Anda di halaman 1dari 12

FILSAFAT UMUM

Disusun oleh:
Kelompok 9

ZULYANIS LUTHFI(2212010029)
RAFI (2212010020)

Dosen pembimbing:

TABRANI ZA,S.Pd.I,MSI

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS SERAMBI MEKAH
BANDA ACEH 2022

-1-
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
dengan ini kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Adapun makalah ilmiah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya
dengan bantuan dari banyak pihak, sehingga dapat memperlancar proses pembuatan
makalah ini. Oleh sebab itu, kami juga ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah tentang ini dapat diambil
manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca. Selain itu, kritik dan
saran dari Anda kami tunggu untuk perbaikan makalah ini nantinya.

Banda Aceh, 27 November 2022

Penyusun

-2-
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..........................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................4

A.Latar belakang...................................................................................................................................4

B.Rumusan masalah.............................................................................................................................4

C.Tujuan penulisan...............................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................................5

A.Filsafat marxisme..............................................................................................................................5

B.Filsafat matrialisme...........................................................................................................................5

C.Filsafat Fenomenologisme...............................................................................................................7

D.Filsafat eksistensialisme sebuah aliran filsafat modern..............................................................9

BAB III PENUTUP.............................................................................................................................11

A.Kesimpulan......................................................................................................................................11

B.Saran..................................................................................................................................................11

Daftar pustaka

-3-
BAB I PENDAHULUAN

A.Latar belakang

Filsafat adalah "induk ilmu pengetahuan". Istilah filsafat telah dikenal manusia lebih
dari 2000 tahun yang lalu, yakni pada masa yunani kuno. Di Miletos, Asia kecil tempat
perantauan orang Yunani, di tempat inilah awal munculnya filsafat. Jejak sejarah awal filsafat
ini mula-mula ditandai oleh munculnya tokoh-tokoh pemikir besar pada jamanya, seperti
Thales, Anaximandros dan Anaximanes. Thales adalah orang pertama yang mempersoalkan
substansi terdalam dari segala sesuatu. Dan hal ini, kemudian muncul pengertian tentang
kebenaran yang hakiki.

Ilmu filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam
mengenai ketuhanan, alam semesta, dan manusia, sehingga dapat menghasilkan
pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai akal manusia dan
bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu.

B.Rumusan masalah

1.Apa yang dimaksud dengan filsafat marxisme

2.Apa yang dimaksud dengan filsafat matrialisme

3.Apa yang dimaksud dengan filsafat fenomenologisme

4.Apa yang dimaksud dengan filsafat eksistensialisme sebuah aliran filsafat modern

C.Tujuan penulisan

Penulis memiliki beberapa tujuan dalam penulisan makalah ini.diantaranya adalah:

1.Agar mengetahui unsur apa saja yang terkandung dalam filsafat diatas.

2.Agar bisa membedakan apa saja jenis jenis filsafat

3.Agar mengerti apa yang dimaksud dengan filsafat diatas

-4-
BAB II PEMBAHASAN

A.Filsafat marxisme

Marxisme adalah teori dan metode pembebasan diri kelas pekerja. Sebagai sebuah
teori, teori tersebut didasarkan pada metode analisis sosial ekonomi yang mengkaji hubungan
kelas dan konflik sosial dengan menggunakan interpretasi materialis tentang perkembangan
sejarah dan pandangan dialektis tentang perubahan sosial. Itu berasal dari tulisan-tulisan
filsuf Jerman abad ke-19 Karl Marx dan Friedrich Engels.

Marxisme menggunakan metodologi yang sekarang dikenal sebagai materialisme


historis untuk menganalisis dan mengkritik masyarakat kelas, khususnya perkembangan
kapitalisme, dan peran perjuangan kelas dalam perubahan ekonomi, sosial, dan politik yang
sistemik.

Marxisme adalah sistem ekonomi dan sosial yang didasarkan pada teori politik dan
ekonomi Karl Marx dan Friedrich Engels. Marxisme adalah antitesis kapitalisme, yang
didefinisikan sebagai sistem ekonomi yang didasarkan pada kepemilikan pribadi atas alat-
alat produksi dan distribusi barang dan dicirikan oleh persaingan dan motivasi pasar bebas
laba.

Contoh marxisme

Berikut adalah beberapa contoh marxisme dalam kehidupan sehari-hari:

1.Pedagang dengan 3 karyawan, tetapi satunya adalah karyawan baru. Jika mereka menerima
gaji bulanan, gaji karyawan baru sama dengan gaji karyawan lama.

2.Nana adalah seorang perempuan, ia memiliki dua adik laki-laki. Kedua adik laki-lakinya
memiliki tanggung jawab yang sama dengan Nana dalam membantu ibu mereka.

3.Jika Irvan memiliki roti dan dua adik lelaki, ia membagi roti menjadi tiga bagian sehingga
ketiganya merasakan hal yang sama.

B.Filsafat matrialisme

Materialisme adalah paham dalam filsafat yang menyatakan bahwa hal yang dapat
dikatakan benar-benar ada adalah materi. Pada dasarnya semua hal terdiri atas materi dan
semua fenomena adalah hasil interaksi material.Materi adalah satu-satunya substansi.Sebagai
teori materialisme termasuk paham ontologi monistik.Akan tetapi,materialisme berbeda
dengan teori ontologis yang didasarkan pada dualisme atau pluralisme. Dalam memberikan

-5-
penjelasan tunggal tentang realitas, materialisme berseberangan dengan
idealisme.Materialisme tidak mengakui entitas-entitas nonmaterial seperti roh, hantu, setan
dan malaikat. Pelaku-pelaku immaterial Tidak ada Tuhan atau dunia adikodrati.Realitas satu-
satunya adalah materi dan segala sesuatu merupakan manifestasi dari aktivitas materi dan
aktivitasnya bersifat abadi. Tidak ada penggerak pertama atau sebab pertamaTidak ada
kehidupan, tidak ada pikiran yang kekal.Semua gejala berubah, akhirnya melampaui
eksistensi, yang kembali lagi ke dasar material primordial, abadi,dalam suatu peralihan
wujud yang abadi dari materi.

Pengertian materialisme adalah ajaran yang menekankan keunggulan faktorfaktor


material atas yang spiritual dalam metafisika, teori nilai, epistemologi atau penjelasan
historis. Namun demikian ada beberapa pengertian tentang sifat dari materialisme ini antara
lain: (1) keyakinan bahwa tidak ada sesuatu selain materi yang sedang bergerak, tetapi
pikiran sungguh-sungguh ada karena adanya perubahan-perubahan material dan tidak
bergantung sama sekali pada materi. (2) materi dan alam semesta tidak mempunyai
karakteristik-karakteristik pikiran. (3) pelaku-pelaku imaterial tidak ada. (4) setiap perubahan
mempunyai sebab material. (5) materi dan aktifitasnya bersifat abadi. (6) tidak ada kehidupan
dan tidak ada pikiran yang kekal, semua gejala berubah.Benih-benih pikiran tertua tentang
materialisme muncul dalam pemikiran India bernama aliran Charvaka yang dikembangkan
pada abad 7 sM. Pada abad 5 sM diantara filsuf Yunani bernama Leukippos dan Demoskritos
mengembangkan suatu materialisme yang menghasilkan teori atom. Dari sini atomisme
dianggap sebagai prototipe bagi semua sistem materialis dan mekanistis yang akan timbul
dalam sejarah filsafah selajutnya. Epikuros melanjutkan tradisi ini dengan berpusat lebih
pada teori nilaidaripada metafisika dan ontologi dimana kesenangan dan penderitaan
mendominasi nilainilai manusia. Disini hedonisme dan materialisme membangun kekuatan
bersama. Pada abad 11 di Cina, Chung Tsai memandang kekuatan material sebagai kategori
penjelasan dasariah. Teori-teori materialisme pertama muncul bersama dengan timbulnya
filsafat karena kemajuan ilmu pengetahuan dalam astronomi, matematika dan bidang
lainnya. Secara umum materialisme kuno mengakui adanya materialitas dunia dan eksistensi
dunia yang tak bergantung di luar kesadaran manusia. Materialisme kuno berjalan seiring
dengan bertumbuhnya pengaruh ideologi mitologis.

Thomas Hobbes menjadi tokoh penting pada abad 17 yang menghidupkan


materialisme dengan memperluasnya pada persoalan bahasa dan epistemologi. Hobbes
berpikir bahwa ide dan pikiran adalah kesan panca indera. Selanjutnya ia mengatakan bahwa

-6-
seluruh alam semesta adalah kebendaaan dan apa saja yang bukan benda sesungguhnya
tidak ada. 5 Kaum materialis pada zaman ini memerangi skolastisisme abad Pertengahan dan
otoritas Gereja demi kepentingan golongan borjuis progresif. Mereka memandang
pengalaman sebagai gurunya dan alam sebagai obyek filsafatnya. Pada abad Pertengahan,
trend materialisme muncul dalam bentuk nominalism, bidaah panteisis awal dan ajaran-
ajaran yang mengatakan bahwa alam dan Allah adalah kekal. Selanjutnya muncul
materialisme Renaissance yang mengambil bentuk panteisme dan hylozoisme yang mirip
materialisme kuno.

Salah satu contoh materialisme dalam kehidupan sehari-hari adalah kepemilikan terhadap
rumah. Sebenarnya, rumah adalah kebutuhan dari setiap orang untuk berteduh. Namun,
orang yang materialistis justru beranggapan bahwa kepemilikan terhadap rumah bisa
dijadikan alat untuk mengubah status sosialnya.

C.Filsafat Fenomenologisme

Fenomenologi berasal dari kata Yunani, phainomenon yang merujuk pada arti “yang
menampak”. Fenomena adalah fakta yang disadari dan masuk ke dalam pemahaman
manusia. Sehingga, suatu objek ada dalam relasi kesadaran. Menurut Husserl, fenomenologi
adalah pengalaman subjektif atau pengalaman fenomenologikal atau suatu studi tentang
kesadaran dari perspektif pokok dari seseorang. Fenomenologi memiliki riwayat cukup
panjang dalam penelitian sosial, termasuk psikologi, sosiologi, dan pekerjaan sosial.
Fenomenologi adalah pandangan berpikir yang menekankan pada fokus interprestasi dunia.
Dalam hal ini, para peneliti fenomenologi ingin memahami bagaimana dunia muncul kepada
orang lain.

Fenomenologi menyelidiki pengalaman kesadaran yang berhubungandengan


pertanyaan, seperti bagaimana pembagian antara subjek dan objek muncul dan bagaimana
suatu hal didunia ini diklasifikasikan. Para fenomenolog juga berasumsi bahwa kesadaran
bukan dibentuk karena kebetulan dan dibentuk oleh sesuatu yang lainnya dirinya sendiri.
Ada tiga yang memengaruhi pandangan fenomenologi, yaitu Edmund Husserl, Alfred
Schultz, dan Weber. Weber memberi tekanan verstehen, yaitu pengertian dari interpretatif
terhadap pemahaman manusia. Fenomenologi dengan demikian merupakan salah satu teori
yang menentang paradigma yang menjadi mainstream dalam sosiologi, yakni struktural
fungsional. Filsuf Edmund Husserl (1859-1938) yang dikenal sebagai founding father
fenomenologi mengembangkan ide tentang dunia kehidupan (lifeworld). Ia menggunakan

-7-
filsafat fenomenologi untuk mengetahui bagaimana sebenarnya struktur pengalaman yang
merupakan cara manusia mengorganisasi realitasnya sehingga menjadi terintegrasi dan
autentik. Bagi Husserl, dunia kehidupan menyediakan dasar-dasar harmoni kultural dan
aturan-aturan yang menentukan kepercayaan-kepercayaan yang diterima apa adanya (taken
forgranted) dalam sebuah tata kelakuan sistematik.

Tugas utama fenomenologi sosial adalah mendemonstrasikan interaksiresiprokal di


antara proses-proses tindakan manusia, penstrukturan situasional, dan konstruksi realitas.
Tidak seperti kaum positivis yang melihat setiap aspek sebagai suatu faktor kasual,
fenomenolog melihat bahwa semua dimensi sebagai pembentuk realitas. Biasanya, para
fenomenolog menggunakan istilahrefleksivitas untuk menandai cara ketika dimensi-dimensi
unsur pokok berfungsi, baik sebagai fondasi maupun konsekuensi dari seluruh aspek
kehidupan manusia. Tugas fenomenologi kemudian adalah untuk mengungkapkan
(menjadikan sebagai suatu yang manifes) refleksivitas tindakan, situasi, dan realitas dalam
berbagai modal dari “ sesuatu yang ada di dunia” (being in the world). Fenomenolog memulai
dengan suatu analisis sikap alamiah (natural attitude), hal ini dipahami sebagai cara pada
umumnya individu berpartsipasi dalam kehidupan sosial, menggunakan pengetahuan yang
diterima apa adanya (taken for granted), mengasumsikan objektivitasnya, dan melakukan
tindakan yang sebelumnya telah ditentukan (direncanakan). Bahasa, budaya, dan common
sense yang muncul dalam sikap alamiah merupakan ciri objektif dari dunia eksternal yang
dipelajari aktor dalam proses kehidupannya.

Fenomenologi merupakan teori sosiologi yang mempunyai pengaruh yang luas.


Dalam sosiologi kontemporer, pengaruhnya dapat dilihat dari meningkatnya humanisasi,
baik dalam kerangka teori, metodologi riset, serta prosedur penilaian, dan model-model
instruksional dalam pendidikan. Pemikiran fenomenologi juga mempunyai pengaruh
terhadap teori postmodern, poststrukturalisme, situasinalisme, dan revleksivitas, yang
menjadi core fenomenologi juga dikenal dalam teori-teori di atas.Pendekatan Fenomenologi
adalah metode yang biasa diterapkan dalam kajian sosiologi untuk memahami dan
menerangkan sebuah fenomena sosial.Ditegaskan bahwa tugas utama sosiologi, adalah
berupaya memahami dan menjelaskan tetapi bukannya menghakimi aspek baik dan buruk
maupun benar atau salah.

-8-
D.Filsafat eksistensialisme sebuah aliran filsafat modern

Aliran filsafat eksistensialisme adalah sebuah paham filsafat modern. Berasal dari kata
eksistensi yang berarti muncul atau bisa disebut dengan memiliki bentuk eksternal atau
keluar. Aliran ini menganggap bahwa manusia berdiri sebagai dirinya sendiri, manusia sadar
bahwa dirinya itu ada. Aliran eksistensialisme menolak pada pemikiran abstrak dan tidak
logis.

Dalam dunia pendidikan, aliran eksistensialime menjadikan guru sebagai


pembimbing dan fasilitator dalam kelas agar dapatmengetahui kelebihan-kelebihan peserta
didik yang setiap individunya memiliki potensi untuk dapat belajar melalui dirinya sendiri
dan minat anak tersebut, guru dapat memotivasi peserta didik dengan memberikan hadiah
bagi setiap individu sehingga anak akan termotivasi untuk berkreasi menurut keinginannya.

Adapun Beberapa Tokoh Filsafat Eksistensialisme juga Pemikirannya

1.Soren Kierkeguard

Ia menjadi tokoh pertama aliran Eksistensialisme meski tidak menggunakan istilah


eksistensi. Setiap individu bertanggung jawab untuk memberi makna bagi kehidupannya dan
makna tersebut hidup secara otentik yang disebut juga nilai asli eksistensi itu sendiri.

2.Jean Paul Satre

Tokoh aliran eksistensialisme besar pertama yang menggunakan istilah eksistensi.


Satre menekankan pada kebebasan, menjadi bebas adalah sebuah pilihan. Filsafat
dibangunnya dengan cara eksistensi menjadi sebuah adanya ketebukaan, yakni eksistensi
mendahului esensi.

3.Martin Biber

Ia berpendapat bahwa manusia punya 2 relasi, yaitu relasi manusia dengan benda dan
manusia dengan manusia. Individu berinteraksi dengan individu lainnya, dengan objek mati
atau dengan semua relaitas secara unum. Relasi tidak menjadi berkmana jika hanya bergerak
di tempat, artinya perjumpaan indah dalam sebuah relasi. Keindahan dalam relasi terjadi jika
orang saling menyapa dan saling memahami. Timbal balik menjadi sebuah keindahan dalam
relasi.

-9-
4.Martin Heideger

Ia adalah seorang filsuf asal Jerman. Pemikirannya adalah manusia berada di


keberadaan yang lain. Segala hal yang ada diluar manusia selalu dikaitkan dengan manusia.
Suatu hal yang diluar manusia akan bermakna jika digunakan dalam tindakan dan tujuan
manusia. Jadi apabila segala sesuatu itu terpisah dari manusia tidak menjadi bermakna.

- 10 -
BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan

Marxisme bercitacitakan keadilan. Membebaskan umat manusia dari sistim penindasan.Me


mbangun sistim sosial yang baru di dunia. Sistim penghisapan yang mau dilenyapkanadala
h kapitalisme dan feodalisme. Sistem baru yang mau dibangun adalah sosialisme dankomu
nisme. Menghapuskan sistim penindasan, berarti melenyapkan sang penindas.

Materialisme adalah paham dalam filsafat yang menyatakan bahwa hal yang dapat dikatakan
benar-benar ada adalah materi. Pada dasarnya semua hal terdiri atas materi dan semua
fenomena adalah hasil interaksi material. Materi adalah satu-satunya substansi. Sebagai teori,
materialisme termasuk paham ontologi monistik.

Fenomenologi berasal dari kata Yunani, phainomenon yang merujuk pada arti “yang
menampak”. Fenomena adalah fakta yang disadari dan masuk ke dalam pemahaman
manusia. Sehingga, suatu objek ada dalam relasi kesadaran. Tugas utama fenomenologi sosial
adalah mendemonstrasikan interaksiresiprokal di antara proses-proses tindakan manusia,
penstrukturan situasional, dan konstruksi realitas.

eksistensialisme adalah sebuah paham filsafat modern. Berasal dari kata eksistensi yang
berarti muncul atau bisa disebut dengan memiliki bentuk eksternal atau keluar. Dalam dunia
pendidikan, aliran eksistensialime menjadikan guru sebagai pembimbing dan fasilitator
dalam kelas agar dapatmengetahui kelebihan-kelebihan peserta didik yang setiap
individunya memiliki potensi untuk dapat belajar melalui dirinya sendiri

B.kritik dan saran

Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun dari teman – teman sekalian sangat kami harapkan, agar penulisan makalah
kami untuk kedepannya menjadi lebih baik dari hari ini. Mudah-mudahan teman-teman
sekalian dapat memahami makalah ini dengan baik.

- 11 -
DAFTAR PUSTAKA

Cassese, Antonio. 2005, Hak-hak Asasi Manusia di Dunia Yang Berubah, Jakarta:

Yayasan Obor Indonesia.

Darsono P, Dr., SE., SF., MA., MM., 2006, Karl Marx – Ekonomi, Politik, dan Aksi

Revolusi, Jakarta: Diadit Media.

Ebenstein, William. 2006, Isme-isme Yang Mengguncang Dunia, Yogyakarta: Narasi.

Engels, Friedrich. 1972, The Origin of the Family, Private Property and the State,

New York: Internasional Publishers

Foreman, Ann. 1997, Feminity as Alienation: Women and the Family in Marxism and

Psychoanalysis, London: Pluto Press

Golden, Arthur. 1999, Memoirs of a Geisha, United States of America: Vintages

Books

Golden, Arthur. 2002, Memoar Seorang Geisha, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama

- 12 -

Anda mungkin juga menyukai