Dosen Pengampu :
Disusun Oleh:
Kelompok 11
Kurniawati (220104099)
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas mata kuliah “ Filsafat Umum” yang berjudul “ Kritisisme
( Filsafat Berbasis Kritik) ini selesai tepat pada waktunya. Shalawat besertakan
salam semoga terlimpahkan kepada, junjungan dan teladan kita Nabi Muhammad
SAW. Tak lupa ucapan terimakasih kepada Dosen pengampu yaitu Bapak Dr.
Jamhir. M. Ag. Yang telah memberi arahan juga bimbingan kepada kami.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
yang di berikan kepada kami dalam rangka mempelajari lebih jelasnya Kritisisme
dalam berbasis Filsafat, serta dapat menambah wawasan terutama untuk penulis
sendiri dana juga bagi pembaca.
Oleh karena itu, Kami berharap dengan membaca makalah ini dapat
memberi manfaat bagi kita semua. Kami mennyadari, makalah yang kami tulis ini
masih jauh dari kata sempurna, oleh karenanya, kritik dan saran yang membangun
akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 11
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................3
BAB I............................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................................4
C. Tujuan........................................................................................................................5
BAB II...........................................................................................................................5
PEMBAHASAN.............................................................................................................5
A. Pengertian Kritisisme.................................................................................................5
B. Biografi Pelopor.........................................................................................................5
C. Pemikiran Immanuel Kant..........................................................................................7
D. Karya-Karya Immanuel Kant......................................................................................9
BAB III........................................................................................................................14
KESIMPULAN.............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................15
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia melihat kemajuan ilmu pengetahuan (ilmu pasti, fisika, biologi,
filsafat dsb) telah mencapai hasil yang mnegembirakan. Disisi lain, jalannya
filsafat justru tersendat-sendat. Untuk itu diperlukan upaya agar filsafat dapat
berkembang sejajar dengan ilmu pengetahuan alam. Issac Newton memberikan
dasar-dasar berfikir dengan induksi, yaitu pemikiran yang bertitik tolak pada pada
gejala-gejala dan mengembalikan pada dasar-dasar yang sifatnya umum yang
mana dibutuhkan analisis. Gerakan ini dimualai di Inggris, kemudian ke Prancis,
dan selanjutnya menyebar keseluruh daratan Eropa terutama Jerman. Di Jerman
pertentangan antara kaum rasionalisme dan empiris semakin berlanjut. Masing-
masing memperebutkan masalah otonomi. Kemudian timbul masalah diantara
keduanya. Siapa yang sebenarnya dikatakan sebagai sumber pengetahuan?
Apakah pengetahuan yang benar itu melalui rasio atau justru empiri?.
Pendirian aliran rasionalisme dan empirisme memang sangat bertolak
belakang. Rasionalisme berpendirian bahwa akal merupakan sumber pengenalan
atau pengetahuan, sedangkan empirisme berpendirian sebaliknya bahwa
pengalamanlah yang menjadi sumber tesebut. Immanuel Kant (1724-1804 M)
berusaha mengadakan penyelesaian atas pertikaian itu dengan filsafatnya yang
dinamakan Kritisisme (aliran yang kritis). Untuk itulah, ia menulis tiga bukunya
berjudul: Kritis der Reinen Vernunft (Kritik atas rasio murni), Kritik der
Urteilskraft ( kritik daya pertimbangan).
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari kritisime?
2. Bagaimanakah pemikiran Immanuel Kant?
4
C. Tujuan
1. Untuk menjelaskan pengertian dari kritisisme
2. Untuk menjelaskan pemikiran Immanuel kant
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kritisisme
Kritisisme berasal dari kata kritika yang merupakan kata kerja dari krinein
yang artinya memeriksa dengan teliti menguji, dan membedakan. Adapun
pengertian lebih lengkap mengenai kritisisme ialah suatu pengetahuan yang
memeriksa dengan teliti, apakah suatu pengetahuan yang di dapat sesuai dengan
realita kehidupan atau tidak. Selain itu, kritisisme juga dapat diartikan sebagai
pembelajaran yang menyelidiki batasan-batasan kemampuan rasio sebagai sumber
pengetahuan manusia.
Sebagai sebuah hasil pemikiran, tentunya kritisisme memiliki ciri-ciri
khusus yang membedakannya dengan hasil pemikiran yang lain diantaranya ialah
menganggap bahwa objek pengenalan berpusat pada subjek, Menegaskan
keterbatasan kemampuan rasio manusia dalam mengetahui realita atau hakikat
sesuatu karena sebenarnya rasio hanya mampu menjangkau gejala atau
fenomenanya saja, kemudian menjelaskan bahwa pengenalan manusia atas segala
sesuatu itu diperoleh atas perpaduan antara peranan unsur anaximenes priori yang
berasal dari rasio serta berupa ruang dan waktu dan peranan unsur apesteriori
yang berasal dari pengalaman yang berupa materi.
B. Biografi Pelopor
Kritisisme Pelopor filsafat kritisisme ialah Immanuel Kant. Ia adalah
seorang filosof besar yang muncul dalam pentas pemikiran filosofis zaman
Aufklarung Jerman menjelang akhir abad ke 18. Ia lahir di Konigsberg, sebuah
kota kecil di Prusia Timur pada tanggal 22 April 1724.1 Immanuel Kant lahir
1
Zubaedi., dkk, Filsafat Barat: Dari Logika Baru Rene Descartes hingga Revolusi Sains ala
Thomas Khun, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), cet.II, hlm.67
5
sebagai anak ke empat dari suatu keluarga miskin. Ia seorang anak yang cerdas.
Karena bantuan sanak saudaranyalah ia berhasil menyelesaikan studinya di
Universitas Konigsberg. Selama studi di sana ia mempelajari hampir semua mata
kuliah yang ada. Kant memulai pendidikan formalnya di Collegium
Fridericianum, sekolah yang berlandaskan semangat peitisme. Pada tahun 1740,
Kant belajar di Universitas di kotanya dan karena alasan keuangan ia kuliah
sambil bekerja sebagai guru privat dari beberapa keluarga kaya di Konigsberg.
Perjalanan hidup Immanuel Kant dapat dibagi menjadi dua tahap yaitu
tahap pra-kritis dan tahap kritis. Pembatas dari ke dua tahap ini ialah ketika Kant
menjadi guru besar di Universitas Konigsbergen kira-kira tahun 1770.
Sebelumnya Kant dipengaruhi oleh filsafat Rasionalisme, kemudian ia
dipengaruhi oleh Empirisme. Immanuel Kant (1724-1804) memiliki pengaruh
sangat luas bagi dunia intelektual. Pengaruh pemikirannya merambah dari wacana
metafisika hingga etika politik dan dari estetika hingga teologi. Lebih dari itu,
dalam wacana etika ia juga mengembangkan model filsafat moral baru yang
secara mendalam mempengaruhi epistemologi selanjutnya. Telah atas pemikiran
Kant merupakan kajian yang cukup rumit, sedikitnya karena dua alasan.
Pertama, Kant membongkar seluruh filsafat sebelumnya dan
membangunnya secara baru. Filsafatnya itu oleh Kant sendiri disebut Kritisisme
untuk melawankannya dengan Dogmatisme. Dalam karyanya berjudul Kritik der
reinen Vernunft (Kritik Akal Budi Murni, 1781/1787) Kant menanggapi,
mengatasi, dan membuat sintesa antara dua arus besar pemikiran modern, yakni
Empirisme dan Rasionalisme. Revolusi filsafat Kant ini seringkali
diperbandingkan dengan revolusi pandangan dunia Kopernikus, yang
mematahkan pandangan bahwa bumi adalah datar.2
Kedua, sumbangan Kant bagi Etika. Dalam Metaphysik der Sitten
(Metafisika Kesusilaan, 1797), Kant membuat distingsi antara legalitas dan
moralitas, serta membedakan antara sikap moral yang berdasar pada suara hati
(disebutnya otonomi) dan sikap moral yang asal taat pada peraturan atau pada
sesuatu yang berasal dan luar pribadi (disebutnya heteronomi).
2
http://ozziexdanuarta.blogspot.com/2009/10/kritisisme-filsafat-ilmu.html./ 2014/12/10
6
Pada 1775 Kant memperoleh gelar doktor dengan disertasi berjudul
“Penggambaran Singkat dari Sejumlah Pemikiran Mengenai Api” (Meditationum
quarunsdum de igne succinta delineatio). Sejak itu ia mengajar di Univensitas
Konigsberg untuk banyak mata kuliah, di antaranya metafisika, geografi, fisika
dan matematika, logika, filsafat, teologi, ilmu falak dan mineralogi. Kant dijuluki
sebagai “der schone magister” (sang guru yang cakap) karena cara mengajarnya
yang hidup bak seorang orator.3
Pada Maret 1770, ia diangkat menjadi profesor logika dan metafisika
dengan disertasi Mengenai Bentuk dan Azas-azas dari Dunia Inderawi dan Budiah
(De mundi sensibilis atgue intelligibilis forma et principiis). Kant meninggal 12
Februari 1804 di Konigsberg pada usianya yang kedelapan puluh tahun. Karyanya
tentang Etika mencakup sebagai berikut: Grundlegung zur Metaphysik der Sitten
(Pendasaran Metafisika Kesusilaan, 1775), Kritik der praktischen Vernunft (Kritik
Akal Budi Praktis, 1778), dan Die Metaphysik der Sitten (Metafisika Kesusilaan,
1797).4
5
http://loe-kita.blogspot.com/2012/11/kritisisme-immanuel-kant_30.html
8
Setiap pemikiran yang dicetuskan oleh seseorang pasti mempunyai tujuan,
tidak beda dengan Immanuel kant, yang dari filsafatnya ia bermaksud memugar
sifat objektifitas dunia ilmu pengetahuan. Agar maksud itu terlaksana, maka orang
harus menghindarkan diri dari sifat sepihak dengan rasionalis dan sifat sepihak
dengan empirisme. Rasionalis mengira bahwa telah menemukan kunci bagi
pembukaan realitas pada diri subyeknya, lepas atau tanpa pengalaman
(empirisme). Sementara empirisme mengira telah memperoleh pengetahuan dari
pengalaman saja, dan tanpa akal (rasio).ternyata bahwa empirisme, sekalipun juga
dimulai dengan ajaran yang murni tentang pengalaman, tetapi melalui idealisme
subyektif bermuara pada suatu skeptisme yang radikal.
Melalui pemikiranya kant bermaksud mengadakan penelitian yang kritis
terhadap rasio murni. Menurut Hume, ada jurang lebar antara kebenaran-
kebenaran rasio murni dengan realitas dalam dirinya sendiri. Akan tetapi menurut
kant, syarat dasar ilmu pengetahuan adalah bersifat umum dan mutlak, serta
memberi pengetahuan yang baru.6
12
mengkonstruksi sebuah sistem pengetahuan yang dilengkapi dengan dimensi
universalitas atau keniscayaan. Hanya saja, jenis pengetahuan ini bersifat
tautologis, hanya pengulangan dan kurang andal, karena tidak menyajikan sesuatu
yang baru (Muthmainnah 2018). Pengetahuan yang dihasilkan oleh kaum
empirisme itu tercermin dalam putusan yang bersifat sintetik-aposteriori (setelah
pengalaman), yaitu suatu bentuk putusan di mana predikat belum termasuk ke
dalam subjek. Kebenaran sintetik adalah kebenaran bersyarat, tergantung pada
bagaimana dunia sebagaimana adanya. Keunggulan dari putusan ini adalah
mampu memberikan pengetahuan baru. Namun kelemahannya, predikat tidak
lebih dari fakta pengalaman, sehingga model putusan yang semacam ini akan
kehilangan aspek universalitasnya.
BAB III
KESIMPULAN
9
http://satuhati-satukisah.blogspot.in/2013/05/filsafat-rasionalisme-empiri sme-dan.html?
m=1/2014/12/1
13
DAFTAR PUSTAKA
Zubaedi., dkk. 2010. Filsafat Barat: Dari Logika Rene Descartes hingga
Revolusi Sains ala Thomas Khun. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
http://satuhati-satukisah.blogspot.in/2013/05/filsafat-rasionalisme-empiri
sme-dan.html?m=1
http://ozziexdanuarta.blogspot.com/2009/10/kritisisme-filsafat-ilmu.html
http://afdholhanaf.blogspot.in/2011/03/makalah-kritisisme-immanuel-kant. html?
m=1
14
http://hudanuralawiyah.wordpress.com/2012/01/02/makalah-filsafat-
kritisi sme-immanuel-kant/2014/12/10
http://loe-kita.blogspot.com/2012/11/kritisisme-immanuel-kant_30.html
15