Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

FILSAFAT ILMU

UNSUR UNSUR LOGIKA DALAM METODE ILMIAH: ANALISI, SINTESIS


DAN KOMPARASI

Mata Kuliah : filsafat Ilmu

Dosen : Dr. Asril , M.Pd.

Di susun oleh :

KEMAS AMSIR

NIRM : 2021202005

PROGRAM PASCASARJANA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM ( IAI ) AL-AZHAR

2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alikum Warahmatullahi Wabarakatuh.segala puji bagi Allah SWT, yang


telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan
kesehatan sehingga penulis dapat meneyeselaikan makalah mata kuliah filsafat ilmu
dengan judul “ UNSUR UNSUR LOGIKA DALAM METODE ILMIAH:
ANALISIS, SINTESIS DAN KOMPERASI” Kemudian shalawat serta salam kita
sampaikan kepada nabi besar kita Muhammad SAW. yang telah meberikan pedoman
hidup yakni Al-Qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak


kekurangan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan teman-teman.

Demikian makalah ini penulis susun, apabila ada kata-kata yang kurang
berkenan dan banyak terdapat kekurangan, penulis mohon maaf yang sebesar-
besarnya.

Tebing Tinggi , 18-5- 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ….………………………………


KATA PENGANTAR …………………………………
DAFTAR ISI …………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang …………………………………..
B. Rumusan masalah ……………………………….
C. Tujuan …………………………………………….
D. Manfaat……………………………………………

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian logika ……………………………….

B. Macam macam logika…………………………..

C. Pengertian Berpikir ilmiah.........................................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ………………………………………
B. Saran ……………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA…………………………………….
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kerukunan umat beragama adalah hal yang sangat penting untuk mencapai
sebuah kesejahteraan hidup di negeri ini. Seperti yang kita ketahui, Indonesia
memiliki keragaman yang begitu banyak. Tak hanya masalah adat istiadat
atau budaya seni, tapi juga termasuk agama. Masyarakat Indonesia
merupakan masyarakat majemuk yang terdiri dari beragam agama.
Kemajemukan yang ditandai dengan keanekaragaman agama itu mempunyai
kecenderungan kuat terhadap identitas agama masing- masing dan berpotensi
konflik. Indonesia merupakan salah satu contoh masyarakat yang
multikultural. Multikultural masyarakat Indonesia tidak saja kerena
keanekaragaman suku, budaya, bahasa, ras tapi juga dalam hal agama. Agama
yang diakui oleh pemerintah Indonesia adalah agama Islam, Kristen Protestan,
Katolik, Hindu, Buddha dan Kong Hu Chu. Dari agama-agama tersebut
terjadilah perbedaan agama yang dianut masing-masing masyarakat
Indonesia. Dengan perbedaan tersebut apabila tidak terpelihara dengan baik
bisa menimbulkan konfliknya antar umat beragama yang bertentangan dengan
nilai dasar agama itu
sendiri yang mengajarkan kepada kita kedamaian, hidup saling menghormati,
dan
saling tolong menolong
B. Rumusan Masalah
Apa pengertian logika ?
Apa saja unsur-unsur logika?
Apa pengertian dari berpikir ilmiah?
 
C. Tujuan
Adapun tujaun penulisan ini adalah:
1. Mengetahui pengertian dari logika
2. Mengetahui Unsur unsur logika .
5. Mengetahui pengertian dari berpikir ilmiah.
D. Manfaat
Meningkatkan wawasan dan pengetahuan bagi pembaca
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Logika

Logika berasal dari kata Yunani kuno (logos) yang berarti hasil pertimbangan
akal pikiran yang diutarakan lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. Nama
logika untuk pertama kali muncul pada filsuf Cicero (abad ke -1 sebelum
Masehi), tetapi dalam arti “seni berdebat”, Alexander Aphrodisias (sekitar
permulaan abad ke-3 sesudah Masehi adalah orang pertama yang
mempergunakan kata “logika” dalam arti ilmu yang menyelidiki lurus tidaknya
pemikiran kita.[1]

Pengertian Logika (1) 1. Logika adalah ilmu pengetahuan dan kecakapan untuk berpikir
lurus atau ‘ilmu dan kecakapan menalar, berpikir dengan tepat’. 2. Ilmu Pengetahuan
atau kadang hanya disebut ‘ilmu’ (science) adalah kumpulan pengetahuan (knowledge)
tentang pokok tertentu. Kumpulan ini merupakann suatu kesatuan yang sistematis
serta memberikan penjelasan yang dapat dipertanggungjawabkan. Penjelasan tersebut
terjadi dengan menunjukkan sebab-musababny

Logika merupakan cabang filsafat yang bersifat praktis berpangkal pada


penalaran, dan sekaligus sebagai dasar filsafat dan sebagai sarana ilmu. Dengan
fungsi sebagai dasar filsafat dan sarana ilmu logika merupakan “jembatan
penghubung” antara filsafat dan ilmu, yang secara terminologis logika
didefinisikan teori tentang penyimpulan yang sah. Penyimpulan pada dasarnya
bertitik tolak dari suatu pangkal-pikir tertentu, yang kemudian ditarik suatu
kesimpulan. Penyimpulan yang sah, artinya sesuai dengan pertimbangan akal dan
runtut sehingga dapat dilacak kembali sekaligus juga benar, yang berarti dituntut
kebenaran bentuk sesuai dengan isi. Contohnya, pada kupu-kupu mengalami fase
metamorfosa. Karena sebelum menjadi kupu-kupu adanya tahap-tahapan yang
dilalui yaitu yang pertama fase telur kemudian menetas menjadi ulat lalu berubah
menjadi kepompong dan selanjutnya menjadi kupu-kupu. Penyimpulan di atas
dikatakan penyimpulan yang sah karena sesuai dengan kenyataan yang ada dan
tidak dibuat-buat (masuk akal).

Menurut Louis O. Kattsoff (2004), Logika ialah ilmu pengetahuan mengenai


penyimpulan yang lurus. Ilmu pengetahuan ini menguraikan tentang aturan-
aturan serta cara untuk mencapai kesimpulan, setelah didahului oleh suatu
perangkat premis. Contoh penerapan ilmu logika dalam kehidupan misalnya
pada manusia yang mengalami penyakit serak pada tenggorokan maka
pengobatannya dapat dilakukan dengan minum air putih. Logikanya air putih
adalah cairan yang diperlukan manusia untuk menjaga keseimbangan tubuh,
memberi kekuatan kepada leukosit untuk menjalankan tugasnya menghasilkan
makrofag untuk membunuh patogen yang masuk, menjadikan kekebalan tubuh
meningkat sehingga luka yang dihinggapi bakteri akan sembuh dan akhirnya
tenggorokan menjadi lapang dan dikatakan sembuh.

C. Unsur unsur Logika

Pemikiran manusia sesungguhnya terdiri atas tiga unsur. Unsur yang pertama
adalah pengertian-pengertian. Kemudian pengertian-pengertian disusun
sedemikian rupa sehingga menjadi keputusan-keputusan. Akhirnya, keputusan-
keputusan itu disusun sedemikian rupa menjadi penyimpulan-penyimpulan

1. Pengertian¸ menangkap kenyataan tentang sesuatu sebagaimana adanya; artinya


menangkap sesuatu tanpa mengakui atau menging-karinya. Pekerjaan pikiran di sini
adalah mengerti kenyataan, serta membentuk pengertian-pengertian atas dasar
pengetahuan indera; misalnya kenyataan akan adanya: ‘jual-beli’, ‘mobil’, ‘mahal’ ,
dan seterusnya.
2. Keputusan, memberikan keputusan, artinya menghubungkan pengertian yang satu
dengan pengertian lainnya atau memungkiri hubungan itu. Misalnya adanya
hubungan antara ‘harga mobil’ (jumlah yang harus dibayar) dengan keadaan
keuangan seseorang, yang karena hubungan itu kemudian disebut ‘mahal’.
Keputusan itu dinyatakan dalam bentuk pernyataan ‘mobil itu mahal’; pernyataan
ini dalam logikadisebut ‘putusan’.
3. Penyimpulan, menghubungkan keputusankeputusan sedemikian rupa, sehingga dari
satu keputusan atau lebih, akhirnya sampai pada suatu kesimpulan. Atas
dasar‘putusan’ pada point kedua, maka seseorang dapat menyimpulkan, misalnya
‘saya itu tidak jadi membeli mobil itu’.

Pemikiran, penalaran, atau penyimpulan, adalah suatu penjelasan, yang


menunjukkan kaitan atau hubungan antara dua hal atau lebih, yang atas dasar alas
an-alasan tertentu dan dengan langkah-langkah tertentu sampai pada suatu
kesimpulan. Misalnya: Kalimat berita atau putusan. Hubungan antara dua hal
diucapkan secara positif: ‘ini adalah demikian’ atau ‘ini tidak demikian’. ‘Pohon-
pohon tumbang’, ‘gunung Merapi tidak meletus’

Hubungan sebab akibat: ‘ini demikian karena…’. ‘Pohon-pohon tumbang karena ada
angin putting beliung’. Hubungan maksud tujuan: ‘ini demikian untuk…’. ‘Pohon-pohon
ditebang untuk pelebaran jalan’. Hubungan bersyarat: ‘kalau begitu, maka itu bagitu’.
‘Kalau orang membangun jalan di sana, maka pohonpohon perlu ditebang
E. Pengertian Berpikir ilmiah
Berpikir ilmiah adalah berpikir yang logis dan empiris. Logis adalah masuk akal,
dan empiris adalah dibahas secara mendalam berdasarkan fakta yang dapat
dipertanggungjawabkan. (Hillway, 1956) selain itu menggunakan akal budi untuk
mempertimbangkan, memutuskan, dan mengembangkan. Contohnya: Kepler,
seorang ahli astronomi, telah mencatat pengamatan-pengamatan yang banyak
jumlahnya tentang posisi planet Mars. Catatan-catatan ini memberitahukan
kepadanya tentang posisi Mars di ruang angkasa pada berbagai waktu selama
bertahun-tahun, dalam hubungannya dengan matahari pada suatu waktu tertentu.
Masalah yang dihadapi Kepler ialah jalan edar mengitari matahari yang manakah
yang harus ditempuh Mars agar berada pada titik-titik yang telah diamati di
angkasa pada waktu-waktu yang setepatnya.

Menurut Soejono Soemargono (1983) metode ilmiah secara garis besar ada dua
macam, yaitu Metode analitiko sintesa dan metode non deduksi.

Metode analitioko sintesa merupakan gabungan dari metode analisis dan metode
sintesis.[2]

a. Metode analisis

Metode analisis yaitu cara penanganan terhadap sesuatu objek ilmiah tertentu
dengan jalan memilah-milahkan pengertian yang satu dengan pengertian yang
lainnya. Misalnya, seorang filusuf memahami kata atau istilah “keberanian”. Dari
segi ekstensi, dia mengungkapkan makna kata ini berdasarkan bagaimana kata ini
digunakan, dan mengetahui sejauh mana kata “keberanian” menggambarkan
realitas tertentu. Apabila kita menggunakan metode analisis, dalam babak terakhir
kita memperoleh pengetahuan analitis.

b. Metode sintesis

Metode sintesis yaitu cara penanganan terhadap sesuatu objek tertentu dengan cara
menggabungkan pengertian yang satu dengan pengertian yang lainnya sehingga
menghasilkan sesuatu pengetahuan yang baru. Contohnya, (1) Ilmu adalah aktifitas,
(2) Ilmu adalah metode, (3) Ilmu adalah produk. Jadi, hasil sintetisnya yaitu Ilmu
adalah aktifitas, metode, dan produk.

c. Metode Komparasi

Metode secara komparasi adalah berusaha menyimpulkan dengan


menggantikan apa yang dicoba dibuktikan dengan sesuatu yang serupa dengan hal
tersebut, namun yang lebih dikenal.
Dimisalkan kita ingin membuktikan adanya Tuhan berdasarkan susunan dunia
tempat kita hidup. Dalam hal ini mengatakan sebagai berikut. Perhatikanlah
sebuah jam. Seperti halnya dunia, jam tersebut juga merupakan mekanisme yang
terdiri dari bagian-bagian yang sangat erat hubungnya satu sama lain. Kiranya
tidak seorangpun beranggapan bahwa sebuah jam dapat membuat dirinya sendiri
atau terjadi secara kebetulan. Dengan demikian secara analogi adanya dunia juga
menunjukan ada pembuatnya. Karena dunia kita sangat rumit susunannya dan
bagian-bagianya berhubungan sangat erat satu sama lain dengan baik
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari makalah, penulis dapat menyimpulkan bahwa dalam mempelajari suatu nilai
kebenaran, manusia dituntut untuk bisa memanfaatkan wahana berpikir yang
dimilikinya, manusia juga harus mampu memposisikan dirinya diposisi kebenaran.
Hal yang harus dilakukan manusia adalah menempatkan penalaran. Penalaran sebagai
salah satu langkah menemukan titik kebenaran. Pengetahuan inilah yang disebut
dengan ilmu dan ilmu inilah yang membuat manusia bisa berpikir.

Didalam penalaran ditemukan logika. Logika melahirkan deduksi dan induksi, secara
umum induksi dan induksi suatu proses pemikiran untuk menghasilkan suatu
kesimpulan yang benar didasarkan pada pengetahuan yang dimiliki. Metode ilmiah
berkaitan dengan gabungan dari metode Sintesis,Analisis dan komparasi. Jadi suatu
proses pemikiran dapat dituangkan dalam pembuatan metode ilmiah dan juga
membuktikan tentang penalaran yang melahirkan logika dibantu dengan metode
deduksi dan induksi maka akan menghasilkan pengetahuan yang baru. Dengan
metode ilmiah pengetahuan akan dianggap sah adanya.

B. SARAN
Diharapkan pembaca dapat dituntut untuk memikirkan secara mendalam mengenai
logika ilmu dan berpikir ilmiah untuk itu diharapkan memiliki referensi keilmuan
yang mencukupi guna menguasai cabang filsafat tersebut. Hal ini amat penting
mengingat filsafat ilmu adalah akar dari berbagai keilmuan yang terus berkembang
pesat dewasa ini.

DAFTAR PUSTAKA

https://lampung.kemenag.go.id/artikel/15012/kerukunan-antar-umat-beragama-
menurut-pandangan-islam

Wahyuddin.dkk. 2009. Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta;


PT. Gramedia Widiasarana Indonesia

Daud Ali, Mohammad, 1998. Pendidikan Agama Islam, Jakarata: Rajawalu pers.

Sairin, Weinata. 2002. Kerukunan umat beragama pilar utama kerukunan berbangsa:
butir-butir pemikiran.

Anda mungkin juga menyukai