah sudut perlekatan ujung myosin menjadi miosin ekor. Ikatan antara miosin
energi rendah dan aktin terpecah ketika molekul baru ATP bergabung dengan ujung
miosin.Kemudian siklus tadi berulang Iagi.
2.5.3 Mekanisme Kontraksi Otot
Filamint model

Pendidikan Kimia
18
1. Filamen-filamen tebal dan tipis yang saling bergeser saat proses kontraksi
Menurut fakta, kita telah mengetahui bahwa panjang otot yang terkontraksi akan
lebih pendek daripada panjang awalnya saat otot sedang rileks. Pemendekan ini rata -
rata sekitar sepertiga panjang awal. Melalui mikrograf elektron, pemendekan ini
dapat dilihat sebagai konsekuensi dari pemendekan sarkomer. Sebenarnya, pada saat
pemendekan berlangsung, panjang filamen tebal dan tipis tetap dan tak berubah
(dengan melihat tetapnya lebar lurik A dan jarak disk Z sampai ujung daerah H
tetangga) namun lurik I dan daerah H mengalami reduksi yang sama besarnya.
Berdasarkan pengamatan ini, Hugh Huxley, Jean Hanson, Andrew Huxley dan
R.Niedergerke pada tahun 1954 menyarankan model pergeseran filamen (=filament
sliding). Model ini mengatakan bahwa gaya kontraksi otot itu dihasilkan oleh suatu
proses yang membuat beberapa set filamen tebal dan tipis dapat bergeser antar
sesamanya.
2. Aktin merangsang Aktivitas ATPase Miosin
Model pergeseran filamen tadi hanya menjelaskan mekanika kontraksinya dan
bukan asal-usul gaya kontraktil. Pada tahun 1940, Szent-Gyorgi kembali
menunjukkan mekanisme kontraksi. Pencampuran larutan aktin dan miosin untuk
membentuk kompleks bernama Aktomiosin ternyata disertai oleh peningkatan
kekentalan larutan yang cukup besar. Kekentalan ini dapat dikurangi dengan
menambahkan ATP ke dalam larutan aktomiosin. Maka dari itu, ATP mengurangi
daya tarik atau afinitas miosin terhadap aktin. Selanjutnya, untuk dapat mendapatkan
penjelasan lebih tentang peranan ATP dalam proses kontraksi itu, kita memerlukan
studi kinetika kimia. Daya kerja ATPase miosin yang terisolasi ialah sebesar 0.05 per
detiknya. Daya kerja sebesar itu ternyata jauh lebih kecil dari daya kerja ATPase
miosin yang berada dalam otot yang berkontraksi. Bagaimanapun juga, secara
paradoks, adanya aktin (dalam otot) meningkatkan laju hidrolisis ATP miosin
menjadi sekitar 10 per detiknya.Karena aktin menyebabkan peningkatan atau peng-
akti-vasian miosin inilah, muncullah sebutan aktin. Selanjutnya, Edwin Taylor
mengemukakan sebuah model hidrolisis ATP yang dimediasi/ ditengahi oleh
aktomiosin
Pada tahap pertama, ATP terikat pada bagian miosin dari aktomiosin dan
menghasilkan disosiasi aktin dan miosin. Miosin yang merupakan produk proses ini
memiliki ikatan dengan ATP. Selanjutnya, pada tahap kedua, ATP yang terikat
dengan miosin tadi terhidrolisis dengan cepat membentuk kompleks miosin-ADP-
Pi.Kompleks tersebut yang kemudian berikatan dengan Aktin pada tahap ketiga.Pada
tahap keempat yang merupakan tahap untuk relaksasi konformasional, kompleks
aktin-miosin-ADP-Pi tadi secara tahap demi tahap melepaskan ikatan dengan Pi dan
ADP sehingga kompleks yang tersisa hanyalah kompleks Aktin-Miosin yang siap
untuk siklus hidrolisis ATP selanjutnya. Akhirnya dapat disimpulkan bahwa proses
terkait dan terlepasnya aktin yang diatur oleh ATP tersebut menghasilkan gaya
vektorial untuk kontraksi otot.

Pendidikan Kimia
19
3. Model untuk interaksi Aktin dan Miosin berdasar strukturnya
Rayment, Holden, dan Ronald Milligan telah memformulasikan suatu model
yang dinamakan kompleks rigor terhadap kepala S1 miosin dan Faktin. Mereka
mengamati kompleks tersebut melalui mikroskopi elektron.Daerah yang mirip bola
pada S1 itu berikatan secara tangensial pada filamen aktin pada sudut 45o terhadap
sumbu filamen.Sementara itu, ekor S1 mengarah sejajar sumbu filamen.Relasi kepala
S1 miosin itu nampaknya berinteraksi dengan aktin melalui pasangan ion yang
melibatkan beberapa residu Lisin dari miosin dan beberapa residu asam Aspartik dan
asam Glutamik dari aktin.
4. Kepala-kepala Miosin “berjalan” sepanjang filamen-filamen aktin
Hidrolisis ATP dapat dikaitkan dengan model pergeseran-filamen.Pada mulanya,
kita mengasumsikan jika cross-bridges miosin memiliki letak yang konstan tanpa
berpindah-pindah, maka model ini tak dapat dibenarkan. Sebaliknya, cross bridges itu
harus berulangkali terputus dan terkait kembali pada posisi lain namun masih di
daerah sepanjang filamen dengan arah menuju disk Z. Melalui pengamatan dengan
sinar X terhadap struktur filamen dan kondisinya saat proses hidrolisis terjadi,
Rayment, Holden, dan Milligan mengeluarkan postulat bahwa tertutupnya celah aktin
akibat rangsangan (berupa ejeksi ADP) itu berperan besar untuk sebuah perubahan
konformasional (yang menghasilkan hentakan daya miosin) dalam siklus kontraksi
otot. Postulat ini selanjutnya mengarah pada model “perahu dayung” untuk siklus
kontraktil yang telah banyak diterima berbagai pihak.
Pada mulanya, ATP muncul dan mengikatkan diri pada kepala miosin S1
sehingga celah aktin terbuka.Sebagai akibatnya, kepala S1melepaskan ikatannya pada
aktin. Pada tahap kedua, celah aktin akan menutup kembali bersamaan dengan proses
hidrolisis ATP yang menyebabkan tegaknya posisi kepala S1. Posisi tegak itu
merupakan keadaan molekul dengan energi tinggi (jelas-jelas memerlukan
energi).Pada tahap ketiga, kepala S1 mengikatkan diri dengan lemah pada suatu
monomer aktin yang posisinya lebih dekat dengan disk Z dibandingkan dengan
monomer aktin sebelumnya.Pada tahap keempat, Kepala S1 melepaskan Pi yang
mengakibatkan tertutupnya celah aktin sehingga afinitas kepala S1 terhadap aktin
membesar.
Keadaan itu disebut keadaan transien. Selanjutnya, pada tahap kelima, hentakan-
daya terjadi dan suatu geseran konformasional yang turut menarik ekor kepala S1 tadi
terjadi sepanjang 60 Angstrom menuju disk Z. Lalu, pada tahap akhir, ADP
dilepaskan oleh kepala S1 dan siklus berlangsung lengkap.

2.6 Sumber Energi untuk Gerak Otot


ATP (Adenosht Tri Phosphat) merupakan sumber energi utama untuk
kontraksi otot. ATP berasal dari oksidasi karbohidrat dan lemak. Kontraksi otot
merupakan interaksi antara aktin dan miosin yang memerlukan ATP.
ATP ---- ADP + P
Aktin + Miosin ------------------------- Aktomiosin

Pendidikan Kimia
20
ATPase
Fosfokreatin merupakan persenyawaan fosfat berenergi tinggi yang terdapat
dalam konsentrasi tinggi pada otot.Fosfokreatin tidak dapat dipakai langsung sebagai
sumber energi, tetapi fosfokreatin dapat memberikan energinya kepada ADP.
kreatin
Fosfokreatin + ADP ----------------- keratin + ATP
Fosfokinase
Pada otot lurik jumlah fosfokreatin lebih dari lima kali jumlah ATP.
Pemecahan ATP dan fosfokreatin untuk menghasilkan energy tidak memerlukan
oksigen bebas. Oleh sebab itu , fase kontraksi otot sering disebut fase anaerob.

2.7 Perbandingan Otot Dan System Gerak Hewan


2.7.1 Sistem Gerak pada Invertebrata

a. Gerak ameboid adalah suatu bentuk gerak yang merupakan ciri khas amoeba
dan protozoa lain. Sel-sel ameboid mengubah bentuknya dengan menonjolkan
dan menarik pseudopodia (kaki semu) dari titik mana saja pada permukaan
sel. Sel-sel seperti itu diselubungi oleh suatu membrane lembut dan sangat
fleksibel, disebut plasmalema. Dibawah plasmalema terbentuk lapisan tak-
berbutir (non granular), suatu ektoplasma yang seperti gel, yang
menyelubungi endoplasma yang lebih encer. Selama gerak ameboid, beberapa
pseudopodia dapat mulai terbentuk di beberapa bagian sel tetapi biasanya
hanyan satu yang dominan dan sel begerak ke arah itu.
Perlu ditegaskan bahwa sebenarnya tidak ada bagian depan (anterior) yang
permanen, karena kaki semu yang dominan dapat terbentuk dipermukaan sel mana
saja. Seperti yang sudah disebut diatas, sitoplasma amoeba dapat dibagi menjadi
ektoplasma yang setengah keras/ kaku di bawah membrane sel dan endoplasma yang
lebih encer yang terletak lebih dalam.
b. Gerak Kelijak dan Flagel
Ada pendapat yang mengatakan, bahwa kelijak (cilia, rambut getar) merupakan
nama umum untuk :
1. Flagel yang merupakan organel relatife panjang, biasanya terdapat tunggal
atau beberapa saja pada sel.
2. Kelijak dalam arti sempit yang jauh lebih pendek dan terdapat dalam jumlah
besar pada sel. Flagel adalah khas pada kelas Mastigophora (Flagellata).
Yang juga mempunyai flagel misalnya koanosit Porifera, Gastroderm
banyak Colentrata, solenosit Annelida dan sel sperma banyak hewan.Kelijak
pada klas pada Ciliata dan biasa terdapat pada tubuh permukaan
Coelenterata, Turbellaria dan Nemertia.Pada semua fylum hewan kecuali
Nematoda dan Arthopoda.
Perbedaan utama antara kelijak dengan flagel terletak pada pola geraknya.Suatu
flagel bergerak simetris dengan undulasi mirip pada ular sehingga air didorong sejajar

Pendidikan Kimia
21
dengan sumbu memanjang flagel.Sebaliknya, kelijak bergerak tidak semetris; gerak
kearah yang satu berlangsung dengan kelijak dalam keadaan tegang/ kaku disertai
tenaga kuat dan cepat (kayuhan efektif); ini diikuti oleh gerak balik yang lambat
dengan kelijak melengkung berawal dari pangkalnya (kayuhan balik), sehingga
kembali pada posisi semula. Air didorong sejajar dengan permukaan yang berkelijak
itu.Gerak dasar kelijak terdiri atas tiga gerak yaitu gerak pendulum (gerak yang
paling sederhana), gerak fleksural dan gerak undulasi.

2.7.2 System Gerak Hewan Vertebrata


Hewan vertebratra membutuhkan sistem rangka untuk menyokong berat
tubuh.Hal tersebut diatasi dengan adanya endoskeleton (rangka dalam) yang dapat
tumbuh seiring dengan pertumbuhan tubuhnya. Endoskeleton terususun dari tulang,
dan otot berkerja sama dengan tulang untuk membentuk sistem gerak. Endoskeleton
hewan memiliki bentuk khas.Bentuk khas inilah yang member bentuk tubuh pada
masing-masing jenis hewan.
Sistem gerak hewan vertebrata sama seperti pada manusia. Otot sebagai alat
gerak aktif dan tulang sebagai gerak pasif.Hewan yang hidup di darat memiliki
struktur tulang dan otot yang tidak jauh berbeda dengan manusia.Namun, hewan yang
hidup di udara dan di air memiliki struktur yang khas.Selain itu, hewan-hewan
tersebut juga memiliki struktur tambahan pada tubuhnya untuk mendukung
pergerakan.
Ciri-ciri tubuh hewan yang bertulang belakang:
1. Mempunyai tulang yang terentang dari balakang kepala sampai bagian ekor.
2. Mempunyai otak yang dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak.
3. Tubuh berbentuk simetris bilateral.
4. Mempunyai kepala, leher, badan dan ekor walaupun ekor dan leher tidak mutlak
ada contohnya: pada katak.
Ciri alat tubuh hewan yang bertulang belakang sebagai berikut:
1. Mempunyai kelenjar bundar, endoksin yang menghasilkan hormon untuk
pengendalian. Pertumbuhan dan proses fisiologis atau faal tubuh
2. Susunan saraf terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang
3. Bersuhu tubuh panas dan tetap (homoiternal) dan bersuhu tubuh dingin sesuai
dengan kondisi lingkungan (poikiloternal)
4. Sistem pernapasan/terpirasi dengan paru-paru (pulmonosum) kulit dan insang
operculum
5. Alat pencernaan memanjang mulai dari mulut sampai ke anus yang terletak di
sebelah vertran (depan) dan tulang belakang
6. Kulit terdiri atas epidermis (bagian luar) dan endodermis (bagian dalam)
7. Alat reproduksi berpasangan kecuali pada burung, kedua kelenjar kelamin berupa
ovalium dan testis menghasilkan sel tubuh dan sel sperma
Sistem Gerak Hewan yang hidup di Air
Air memiliki kerapatan yang lebih besar dibandingkan udara sehingga hewan lebih

Pendidikan Kimia
22
sulit bergerak di air. Namun sebaliknya, air memiliki gaya angkat yang lebih besar
dibandingkan dengan udara. Beberapa hewan yang hidup di air memiliki struktur
tubuh dan sistem gerak yang khas.
Untuk bergerak didalam air, ikan memiliki:
1) Bentuk tubuh yang aerodinamis (streamline) untuk mengurangi hambatan ketika
bergerak didalam air;
2) Ekor dan sirip ekor yang lebar untuk mendorong gerakan ikan dalam air;
3) Sirip tambahan untuk mencegah gerakan yang tidak di inginkan;
4) Gelembung renang untuk mengatur gerakan vertical; Susunan otot dan tulang
belakang yang flexsibel untuk mendorong ekor ikan didalam air.
System Otot:
a. Pisces
Sistem otot (urat daging): penggerak tubuh, sirip-sirip, insang-organ listrik
(Sonic, 2008). Contoh:
- Belut laut
Sistem Otot:
Tubuh berupa lingkaran-lingkaran otot yang tersusun sebagai huru W. Corong
bukal digerakan oleh otot-otot radial.Lidah digerakan oleh otot retraktor dan
protraktor.
- Ikan Hiu
Sistem otot:
Otot-otot di seluruh tubuh secara teratur bersegemen (materik) disebut
miotom.Otot-otot itu bermodifikasi kepala dan di apendiks.
- Ikan perak
Sistem otot:
Otot tubuh dan ekor terutama terdiri dari miomer-miomer (otot-otot
bersegmen) yang berselang-seling/berganti-ganti tempat dengan vertebra
ketika mengadakan gerakan berenang dan berbalik arah.Miomer-miomer itu
secara kasar berbentuk seperti hurup W dan dirakit menjadi 4 sabuk miomer,
yang di sepanjang punggung merupakan rakitan yang terberat.Antara miomer-
miomer itu terdapat jaringan ikatan yang jika direbus, sabuk-sabuk miomer itu
terpisah-pisah menjadi lapisan-lapisan daging (Sonic, 2008).
b. Amphibi
Sistem Gerak Amphibia :
Contoh amphibia adalah katak.Katak memiliki rangka dalam
(endoskeleton).Rangka katak tersusun dari tiga kelompok tulang yaitu tulang
tengkorak, tulang badan, dan tulang anggota gerak.Katak adalah pelompat yang
baik karena tungkai belakangnya panjang dan memiliki otot yang sangat
kuat.Katak ini juga memiliki selaput renang di tungkainya sehingga bisa
berenang.Selaput ini memberikan tekanan yang kuat melawan air sehingga
terjadilah gerakan di air.
System otot : Secara majemuk, sistem otot katak berbeda dari susunan

Pendidikan Kimia
23
mioton primitif, terutama dalam apendiks. Otot-otot segmental mencolok pada
tubuh.Segmen kaki teratas berotot besar (Sonic, 2008).
c. Reptilia
Sistem Gerak Reptilia
Ular dan buaya adalah contoh dari reptilia.Reptil memiliki rangka dalam,
contoh pada gambar di bawah, gambar rangka ular).Rangka ular tesusun dari
tualang tengkorak, tulang badan dan tulang ekor.Tulang badan ular terdiri dari
ruas-ruas tulang belakang yang jumlahnya paling sedikit seratus ruas. Hal ini,
akan memudahkan ular bergerak. Tulang rusuk ular tidak melekat pada tulang
dada dan tulang belakang seperti manusia. Akan tetapi, akan dihubungkan
dengan tulang belakang dengan tulang otot yang elastis. Hal ini memungkin ular
untuk mengembangkan rongga dadanya misalnya pada saat menelan mangsa
yang besar.
Bagaimana ular bergerak?Ular bergerak dengan merayap, caranya ular
membentuk tubuhnya berkelok-kelok mengelilingi batu atau dengan benda-benda
ditanah kemudian ular menekan batu-batuan atau tanahdan menyebabkan ular
dapatbergerak maju atau ke samping.
System otot : Dibandingkan dengan katak, sistem otot buaya itu lebih
rumit, karena gerakannya lebih kompleks. Otot-otot kepala, leher, dan kaki
tumbuh baik, walaupun kurang jika dibandingkan pada mammalia. Segmentasi
otot jelas pada kolumna vertebralis dan rusuk (Sonic, 2008) .
d. Aves
System Gerak:
Burung merupakan contoh hewan yang beradaptasi dengan baik untuk bergerak
di udara. Burung memiliki :
1) Sayap dan bulu-bulu yang berfungsi untuk mengangkat tubuh burung di udara;
2)Rangka yang ringan dan ramping atau ipih;
3) Sistem tulang dan otot yang kuat untuk menggerakkan sayap.
Bulu burung, selain berfungsi untuk terbang juga berfungsi untuk menahan
panas sehingga menjaga tubuh burung tetap hangat. Sedangkan tulang burung
memiliki struktur yang teradaptasi untuk terbang :
1)Burung memiliki paruh yang lebih ringan dari pada rahang pada hewan mamalia;
2) Burung memiliki sternum (tulang dada) yang pipih dan luas, berguna sebagai
tempat peletakan otot terbang yang luas;
3) Tulang-tulang burung beronga dan ringan. Tulang-tulang tersebut sangat kuat
karena memiliki struktur bersilang;
4) Sayap tersusun dari tulang-tulang yang lebih sedikit dibandingkan tulang-tulang
pada tangan manusia. Hal ini berfungsi untuk mengurangi berat terutama ketika
burung terbang;
5) Tulang belakang bergabung untuk memberi bentuk rangka yang padat, terutama
ketika mengepakkan sayap pada saat terbang.
Teknik Terbang Pada Burung :

Pendidikan Kimia
24
Burung terbang dengan mengepakkan sayap, yaitu menggerakkan sayap ke
atas dan ke bawah untuk menimbulkan gerakan mengangkat dan mendorong
tubuhnya di udara.Gerakan mendorong dan mengangkat sayap memerlukan
kekuatan yang paling besar. Sementara pada saat mengangkat sayap,memerlukan
kekuatan yang lebih kecil. Pada saat mengangkat sayap, burung menempatkan
posisi sayapnya ke semula, untuk memulai gerakan mendorong dan mengangkat
kembali.
System Otot Aves (Burung) :
Tulang kuadrat dari tengkorak mempunyai 2 permukaan artikular
dorsal.Semua tulang pelvis bersatu.Ada sebuah pigostil.Sternum mempunyai 4
buah tekik (celah) posterior.Otot pektoralis mayor dimulai pada lunas tulang
sternum, dan menarik tulang humerus kebawah (berarti menarik sayap ke
bawah).Sebaliknya, otot pektoralis minor menarik sayap ke atas (Sonic, 2008).
e. Mamalia
System Gerak :
Hewan bergerak dari suatu tempat ke tempat lainnya.Untuk berenang, ikan
menekan melawan air.Untuk terbang, burung menekan untuk melawan
udara.Bagaimana dengan hewan-hewan darat?Contoh salah satu dari mamalia
yaitu kuda.Kuda memiliki rangka dalam menyokong tubuhnya.Seperti pada
halnya manusia, alat gerak kuda adalah tulang-tulang yang dibantu otot-otot.
Pada saat berjalan dan berlari, kaki belakang kuda menekan melawan tanah dan
tubuh bergerak ke depan. Dalam mengamati gerakan kuda, paling tepat di mulai
dari kaki belakang karena dari kaki belakang inilah kekuatan terbentuk.
System Otot :
Tulang kuadrat dari tengkorak mempunyai 2 permukaan artikular dorsal.Semua
tulang pelvis bersatu.Ada sebuah pigostil.Sternum mempunyai 4 buah tekik
(celah) posterior.Otot pektoralis mayor dimulai pada lunas tulang sternum, dan
menarik tulang humerus kebawah (berarti menarik sayap ke bawah).Sebaliknya,
otot pektoralis minor menarik sayap ke atas (Sonic, 2008).
G. Sistem Otot Pada Hewan
Pada ikan dan hewan-hewan vertebrata lain, hewan-hewan ini mempunyai
otot, seperti otot-otot pada kepala dan badan.
1. Otot badan pada ikan
Sistem otot pada ikan yakni penggerak tubuh, berupa sirip-sirip, Otot-otot di
seluruh tubuh secara teratur bersegemen, bergerak ketika mengadakan gerakan
berenang.
Sistem perototan atau muscularis pada ikan adalah sama seperti pada sistem
perototan vertebrata lainnya yang terdiri dari otot rangka, otot polos, dan otot
jantung. Sistem muscularis yang paling sederhana ditemukan pada kelompok
Cyclostomata karena posisi evolusinya dan tidak adanya spesialisasi pada
ototnya.
Berdasarkan bentuknya, otot pada ikan terbagi atas Cyclostomine yang dimiliki

Pendidikan Kimia
25
oleh kelompok Agnatha dan Piscine yang dimiliki oleh kelompok Osteichthyes
dan Condrichthyes. Pada kelompok Cyclostomine, bentuk myomere terdiri dari
satu lekukan kedalam dan dua lekukan keluar dimana ujungnya
tumpul.Sedangkan pada myomere penyusun otot piscine memiliki lekukan yang
ujungnya tajam. Penyebutan otot rangka pada ikan tergantung dari sistem gerak

Gambar: Otot Badan Pada Ikan


2. Amphibi
Otot-otot segmental mencolok pada tubuh.Segmen kaki teratas berotot besar.Dan
otot fleksor.

Gambar: Otot Amphibi (Katak)


3. Reptilia

Pendidikan Kimia
26
Dibandingkan dengan katak, sistem otot buaya itu lebih rumit, karena gerakannya
lebih kompleks.Otot-otot kepala, leher, dan kaki tumbuh baik, walaupun kurang
jika dibandingkan pada mammalia.Segmentasi otot jelas pada kolumna
vertebralis dan rusuk.

Gambar: Sistem Otot Buaya


4. Aves
Pada burung otot badan sangat temodifikasi, dengan ada pada sayap yang
berperan untuk terbang dengan adanya persatuan yang kokoh antara vertebrata
thoracale dan vertebrata lumbale otot ini kurang berfungsi kecuali di daerah
leher.otot badan sangat temodifikasi, dengan ada nya modifikasi mussculi
apendiculares dan lebih berkembang di bagian pelvis dan pada burung juga di
temukan otot sphinchter colli yang berfungsi untuk mengusir serangga yang
hinggap di tubuhnya.
Sistem otot pada hewan avertebrata atau Alat gerak hewan pada umumnya
merupakan kontraksi sel-sel khusus (otot) material kontraksi yang disebut sebagai
aktomiosin .pada dasar nya sama baik otot polos lurik maupun otot jantung vertebrata
maupun avertebrata
1. Sistem otot pada cacing pipih (platyhelminthes)
Serabut otot terbagi atas Sirkular, Longitudinal, Serong atau vertical yang mana
Sirkular terdapat di bawah epidermis dan berkontraksi memanjang kan tubuh
nya, longitudinal yang berfungsi memperpendek tubuh nya ,dan otot serong atau
vertical yang berfungsi untuk bergerak seperti membalik,melipat dan
merentangkan diri nya keseluruh arah.
2. Sistem otot pada molusca
Sebagian otot besar otot berupa otot halus yang berkontraksi lambat namun yang
dapat aktif berenag menggerakkan cangkang nya terdapat otot halus atau
lurik.Otot halus yang berfungsi untuk menutup cangkang pada saat istirahat dan
otot lurik yang berfungsi untuk menimbulkan gerakan berenang.
3. System otot pada arthropoda
Pada mosculer sangat kompleks ukuran maupun otot-otot tubuh yang banyak
jumlah nya dan bersendi dan otot melekat pada permukaan dalam rangka luar.

Pendidikan Kimia
27
Dibalik mekanisme otot yang secara eksplisit hanya merupakan gerak
mekanik itu. Terjadilah beberapa proses kimiawi dasar yang berseri demi
kelangsungan kontraksi otot. Hampir semua jenis makhluk hidup memilki
kemampuan untuk melakukan pergerakan. Fenomena pergerakan ini dapat berupa
transport aktif melalui membran, translokasi polimerase DNA sepanjang rantai DNA,
dan lain-lain termasuk kontraksi otot.

2.8 Kelainan / Penyakit pada Otot

Beberapa kelainan/penyakit pada otot antara lain :

 Tetanus

Tetanus adalah penyakit yang menyebabkan otot menjadi tegang secara terus
menerus karena adanya infeksi bakteri tetanus (clostridium tetani) yang berbentuk
basil.Bakteri ini masuk melalui luka yang terdapat pada tubuh.

Tetanus

 Polio

Polio yaitu suatu kondisi mengecilnya otot karena adanya infeksi virus
polio.Penyakit ini dapat dicegah dengan memberikan imunisasi polio pada bayi.

Pendidikan Kimia
28
Polio

 Sakit Pinggang

Sakit pinggang dapat disebabkan oleh penyakit alat dalam di sekitar pinggang,
perubahan kedudukan tulang pinggan, fraktura, dan infeksi tumor pada tulang
pinggang dan tulang kelangkang.Akan tetapi, sakit pinggang sering disebabkan
karena otot-otot dan ligamen di sekitar pinggang meregang.Peregangan otot-otot dan
ligamen terjadi karena mengangkat beban terlalu berat, kehamilan dan obesitas.

Sakit Pinggang

 Kram (Kejang otot)

Kram (kejang otot) terjadi karena kontraksi otot yang terus menerus atau bekerja
terlalu berat sehingga otot mengejang dan terasa sakit. Kram juga dapat terjadi karena
cuaca dingin atau gejala ketidak seimbangan air dan ion di dalam tubuh

Pendidikan Kimia
29
 Terkilir(Sprained)

Terkilir disebabkan oleh kerja otot yang antagonis di mana menyebabkan gerakan
yang kacau.Hal ini dapat menyebabkan ujung tulang tidak kembali pada tempatnya
semula.

Terkilir (Sprained)

 Hipertrofi otot

Hipertrofi otot merupakan kebalikan dari atrofi otot, yaitu otot menjadi besar dan
lebih kuat.Hipertrofi otot dapat disebabkan oleh aktivitas otot yang berlebihan seperti
bekerja dan berolahraga.

Hipertrofi otot

 Distrofi otot

Distrofi otot yaitu penyakit kronis pada otot yang terjadi sejak anak-anak, diduga
merupakan penyakit bawaan (genetis).

Pendidikan Kimia
30
 Atrofi Otot

Atrofi otot yaitu terjadinya penurunan fungsi otot karena otot mengecil atau
kehilangan kemampuan untuk berkontraksi. Otot yang mengalami atrofi akan
mengalami pengurangan ukuran sampai 25% dari ukuran semula. Atrofi dapat
disebabkan oleh penyakit poliomielitis yang merusakkan syarag yang
mengkoordinasi otot dan keadaan tertentu, misalnya sakit yang membuat seseorang
harus istirahat di tempat tidur dalam waktu yang lama.

 Kaku,leher(stiff)

Kaku leher terjadi karena adanya peradangan pada otot leher akibat gerakan yang
sala atau hentakan secara mendadak.Leher menjadi sakit dan kaku apabila
digerakkan.

Kaku leher (stiff)

 Hernia Abdominalis

Hernia abdominalis terjadi karena sobeknya dinding otot perut sehingga usus
turun ke bawah dan masuk ke dalam rongga perut.

Pendidikan Kimia
31
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. sistem otot adalah sistem organ baik pada hewan dan manusia yang mengizinkan
makhluk tersebut bergerak. Sistem otot dikontrol oleh sistem saraf, dan walaupun
beberapa otot (seperti otot jantung) dapat bergerak secara otonom
2. Kesimpulan yang dapat kami ambil adalah bahwa terbagi menjadi otot sinergis dan
otot antagonis yang merupakan aplikasi dari gerakan alamiah yang dapat
dititmbulkan oleh mekanisme gerak tubuh kita, sehingga kehadirannya sangat
dibutuhkan untuk menunjang gerakan yang ditimbulkan oleh tubuh kita terutama
pada saat kita sedang beraktivitas.
3. jenis otot : otot polos, lurik dan jantung
4. Otot berfungsi untuk alat gerak aktif (lokomosi tubuh, lokomosi produk
tubuh), menjaga temperatur tubuh, pembentuk postur tubuh, penyeimbang
badan dan pelindung organ visceral.
5. Kelainana pada otot :Atrofi otot, terkilir dank ram.

3.2 Kritik dan Saran

Demikian penyajian makalah dari kami.Kami mohon kritik dan saran yang
membangun agar pembuatan makalah berikutnya lebih baik lagi, karena kami sadar
bahwa tidak ada gading yang tak retak begitu juga penyajian makalah dari kami.Dan
semoga makalah kami menjadi referensi serta sumber ilmu yang membangun dan
kami ucapkan terima kasih untuk partisipasinya.Wassalam.

Pendidikan Kimia
32
Daftar Pustaka

Ayu, Weda. Kelainan Penyakit pada Otot.3/17/2014 10:41:00


am.http://de-fairest.blogspot.co.id/2014/03/kelainan-penyakit-pada-otot.html

Goenarso, Darmadi, suripto. 2003. Fisiologi Hewan. Pusat Penerbitan


Universitas Terbuka.Jakarta.

Kawet,lavenia.mekanisme otot. Selasa, 07 Desember 2010. Selasa, 07


Desember 2010. http://kawetlavenia.blogspot.co.id/
Thamrin, hasmirah.SISTEM OTOT (SYSTEMA MUSCULARE)
pada manusia dan hewan. Friday, 21 November 2014.
http://indomaterikuliah.blogspot.co.id/2014/11/sistem-otot-systema-
musculare-pada.html

Pendidikan Kimia
33

Anda mungkin juga menyukai