FILSAFAT ILMU
Di susun oleh :
KEMAS AMSIR
NIRM : 2021202005
2022
KATA PENGANTAR
Demikian makalah ini penulis susun, apabila ada kata-kata yang kurang
berkenan dan banyak terdapat kekurangan, penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang …………………………………..
B. Rumusan masalah ……………………………….
C. Tujuan …………………………………………….
D. Manfaat……………………………………………
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian logika ……………………………….
Logika berasal dari kata Yunani kuno (logos) yang berarti hasil pertimbangan
akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Nama
logika untuk pertama kali muncul pada filsuf Cicero (abad ke -1 sebelum
Masehi), tetapi dalam arti “seni berdebat”, Alexander Aphrodisias (sekitar
permulaan abad ke-3 sesudah Masehi adalah orang pertama yang
mempergunakan kata “logika” dalam arti ilmu yang menyelidiki lurus tidaknya
pemikiran kita.[1]
Pengertian Logika (1) 1. Logika adalah ilmu pengetahuan dan kecakapan untuk berpikir
lurus atau ‘ilmu dan kecakapan menalar, berpikir dengan tepat’. 2. Ilmu Pengetahuan
atau kadang hanya disebut ‘ilmu’ (science) adalah kumpulan pengetahuan (knowledge)
tentang pokok tertentu. Kumpulan ini merupakann suatu kesatuan yang sistematis
serta memberikan penjelasan yang dapat dipertanggungjawabkan. Penjelasan tersebut
terjadi dengan menunjukkan sebab-musababny
Pemikiran manusia sesungguhnya terdiri atas tiga unsur. Unsur yang pertama
adalah pengertian-pengertian. Kemudian pengertian-pengertian disusun
sedemikian rupa sehingga menjadi keputusan-keputusan. Akhirnya, keputusan-
keputusan itu disusun sedemikian rupa menjadi penyimpulan-penyimpulan
Hubungan sebab akibat: ‘ini demikian karena…’. ‘Pohon-pohon tumbang karena ada
angin putting beliung’. Hubungan maksud tujuan: ‘ini demikian untuk…’. ‘Pohon-pohon
ditebang untuk pelebaran jalan’. Hubungan bersyarat: ‘kalau begitu, maka itu bagitu’.
‘Kalau orang membangun jalan di sana, maka pohonpohon perlu ditebang
E. Pengertian Berpikir ilmiah
Berpikir ilmiah adalah berpikir yang logis dan empiris. Logis adalah masuk akal,
dan empiris adalah dibahas secara mendalam berdasarkan fakta yang dapat
dipertanggungjawabkan. (Hillway, 1956) selain itu menggunakan akal budi untuk
mempertimbangkan, memutuskan, dan mengembangkan. Contohnya: Kepler,
seorang ahli astronomi, telah mencatat pengamatan-pengamatan yang banyak
jumlahnya tentang posisi planet Mars. Catatan-catatan ini memberitahukan
kepadanya tentang posisi Mars di ruang angkasa pada berbagai waktu selama
bertahun-tahun, dalam hubungannya dengan matahari pada suatu waktu tertentu.
Masalah yang dihadapi Kepler ialah jalan edar mengitari matahari yang manakah
yang harus ditempuh Mars agar berada pada titik-titik yang telah diamati di
angkasa pada waktu-waktu yang setepatnya.
Menurut Soejono Soemargono (1983) metode ilmiah secara garis besar ada dua
macam, yaitu Metode analitiko sintesa dan metode non deduksi.
Metode analitioko sintesa merupakan gabungan dari metode analisis dan metode
sintesis.[2]
a. Metode analisis
Metode analisis yaitu cara penanganan terhadap sesuatu objek ilmiah tertentu
dengan jalan memilah-milahkan pengertian yang satu dengan pengertian yang
lainnya. Misalnya, seorang filusuf memahami kata atau istilah “keberanian”. Dari
segi ekstensi, dia mengungkapkan makna kata ini berdasarkan bagaimana kata ini
digunakan, dan mengetahui sejauh mana kata “keberanian” menggambarkan
realitas tertentu. Apabila kita menggunakan metode analisis, dalam babak terakhir
kita memperoleh pengetahuan analitis.
b. Metode sintesis
Metode sintesis yaitu cara penanganan terhadap sesuatu objek tertentu dengan cara
menggabungkan pengertian yang satu dengan pengertian yang lainnya sehingga
menghasilkan sesuatu pengetahuan yang baru. Contohnya, (1) Ilmu adalah aktifitas,
(2) Ilmu adalah metode, (3) Ilmu adalah produk. Jadi, hasil sintetisnya yaitu Ilmu
adalah aktifitas, metode, dan produk.
c. Metode Komparasi
A. Kesimpulan
Dari makalah, penulis dapat menyimpulkan bahwa dalam mempelajari suatu nilai
kebenaran, manusia dituntut untuk bisa memanfaatkan wahana berpikir yang
dimilikinya, manusia juga harus mampu memposisikan dirinya diposisi kebenaran.
Hal yang harus dilakukan manusia adalah menempatkan penalaran. Penalaran sebagai
salah satu langkah menemukan titik kebenaran. Pengetahuan inilah yang disebut
dengan ilmu dan ilmu inilah yang membuat manusia bisa berpikir.
Didalam penalaran ditemukan logika. Logika melahirkan deduksi dan induksi, secara
umum induksi dan induksi suatu proses pemikiran untuk menghasilkan suatu
kesimpulan yang benar didasarkan pada pengetahuan yang dimiliki. Metode ilmiah
berkaitan dengan gabungan dari metode Sintesis,Analisis dan komparasi. Jadi suatu
proses pemikiran dapat dituangkan dalam pembuatan metode ilmiah dan juga
membuktikan tentang penalaran yang melahirkan logika dibantu dengan metode
deduksi dan induksi maka akan menghasilkan pengetahuan yang baru. Dengan
metode ilmiah pengetahuan akan dianggap sah adanya.
B. SARAN
Diharapkan pembaca dapat dituntut untuk memikirkan secara mendalam mengenai
logika ilmu dan berpikir ilmiah untuk itu diharapkan memiliki referensi keilmuan
yang mencukupi guna menguasai cabang filsafat tersebut. Hal ini amat penting
mengingat filsafat ilmu adalah akar dari berbagai keilmuan yang terus berkembang
pesat dewasa ini.
DAFTAR PUSTAKA
https://lampung.kemenag.go.id/artikel/15012/kerukunan-antar-umat-beragama-
menurut-pandangan-islam
Daud Ali, Mohammad, 1998. Pendidikan Agama Islam, Jakarata: Rajawalu pers.
Sairin, Weinata. 2002. Kerukunan umat beragama pilar utama kerukunan berbangsa:
butir-butir pemikiran.